Anda di halaman 1dari 142

Hai Sobat Pembelajar

Bagaimana pembelajarannya?

E-LEARNING
Menarik kan?
Berikut ini Kang Edu berikan
kompilasi materi yang telah Sobat
PENGENALAN MANAJEMEN RISIKO
pelajari pada mata pelajaran ini.

Untuk melihat kompilasi materinya,


silahkan scroll ke bawah ya…
PPITA-Tahap Perencanaan: Konsep

E-Learning Pengenalan PRO UKI


Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan


mampu menjelaskan perencanaan Pemantauan
Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas (PPITA) sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
940/KMK.09/2017.
1 KONSEP
AGENDA PERENCANAAN PPITA

2 PROSES
PERENCANAAAN PPITA
Submateri 1
Konsep Perencanaan PPITA
KEYAKINAN MEMADAI
Three lines of defense

Berkelanjutan
Evaluasi terpisah UKI (Lini II)
Tindak lanjut

PPITA
EPITE [EKR]+[PPU]

GAMBARAN UMUM PEMANTAUAN


PENGENDALIAN INTERN Laporan Efektivitas PI
(KMK 940/2017)
Pernyataan
Manajemen
P P I T A
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN
PENGENDALIAN
Pemilihan Proses Bisnis Uji Kepatuhan BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN
Pemetaan Rancangan DUPU KOMUNIKASI
Pengendalian (PPTIK)
Evaluasi Kecukupan Uji Keakuratan
Rancangan PELAPORAN
Penyusunan Tabel Observasi Laporan Temuan
Rancangan Pengendalian TRP Segera
(TRP) TOPU
Laporan Temuan
Penetapan Jumlah Sampel Berindikasi Fraud
Reperformance
Penyusunan Perangkat
TPPU TRPU
Pemantauan
LHPPU
Penyusunan Rencana
Pemantauan Tahunan RPT
Laporan Akhir
Penyusunan Jadwal dan Triwulanan
JSD
Sumber Daya
Submateri 2
Proses Perencanaan PPITA
TAHAPAN PERENCANAAN
PPITA
1. PEMILIHAN PROSES BISNIS
1.
Keterkaitan
dengan
2. SS/roadmap
Perhatian
masyarakat Hasilnya
/pimpinan Menggunakan Dikoordinasikan menjadi dasar
4 Faktor Risiko oleh UKI-E1 pelaksanaan
3. PPITA
Berpengaruh
thd Citra
Kemenkeu 4. Hasil
Penilaian RM
terutama
Risiko Fraud
2. PEMETAAN RANCANGAN
PENGENDALIAN

TUJUAN
• memahami proses bisnis,
• mengidentifikasi risiko utama dan
rancangan pengendaliannya,
• menentukan pengendalian utama
LANGKAH-LANGKAH
a. Pemahaman c. Identifikasi
Proses Bisnis Pengendalian

b. Identifikasi Risiko d. Penentuan


Utama Pengendalian Utama

Pemetaan rancangan pengendalian dikoordinasikan oleh UKI-E1 dengan melibatkan


perwakilan unit operasional atau pelaksana pemantauan di bawahnya.
a. PEMAHAMAN PROSES BISNIS

UKI perlu memperoleh gambaran yang jelas


mengenai:

• Urutan proses
• Penanggung jawab
• Waktu pelaksanaan
• keluaran
METODE
REVIU OBSERVASI
dan memahami kebijakan, - mengetahui kesesuaian dokumen
prosedur, dan dokumentasi kebijakan dan prosedur dengan
terkait sistem informasi. kondisi sesungguhnya;
- pada saat transaksi diinput ke
dalam sistem/aplikasi

METODE

WAWANCARA PENELUSURAN
tanya jawab dengan personel yang menelusuri proses secara
terlibat dalam proses menyeluruh dari awal sampai akhir
(end-to-end) mulai suatu transaksi
diinisiasi, dicatat, diotorisasi, diolah,
dan dilaporkan.
SOP
PEMETAAN PROSES
BISNIS
Tahapan A1
Probis A
Probis 5

Kelompok Probis A
Tahapan B1
Probis B Kelompok Probis B
Tahapan B2
Kelompok Probis C
Tahapan C1
Probis C
Tahapan C2
b. IDENTIFIKASI RISIKO UTAMA

potensi kesalahan dalam alur proses yang dapat


menghambat/menggagalkan pencapaian tujuan proses bisnis.

Cara Identifikasi

mengacu pada
mengajukan dapat dibantu dengan kegiatan utama dalam
pertanyaan risiko menentukan terlebih dahulu proses bisnis yang
utama pada proses tujuan pengendalian (control memiliki keluaran
bisnis utama tersebut objective) setiap kegiatan utama
utama dalam proses bisnis

dapat berupa kekeliruan (errors) atau agar tidak terjadi identifikasi


pelanggaran yang disengaja misalnya kelengkapan, pengendalian berlebihan (over
keabsahan, atau akurasi control) dan terlalu
(irregularities).
dokumen. mengada-ada
IDENTIFIKASI RISIKO UTAMA

!
Kegagalan atau tidak dijalankannya pengendalian serta
kendala sumber daya bukan merupakan risiko utama;

Kesalahan yang dilakukan oleh pihak di luar unit yang


melaksanakan proses bisnis bukanlah risiko utama, tetapi
respon yang tidak tepat oleh unit yang melaksanakan proses
bisnis atas kesalahan pihak luar tersebut dapat menjadi risiko
utama.
c. IDENTIFIKASI PENGENDALIAN

“Manual”,
Jenis
Identifikasi pengendalian yang “application control”, atau
Pengendalian “IT Dependent Manual (ITDM)”
ditetapkan untuk mencegah
atau mendeteksi risiko

identifikasi
utama
Pelaksana Pihak yang melaksanakan
pengendalian yang ditetapkan Pengendalian kegiatan pengendalian tersebut.
merupakan pengendalian yang
telah ditetapkan dalam
SOP/peraturan/kebijakan
tertulis lainnya Dokumen Dokumen-dokumen yang terkait,
Pendukung input, output atau kertas kerja, dll
d. PENENTUAN PENGENDALIAN UTAMA

DEFINISI KARAKTERISTIK
kegagalan pengendalian akan
mempengaruhi tujuan proses bisnis dan
Pengendalian utama merupakan
tidak dapat dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian yang ketika dievaluasi pengendalian-pengendalian yang lain,
dapat memberikan kesimpulan dan/atau
tentang kemampuan keseluruhan
sistem pengendalian intern dalam pelaksanaan pengendalian akan mencegah
mencapai tujuan proses bisnis yang atau mendeteksi kegagalan sebelum
ditetapkan kegagalan tersebut memiliki pengaruh
material terhadap tujuan proses bisnis
HASIL PEMETAAN RANCANGAN PENGENDALIAN
Hasil pemetaan rancangan pengendalian dituangkan ke dalam Tabel
Rancangan Pengendalian (TRP) kolom (1) sampai dengan kolom (9).

Pemahaman Proses Identifikasi Identifikasi


Bisnis Penentuan
Risiko Utama Pengendalian
Pengendalian Utama
3. EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN

Proses bisnis yang terdiri atas kumpulan


kegiatan utama yang telah dipetakan perlu
dievaluasi kecukupan rancangannya.

Rancangan pengendalian pada suatu proses Bila tidak cukup, sebaiknya tidak
bisnis dinyatakan cukup apabila seluruh dilakukan pemantauan sebelum
kegiatan utama dinyatakan memadai pengendalian internnya diperbaiki.
rancangan pengendaliannya.

Bila tidak memadai, direkomendasikan


penambahan pengendalian utama yang
Kegiatan utama dinyatakan memadai apabila
belum tersedia ke dalam SOP/
seluruh risiko utama telah dilengkapi dengan
peraturan/kebijakan tertulis lainnya.
pengendalian utama.
HASIL EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN
Hasil evaluasi kecukupan rancangan dituangkan ke dalam Tabel Rancangan
Pengendalian (TRP) kolom (10) dan isian Kesimpulan EKR
EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN
Contoh Proses Bisnis yang Rancangan Pengendaliannya dinyatakan CUKUP.

Pengendalian
Kegiatan Risiko Utama
Memadai
Utama 1 Utama Pengendalian
Tidak Utama

Pengendalian
PROSES Kegiatan Risiko Tidak Utama
BISNIS A Utama 2 Utama Memadai
Pengendalian
Utama

Pengendalian
Kegiatan Risiko Utama
Utama 3 Utama Memadai
Pengendalian
Tidak Utama

Seluruh risiko utama pada seluruh kegiatan utama telah dilengkapi dengan pengendalian
utama.
HASIL EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN

Risiko 1 Pengendalian 1 Utama Memadai

Risiko 2 Pengendalian 2 Utama Memadai


Risiko 3 Pengendalian 3 Utama Memadai

Dilakukan
Pemantauan
EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN
Contoh Proses Bisnis yang Rancangan Pengendaliannya dinyatakan TIDAK CUKUP.
Pengendalian
Kegiatan Risiko Utama
Pengendalian
Memadai
Utama 1 Utama
Tidak Utama

Pengendalian
PROSES Kegiatan Risiko Tidak Utama Tidak
PROSES Utama 2 Utama
BISNIS B Pengendalian Memadai
BISNIS B
Tidak Utama

Pengendalian
Kegiatan Risiko Tidak Utama
Utama 3 Utama Memadai
Pengendalian
Utama

Terdapat kegiatan utama yang risiko utamanya tidak dilengkapi dengan pengendalian utama.
HASIL EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN

Risiko 1 Pengendalian 1 Utama Memadai


Tidak
Risiko 2 Pengendalian 2 Utama Memadai
Risiko 3 Pengendalian 3 Utama Memadai

Defisiensi

Perbaiki rancangan
Tidak Simpulan
pengendalian
Dilakukan
Pemantauan Akhir (4F)
4. PENYUSUNAN TABEL RANCANGAN PENGENDALIAN
5. PENETAPAN JUMLAH SAMPEL

Sensus PENGUJIAN Sampling


ATRIBUT
LANGKAH-LANGKAH

Memperkirakan Jumlah 1-99 100-499 > 500


1 Popuasi (Sensus) (Sensus/Sampling) (Sampling)

2 Menetapkan TDR Fix 5%

Tergantung pd 1%, 2.5%, Konservatif


3 Menetapkan EPDR Keberagaman Populasi 3.5%, 4% 2.5%

5% (EPITE Rendah 10% (EPITE


4 Menetapkan ARO
atau Sedang) Tinggi)

Tuangkan dalam Kertas Kerja


Penetapan Jumlah Sampel
EPDR
Expected Population Deviation Rate merupakan tingkat penyimpangan yang
diperkirakan terjadi dalam populasi.

EPDR menggambarkan homogen atau heterogennya suatu populasi.

Semakin homogen suatu populasi maka semakin rendah EPDR dan semakin
sedikit sampel yang diperlukan untuk menguji keseluruhan populasi, demikian
sebaliknya.

Dalam rangka keseragaman, UKI-E1 dapat menetapkan EPDR untuk seluruh


UKI di lingkungannya.

Contoh:
1. Kegiatan pengendalian yang dilakukan oleh satu orang akan lebih
homogen dibandingkan dengan yang dilakukan oleh banyak orang.
2. Beban kerja yang merata setiap bulan akan menghasilkan pekerjaan yang
lebih homogen dibandingkan yang tidak merata.
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL

Jumlah Populasi >500


TDR: 5%

EPDR
EPITE Akhir ARO
1% 2,5% 3,5% 4%

Tinggi 10% 77 158 500 873

Sedang
5% 93 234 624 1348
Rendah

jumlah sampel yang diambil


Jika unit kerja belum memiliki hasil EPITE,
maka EPITE diasumsikan Sedang atau
Rendah dan ARO ditetapkan 5%.
PENYESUAIAN JUMLAH SAMPEL

Dalam hal jumlah populasi


kurang dari 500 (lima ratus) untuk populasi 400 unit,
dan menggunakan jumlah sampel sebelum
sampling, dilakukan koreksi adalah 77.
penyesuaian jumlah sampel Jumlah sampel setelah
dengan faktor koreksi
contoh koreksi:
sebesar:
= n√{1 - (n/N)}
n√{1 - (n/N)} = 77√{1 - (77 / 400)}
n: jumlah sampel, = 69
N: jumlah populasi
PENYESUAIAN JUMLAH SAMPEL
sampel per bulan

Januari: 5
Februari: 7
Maret: 5

77 di-breakdown
April: 5
Mei: 5
Juni: 5
Juli: 5
sampel dalam satu Agustus: 5
tahun September: 5
Oktober: 10
November: 10
Desember: 10
KERTAS KERJA PENETAPAN SAMPEL
KERTAS KERJA PENETAPAN SAMPEL
[NAMA UNIT ESELON I]

Disusun oleh/tanggal/paraf: …………………………………


Direviu oleh/tanggal/paraf: ………………………………….

