MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
NOMOR 472 /KMK.01/2014
TENTANG
RAPAT PIMPINAN KEMENTERIAN KEUANGAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa sebagai pedoman dalam _penyelenggaraan
Rapat Pimpinan Kementerian Keuangan guna merumuskan
kebijakan dan menyelesaikan permasalahan yang timbul
dalam pelaksanaan kebijakan di lingkungan Kementerian
Keuangan, telah ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 197/KMK.01/2007 tentang Tata Tertib’ Rapat
Pimpinan Departemen Keuangan;
b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 197/KMK.01/2007
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipandang sudah
tidak sesuai dengan dinamika penyelenggaraan Rapat
Pimpinan di lingkungan Kementerian Keuangan;
c. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
pada huruf b dan guna penyelenggaraan Rapat Pimpinan
yang lebih efektif dan efisien, perlu menetapkan kembali
ketentuan yang mengatur penyelenggaraan Rapat Pimpinan
di lingkungan Kementerian’ Keuangan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Keuangan tentang Rapat Pimpinan
Di Lingkungan Kementerian Keuangan;
1, Keputusan Presiden Nomor 60/P Tahun 2013;
2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG RAPAT
PIMPINAN KEMENTERIAN KEUANGAN.PERTAMA,
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
MENTERL
EPUBLIK INDONESIA
Menetapkan Rapat Pimpinan Kementerian Keuangan, yang
selanjutnya disebut Rapat Pimpinan, adalah rapat yang
diselenggerakan di lingkungan Kementerian Keuangan dan
dipimpin oleh Menteri Keuangan.
Rapat Pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Diltum
PERTAMA terdiri dari:
a. Rapat Pimpinan Umum;
b, Rapat Pimpinan Khusus;
c. Rapat Pimpinan Terbatas; dan
d. Rapat Pimpinan Koordinasi.
Penyelenggaraan Rapat Pimpinan sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA, dalam hal Menteri Keuangan
berhalangan, Menteri Keuangan dapat menunjuk Wakil Menteri
Keuangan atau pejabat eselon I terkait untuk memimpin
Rapat Pimpinan berkenaan.
Penyelenggaraan Rapat Pimpinan sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal
c.q. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan,
Selain menyelenggarakan Rapat Pimpinan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, Sekretariat Jenderal
cq. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan juga
menyelenggarakan rapat di lingkungan Kementerian Keuangan
yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan.
Dalam menyelenggarakan Rapat Pimpinan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEEMPAT dan menyelenggarakan
rapat di lingkungan Kementerian Keuangan yang dipimpin
oleh Wakil Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KELIMA, Sekretariat Jenderal c.q. Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan berpedoman pada Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
Guna mendukung _penyelenggaraan Rapat —_Pimpinan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dan rapat
di lingkungan Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Wakil
Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KELIMA, Sekretariat Jenderal c.g. Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan juga melaksanakan pendampingan
untuk:
a, Rapat Pimpinan sebagaimana_ dimaksud ~— dalam
Diktum KEDUA;
b. rapat di lingkungan Kementerian Keuangan yang dipimpin
oleh Wakil Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KIBLIMA; danKEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
c. kegiatan kedinasan lain yang dilakukan oleh Menteri
dan/atau Wakil Menteri Keuangan baik di dalam maupun
diluar Kementerian Keuangan,
dengan berpedoman pada tugas dan fungsi Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
dan perubahannya.
Ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan_ pendampingan
oleh Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KETUJUH ditetapkan dengan
Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan.
Pada saat Keputusan Menteri ini mulai__berlaku,
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 197/KMK.01/2007
tentang Tata Tertib Rapat Pimpinan Departemen Keuangan,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Keputusan Menteri ini mulai berlalku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Wakil Menteri Keuangan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan;
4
Para Direktur Jenderal dan Kepala Badan di lingkungan
Kementerian Keuangan;
5. Para Staf Ahli/Khusus di lingkungan Kementerian
Keuangan;
6. Para Sekretaris Direktorat Jenderal/
Inspektorat Jenderal/Badan dan Kepala Biro Umum
Sekretariat Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2014
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
td.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO.UMUM~LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 472 /KMIK.01/2014
TENTANG RAPA PIMPINAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PEDOMAN UMUM
RAPAT PIMPINAN KEMENTERIAN KEUANGAN
A. KETENTUAN UMUM
de
»
Rapat Pimpinan Kementerian Keuangan, yang sclanjutnya disebut Rapat
Pimpinan, adalah rapat yang diselenggarakan di lingkungan Kementerian
Keuangan dan dipimpin oleh Menteri Keuangan.
