dengan sikat gigi saja. Anggapan seperti ini bisa benar, tetapi bisa juga salah, artinya tidak
hanya dengan sikat gigi saja. Yang terpenting disini bukanlah persoalan benar atau tidak,
tetapi bagaimana masyarakat mengerti manfaat dari setiap unsur yang mendukung
pemeliharaan atau pencegahan kerusakan gigi.
Diantara unsur yang ada tersebut adalah zat fluor yang ada di pasta gigi, yang digunakan
setiap hari pada waktu sikat gigi. Zat tersebut berperan penting dalam pencegahan kerusakan
gigi.
B. Tujuan
Penggunaan fluor dapat dijadikan program peningkatan kesehatan gigi. Fluor bukan
untuk menyembuhkan gigi yang sudah rusak, tetapi memperkuat daya tahan gigi terhadap
pengaruh keasaman yang menyebabkan gigi berlubang. Fluor berfungsi melapisi struktur gigi
dan ketahanannya terhadap proses pembusukan serta pemicu proses mineralisasi. Unsur
kimia dalam zat ini mengeraskan email gigi pada persenyawaannya. Sehingga, tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu bentuk sosialisasi bagi pembaca mengenai
penggunaan flour dalam bahan-bahan rumah tangga.
Hasil uji klinik dari pasta gigi yang mengandung fluor memperhatikan adanya penurunan insidensi
karies yang bervariasi antara 17% pada penduduk yang tinggal di daerah yang mengandung kadar
fluor optimum sampai 34% pada penduduk dari daerah yang kadar kandungan fluornya nol. Oleh
karena itu, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor harus dianjurkan pada semua orang. Akan
tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umumnya mereka masih
belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan
pasta gigi yang kini terdapat dipasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12
mm pasta gigi pada sikat gigi), meskipun ada juga yang mengandung 1,45 mg F/g. Diduga bahwa
anak-anak pra sekolah rata-rata menelan 0,3-0,4 g setiap kali menggosok gigi sehingga jumlah fluor
yang masuk ke tubuh tiap harinya bisa mencapai 0,5 mg. Pada level ini, walaupun bahaya terhadap
kesehatan tubuh tidak ada, tidak mustahil terjadi fluorosis email pada gigi yang sedang tumbuh jika
anak tersebut juga diberi tablet fluor. Tidaklah praktis menganjurkan pemakaian pasta gigi yang tak
mengandung fluor pada satu individu sedangkan individu lainnya pada keluarga itu dianjurkan
memakai pasta yang mengandung fluor. Oleh karena itu, kalau anak pra sekolah telah
mengkonsumsi tablet fluor, orang tuanya harus dinasehati agar membatasi penggunaaan pasta gigi
fluor sebesar 0,3 g saja yang besarnya kira-kira sama dengan ukuran kacang polong kecil. Kekerapan
penyikatanpun hendaknya dibatasi sampai dua kali saja.