TDR = 5% (lima per seratus)


ARO = …. (a)

Sensus/
No. Proses Bisnis Perkiraan Populasi EPDR Jumlah Sampel
Sampling
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5% atau 10% sesuai dengan kategori dapat berupa range, Support data dari UKI
hasil EPITE akhir misal: P & UKI W
500 s.d. 5000
6. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMANTAUAN

TPPU TRPU

DUPU TOPU
TABEL PEMANTAUAN PENGENDALIAN UTAMA
(TPPU)

Proses Bisnis A

Pengendalian Utama 1

Pengendalian Utama 2

Pengendalian Utama 3

Pengendalian Utama 4

CUKUP
TABEL PEMANTAUAN PENGENDALIAN UTAMA (TPPU)

Dapat diisi:
1) AUP ok
2) AUP & AUL ok
3) AUP & AL ok
4) AUP, AUL, & AL ok
DAFTAR UJI PENGENDALIAN UTAMA (DUPU)

DAFTAR UJI PENGENDALIAN UTAMA (DUPU)

Nama Proses Bisnis : …………………………………………………………….


Nomor Pengendalian Utama: …………………………………………………..
Uraian Pengendalian Utama: …………………………………………………..

Nomor Nomor Atribut


Atribut Utama Atribut Reperformance/
Pengendalian Dokumen/ Utama Ket. Kesimpulan
Tgl Pengendalian Lainnya Observasi
Utama Sampel Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


TABEL OBSERVASI PENGENDALIAN UTAMA (TOPU)

TABEL OBSERVASI PENGENDALIAN UTAMA (TOPU)


[UNIT KERJA]

Disusun oleh/tanggal/paraf :…………………………………


Direviu oleh/tanggal/paraf :…………………………………
Nama Proses bisnis :...............................................................

Pengendalian Cara sudah Dilakukan oleh orang Simpulan/


No. Tgl. Dijalankan?
Utama tepat? yg tepat? Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


TABEL REPERFORMANCE PENGENDALIAN UTAMA (TRPU)
TABEL REPERFORMANCE PENGENDALIAN UTAMA
[UNIT KERJA]

Disusun oleh/tanggal/paraf: …………………………………


Direviu oleh/tanggal/paraf: …………………………………..

Proses bisnis : …
Berkas : … [diisi nama berkas dan nomor berkas keluaran (bila ada) yang dilakukan reperformance]

Aspek yang Dinilai melalui Nomor Pengendalian Utama Kesimpulan


No. Kondisi
Reperformance yang terkait Reperformance
(1) (2) (3) (4) (5)
7. PENYUSUNAN RENCANA PEMANTAUAN TAHUNAN (RPT)

disusun oleh UKI-E1 paling lambat tanggal 15 Desember tahun sebelumnya

diterbitkan oleh Pimpinan Unit Eselon II yang membawahi Unit Kepatuhan


Internal pada tiap2 unit Eselon I

UKI-E1 meminta masukan atas RPT ke Inspektorat Jenderal (jika 10 hari kerja
tidak direspon dapat segera ditetapkan).

disampaikan kepada UKI-W, UKI-P, dan Inspektorat Jenderal.

RPT dapat berubah sesuai dengan kondisi pada tahun berjalan.


RENCANA PEMANTAUAN TAHUNAN (RPT)
Rencana Pemantauan Tahunan
Pemantauan Pengendalian Intern
[Nama Unit Eselon I]
Tahun ….
a. Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas

Butir-butir EPITE yang


No. Teknik Evaluasi Waktu Pelaksanaan Pelaksana Pemantauan
Dievaluasi

(1) (2) (3) (4) (5)

b. Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas

Nama Proses Unit Pelaksana Jumlah Pelaksana Frekuensi Perangkat yang


No.
Bisnis Proses Bisnis Pengendalian Utama Pemantauan Pemantauan Digunakan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jakarta, …………… 20..


[Pimpinan Unit Eselon II]

[Nama]
[NIP]
PENYUSUNAN
JADWAL PEMANTAUAN DAN SUMBER
DAYA
JADWAL PEMANTAUAN DAN SUMBER DAYA
JADWAL PEMANTAUAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
[Nama unit]
disusun oleh UKI di semua
TAHUN ...
tingkatan dan disampaikan
a. Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (EPITE) kepada pimpinan unit kerja
Unsur-Unsur Pejabat/Pegawai yang
No. Metode Evaluasi Tanggal Evaluasi
Pengendalian Melaksanakan Pemantauan

b. Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas (PPITA)


Nama Proses Jumlah Tanggal/Periode Pejabat/Pegawai yang
No.
Bisnis Pengendalian Utama Pemantauan Melaksanakan Pemantauan

dapat berubah sesuai dengan


kondisi pada tahun berjalan
(menyesuaikan dg perubahan
……….., …………… 20.. RPT)
[Pimpinan Pelaksana Pemantauan]

[Nama]
[NIP]
Ringkasan
PPITA dilaksanakan dalam 3 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan.
Perencanaan PPITA dilakukan melalui 8 langkah, yaitu pemilihan proses
bisnis, pemetaan rancangan pengendalian, evaluasi kecukupan
rancangan, penyusunan TRP, penetapan jumlah sampel, penyusunan
perangkat pemantauan, dan penyusunan jadwal serta sumber daya
pemantauan.

Ada beberapa perangkat pemantauan yang harus disusun yaitu TPPU,


DUPU, TOPU, dan TRPU.

Hasil EPITE digunakan untuk menentukan asumsi berupa nilai ARO, TDR,
dan EPDR yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel.

45
SELESAI
46
PELATIHAN
PENGUATAN, REVITALISASI, DAN OPTIMALISASI
UNIT KEPATUHAN INTERNAL (PRO UKI)

MODUL
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
TINGKAT AKTIVITAS (PPITA)
TAHAP PERENCANAAN

Oleh:
Theresia Vera Yuliastanti
Widyaiswara Ahli Madya
&
Amelia Rose
Widyaiswara Ahli Muda
Widyaiswara Pusdiklat Keuangan Umum

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN UMUM
JAKARTA
2018
IDENTITAS MODUL

Judul Modul:
Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas (PPITA)
Tahap Perencanaan

Penulis:
Theresia Vera Yuliastanti
Widyaiswara Ahli Madya
&
Amelia Rose
Widyaiswara Ahli Muda

Digunakan untuk:
Pelatihan Penguatan, Revitalisasi dan Optimalisasi
Unit Kepatuhan Internal (PRO UKI)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum


Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Cetakan Pertama:
2018

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan ii


DAFTAR ISI

IDENTITAS MODUL ..................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ........................................................................... viii
PETA KONSEP MODUL ................................................................................................ x
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. DESKRIPSI SINGKAT ........................................................................................................ 1
B. PRASYARAT KOMPETENSI .............................................................................................. 1
C. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR ....................................................... 2
D. RELEVANSI MODUL ........................................................................................................ 2
KEGIATAN BELAJAR I ..................................................................................................4
KONSEP PERENCANAAN PPITA ........................................................................................... 4
INDIKATOR .......................................................................................................................... 4
A. URAIAN DAN CONTOH ................................................................................................... 4
B. LATIHAN ....................................................................................................................... 14
C. RANGKUMAN ............................................................................................................... 16
D. TES FORMATIF.............................................................................................................. 17
E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT............................................................................ 21
KEGIATAN BELAJAR II ............................................................................................... 22
EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN ............................................................................... 22
INDIKATOR ........................................................................................................................ 22
A. URAIAN DAN CONTOH ................................................................................................. 22
B. LATIHAN ....................................................................................................................... 38
C. RANGKUMAN ............................................................................................................... 38
D. TES FORMATIF.............................................................................................................. 40
E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT............................................................................ 43

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan iv


KEGIATAN BELAJAR III .............................................................................................. 44
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL, PENYUSUNAN PERANGKAT, RENCANA, DAN JADWAL
PEMANTAUAN ............................................................................................................. 44
INDIKATOR ........................................................................................................................ 44
A. URAIAN DAN CONTOH ................................................................................................. 44
B. LATIHAN ....................................................................................................................... 63
C. RANGKUMAN ............................................................................................................... 64
D. TES FORMATIF.............................................................................................................. 65
E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT............................................................................ 68
PENUTUP ................................................................................................................. 69
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 69
B. IMPLIKASI ..................................................................................................................... 69
C. TINDAK LANJUT ............................................................................................................ 69
TES SUMATIF............................................................................................................ 71
A. PILIHAN BERGANDA ..................................................................................................... 71
B. BENAR-SALAH .............................................................................................................. 77
KUNCI JAWABAN ..................................................................................................... 78
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 82
LAMPIRAN ............................................................................................................... 83

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan v


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Mekanisme Pemantauan Pengendalian Intern Menurut KMK 32 Tahun


2013 .......................................................................................................... 6
Tabel 2.1 Tabel Rancangan Pengendalian .................................................................. 31
Tabel 2.2 Kolom Hasil Pemahaman Proses Bisnis....................................................... 32
Tabel 2.3 Kolom Hasil Identifikasi Risiko Utama ........................................................ 33
Tabel 2.4 Kolom Hasil Identifikasi Pengendalian ........................................................ 34
Tabel 2.5 Kolom Hasil Penentuan Pengendalian Utama ............................................. 34
Tabel 2.6 Kolom Hasil Penentuan Kememadaian Pengendalian dari Kegiatan Utama . 35
Tabel 2.7 Kolom Hasil Penentuan Kecukupan Pengendalian dari Proses Bisnis ........... 35
Tabel 3.1 Jumlah Perkiraan Populasi dan Cara Pemantauannya ................................. 46
Tabel 3.2 Patokan Jumlah Sampel yang Diambil ........................................................ 48
Tabel 3.3 Format Kertas Kerja Penetapan Sampel ..................................................... 49
Tabel 3.4 Format Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU) ............................. 55
Tabel 3.5 Format DUPU ............................................................................................ 57
Tabel 3.6 Format TOPU............................................................................................. 58
Tabel 3.7 Format TRPU ............................................................................................. 59
Tabel 3.8 Format RPT ............................................................................................... 60
Tabel 3.9 Format JSD ................................................................................................ 62

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan vi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Mekanisme Pemantauan Pengendalian Intern Menurut KMK 940 Tahun
2013 ....................................................................................................... 7
Gambar 1.2 Proses Perencanaan PPITA ..................................................................... 10
Gambar 1.3 Tahapan Pemilihan Proses Bisnis dalam Perencanaan PPITA ................... 11
Gambar 2.1 Tahapan Pemetaan Rancangan Pengendalian dalam Perencanaan
PPITA .................................................................................................... 23
Gambar 2.2 Tahapan Evaluasi Kecukupan Rancangan dalam Perencanaan PPITA ....... 30
Gambar 2.3 Tahapan Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian dalam
Perencanaan PPITA ............................................................................... 31
Gambar 2.4 Ringkasan Tahapan Penetapan Kesimpulan EKR (I) ................................. 36
Gambar 2.5 Ringkasan Tahapan Penetapan Kesimpulan EKR (II) ................................ 37
Gambar 3.1 Tahapan Penetapan Jumlah Sampel dalam Perencanaan PPITA .............. 45
Gambar 3.2 Ringkasan Tahapan Penetapan Jumlah Sampel ....................................... 49
Gambar 3.3 Tahapan Penyusunan Perangkat Pemantauan dalam Perencanaan
PPITA .................................................................................................... 54
Gambar 3.4 Alur Keterkaitan Hasil Kegiatan dalam PPITA .......................................... 54

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan vii


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Perencanaan PPITA merupakan tahapan pertama dari kegiatan Pemantauan


Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas (PPITA). PPITA sendiri merupakan salah satu
bagian dari mekanisme pemantauan terhadap sistem pengendalian intern di
Kementerian Keuangan dengan tahapan sebagai berikut:

Pelaporan
PPITA
Pelaksanaan
PPITA

Perencanaan
PPITA

Memahami tahapan perencanaan PPITA dapat dibantu dengan melakukan


pembelajaran dengan menggunakan modul ini. Agar lebih mudah memahami isi modul,
sebaiknya Anda melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membaca dan memahami literatur-literatur tentang Internal Contol System.
2. Membaca dan memahami Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.09/2017
Tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman Pemantauan
Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan.
3. Membaca Deskripsi Singkat untuk memahami garis besar isi modul.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan viii


4. Membaca Prasyarat Kompetensi untuk mencocokkan kemampuan Anda dengan
syarat kemampuan awal untuk membaca modul ini.
5. Membaca Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mengetahui kecakapan
yang ingin dicapai melalui modul ini.
6. Membaca Relevansi Modul untuk memahami kegunaan modul.
7. Membaca Indikator untuk mengetahui kompetensi yang ingin dicapai oleh setiap
Kegiatan Belajar.
8. Membaca dengan cermat semua topik dalam Uraian dan Contoh.
9. Mengerjakan semua latihan yang tersedia.
10.Membaca Rangkuman yang tersedia untuk lebih meningkatkan pemahaman.
11.Mengerjakan Tes Formatif yang tersedia kemudian mempergunakan Umpan Balik
dan Tindak Lanjut untuk mengukur kemampuan yang telah Anda kuasai.
12.Mempelajari kembali Uraian dan Contoh apabila nilai Anda masih kurang.
13.Mendiskusikan soal kasus yang tersedia dengan teman Anda agar lebih memahami
materi.
14.Mengerjakan Tes Sumatif untuk mengetahui tingkat kompetensi Anda secara
keseluruhan. Apabila hasil tes sumatif Anda mengindikasikan nilai baik, maka Anda
dinyatakan telah berhasil menguasai kompetensi yang ingin dicapai melalui modul
ini.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan ix