Rapat Pimpinan Umum (Rapimum), adalah Rapat Pimpinan di lingkungan
Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan, dihadiri oleh
Wakil Menteri Keuangan dan/atau seluruh pejabat eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan dan dilaksanakan secara rutin menurut periode
waktu tertentu berdasarkan kebijakan Menteri Keuangan.
Rapat Pimpinan Khusus (Rapimsus) adalah Rapat Pimpinan di lingkcungan
Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan, dihadiri
hanya oleh Wakil Menteri Keuangan dan/atau seluruh pejabat csclon 1
di lingkungan Kementerian Keuangan dan dilaksanakan secara
sewaktu-waktu berdasarkan permintaan Menteri Keuangan atau Wakil
Menteri Keuangan atau unit eselon I.
Rapat Pimpinan Terbatas (Rapimtas) adalah Rapat Pimpinan di linglvingan
Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan yang dihadiri
oleh Wakil Menteri Keuangan dan/atau scbagian pejabat esclon I atau
pejabat lainnya di lingltungan Kementerian Keuangan.
Rapat Pimpirian Koordinasi (Rapimkor) adalah Rapat Pimpinan
di lingiungan Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan
yang dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan dan/atau pejabat eselon 1
atau pejabat lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan dan pejabat
Kementerian Negara/lembaga/badan/organisasi lain diluar
Kementerian Keuangan.
Rapat Wakil Menteri Keuangan adalah rapat di lingkungan Kementerian
Keuangan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan,
Bahan rapat adalah materi yang disiapkan untuk dibahas dalam rapat.
Risalah rapat adalah ringkasan jalannya Rapat Pimpinan atau Rapat Wakil
Menteri Keuangan yang memuat pokok-pokok pembicaraan rapat yang
dilengkapi dengan kesimpulan serta tindak lanjut.
Laporan pendampingan adalah laporan pelaksanaan pendampingan
kegiatan kedinasan Menteri Keuangan atau Wakil Menteri Keuangan selain
Rapat Pimpinan dan Rapat Wakil Menteri Keuangan.
10, Matriks Tindak Lanjut (MTL) Rapat adalah matriks yang berisi:
a. informasi-informasi yang terkait;
b. kesimpulan/hasil;MERTERI KEUANGAN
REPUBLCINDOBESIA
c, tindalr lanjut;
d. unit penanggung jawab tindak lanjut; dan
e. target waktu penyelesaian tindak lanjut,
atas penyclenggaraan pendampingan Menteri Keuangan dan Wakil
Menteri Keuangan.
11. Dokumen pendampingan adalah dokumen hasil pendampingan yang terdiri
dari
a, risalah rapat/laporan pendampingan;
b. MTL Rapat;
c. bahan rapat;
d. daftar hadir; dan
e. dokumen pelengkap lainnya.
12. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, yang sclanjutnya disingkat
Pushaka adalah unit eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
yang memiliki tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor PMK.184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan.
B, SIFAT DAN PELAKSANAAN RAPAT
1. Sifat Rapat
a. Rapat bersifat tertutup.
b, Bahan rapat, pembicaraan, serta hasil rapat bersifat rahasia.
c. Bahan rapat dikoordinasikan oleh Pushaka dan didistribusikan kepada
peserta rapat sesuai dengan karakteristik rapat.
d. Rapat dihadiri oleh pejabat eselon I dan/atau pejabat lain di lingkungan
Kementerian Keuangan, dan/atau pihak lain yang diundang
berdasarkan jenis rapat. Dalam hal pejabat yang diundang berhalangan
hadir maka pemberitahuan dan permintaan izin diajukan kepada
pimpinan rapat sebelum rapat dimulai.
e. Pada Rapimum, peserta rapat dapat didampingi dan dapat menunjuk
pejabat setingkat Bsclon I untuk mewakili serta membahas
permasalahan rutin.
Contoh: Rapat Pimpinan Kinerja, Rapat Pimpinan Pemantauan Dini
Perekonomian, Rapat Pimpinan Akhir Tahun Anggaran,METER! KEUANGAN
REPUBLIC INDONESIA
“3
Pada Rapimsus, peserta rapat tidak dapat diwakilkan dan tidak boleh
didampingi serta membahas permasalahan khusus,
Contoh: Board Meeting.