PETA KONSEP MODUL

Konsep Perencanaan
PPITA

KEGIATAN BELAJAR 1

Pemilihan Proses Bisnis

Pemetaan Rancangan
Pengendalian

Evaluasi Kecukupan
Rancangan
KEGIATAN BELAJAR 2

Penyusunan Tabel
Rancangan Pengendalian
Perencanaan
PPITA
Penentuan Jumlah
Sampel

Penyusunan Perangkat
Pemantauan

KEGIATAN BELAJAR 3

Penyusunan Rancangan
Pemantauan Tahunan

Penyusunan Jadwal dan


Sumber Daya

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan x


PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini merupakan sarana pembelajaran mandiri untuk mata pelajaran
Perencanaan PPITA pada Pelatihan PRO UKI di Kementerian Keuangan. Pembelajaran
menggunakan modul ini akan membahas konsep perencanaan pada kegiatan PPITA
dan langkah-langkah (ada delapan langkah) pada pelaksanaan perencanaan PPITA,
yaitu: pemilihan proses bisnis, pemetaan rancangan pengendalian, evaluasi
kecukupan rancangan, penyusunan tabel rancangan pengendalian, penetapan jumlah
sampel, penyusunan perangkat pemantauan, penyusunan rencana pemantauan
tahunan, dan penyusunan jadwal dan sumber daya. Isi modul secara rinci adalah
sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep tahapan perencanaan pada


kegiatan PPITA. Selain itu, kegiatan belajar 1 ini juga membahas tentang
bagaimana memilih proses bisnis yang akan dipantau yang menjadi dasar
pelaksanaan pemantauan pengendalian internal pada kegiatan PPITA;
2. Kegiatan belajar 2 membahas tentang mekanisme kegiatan Evaluasi Kecukupan
Rancangan yang harus didahului oleh pemetaan rancangan pengendalian. Pada
bagian terakhir dari kegiatan belajar ini adalah pendokumentasian hasil kegiatan
pemetaan rancangan pengendalian dan evaluasi kecukupan rancangan dalam
Tabel Rancangan Pengendalian;
3. Kegiatan belajar 3 membahas tentang penetapan jumlah sampel pada
pelaksanaan PPITA, penyusunan perangkat PPITA berupa TPPU, DUPU, TOPU, dan
TRPU, Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan, dan Penyusunan Jadwal dan
Sumber Daya.

B. PRASYARAT KOMPETENSI
Peserta yang melakukan pembelajaran menggunakan modul ini sebaiknya
telah:
1. memahami konsep pengendalian intern di Kementerian Keuangan;
2. memahami konsep pemantauan pengendalian intern di Kementerian Keuangan;

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 1


3. melakukan pembelajaran mata pelajaran Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat
Entitas;
4. melakukan pembelajaran tentang pemantauan kode etik di Kementerian
Keuangan; dan
5. memahami garis besar tahapan kegiatan perencanaan PPITA sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.09/2017 Tentang Kerangka Kerja
Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di
Lingkungan Kementerian Keuangan.

C. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


1. Standar Kompetensi
Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul ini peserta
diharapkan mampu merencanakan kegiatan Pemantauan Pengendalian Intern
Tingkat Aktivitas (PPITA) sesuai dengan KMK 940/KMK.09/2017.

2. Kompetensi Dasar
Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul ini peserta
diharapkan mampu:
a. menjelaskan konsep perencanaan PPITA dan juga mengimplementasikan
pemilihan proses bisnis untuk kegiatan PPITA;
b. mengimplementasikan mekanisme evaluasi kecukupan rancangan, yang
didahului dengan:
1) pemetaan rancangan pengendalian, dan dilengkapi dengan;
2) penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian.
c. mengimplementasikan penentuan jumlah sampel;
d. mengimplementasikan penyusunan perangkat pemantauan; dan
e. mengimplementasikan penyusunan rencana pemantauan tahunan serta jadwal
dan sumber daya.

D. RELEVANSI MODUL
Pada rangkaian pembelajaran PRO UKI, modul Perencanaan PPITA ini
merupakan modul untuk pembelajaran materi keempat sebagaimana divisualisasikan
melalui gambar berikut. Sehingga, untuk melakukan pembelajaran materi ini, peserta

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 2


diharapkan telah melakukan pembelajaran seperti yang disyaratkan dalam prasyarat
kompetensi.

Gambar Rangkaian Materi Pembelajaran Pelatihan PRO UKI

Konsep Dasar Pengendaluan Intern

Konsep Dasar Pemantauan Pengendalian Intern

EPITE

Perencanaan PPITA

Pelaksanaan PPITA

Pelaporan PPITA

PPTIK

Penyusunan Kesimpulan dan Laporan Efektivitas Pengendalian Intern

Pengenalan Risiko Kecurangan dan Penyalahgunaan Wewenang

Optimalisasi Pemantauan Melalui Soft Skills

Pada kegiatan PPITA yang merupakan kegiatan kedua dalam pemantauan


pengendalian intern, perencanaan PPITA merupakan kegiatan pertama yang menjadi
dasar pelaksanaan kegiatan pelaksanaan PPITA. Peserta diharapkan mampu
melaksanakan perencanaan PPITA dengan baik, untuk dapat melakukan kegiatan
pelaksanaan PPITA.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 3


KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP PERENCANAAN PPITA

INDIKATOR
Setelah mengikuti Kegiatan Belajar 1 ini, peserta diharapkan mampu untuk
menjelaskan konsep perencanaan PPITA, termasuk mengimplementasikan
pemilihan proses bisnis untuk kegiatan PPITA dengan baik

A. URAIAN DAN CONTOH


1. Konsep Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas (PPITA)
a. Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas sebelum KMK Nomor
940/KMK.09/2017

Peraturan yang mengatur pelaksanaan pemantauan pengendalian intern


sebelum keluarnya KMK Nomor 940/KMK.09/2017 adalah KMK Nomor
32/KMK.09/2013 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan
Pedoman Teknis Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan. Pada KMK 32 Tahun 2013, istilah PPITA belum muncul. Kegiatan
pemantauan terhadap pengendalian intern pada tingkat aktivitas pada KMK
tersebut diatur dengan pelaksanaan kegiatan Pemantauan Pengendalian
Utama (PPU), Pemantauan Efektivitas Implementasi (PEI), dan Evaluasi
Kecukupan Rancangan (EKR).

PPU merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan


pengendalian intern tiap kegiatan atau proses bisnis. PPU dilakukan dengan
berfokus pada pemeriksaan keberadaan atribut utama pengendalian dari
setiap kegiatan yang dilaksanakan. PPU dilakukan secara periodik, yaitu: setiap
hari, satu kali dalam seminggu, satu kali dalam dua minggu, atau satu kali
dalam satu bulan.

Kegiatan PEI dilakukan dengan berfokus pada pengujian keberadaan


atribut dan pengujian kesesuaian pelaksanaan pengendalian dengan peraturan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 4


pelaksanaan pengendalian. PEI dilakukan secara rutin satu kali dalam satu
tahun, yaitu pada akhir tahun anggaran. Pelaksanaan PEI sangat terkait dengan
pelaksanaan PPU. Jika jumlah sampel pengujian atribut pada PPU ditentukan
telah mencukupi, dengan kata lain sesuai dengan perhitungan yang dilakukan
pada awal pelaksanaan PEI, maka tidak diperlukan sampel tambahan.
Demikian sebaliknya, apabila jumlah sampel pengujian atribut pada PPU belum
mencukupi maka diperlukan sampel tambahan. Selanjutnya, pelaksanaan
pengujian kesesuaian pelaksanaan pengendalian juga didasarkan atas
pelaksanaan observasi pada kegiatan PPU.

EKR merupakan kegiatan penilaian kecukupan rancangan pengendalian


yang mengatur pelaksanaan kegiatan pengendalian intern pada unit organisasi.
EKR dilaksanakan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa seluruh
potensi kesalahan dalam penyelenggaraan proses bisnis unit organisasi telah
teridentifikasi dan pengendalian telah dirancang dengan tepat. EKR
dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada akhir tahun oleh setiap unit UKI-E1.

Tahapan mekanisme pelaksanaan pemantauan pengendalian internal


seperti yang terpetakan pada gambar Tabel 1.1 Mekanisme Pemantauan
Pengendalian Intern Menurut KMK 32 Tahun 2013di bawah ini, terjadi dengan
latar belakang sebagai berikut.

Pada awalnya, mekanisme pemantauan pengendalian intern di


Kementerian Keuangan berupa pemantauan pengendalian utama saja, yang
diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 tentang
Peningkatan Penerapan Pengendalian Internal di Lingkungan Kementerian
Keuangan. Kemudian untuk melengkapinya, dikeluarkanlah keputusan baru
yaitu KMK 32 Tahun 2013. Pada KMK 32 Tahun 2013 mekanisme pemantauan
ditambah dengan pemantauan pada tingkat entitas (EPITE). Pada pemantauan
tingkat aktivitas, langkah praktis diambil, dengan tidak merombak kegiatan
PPU menurut KMK 152 Tahun 2011, tetapi hanya menambahkan dengan
kegiatan PEI dan EKR saja.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 5


Tabel 1.1 Mekanisme Pemantauan Pengendalian Intern Menurut KMK 32 Tahun 2013

Sumber: KMK Nomor 32/KMK.09/2013 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Teknis Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan
Kementerian Keuangan

b. Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas Menurut KMK Nomor


940/KMK.09/2017

Pada KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan


Pengendalian Intern dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di
Lingkungan Kementerian Keuangan, mekanisme pemantauan pengendalian
internal diramu ulang lagi sehingga menjadi tahapan kegiatan yang lebih padu.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.09/2017
tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman
Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan,
pemantauan terhadap pengendalian intern diselenggarakan dalam dua
kegiatan utama, yaitu pemantauan terhadap pengendalian intern pada tingkat
entitas dan pada tingkat aktivitas.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 6


Pemantauan terhadap pengendalian intern pada tingkat entitas
dilaksanakan dengan kegiatan EPITE (Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat
Entitas). Kegiatan pemantauan tingkat entitas menurut KMK 940 Tahun 2013
dilengkapi dengan kegiatan Pemantauan Kode Etik.

Kegiatan pemantauan pengendalian intern pada tingkat aktivitas disebut


dengan PPITA (Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas). Pada
PPITA, kegiatan EKR, PEI, dan PPU dilebur menjadi satu. Pada gambar Gambar
1.1 Mekanisme Pemantauan Pengendalian Intern kita dapat melihat bahwa
kegiatan PEI digambarkan dalam kotak bergaris putus-putus dan melekat
dengan kegiatan PPU, dan kegiatan EKR digambarkan termasuk dalam lingkup
pemantauan tingkat aktivitas.

Gambar 1.1 Mekanisme Pemantauan Pengendalian Intern Menurut KMK 940


Tahun 2013

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian


Intern dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan

Pengertian PPITA menurut KMK Nomor 940/KMK.09/2017 ialah kegiatan


yang dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan untuk menilai efektivitas
pengendalian intern terhadap pelaksanaan proses bisnis manajemen

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 7


(Kementerian Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan Nomor
940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan
Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan, 2017). Kegiatan PPITA dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Pada kegiatan PPITA dilaksanakan
evaluasi terhadap ketepatan rancangan pengendalian intern dari proses bisnis
atau kegiatan atau Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR). Pada kegiatan PPITA
juga dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pengendalian intern
proses bisnis atau kegiatan yang dilakukan dengan cara menguji keberadaan
atribut pengendalian utama dan menilai kesesuaian pelaksanaan pengendalian
intern dibandingkan dengan rancangan pengendaliannya (seperti yang
terdapat pada peraturan berlaku). Kegiatan uji keberadaan atribut dan uji
kesesuaian pelaksanaan pengendalian disebut dengan Pemantauan
Pengendalian Utama (PPU). Selain kegiatan PPU, pada rangkaian kegiatan
PPITA juga dilaksanakan kegiatan PPTIK (Pemantauan Pengendalian berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pada PPTIK, dilakukan pemantauan
terhadap pengendalian intern yang dilaksanakan menggunakan aplikasi yang
terkomputerisasi.

PPITA dilaksanakan rutin dengan waktu pelaksanaan: setiap hari, setiap


minggu, setiap dua minggu, atau setiap bulan. Penentuan periodisasi
pelaksanaan PPITA didasarkan atas tingkat risiko dari proses bisnis atau
kegiatan yang dipantau dan praktikabilitas dari pelaksanaan pemantauan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan PPITA tiap periode dituangkan pada dokumen
Jadwal dan Sumber Daya yang akan disusun pada langkah terakhir dari proses
perencanaan PPITA.

Pelaksana kegiatan PPITA adalah seluruh unit kepatuhan internal dari


organisasi, dengan skema sebagai berikut.

1) Unit Eselon 1 yang memiliki unit vertikal di daerah, melaksanakan PPITA


dengan skema:
a) UKI-E1 melaksanakan PPITA untuk lingkup kantor pusat;

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 8


b) UKI-W melaksanakan PPITA untuk lingkup kantor wilayah;
c) UKI-P melaksanakan PPITA untuk lingkup kantor pelayanan.
2) Unit Eselon 1 yang tidak memiliki unit vertikal di daerah, semua kegiatan
PPITA dilaksanakan oleh UKI-E1.

Pembahasan pada modul ini selanjutnya berfokus pada pelaksanaan tahapan


perencanaan kegiatan PPITA.

2. Proses Perencanaan PPITA

Perencanaan PPITA dilaksanakan dalam delapan langkah. Pada


perencanaan PPITA ini, juga dilaksanakan EKR. EKR dilakukan sebelum
pelaksanaan pemantauan dengan tujuan agar setiap proses bisnis yang dipantau
keefektifan pelaksanaan pengendalian internnya, merupakan proses bisnis yang
telah memiliki kecukupan rancangan pengendalian intern. Kemudian juga, untuk
proses bisnis dengan kegiatan yang volumenya banyak, dilakukan penentuan
jumlah sampel yang akan diambil sepanjang satu tahun anggaran untuk dipantau
pengendalian utamanya. Berbeda dengan pelaksanaan pemantauan sebelumnya,
penentuan jumlah sampel ini dilakukan di awal dan untuk pelaksanaan kegiatan
PPU. Sebelumnya, penentuan jumlah sampel dilakukan untuk kegiatan PEI dan
dilaksanakan satu tahun sekali pada akhir tahun anggaran, sedangkan untuk PPU
tidak perlu penentuan jumlah sampel yang terstruktur. Jumlah yang akan
dipantau dalam PPU sebelumnya, semata-mata didasarkan atas pertimbangan
dari pelaksana pemantauan saja. Pada gambar I.2 divisualkan proses perencanaan
PPITA.

Tahapan-tahapan pada perencanaan PPITA dilaksanakan oleh UKI-E1


sebagai pengkoordinasi, kecuali tahapan penyusunan jadwal dan sumber daya.
Tahapan penyusunan jadwal dan sumber daya dilaksanakan oleh setiap UKI untuk
kegiatan pemantauan yang berada pada lingkup kerjanya.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 9


Gambar 1.2 Proses Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Jika kita perhatikan, sebelum berlakunya KMK Nomor 940 Tahun 2017, EKR
merupakan satu kegiatan yang berdiri sendiri dan dilaksanakan pada akhir tahun
anggaran. Setelah berlakunya KMK Nomor 940 Tahun 2017, EKR menjadi bagian
dari tahapan perencanaan PPITA. EKR dilakukan sebelum pelaksanaan
pemantauan pengendalian intern yang dilakukan melalui pengujian kepatuhan
atribut dan pengujian kesesuaian pelaksanaan pengendalian intern. Jadi, penilaian
ketepatan rancangan pengendalian dilaksanakan sebelum pemantauan
pelaksanaan pengendalian intern proses bisnis unit. EKR dilaksanakan sebelum
pemantauan pengendalian intern tingkat aktivitas dengan maksud agar
pengendalian intern yang dinilai belum tepat tidak dipantau pelaksanaannya,
sebelum dilakukan penelaahan lebih lanjut terhadap pengendalian intern yang
belum tepat tersebut.

Selain perbedaan pelaksanaan EKR, pada kegiatan PPU sebagai bagian dari
PPITA juga terdapat langkah penentuan jumlah sampel dokumen yang akan
dipantau keberadaan atribut pengendalian utamanya. Sebelumnya, tidak langkah
ini tidak terdapat pada kegiatan PPU, tetapi terdapat pada kegiatan PEI. Oleh

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 10


karena itu, disebutkan bahwa kegiatan PPU menurut KMK Nomor 940 Tahun 2017
merupakan leburan dari kegiatan PPU dan PEI menurut KMK Nomor
32/KMK.09/2013.

Kegiatan perencanaan PPITA dilakukan pada tahun sebelum tahun


anggaran pelaksanaan PPITA. Kegiatan ini paling lambat telah selesai dilaksanakan
pada tanggal 15 Desember tahun sebelumnya.

3. Pemilihan Proses Bisnis

Kegiatan PPITA merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan


pengendalian intern pada tingkat aktivitas. Oleh karena itu, langkah pertama yang
harus dilakukan dari keseluruhan rangkaian kegiatan PPITA adalah memilih
kegiatan atau proses bisnis mana yang akan dipantau.

Gambar 1.3 Tahapan Pemilihan Proses Bisnis dalam Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya.

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Tentu saja, tidak semua proses bisnis dari suatu unit organisasi perlu
dipantau pelaksanaan pengendalian intern-nya. Proses bisnis yang dipantau hanya
proses bisnis yang dianggap penting bagi organisasi dan dianggap tepat menurut

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 11


pertimbangan keterbatasan sumber daya organisasi. Kementerian Keuangan telah
menetapkan ketentuan pemilihan proses bisnis organisasi yang perlu dipantau
pelaksanaan pengendalian intern-nya adalah proses bisnis yang memiliki faktor
risiko sebagai berikut:

a. proses bisnis yang memiliki keterkaitan yang erat dengan pencapaian sasaran
strategis;
b. proses bisnis yang menjadi perhatian masyarakat atau pimpinan;
c. proses bisnis yang berpengaruh langsung terhadap citra Kementerian
Keuangan; dan
d. proses bisnis yang memiliki risiko kecurangan (fraud).

Proses bisnis yang memiliki keterkaitan yang erat dengan pencapaian


sasaran strategis dapat ditentukan dengan menelusuri dokumen peta strategi dari
hasil mekanisme sistem manajemen strategis dan manajemen kinerja
Kementerian Keuangan. Pada peta stretegi, terdapat sasaran-sasaran strategis
yang menjadi fokus setiap unit organisasi sampai dengan tingkat Eselon 2. Selain
merujuk pada peta strategi, hal lain yang dapat menjadi acuan pertimbangan
penentuan proses bisnis yang dipilih adalah dokumen rencana strategis lain
seperti roadmap unit Eselon I Kementerian Keuangan, Kebijakan Strategis
Kementerian Keuangan (KSKK), dan seterusnya.

Proses bisnis yang menjadi perhatian masyarakat atau pimpinan untuk


setiap unit organisasi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-
masing. Salah satu ciri proses bisnis yang menjadi perhatian masyarakat adalah
proses bisnis yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Selain proses
bisnis dengan ciri tersebut, proses bisnis hasil pengawasan aparat pengawasan
internal maupun eksternal juga dianggap sebagai proses bisnis yang menjadi
perhatian masyarakat atau pimpinan.

Proses bisnis yang dinilai mengandung risiko fraud bisa didapatkan


acuannya dari hasil mekanisme sistem manajemen risiko Kementerian Keuangan.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 12


Dari hasil evaluasi risiko, dapat diketahui proses bisnis-proses bisnis atau kegiatan-
kegiatan yang memiliki risiko kecurangan (fraud).

Penentuan proses bisnis yang dipilih untuk dipantau dikordinasikan oleh


UKI-E1. Penentuan ini dilakukan berdasarkan kebijakan dan pertimbangan masing-
masing unit. Pada praktik pelaksanaannya, UKI-E1 dapat melakukan konsultasi
dengan UKI-W dan UKI-P, atau membentuk tim yang terdiri dari perwakilan UKI-W
dan UKI-P untuk menentukan proses bisnis yang akan dipantau.

Penentuan proses bisnis yang akan dipantau dilakukan pada tahun Y-1
sebelum pelaksanaan pemantauan. Sehingga, untuk pemantauan pengendalian
intern tahun 2019, penentuannya dilakukan pada tahun 2018.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 13


B. LATIHAN
Uraian
1. Jelaskan ruang lingkup kegiatan PPITA menurut KMK Nomor 940 Tahun 2017!
2. Apa saja perbedaan kegiatan PPU KMK Nomor 32/KMK.09/2013 dan PPU menurut
KMK Nomor 940 Tahun 2017?
3. Kapan pelaksanaan dan siapa pelaksana kegiatan PPITA?
4. Sebutkan proses kegiatan perencanaan PPITA!
5. Faktor risiko apa saja yang menjadi dasar pertimbangan suatu proses bisnis dipilih
untuk dipantau pelaksanaan pengendalian intern-nya dalam kegiatan PPITA?
Jelaskan!
Pilihan Ganda
6. Proses bisnis berikut ini yang dapat dipilih untuk dipantau pengendalian internnya
adalah....
a. proses bisnis yang banyak membutuhkan judgement dari pelaksana
kegiatannya
b. proses bisnis yang mencakup fungsi pokok suatu bagian dalam unit organisasi
tersebut
c. proses bisnis yang volume kegiatannnya dalam satu tahun anggaran paling
banyak
d. proses bisnis yang bersinggungan langsung dengan masyarakat sehingga
membawa citra Kementerian Keuangan
7. Menurut hasil proses manajemen risiko, suatu proses bisnis memiliki risiko
operasional dengan level di bawah garis selera risiko. Maka, proses bisnis
tersebut....
a. harus dipilih untuk dipantau
b. tidak perlu dipilih untuk dipantau
c. diperbaiki terlebih dahulu pengendalian internnya
d. dapat dipilih atau tidak dipilih, bergantung kepada kesesuaiannya dengan
kriteria lain
8. Suatu proses bisnis memiliki alur kegiatan yang panjang dan melibatkan banyak
pihak eksternal unit organisasi. Maka, proses bisnis tersebut....
a. harus dipilih untuk dipantau

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 14


b. tidak perlu dipilih untuk dipantau
c. diperbaiki terlebih dahulu pengendalian internnya
d. dapat dipilih atau tidak dipilih, bergantung kepada kesesuaiannya dengan
kriteria lain
9. Suatu proses bisnis belum memiliki pengendalian intern. Maka, proses bisnis
tersebut....
a. harus dipilih untuk dipantau
b. tidak perlu dipilih untuk dipantau
c. diperbaiki terlebih dahulu pengendalian internnya
d. dapat dipilih atau tidak dipilih, bergantung kepada kesesuaiannya dengan
kriteria lain

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 15


C. RANGKUMAN
1. Kegiatan pemantauan terhadap pengendalian intern sebelum tahun 2017 diatur
melalui KMK Nomor 32 Tahun 2013, dimana pemantauan terhadap pengendalian
intern tingkat aktivitas dilakukan melalui mekanisme kegiatan PPU, PEI, dan EKR.
2. Sejak tahun 2017, kegiatan pemantauan terhadap pengendalian intern diatur
melalui KMK Nomor 940 Tahun 2017, pemantauan terhadap pengendalian intern
tingkat aktivitas dilakukan melalui mekanisme kegiatan PPITA.
3. PPITA ialah kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan untuk menilai
efektivitas pengendalian intern terhadap pelaksanaan proses bisnis manajemen.
4. Kegiatan PPITA dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan.
5. Tahapan perencanaan PPITA dilaksanakan dalam delapan langkah, yaitu:
pemilihan proses bisnis; pemetaan rancangan pengendalian; Evaluasi Kecukupan
Rancangan (EKR); penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP); penetapan
jumlah sampel; penyusunan perangkat pemantauan; penyusunan Rencana
Pemantauan Tahunan (RPT); dan penyusunan jadwal dan sumber daya.
6. Proses bisnis organisasi yang perlu dipantau pelaksanaan pengendalian intern-nya
adalah proses bisnis yang:
a. memiliki keterkaitan yang erat dengan pencapaian sasaran strategis;
b. menjadi perhatian masyarakat atau pimpinan;
c. berpengaruh langsung terhadap citra Kementerian Keuangan; dan
d. memiliki risiko kecurangan (fraud).

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 16


D. TES FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang paling benar!
1. Sebelum terbitnya KMK Nomor 940 Tahun 2017, penyelenggaraan
pengendalian intern diatur melalui....
a. PMK Nomor 191 Tahun 2008
b. KMK Nomor 152 Tahun 2011
c. KMK Nomor 454 Tahun 2012
d. KMK Nomor 32 Tahun 2013

2. KMK Nomor 940 Tahun 2017 mengatur bahwa kegiatan EKR merupakan bagian
dari kegiatan....
a. PPU
b. PPITA
c. EPITE
d. PEIKR

3. Fokus pada kegiatan PPITA adalah pemantauan pengendalian intern pada


tingkat....
a. individu
b. aktivitas
c. entitas
d. unit pelayanan

4. Tujuan dari pelaksanaan kegiata PPITA adalah untuk menilai... terhadap


pelaksanaan proses bisnis manajemen
a. kecukupan pengendalian intern
b. keefektifan pengendalian intern
c. kepatuhan pelaksanaan pengendalian intern
d. kesesuaian pelaksanaan pengendalian intern

5. Pelaksanaan kegiatan pemilihan proses bisnis yang akan dipantau


dikordinasikan oleh....
a. UKI-E1
b. UKI-W
c. UKI-P

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 17


d. Semua UKI

6. Pelaksana kegiatan perencanaan PPITA untuk unit eselon I dengan unit vertikal
di daerah adalah....
a. UKI-E1
b. UKI-W
c. UKI-P
d. Semua UKI

7. Penyusun jadwal dan sumber daya pemantauan adalah....


a. UKI-E1
b. UKI-W
c. UKI-P
d. Semua UKI

8. Proses bisnis yang akan dipantau dipilih atas dasar... dari proses bisnis
tersebut....
a. faktor risiko
b. volume kegiatan
c. penggunaan aplikasi komputer
d. jumlah pihak yang terlibat

9. Kegiatan EKR menurut KMK Nomor 940 Tahun 2017 dilaksanakan setelah....
a. pemilihan proses bisnis
b. pemantauan pengendalian utama
c. pemetaan rancangan pengendalian
d. penyurunan perangkat pemantauan