Pada Rapimtas, peserta rapat terbatas pada tema yang terkait sesuai
undangan, dapat didampingi dan dapat menunjuk pejabat setingkat
Eselon Il untuk mewakili serta membahas kasus tertentu yang hanya
melibatkan beberapa Unit Eselon I
Pada Rapat Wakil Menteri Keuangan, peserta rapat terbatas pada tema
yang terkait sesuai undangan, dapat didampingi dan dapat menunjulk
peiabat setingkat Esclon II untuk mewakili serta membahas
permasalahan tertentu berdasarkan arahan Menteri Keuangan, inisiatif
Wakil Menteri Keuangan, usulan unit eselon J, dan pertimbangan lain
yang menurut Wakil Menteri Keuangan perlu diagendakan rapat.
. Persiapan Rapat
a.
Pushaka menyusun agenda kegiatan Menteri/Wakil Menteri Keuangan
yang akan dibahas dalam rapat berdasarkan:
1) arahan Menteri Keuangan;
2) arahan Wakil Menteri Keuangan;
3) usulan Unit Eselon I;
4) matriks tindak lanjut rapat;
§) agenda atau materi rapat yang belum selesai dibahas dalam rapat
sebelumnya; dan
6) surat/surat undangan/pemberitahuan dari pihak —_diluar
Kementerian Keuangan.
Pushaka menyusun surat undangan/pemberitahuan penyelenggaraan
rapat.
Surat undangan rapat ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atau
Kepala Pushaka atas nama Sekretaris Jenderal kecuali untuk rapat
tertentu yang karena sifat dan cakupannya dikelola oleh unit lain.
Pushaka atau unit eselon I terkait atau unit lain menyiapkan bahan
rapat sesuai arahan Menteri Keuangan dan/atau Wakil Menteri
Keuangan dengan mempertimbangkan sifat dan tujuan rapat.
Pushaka menyiapkan briefing sheet rapat sesuai arahan
Menteri Keuangan dan/atau Wakil Menteri Keuangan dengan
mempertimbanglan sifat dan tujuan rapat.
Pushaka mengoordinasikan penyiapan dan penyajian bahan rapat
kepada Menteri Keuangan dan/atau Wakil Menteri Keuangan.ys
ENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
4.
3. Pelaksanaan rapat
a.
Rapat dilaksanakan sesuai dengan waktu, tempat, dan agenda yang
telah ditentukan dalam undangan.
Pimpinan rapat dapat menunda atau membatalkan rapat.
Pimpinan rapat dapat meminta pejabat atau pihak lain yang tidak
berkepentingan untuk meninggalkcan ruang rapat.
Peserta rapat atas seizin pimpinan rapat dapat mengusulkan agenda
pembahasan yang sebelumnya tidak diagendakan.
Pimpinan rapat menetapkan pokok-pokolk putusan dan/atau simpulan
yang dihasilkan dalam rapat.
Pokok-pokok putusan dan/atau simpulan yang dihasilkan dalam rapat
wajib ditindaklanjuti oleh Unit Eselon J atau pejabat terkait.
Dalam rapat-rapat tertentu yang ditentukan oleh Menteri Keuangan,
kesimpulan dan tindak lanjut rapat dibacakan dan/atau
ditandatangani oleh peserta rapat.
Seluruh peserta rapat wajib menjaga ketertiban rapat.
Pushaka = melakukan — pendampingan, —pencatatan, dan
pendokumentasian pelaksanaan rapat
Petugas pendamping wajib menjaga kerahasiaan agenda rapat, bahan
rapat, isi pembicaraan rapat, dan hasil rapat.
4, Tata Tertib Peserta Rapat
Peserta rapat hadir minimal 15 menit sebelum rapat dimulai.
Peserta rapat mengisi daftar hadir.
Peserta rapat dilarang merekam jalannya rapat.
Peserta rapat wajib menjaga kerahasiaan bahan rapat, isi pembicaraan
rapat, dan hasil rapat.
C, TINDAK LANJUT SERTA PENATAUSAHAAN HASIL RAPAT
1. Ti
a.
b.
indak Lanjut Hasil Rapat
Dalam setiap rapat, Pushaka menyusun dan menatausahakan risalah
rapat/laporan pendampingan dan MT! Rapat.