10. Menurut KMK Nomor 940 Tahun 2017, penentuan jumlah sampel dilaksankan
pada saat....
a. pelaksanaan PEI
b. pelaksanaan EKR
c. perencanaan PPITA
d. perencanaan PEIKR

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 18


11. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan dilakukan sebelum penyusunan....
a. pemilihan proses bisnis
b. penetapan jumlah sampel
c. penyusunan perangkat pemantauan
d. penyusunan jadwal dan sumber daya

12. Proses bisnis berikut ini yang dapat dipilih untuk dipantau pengendalian
internnya adalah....
a. proses bisnis yang banyak membutuhkan judgement dari pelaksana
kegiatannya
b. proses bisnis yang mencakup fungsi pokok suatu bagian dalam unit
organisasi tersebut
c. proses bisnis yang volume kegiatannnya dalam satu tahun anggaran paling
banyak
d. proses bisnis yang bersinggungan langsung dengan masyarakat sehingga
membawa citra Kementerian Keuangan

13. Menurut hasil proses manajemen risiko, suatu proses bisnis memiliki risiko
operasional dengan level di bawah garis selera risiko. Maka, proses bisnis
tersebut....
a. harus dipilih untuk dipantau
b. tidak perlu dipilih untuk dipantau
c. diperbaiki terlebih dahulu pengendalian internnya
d. dapat dipilih atau tidak dipilih, bergantung kepada kesesuaiannya dengan
kriteria lain

14. Suatu proses bisnis memiliki alur kegiatan yang panjang dan melibatkan
banyak pihak eksternal unit organisasi. Maka, proses bisnis tersebut....
a. harus dipilih untuk dipantau
b. tidak perlu dipilih untuk dipantau
c. diperbaiki terlebih dahulu pengendalian internnya
d. dapat dipilih atau tidak dipilih, bergantung kepada kesesuaiannya dengan
kriteria lain

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 19


15. Suatu proses bisnis belum memiliki pengendalian intern. Maka, proses bisnis
tersebut....
a. harus dipilih untuk dipantau
b. tidak perlu dipilih untuk dipantau
c. diperbaiki terlebih dahulu pengendalian internnya
d. dapat dipilih atau tidak dipilih, bergantung kepada kesesuaiannya dengan
kriteria lain

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 20


E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Anda dapat menilai tingkat penguasaan Anda akan materi pada kegiatan belajar ini
dengan cara:

1. mencocokkan jawaban tes formatif Anda dengan kunci jawaban yang terdapat
pada bagian akhir modul ini;
2. mengukur tingkat penguasaan dengan rumus:

jumlah jawaban benar


TINGKAT
= X 100%
PENGUASAAN
jumah soal

3. menilai tingkat penguasaan Anda dengan kriteria di bawah ini.

TINGKAT PENGUASAAN PREDIKAT

Persentase 90% - 100% BAIK SEKALI

Persentase 76% - 89,99% BAIK

Persentase 65% - 75,99% CUKUP

Persentase kurang dari 65% KURANG

Anda dinyatakan berhasil menguasai materi kegiatan belajar ini apabila hasil
pengukuran mendapatkan predikat baik dan baik sekali. Namun apabila ternyata
nilai tersebut belum dicapai, Anda harus mempelajari ulang materi pada kegiatan
belajar ini.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 21


KEGIATAN BELAJAR II
EVALUASI KECUKUPAN RANCANGAN

INDIKATOR
Setelah mengikuti kegiatan belajar 2 ini, peserta diharapkan mampu
mengimplementasikan mekanisme Evaluasi Kecukupan Rancangan yang didahului
dengan Pemetaan Rancangan Pengendalian, dan dilengkapi dengan Penyusunan
Tabel Rancangan Pengendalian dengan baik.

A. URAIAN DAN CONTOH


1. Pemetaan Rancangan Pengendalian

Pada kegiatan belajar 1, kita telah membahas tentang langkah pertama


dalam perencanaan kegiatan PPITA, yaitu pemilihan proses bisnis. Proses bisnis
yang telah dipilih tersebut kemudian menjadi dasar kegiatan PPITA selanjutnya.
Artinya, proses bisnis yang telah dipilih tersebut akan menjadi proses bisnis yang
dipantau pelaksanaan pengendalian intern-nya pada tahun anggaran berikutnya.

Kegiatan PPITA memantau pengendalian intern suatu proses bisnis dalam


dua bentuk kegiatan, yaitu: pengujian keberadaan atribut dari pengendalian
utama proses bisnis dan pengujian kesesuaian pelaksanaan pengendalian intern
dalam proses bisnis. Pada pengujian keberadaan atribut pengendalian utama,
langkah penting yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah identifikasi atribut
pengendalian utama. Pada pengujian kesesuaian pelaksanaan pengendalian
intern, langkah penting yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah identifikasi
peraturan yang menjadi dasar penyelenggaraan pengendalian intern.

Untuk mengidentifikasi atribut dari pengendalian utama, harus didahului


dengan identifikasi pengendalian utama dari setiap proses bisnis. Proses
pengidentifikasian pengendalian utama proses bisnis pada kegiatan PPITA
dilakukan pada tahapan perencanaan PPITA. Proses identifikasi ini dilakukan
setelah proses bisnis yang akan dipantau telah dipilih. Sehingga pada tahapan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 22


perencanaan PPITA, identifikasi pengendalian utama dilakukan sebagai langkah
kedua dan disebut dengan langkah pemetaan rancangan pengendalian.

Gambar 2.1 Tahapan Pemetaan Rancangan Pengendalian dalam Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

a. Pemahaman b. Identifikasi c. Identifikasi d. Pengendalian


Proses Bisnis Risiko Utama Pengendalian Utama

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya.

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Pemetaan proses bisnis ini dilaksanakan dengan dikoordinasikan oleh setiap


UKI-E1, dengan tujuan untuk memahami proses bisnis, mengidentifikasi risiko
utama dan rancangan pengendaliannya, serta menentukan pengendalian utama
dari proses bisnis yang akan dipantau. Proses bisnis yang dipetakan adalah proses
bisnis yang telah dipilih untuk dipantau dari langkah sebelumnya. Langkah
pemetaan rancangan pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan dan
direkam melalui suatu tabel yang disebut sebagai Tabel Rancangan Pengendalian
(TRP). Hasil pemetaan rancangan pengendalian untuk satu proses bisnis
dituangkan dalam satu TRP tersendiri, sehingga jumlah TRP yang disusun
ditentukan oleh jumlah proses bisnis yang dipilih untuk dipantau.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 23


Pada langkah pemetaan rancangan pengendalian, yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

a. Pemahaman proses bisnis untuk menghasilkan identifikasi kegiatan utama dari


setiap proses bisnis;
b. Identifikasi risiko utama dari setiap kegiatan utama yang telah teridentifikasi;
c. Identifikasi pengendalian untuk setiap kegiatan utama;
d. Penentuan pengendalian utama dari setiap proses bisnis.

Pelaksanaan setiap rincian langkah pemetaan rancangan pengendalian akan


dibahas secara lebih terperinci sebagai berikut:

a. Pemahaman Proses Bisnis


Pemahaman proses bisnis dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang pelaksanaan proses bisnis yang akan dipantau. Tujuannya adalah
mendapatkan identifikasi kegiatan utama dari setiap proses bisnis.
Pemahaman proses bisnis menggunakan sumber data berupa dokumen
Standar Operasi Prosedur (SOP), proses bisnis, peraturan atau kebijakan
tertulis lainnya yang terkait, proses bisnis, peraturan atau kebijakan tertulis
lainnya yang terkait. Yang dilakukan adalah mengidentifikasi urutan langkah
atau tahapan dari suatu proses bisnis atau kegiatan. Urutan langkah untuk
pelaksanaan suatu proses bisnis kemudian dikelompokkan berdasarkan
kesamaan output dan signifikansi tujuan utama proses bisnis.

Teknik yang digunakan dalam pemahaman proses bisnis adalah:


 reviu dokumen; dan/atau
 wawancara; dan/atau
 observasi; dan/atau
 penelusuran.

Reviu dokumen untuk memahami proses bisnis, dilakukan dengan


memahami kebijakan, prosedur, dan dokumentasi terkait sistem informasi
proses bisnis. Dokumen-dokumen yang direviu untuk memahami suatu proses

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 24


bisnis pada umumnya adalah dokumen SOP, uraian jabatan, Surat Edaran yang
terkait dengan proses bisnis terkait, dan dokumen-dokumen lainnya.

Teknik wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab


dengan personel yang terlibat langsung dalam proses bisnis. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran utuh dari pelaksanaan proses bisnis.

Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati pelaksanaan suatu


proses bisnis. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
kebijakan dan prosedur dengan kondisi sesungguhnya. Pada proses bisnis yang
sebagian langkahnya menggunakan aplikasi, observasi dilakukan juga untuk
mengetahui pelaksanaan proses bisnis pada saat transaksi diinput ke sistem
atau aplikasi.

Teknik penelusuran dilakukan dengan cara menelusuri proses bisnis


secara menyeluruh dari awal sampai akhir (end-to-end). Sama seperti teknik-
teknik lainnya dalam pemahaman proses bisnis, tujuan penelusuran adalah
untuk mendapatkan gambaran utuh tentang penyelenggaraan suatu proses
bisnis.

Setelah mendapatkan urutan langkah pelaksanaan proses bisnis, kita


mengelompokkan urutan langkah dalam proses bisnis berdasarkan
pertimbangan kesamaan output dan signifikasinya dengan tujuan utama dari
proses bisnis.

b. Identifikasi Risiko Utama


Setiap alur kegiatan utama yang telah diidentifikasi pada langkah
sebelumnya, kemudian diidentifikasi risiko utamanya. Risiko utama adalah
potensi kesalahan dalam alur proses yang dapat menghambat atau
menggagalkan pencapaian tujuan proses bisnis.

Pengidentifikasian risiko utama dilakukan dengan cara:


 mengenali kekeliruan (errors) atau pelanggaran yang disengaja
(irregularities) yang dapat terjadi pada pelaksanaan setiap kegiatan utama;
dan/atau

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 25


 menentukan terlebih dahulu tujuan pengendalian dari setiap kegiatan
utama, kemudian menentukan risiko utama yang berupa negasi dari tujuan
pengendalian atau ketidaktercapaian tujuan pengendalian.

Perlu diperhatikan bahwa hal-hal berikut ini TIDAK DAPAT dianggap


sebagai risiko utama:
 Kegagalan atau tidak dijalankannya pengendalian.
 Kendala sumber daya.
 Kesalahan pihak di luar.

Tidak dijalankannya pengendalian tidak dipandang sebagai risiko utama


sebab, jika kita perhatikan pengertian dari risiko utama, maka dapat kita
simpulkan bahwa yang dipandang sebagai risiko utama adalah kesalahan
akibat kekeliruan pelaksana proses bisnis atau kesengajaan pihak tertentu
dalam pelaksanaan alur proses bisnis. Pengendalian dalam proses bisnis tidak
dianggap sebagai bagian langkah untuk menghasilkan produk dari proses
bisnis, sehingga bukan merupakan fokus dari identifikasi risiko utama.

Kendala sumber daya juga dianggap bukan merupakan risiko utama.


Dasar berpikirnya sejalan dengan dasar berpikir dari pernyataan bahwa tidak
dilaksanakannya pengendalian bukan merupakan risiko utama. Kendala
sumber daya bukan merupakan bagian dari pelaksanaan alur proses bisnis
yang menjadi fokus identifikasi risiko utama. Dengan kata lain, kendala sumber
daya juga bukan merupakan potensi kesalahan dari pelaksanaan suatu proses
bisnis.

Pada pelaksanaan suatu proses bisnis terdapat kemungkinan terjadinya


kesalahan pihak luar yang menghambat pencapaian tujuan proses bisnis.
Kesalahan pihak luar ini tidak dapat dianggap sebagai risiko utama. Yang
menjadi risiko utama dari kondisi ini adalah respon yang tidak tepat oleh unit
atas kesalahan tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut: apabila salah satu
penentu ketepatan waktu pelaksanaan proses bisnis sesuai dengan janji
pelayanan adalah pasokan dokumen dari unit lain, maka keterlambatan
pasokan dokumen dari unit lain tersebut bukan merupakan risiko utama. Akan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 26


tetapi, risiko utama yang dapat diidentifikasi disini adalah kemungkinan yang
dapat dilakukan oleh unit untuk mencegah atau memitigasi keterlambatan
pasokan dokumen dari unit lain.

c. Identifikasi Pengendalian
Jika pada penentuan kegiatan utama didapatkan dari hasil identifikasi
alur pelaksanaan proses dan penentuan risiko utama didapatkan dari hasil oleh
pikir pemantau, maka pada identifikasi pengendalian didapatkan dari
pencarian informasi tentang aktivitas pengendalian yang ada dalam
pelaksanaan proses bisnis. Aktivitas pengendalian atau control activities
merupakan kebijakan atau prosedur untuk memastikan bahwa arahan
manajemen telah dilaksanakan pada
seluruh tingkatan dan fungsi dalam suatu Contoh jenis
entitas. Aktivitas tersebut merupakan hal pengendalian adalah:
yang dapat mencegah terjadinya atau pemberian persetujuan
(approval), otorisasi
mendeteksi risiko utama. Aktivitas
(authorization), verifikasi
pengendalian dilaksanakan antara Iain
(verification), reviu atas
melalui: pemberian persetujuan kinerja operasi (review of
(approval), otorisasi (authorization), operating performance),
verifikasi (verification), reviu atas kinerja pengamanan aktiva
(security of asset),
operasi (review of operating
pemisahan tugas
performance), pengamanan aktiva (segregation of duties),
(security of asset), dan pemisahan tugas dan seterusnya.
(segregation of duties). Aktivitas
pengendalian yang diidentifikasi hanya pengendalian yang telah ditetapkan
melalui dokumen dokumen SOP/peraturan/kebijakan tertulis lainnya.

Aktivitas pengendalian (control activities) merupakan


kebijakan/prosedur untuk memastikan bahwa arahan manajemen telah
dilaksanakan pada seluruh tingkatan dan fungsi dalam suatu entitas, yang
dilaksanakan antara Iain melalui: pemberian persetujuan (approval), otorisasi
(authorization), verifikasi (verification), reviu atas kinerja operasi (review of

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 27


operating performance), pengamanan aktiva (security of asset), dan pemisahan
tugas (segregation of duties).

Pada langkah ini juga diidentifikasi jenis pengendalian yang ada, apakah
pengendalian tersebut termasuk pengendalian manual, application control,
atau IT Dependent Manual. Jika suatu pengendalian sama sekali tidak
menggunakan aplikasi terkomputerisasi maka pengendalian tersebut
dikategorikan sebagai pengendalian manual. Jika suatu pengendalian
dilaksanakan secara otomatis melalui aplikasi terkomputerisasi, maka
pengendalian tersebut dikategorikan dalam application control. Sedangkan jika
suatu pengendalian dalam aplikasi terkomputerisasi, pelaksanaannya
memerlukan intervensi pelaksana pengendalian, maka pengendalian tersebut
dikategorikan sebagai IT Dependent Manual.

Setiap pengendalian pada suatu proses bisnis memiliki pelaksana


pengendalian. Pelaksana pengendalian adalah person yang melaksanakan
kegiatan pengendalian. Informasi tentang pelaksana pengendalian dituangkan
dalam kolom (7) TRP.

Pelaksanaan suatu pengendalian umumnya melibatkan dokumen-


dokumen tertentu. Dokumen-dokumen tersebut dapat berfungsi sebagai
input, kertas kerja, atau output dari pengendalian. Kita perlu mengenali
dokumen-dokumen tersebut, dan kemudian dituangkan hasilnya dalam kolom
(8) TRP. Informasi tentang dokumen-dokumen ini penting dalam pelaksanaan
PPITA untuk pelaksanaan pemantauan dengan teknik reviu dokumen.

d. Penentuan Pengendalian Utama


Setelah aktivitas pengendalian pada proses bisnis teridentifikasi, pada
langkah ini kita menentukan mana saja dari pengendalian tersebut yang dapat
ditentukan sebagai pengendalian utama. Pengendalian utama atau yang sering
disebut dengan key control adalah pengendalian yang ketika dievaluasi dapat
memberikan kesimpulan tentang kemampuan keseluruhan sistem
pengendalian intern dalam mencapai tujuan proses bisnis yang ditetapkan.
Pengendalian utama juga merupakan pengendalian yang dapat mengatasi

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 28


secara tuntas risiko utama yang telah kita identifikasi sebelumnya.
Pengendalian utama sering memiliki satu atau dua karakteristik atau ciri-ciri
sebagai berikut:
 Kegagalan pengendalian tersebut akan mempengaruhi tujuan proses bisnis.
Pengaruh terhadap tujuan proses bisnis tersebut tidak dapat dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian-pengendalian yang Iain. Dengan kata
lain, jika pengendalian ini gagal dilaksanakan, maka pencapaian tujuan
proses bisnis akan terganggu dan gangguan terhadap pencapaian tujuan ini
tidak dapat dideteksi oleh pengendalian lain sebelum gangguan itu terjadi.
 Sedangan pada sisi lain, jika pengendalian tersebut terlaksana,
pelaksanaannya akan mencegah atau mendeteksi kegagalan pencapaian
tujuan bisnis, sebelum kegagalan tersebut memiliki pengaruh material
terhadap tujuan proses bisnis.

2. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

Evaluasi kecukupan rancangan dilakukan setelah rancangan pengendalian


dipetakan, karena EKR dilakukan dengan cara menganalisis kecukupan rancangan
yang telah dipetakan berdasarkan risiko utama yang telah diidentifikasi. EKR
merupakan langkah ketiga dalam perencanaan PPITA.

Pengertian evaluasi kecukupan rancangan menurut KMK Nomor 940 Tahun


2017 ialah kegiatan bagian dari PPITA yang dilaksanakan oleh pelaksana
pemantauan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa seluruh risiko utama
telah diidentifikasi dan pengendalian utama telah dirancang dengan tepat
sehingga pada saat dilaksanakan dapat mencegah dan/atau mendeteksi
kesalahan. Penentuan kecukupan rancangan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu:
yang pertama penentuan kememadaian pengendalian kegiatan utama, dan yang
kedua adalah penentuan kecukupan rancangan pengendalian.

Suatu kegiatan utama dinyatakan memadai pengendaliannya apabila


seluruh risiko utamanya telah dilengkapi dengan pengendalian utama. Kegiatan
utama yang belum cukup pengendaliannya atau yang belum semua risiko utama
dilengkapi pengendalian utama sebaiknya tidak dipantau pelaksanaan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 29


pengendaliannya sebelum diperbaiki. Kegiatan utama yang belum cukup
pengendaliannya kemudian direkomendasikan untuk diadakan penambahan
pengendalian utama dan pengendalian utama tersebut dituangkan ke dalam
SOP/peraturan/kebijakan tertulis Iainnya.

Gambar 2.2 Tahapan Evaluasi Kecukupan Rancangan dalam Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)


pengendalian utama memadai? rancangan pengendalian cukup?

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya.

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Rancangan pengendalian pada suatu proses bisnis dinyatakan cukup apabila


seluruh kegiatan utama dinyatakan memadai rancangan pengendaliannya.
Artinya, apabila seluruh risiko utama dari kegiatan utama telah dilengkapi dengan
pengendalian utama. Demikian sebaliknya, apabila seluruh risiko utama dianggap
belum lengkap pengendalian utamanya, maka proses bisnis tersebut dinyatakan
belum cukup pengendaliannya. Untuk proses bisnis yang telah cukup rancangan
pengendaliannya, maka proses bisnis tersebut dapat dipantau pengendalian
intern-nya dalam kegiatan PPITA.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 30


3. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

TRP merupakan kertas kerja yang digunakan dalam pelaksanaan pemetaan


rancangan pengendalian dan evaluasi kecukupan rancangan. Penyusunan TRP
menjadi langkah keempat dalam perencanaan PPITA.

Gambar 2.3 Tahapan Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian dalam


Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya.

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

TRP terdiri atas sepuluh kolom, dengan format sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel Rancangan Pengendalian

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 31


Pada sub kegiatan belajar tentang Pemetaan Rancangan Pengendalian
sebelumnya, kita telah membahas tentang tahapan Pemahaman Proses Bisnis.
Pemahaman proses bisnis menghasilkan urutan kegiatan dalam proses bisnis yang
telah dikelompokkan berdasarkan kesamaan output dan signifikansi tujuan.
Kelompok urutan kegiatan ini kemudian diberi sebutan “kegiatan utama” dan
dituangkan dalam TRP pada kolom (2) sebagaimana berikut.

Tabel 2.2 Kolom Hasil Pemahaman Proses Bisnis

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Identifikasi risiko utama yang menghasilkan daftar kemungkinan kekeliruan


dan kesengajaan. Kemungkinan kekeliruan dan kesengajaan ini diidentifikasi
untuk setiap kegiatan utama, dengan fokus kekeliruan dan kesengajaan yang
menyebabkan tidak tercapainya tujuan proses bisnis. Hasil dari langkah ini
dituangkan pada TRP pada kolom (3) dan (4) sebagaimana ditunjukkan gambar
berikut. Kolom (3) merupakan daftar risiko, sedangkan kolom (4) merupakan
tujuan dari pengendalian yang harus dilakukan untuk setiap kegiatan utama.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 32


Tabel 2.3 Kolom Hasil Identifikasi Risiko Utama

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Kolom (5), (6), (7), dan (8) pada TRP merupakan hasil dari identifikasi
pengendalian. Pada kolom (5) diisikan dengan aktivitas pengendalian terhadap
setiap kegiatan utama yang telah ditetapkan melalui dokumen dokumen
SOP/peraturan/kebijakan tertulis lainnya. Pada kolom (6) diisikan jenis
pengendalian untuk setiap pengendalian. Jenis pengendalian yang dimaksud
adalah pengendalian manual, IT dependent manual, atau application control. Pada
kolom (7) diisikan dengan para pelaksana pengendalian untuk setiap
pengendalian pada kolom (5). Sedangkan, kolom (8) diisikan dengan dokumen
yang terlibat pada setiap kegiatan utama, baik dokumen input, output, maupun
kertas kerja.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 33


Tabel 2.4 Kolom Hasil Identifikasi Pengendalian

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Pemahaman proses bisnis, identifikasi risiko, dan identifikasi pengendalian


dilakukan dalam langkah pemetaan rancangan pengendalian dengan tujuan akhir
untuk menentukan pengendalian-pengendalian utama pada proses bisnis.
Pengendalian-pengendalian utama inilah yang akan dipantau pada kegiatan
PPITA. Hasil dari penentuan pengendalian utama dituangkan ke dalam TRP pada
kolom (9) sebagai berikut.

Tabel 2.5 Kolom Hasil Penentuan Pengendalian Utama

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 34


Tahapan terakhir dalam penyusunan TRP adalah pelaksanaan evaluasi
kecukupan rancangan. EKR dilakukan dalam dua tahapan, yang pertama adalah
penentuan kememadaian pengendalian untuk setiap kegiatan utama. Hasilnya
dituangkan dituangkan ke dalam kolom (10) EKR sebagai berikut.

Tabel 2.6 Kolom Hasil Penentuan Kememadaian Pengendalian dari Kegiatan Utama

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Langkah yang kedua adalah penentuan kecukupan rancangan yang hasilnya


dituangkan dalam “Kesimpulan EKR” pada TRP sebagai berikut.

Tabel 2.7 Kolom Hasil Penentuan Kecukupan Pengendalian dari Proses Bisnis

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 35


Jika semua pengendalian untuk kegiatan utama dinyatakan memadai, maka
kesimpulan EKR adalah “cukup”.

Gambar 2.4 Ringkasan Tahapan Penetapan Kesimpulan EKR (I)

Sumber: diolah dari KMK Nomor 940/KMK.09/2017 dan Bahan Tayang Pelatihan PRO UKI 2018

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 36


Sebaiknya, jika salah satu kegiatan utama dinyatakan tidak memadai
pengendaliannya, maka kesimpulan EKR dinyatakan “tidak cukup”.

Gambar 2.5 Ringkasan Tahapan Penetapan Kesimpulan EKR (II)

Sumber: diolah dari KMK Nomor 940/KMK.09/2017 dan Bahan Tayang Pelatihan PRO UKI 2018

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 37


B. LATIHAN
1. Apa tujuan dari langkah pemetaan rancangan pengendalian?
2. Apa saja teknik yang digunakan dalam langkah pemahamam proses bisnis?
Jelaskan!
3. Apa saja yang dapat dan tidak dapat disebut sebagai risiko utama?
4. Bagaimana cara mengidentifikasi risiko utama?
5. Apa yang dimaksud sebagai aktivitas pengendalian? Berikanlah contoh!
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian utama!
7. Jelaskan ciri dari kegiatan utama yang telah cukup rancangan pengendaliannya!