Risalah rapat ditandatangani oleh Kepala Pushaka untuk kepentingan
Menteri Keuangan dan/atau Walcil Menteri Keuangan,i,
kk.
MERTER! KEUANGAN
REPUBLIC INDONESIA
-5-
MTL Rapat ditandatangani oleh Kepala Pushaka dan dikirimkan kepada
Pimpinan Unit Eselon I dan/atau pejabat penanggung jawab tindak
lanjut rapat.
‘Target waktu penyelesaian tindak lanjut rapat ditetapkan oleh
pimpinan rapat, Dalam hal tidak dinyatakan secara tegas, target waktu
penyclesaian tindak lanjut rapat ditetapkan oleh Kepala Pushaka
berdasarken pertimbangan urgensi dan waktu wajar yang dibutuhkan
untuls menyelesaikan tindak lanjut tersebut.
Unit Bselon I dan pejabat/pihak terkait yang menerima MTL Rapat wajib,
menjaga kerahasiaan serta mengarsipkannya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Unit selon I dan pejabat/pihak terkait yang menerima MTL Rapat dapat
mengajukan permintaan perbaikan MTL Rapat kepada Pushaka.
Surat permintaan tersebut ditandatangani oleh minimal pejabat
Eselon Il.
Kepala Pushake melakukan reviu permintaan perbaikan MTL Rapat dan
mengirimkan kembali MTL Rapat yang telah diperbaiki kepada Pimpinan
Unit Eselon I dan/atau pejabat penanggung jawab tindak lanjut
rapat tersebut.
. Unit eselon I peserta rapat dapat meminta risalah rapat dan/atau pokok-
pokok kesimpulan Rapat dengan menyampaikan surat permintaan yang
ditujukan kepada Kepala Pushaka. Surat permintaan _tersebut
ditandatangani oleh minimal pejabat Eselon I yang terkait dengan
materi rapat.
Pimpinan Unit Eselon I menunjuk penghubung antara Pushaka dengan
Unit Esclon I untuk mengoptimalkan pemantauan capaian tindak lanjut
hasil rapat.
Pushaka memanfaatkan Sistem Pemantauan Harian/Daily Activity
Monitoring System (DAMS) untuk mengadministrasiken dan memantau
tindal lanjut hasil rapat.
Pushaka melakukan pemantauan capaian tindak lanjut hasil rapat
melalui pemantauan langsung, pembahasan dengan Unit Eselon 1, dan
pemantauan interaktif melalui DAMS.
Pushaka menyusun laporan pemantauan tindak lanjut _hasil
Rapat Pimpinan dan Rapat Wakil Menteri Keuangan untuk disampaikan
kepada Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan secara periodik.
Pushaka menyampaikan capaian tindak lanjut hasil Rapat Pimpinan dan
Rapat Wakil Mentcri Keuangan kepada pimpinan Unit Eselon I secara
periodik.MENTEAI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
He
n. Terhadap tindak lanjut hasil rapat yang belum selesai, Pushaka dapat
melakukan langkah-langkah penyelesaian melalui koordinasi dengan
unit terkait atau mengusulkan untuk dibahas kembali dalam
Rapat Pimpinan atau Rapat Wakil Menteri Keuangan.
2. Penatausahaan Dokumen Pendampingan
a. Pushaka menatausahakan dokumen pendampingan yang terdiri dari:
1) risalah rapat/laporan pendampingan;
2) MTL Rapat;
3) bahan rapat;
4) daftar hadir; dan
5) dokumen pelengkap lainnya.
b. Penatausahaan dokumen pendampingan dilalcukan sebagai berikut:
1) arsip/berkas hardeopy dokumen —pendampingan _disimpan,
dikelompokkan, dan diadministrasikan;
2) arsip/berkas hardcopy dokumen pendampingan yang telah
diadministrasikan selanjutnya disimpan di ruang arsip;
3) data soficopy dokumen pendampingan dilakukan backup data secara
berkala;
4) bahan rapat yang dikirim via email diunduh, disimpan, dan
dilakukan backup secara berkala;
5) dokumen softcopy maupun hardcopy disimpan secara terpusat; dan
6) sesuai aturan perundang-undangan terkait pengarsipan, dokumen
pendampingan akan dimusnahkan secara berkala.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
td.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO UMUNE,
ul