C. RANGKUMAN
1. Pemetaan rancangan pengendalian dilakukan untuk mengidentifikasi
pengendalian utama dan menilai kecukupan pengendalian dari setiap kegiatan
utama, yang menggunakan kertas kerja Tabel Rancangan Pengendalian, dan
dilakukan dengan kordinasi dari UKI-E1 setiap unit eselon 1.
2. Tahapan yang dilakukan dalam pemetaan proses bisnis adalah:
- Pemahaman proses bisnis,
- Identifikasi risiko utama,
- Identifikasi pengendalian,
- Penentuan pengendalian utama, dan
- evaluasi kecukupan rancangan.
3. Pemahaman proses bisnis dilakukan untuk menentukan kegiatan utama dari
setiap proses bisnis, dengan cara reviu dokumen, wawancara, obervasi, dan
penelusuran kegiatan.
4. Identifikasi risiko utama ialah identifikasi potensi kesalahan dalam alur proses
yang dapat menghambat atau menggagalkan pencapaian tujuan proses bisnis.
5. Identifikasi pengendalian ialah identifikasi aktivitas pengendalian berupa:
pemberian persetujuan (approval), otorisasi (authorization), verifikasi
(verification), reviu atas kinerja operasi (review of operating performance),
pengamanan aktiva (security of asset), dan pemisahan tugas (segregation of
duties) yang telah ditetapkan melalui dokumen-dokumen
SOP/peraturan/kebijakan tertulis lainnya.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 38


6. Penentuan pengendalian utama ialah penentuan pengendalian yang ketika
dievaluasi dapat memberikan kesimpulan tentang kemampuan keseluruhan
sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan proses bisnis yang ditetapkan.
7. Evaluasi kecukupan rancangan ialah penentuan kememadaian pengendalian
kegiatan utama dan kecukupan rancangan pengendalian untuk setiap kegiatan
utama.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 39


D. TES FORMATIF
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Sumber data yang tepat untuk melakukan pemahaman proses bisnis adalah....
a. SOP
b. KSKK
c. Manual IKU
d. Peta Strategi
2. Pada saat pemahaman proses bisnis, untuk mengetahui kesesuaian kebijakan
dan prosedur dengan kondisi sesungguhnya, digunakan teknik....
a. observasi
b. wawancara
c. penelusuran
d. reviu dokumen
3. Tujuan penggunaan teknik penelusuran pada pemahaman proses bisnis ialah
untuk....
a. mengidentifikasi pengendalian utama dari setiap kegiatan utama
b. mendapatkan gambaran utuh tentang penyelenggaraan suatu proses bisnis
c. mengetahui kesesuaian kebijakan dan prosedur dengan kondisi
sesungguhnya
d. menentukan cukup atau tidaknya kegiatan utama dari setiap proses bisnis
yang dipetakan
4. Risiko utama dari kegiatan utama ialah....
a. tidak terlaksananya kegiatan akibat kendala sumber daya
b. tidak dilaksanakannya pengendalian yang telah ditetapkan
c. potensi yang mengancam pencapaian tujuan proses bisnis
d. kesalahan dari pihak luar organisasi yang menghambat pencapaian tujuan
5. Bentuk dari risiko utama adalah....
a. kegagalan aplikasi
b. kekeliruan dan pelanggaran yang disengaja
c. belum digunakannya aplikasi untuk pelaksanaan kegiatan
d. kendala yang menyebabkan tidak dapat terlaksananya kegiatan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 40


6. Penentuan risiko utama dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi....
a. atribut utama
b. pengendalian utama
c. pelaksana pengendalian
d. tujuan kegiatan utama
7. Kebijakan atau prosedur untuk memastikan bahwa arahan manajemen telah
dilaksanakan pada seluruh tingkatan dan fungsi dalam suatu entitas disebut
dengan....
a. mitigasi risiko
b. identifikasi risiko
c. aktivitas pengendalian
d. evaluasi pengendalian utama
8. Berikut ini yang merupakan aktivitas pengendalian adalah....
a. otorisasi
b. observasi
c. identifikasi
d. akselerasi
9. Suatu pengendalian yang berupa aplikasi terkomputerisasi, pelaksanaannya
memerlukan intervensi pelaksana pengendalian, merupakan jenis
pengendalian....
a. ITDM
b. manual
c. aplikasi
d. otomatis
10. Salah satu karakteristik pengendalian utama adalah....
a. memiliki atribut pengendalian
b. tidak dapat dilakukan tanpa bantuan aplikasi komputer
c. jika diabaikan maka pencapaian tujuan proses bisnis terganggu
d. dijalankan oleh pejabat eselon sebagai pelaksana pengendalian

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 41


11. Pengendalian yang dapat mengatasi secara tuntas risiko utama merupakan
pengendalian....
a. utama
b. mitigasi
c. terkontrol
d. beratribut
12. Suatu kegiatan utama dinyatakan memadai pengendaliannya apabila….
a. seluruh pengendalian utama telah memiliki atribut
b. seluruh risiko utama telah dilengkapi pengendalian
c. seluruh kegiatan utama telah memiliki risiko utama
d. seluruh risiko utama telah dilengkapi pengendalian utama
13. Suatu proses bisnis dianggap cukup pengendaliannya apabila....
a. memadai rancangan pengendaliannya dan cukup kegiatan utamanya
b. memadai pengendalian utamanya dan cukup rancangan pengendaliannya
c. seluruh pengendalian utama telah dilaksanakan sesuai dengan rancangan
pengendaliannya
d. seluruh kegiatan utama telah dilengkapi dengan pengendalian utama dan
pengendalian lainnya
14. Proses bisnis yang dapat dilanjutkan untuk dipantau pengendalian intern-nya
ialah proses bisnis yang....
a. cukup rancangan pengendaliannya
b. telah dipantau pada tahun anggaran sebelumnya
c. telah memiliki dokumen SOP, dan uraian jabatan
d. dilaksanakan dengan volume kegiatan yang cukup tiap bulan
15. Pada TRP, kolom yang diisi dengan hasil analisis dari pelaksana pemantauan
adalah kolom dengan judul....
a. Jenis Pengendalian
b. Tujuan Pengendalian
c. Pelaksana Pengendalian
d. Pengendalian yang Ditetapkan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 42


E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Anda dapat menilai tingkat penguasaan Anda akan materi pada kegiatan belajar ini
dengan cara:

1. mencocokkan jawaban tes formatif Anda dengan kunci jawaban yang terdapat
pada bagian akhir modul ini;
2. mengukur tingkat penguasaan dengan rumus:

jumlah jawaban benar


TINGKAT
= X 100%
PENGUASAAN
jumah soal

3. menilai tingkat penguasaan Anda dengan kriteria di bawah ini.

TINGKAT PENGUASAAN PREDIKAT

Persentase 90% - 100% BAIK SEKALI

Persentase 76% - 89,99% BAIK

Persentase 65% - 75,99% CUKUP

Persentase kurang dari 65% KURANG

Anda dinyatakan berhasil menguasai materi kegiatan belajar ini apabila hasil
pengukuran mendapatkan predikat baik dan baik sekali. Namun apabila ternyata
nilai tersebut belum dicapai, Anda harus mempelajari ulang materi pada kegiatan
belajar ini.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 43


KEGIATAN BELAJAR III
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL, PENYUSUNAN
PERANGKAT, RENCANA, DAN JADWAL PEMANTAUAN

INDIKATOR
setelah mengikuti kegiatan belajar 3 ini, peserta diharapkan mampu
mengimplementasikan penentuan jumlah sampel, penyusunan perangkat
pemantauan, penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT), serta penyusunan
Jadwal dan Sumber Daya dengan baik.

A. URAIAN DAN CONTOH


1. Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel dan penyusunan perangkat pemantauan


merupakan langkah kelima dalam perencanaan PPITA sebagaimana ditunjukkan
oleh gambar di atas. Terdapat lima tahapan dalam penentuan jumlah sampel,
yaitu:
a. memperkirakan jumlah populasi;
b. menetapkan Tolerable Deviation Rate (TDR);
c. menetapkan Estimated Population Deviation Rate (EPDR);
d. menetapkan Acceptable Risk of Over-Reliance on Internal Control (ARO); dan
e. menentukan jumlah sampel.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 44


Gambar 3.1 Tahapan Penetapan Jumlah Sampel dalam Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel


memperkirakan menetapkan menetapkan menetapkan menentukan
populasi TDR EPDR ARO jumlah sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya.

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Pemantauan pada kegiatan PPITA, salah satunya adalah pemantauan


keberadaan atribut pengendalian utama. Pemantauan ini didasarkan atas
keberadaan atribut yang terlihat secara fisik pada dokumen kegiatan atau
keberadaan dokumen tertentu pada suatu kegiatan.

Jumlah populasi dari dokumen yang akan dipantau menentukan perlakuan


dokumen yang akan dipantau. Akan tetapi, karena jumlah dokumen yang akan
disusun untuk setiap kegiatan utama tersebut belum dapat diketahui secara pasti,
maka hal pertama yang perlu dilakukan dalam penetapan jumlah sampel adalah
penentuan perkiraan jumlah populasi. Perkiraan ini didasarkan atas jumlah
dokumen yang ada pada tahun sebelumnya.

Pengaruh jumlah populasi dokumen dalam penentuan sampel adalah


sebagai berikut.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 45


 Jika jumlah populasi diperkirakan berjumlah sampai dengan 99 dokumen
dalam satu tahun, maka semua dokumen tersebut nantinya akan dipantau.
Dengan kata lain, akan dilakukan sensus pemantauan terhadap dokumen yang
terlibat dalam pengendalian utama suatu kegiatan utama, atau tidak diadakan
sampling.
 Jika jumlah populasi diperkirakan berjumlah antara 100 sampai dengan 499
dokumen dalam setahun, maka pemantauan berupa pengujian atribut dapat
dilakukan secara sensus atau sampling. Penentuan sensus atau sampling untuk
perkiraan jumlah populasi antara 100 sampai dengan 499, sesuai dengan
pertimbangan pelaksana pemantauan.
 Jika jumlah populasi dokumen diperkirakan di atas 500, maka jumlah dokumen
yang dipantau adalah sejumlah hasil sampling.

Tabel 3.1 Jumlah Perkiraan Populasi dan Cara Pemantauannya

Jumlah perkiraan Perkiraan populasi 100 ≤ perkiraan 500 ≤ perkiraan


populasi ≤ 99 polulasi ≤ 499 polulasi

Cara pemantauan SENSUS SENSUS atau SAMPLING


SAMPLING

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Perkiraan jumlah populasi dapat berupa suatu range angka. Contohnya: 80-
120, 500-1000 perkiraan populasi, dan seterusnya. Untuk perkiraan jumlah
populasi yang berupa range angka, penentuan cara pemantauannya memerlukan
perhatian lebih. Yang pertama adalah penting memastikan ketepatan perkiraan
range tersebut. Jika range menerobos batasan cara pemantauan antara
pengambilan sensus atau sensus/sampling, misalnya range 80-120, 90-200, dst.,
maka disarankan untuk mengambil cara pemantauan sensus. Sedangkan, untuk
range menerobos batasan cara pemantauan antara sensus/sampling dengan
sampling, musalnya range 400-600, 450-750, dst., maka dapat memilih sensus
atau sampling.

Setelah menentukan sampling atau sensus terhadap sejumlah dokumen


yang akan dipantau, selanjutnya kita akan menentukan nilai TDR. TDR ialah

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 46


tingkat penyimpangan dalam populasi yang dapat ditoleransi. Maksudnya, adalah
penyimpangan pada pelaksanaan kegiatan utama yang melibatkan dokumen yang
nantinya akan dipantau. Penetapan TDR ini dilakukan atas dasar pertimbangan
materialitas yang dianggap mengganggu keandalan data. Penyimpangan di atas
jumlah TDR yang ditetapkan, dianggap mengganggu keandalan dari pengendalian
atas kegiatan utama. Nilai TDR yang harus ditetapkan, telah distandarkan untuk
semua pemantauan yang dilakukan di semua unit Kementerian Keuangan. Nilai
TDR tersebut adalah 5%.

Setelah menentukan cara penentuan dokumen yang akan dipantau (sensus


atau sampling), yang dilakukan berikutnya adalah menentukan nilai EPDR atau
melakukan estimasi keberagaman populasi. Yang dimaksud dengan keberagaman
populasi terkait populasi dokumen yang akan dipantau ialah kemungkinan proses
penyusunan dokumen yang tidak sesuai dengan standar penyusunannya masing-
masing. Nilai EPDR berkisar antara 1, 2,5%, 3,5%, dan 4%. Penentuan nilai EPDR ini
dilakukan oleh pelaksana pemantauan berdasarkan perkiraan kondisi
keberagaman populasi. Jika kondisi keberagaman populasi tidak diketahui karena
langkah proses bisnis tersebut belum pernah dilaksanakan sebelumnya, maka nilai
EPDR dapat ditentukan sebesar 2,5%. Demikian juga apabila pelaksana
pemantauan tidak yakin akan kondisi keberagaman populasi, maka nilai EPDR
2,5% dapat diambil. Nilai EPDR sebesar 1% menandakan bahwa pelaksana
pemantauan yakin bahwa keberagaman populasi ada pada tingkat yang paling
minimal. Sebaliknya, jika nilai EPDR sebesar 4% menandakan bahwa pelaksana
pemantauan meyakini bahwa tingkat keberagaman populasi berada pada nilai
maksimal. Untuk keseragaman, UKI-E1 dapat menentukan nilai EPDR yang sama
bagi seluruh unitnya.

Berikutnya, kita melakukan penentuan nilai ARO. Penentuan nilai ARO


didasarkan atas hasil pelaksanaan kegiatan EPITE yang telah disesuaikan dengan
hasil pemantauan kode etik. Jika hasil EPITE adalah rendah dan sedang, maka nilai
ARO yang ditetapkan adalah 5%. Jika hasil EPITE adalah tinggi, maka nilai ARO
yang ditetapkan adalah 10%.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 47


Selanjutnya, setelah nilai TDR, EPDR, dan ARO didapatkan, kita dapat
menentukan jumlah sampel yang akan diambil. Perlu diingat, langkah ini hanya
untuk proses bisnis dengan populasi 100 dokumen atau lebih dan telah
ditentukan bahwa pemantauan dilakukan terhadap hasil sampling.

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan petunjuk yang dapat dilihat


pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Patokan Jumlah Sampel yang Diambil

Hasil Nilai EPDR


EPITE Nilai ARO
Akhir 1% 2,5% 3,5% 4%

Tinggi 10% 77 158 500 873


Jumlah
Sedang sampel
5% 93 234 624 1348 yang
Rendah diambil

Sumber: diolah dari Bahan Tayang Pelatihan PRO UKI 2018

Selanjutnya, jika jumlah perkiraan populasi berada di antara 100 sampai


dengan 499 dan dilakukan pengambilan sampel, perlu diadakan penyesuaian
untuk jumlah sampel yang diambil. Jumlah sampel yang disesuaikan tersebut
dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Jumlah sampel = n√{1 - (n/N)}

dengan,
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi

Proses penetuan sampel dituangkan dalam kertas kerja penetapan sampel


sebagaimana gambar berikut.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 48


Tabel 3.3 Format Kertas Kerja Penetapan Sampel

Sumber: diolah dari Bahan Tayang Pelatihan PRO UKI 2018

Gambar 3.2 Ringkasan Tahapan Penetapan Jumlah Sampel

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Jika terdapat beberapa unit vertikal dengan tugas dan fungsi yang sama
tetapi nilai EPITE-nya berbeda, maka jumlah sampelnya juga berbeda. Sehingga,
kertas kerja penetapan sampel yang disusun ada dua, yaitu untuk ARO 5% dan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 49


untuk ARO 10%. Untuk kolom (3), yaitu kolom perkiraan populasi, dapat diisi
dengan nilai kisaran (range), sebagai contoh: 100-500, 500-1000, dan seterusnya.

Contoh 1 Penentuan Jumlah Sampel


Misalkan untuk proses bisnis A yang dipilih untuk dipantau terdapat PU1A
dengan volume dokumen terkait untuk tahun lalu sejumlah 56 dokumen.
Dokumen untuk tahun selanjutnya tidak dapat diperkirakan. Maka penentuan
jumlah sampel adalah sebagai berikut.
Perkiraan populasi
Perkiraan populasi untuk PU1A dianggap sama dengan jumlah realisasi tahun lalu
yaitu 56.
Karena jumlah populasi kurang dari 99, maka untuk PU1A akan dipantau dengan
cara sensus atau semua dokumen yang terbit akan dipantau pelaksanaan
pengendalian utamanya.

Contoh 2 Penentuan Jumlah Sampel


Misalkan untuk proses bisnis B yang dipilih untuk dipantau terdapat empat
pengendalian utama (PU), yaitu: PU1B dan PU2B. Volume dokumen untuk PU1B
diperkirakan 450, sedangkan untuk PU2B adalah 80% dari PU1B. Maka
penentuan sampelnya adalah sebagai berikut.
Perkiraan populasi
Perkiraan populasi untuk PU1B adalah: 450
Perkiraan populasi untuk PU1B adalah: 450 x 80% = 360
Penetapan TDR
TDR menurut standar yang telah ditetapkan Kemenkeu adalah 5%
Penetapan EPDR
Berdasarkan data yang ada, proses bisnis ini pertama kali dipilih untuk dipantau
dan tidak didapatkan data tentang keberagaman populasinya. Sehingga,
diputuskan untuk menetapkan EPDR sebesar 2,5%, yaitu nilai EPDR konservatif.
Penetapan ARO
Nilai ARO ditentukan berdasarkan nilai hasil EPITE. Data menyebutkan bahwa
nilai EPITE terakhir adalah tinggi. Maka nilai ARO-nya adalah 10%.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 50


Penentuan Jumlah Sampel
Populasi PU1B dan PU2B yang berjumlah di antara 100 s.d 499 menyebabkan
penentuan dokumen yang akan dipantau dapat dilakukan dengan sensus atau
sampling. Karena PU1B dianggap penting karena tinggi faktor risiko fraud-nya,
maka diputuskan untuk melakukan sensus untuk dokumen terkait PU1B.
Sedangkan, untuk PU2B akan dilaksanakan sampling.
Jumlah sampel dokumen terkait PU2B adalah sebagai berikut.
Dengan TDR 5%, EPDR 2,5%, ARO 10%, maka jumlah sampel yang diambil 158.
Akan tetapi, karena jumlah populasi kurang dari 500, maka harus dilakukan
penyesuaian terhadap jumlah sampel sebagai berikut.

Rumus penyesuaian adalah n{1-(n/N)}, dengan n = jumlah sampel, dan N =


jumlah populasi.
Makan sampel yang diambil adalah sejumlah:

158  {1-(158/360)} = 118

Contoh 3 Penentuan Jumlah Sampel


Misalkan untuk proses bisnis C yang dipilih untuk dipantau terdapat dua
pengendalian utama (PU), yaitu: PU1C dan PU2C. Volume proses bisnis C tahun
sebelumnya adalah 483 dengan jumlah dokumen yang terkait untuk PU1C sama
dengan volume proses bisnis dan jumlah dokumen PU2C = 725. Tahun depan
volume proses bisnis ditargetkan untuk naik sebesar 120%. Maka penentuan
sampelnya adalah sebagai berikut.
Perkiraan populasi
Perkiraan populasi untuk PU1C dan PU2C adalah:
PU1C: 120% x 483 = 580
PU2C: 120% x 725 = 870
Penetapan TDR
TDR menurut standar yang telah ditetapkan Kemenkeu adalah 5%.
Penetapan EPDR
EPDR ditetapkan sebesar 3,5% karena dieviasi dalam populasi dianggap cukup
tinggi.

Penetapan ARO

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 51


Data hasil EPITE terakhir menunjukkan tingkatan sedang, sehingga nilai ARO
adalah 5%.
Penentuan Jumlah Sampel
Sampel dokumen yang harus diambil untuk PU1C dengan TDR 5%, EPDR 3,5%,
dan ARO 5% adalah 624. Sedangkan, populasi PU1C adalah 580 (< dari jumlah
sampel yang harus diambil). Sehingga, untuk PU1C tidak dilakukan sampling
tetapi seluruh dokumen dipantau (dilakukan sensus).
Sampel dokumen yang harus diambil untuk PU1C dengan TDR 5%, EPDR 3,5%,
dan ARO 5% adalah 624. Karena jumlah sampel yang harus diambil lebih kecil
dari populasi, maka dilakukan pengambilan sampel sebesar 624.

Contoh 4 Penentuan Jumlah Sampel


Misalkan untuk proses bisnis D yang dipilih untuk dipantau terdapat satu
pengendalian utama (PU), yaitu: PU1D. Populasi dokumen untuk PU1D adalah
480. Tahun selanjutnya diperkirakan jumlah populasi dokumen adalah sama.
Perkiraan populasi
Perkiraan populasi untuk PU1D adalah: 480
Penetapan TDR
TDR menurut standar yang telah ditetapkan Kemenkeu adalah 5%.
Penetapan EPDR
EPDR ditetapkan sebesar 3,5% karena dieviasi dalam populasi dianggap cukup
tinggi.
Penetapan ARO
Data hasil EPITE terakhir menunjukkan tingkatan tinggi, sehingga nilai ARO
adalah 10%.
Penentuan Jumlah Sampel
Jika diputuskan untuk melakukan sampling, jumlah sampel dokumen yang harus
diambil untuk PU1D dengan TDR 5%, EPDR 3,5%, dan ARO 10% adalah 500, yang
mana lebih tinggi jumlahnya dari populasi. Sehingga, untuk PU1D harus dilakukan
sensus.

Contoh 5 Penentuan Jumlah Sampel


Misalkan untuk proses bisnis E yang dipilih untuk dipantau terdapat satu
pengendalian utama (PU), yaitu: PU1E. Populasi dokumen untuk PU1E adalah

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 52


480. Tahun selanjutnya diperkirakan jumlah populasi dokumen berkisar antara
450 sampai dengan 600.
Perkiraan populasi
Perkiraan populasi untuk PU1E berkisar antara 450 sampai dengan 600 dan
diputuskan untuk melakukan sampling dengan penyesuaian jumlah sampel.
Penetapan TDR
TDR menurut standar yang telah ditetapkan Kemenkeu adalah 5%.
Penetapan EPDR
EPDR ditetapkan sebesar 1% karena dieviasi dalam populasi dianggap cukup
tinggi.
Penetapan ARO
Data hasil EPITE terakhir menunjukkan tingkatan tinggi, sehingga nilai ARO
adalah 10%.
Penentuan Jumlah Sampel
Jika diputuskan untuk melakukan sampling, jumlah sampel dokumen yang harus
diambil untuk PU1D dengan TDR 5%, EPDR 1%, dan ARO 10% adalah 77, dengan
penyesuaian (nilai N dianggap 450) menjadi 70.
Jika pada saat pelaksanaan, ternyata populasi melebihi 499, maka jumlah sampel
dapat disesuaikan menjadi 77 (jika dianggap perlu). Ini berarti terjadi
penambahan pengambilan sampel.

2. Penyusunan Perangkat Pemantauan

Penyusunan perangkat pemantauan merupakan langkah keenam pada


tahapan perencanaan PPITA. Terdapat empat perangkat pemantauan yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan PPITA, yaitu Tabel Pemantauan Pengendalian
Utama (TPPU), Daftar Uji Pengendalian Utama (DUPU), Tabel Observasi
Pengendalian Utama (TOPU), dan Tabel Reperformance Pengendalian Utama
(TRPU). Keempat perangkat pemantauan tersebut disusun pada langkah ini.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 53


Gambar 3.3 Tahapan Penyusunan Perangkat Pemantauan dalam Perencanaan PPITA

1. Pemilihan Proses Bisnis

2. Pemetaan Rancangan Pengendalian

3. Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR)

4. Penyusunan Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)

5. Penetapan Jumlah Sampel

6. Penyusunan Perangkat Pemantauan


TPPU DUPU TOPU TRPU

7. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)

8. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya.

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Gambar 3.4 Alur Keterkaitan Hasil Kegiatan dalam PPITA

Penyusunan •Penentuan
Pengendalian
TRP Utama

•Penentuan
Penyusunan Atribut
TPPU Pengendalian
Utama

•Pemantauan
terhadap
PPITA - Uji keberadaan
atribut
Kepatuhan pengendalian
utama

Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 54


a. Penyusunan TPPU
TPPU merupakan kertas kerja untuk penentuan atribut pengendalian
utama. TPPU juga menjadi tabel sumber rujukan untuk penyusunan perangkat
pemantauan yang lain, yaitu: DUPU, TOPU, dan TRPU. Pada saat perencanaan
PPITA, perangkat TPPU adalah perangkat yang diisi secara lengkap. Perangkat
lainnya pada saat perencanaan PPITA dipersiapkan, tetapi tidak diisi atau
belum digunakan sebagai kertas kerja. Tabel 3.4 Format Tabel Pemantauan
Pengendalian Utama (TPPU) memberikan informasi secara grafis tentang
format TPPU.

Tabel 3.4 Format Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU)

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

TPPU disusun untuk setiap proses bisnis. Ketika menyusun TPPU, hal
yang dilakukan adalah:
1) mendaftar semua pengendalian utama;
2) mengidentifikasi jenis atribut pengendalian utama;
3) menentukan kriteria kepatuhan; dan
4) mendaftar cara penentuan dokumen yang akan dipantau.

Pengendalian yang didaftar adalah pengendalian utama yang telah


diidentifikasi pada saat penyusunan TRP. Pengendalian utama ini kemudian
diisikan ke dalam kolom (2) TPPU.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 55


Terkait dengan jenis atribut pengendalian utama, KMK Nomor 940
Tahun 2017 mengatur bahwa terdapat tiga jenis atribut pengendalian utama,
yaitu:
1) Atribut Utama Pengendalian (AUP),
2) Atribut Utama Lainnya (AUL); dan
3) Atribut Lainnya (AL).

AUP merupakan karakteristik atau ciri khusus utama yang melekat pada
pengendalian atau bukti, yang menunjukkan bahwa pengendalian telah
dilaksanakan. Jika suatu atribut yang teridentifikasi ditentukan sebagai AUP,
maka atribut tersebut diisikan pada kolom (3) TPPU.

AUL merupakan karakteristik atau ciri khusus utama atas sesuatu yang
ingin dikendalikan. Contoh AUL adalah realisasi anggaran untuk mengendalikan
realisasi tidak melebihi pagu anggaran, atau tanggal untuk mengendalikan
tidak terjadinya keterlambatan. Jika suatu atribut yang teridentifikasi
ditentukan sebagai AUL, maka atribut tersebut diisikan pada kolom (4) TPPU.

AL merupakan karakteristik atau ciri khusus yang melekat pada


pengendalian yang bukan atribut utama pengendalian. AL dapat berupa atribut
Iain yang diperlukan yang tidak dapat dikategorikan ke dalam AUP ataupun
AUL. Jika suatu atribut yang teridentifikasi ditentukan sebagai AL, maka atribut
tersebut diisikan pada kolom (5) TPPU.

Setelah jenis atribut pengendalian teridentifikasi, kriteria kepatuhan


ditentukan. Kriteria kepatuhan adalah syarat suatu pengendalian dinyatakan
telah patuh dilaksanakan yang mempengaruhi kesimpulan hasil pemantauan.
Kriteria kepatuhan ditentukan berupa: patuh jika terdapat keberadaan AUP
saja, atau patuh jika terdapat keberadaan AUP dan AUL saja, atau patuh jika
terdapat keberadaan AUP dan AL, serta patuh jika terdapat keberadaan AUP,
AUL, dan AL. Kriteria kepatuhan merupakan isi dari kolom (6) pada TPPU, dan
ditentukan oleh UKI-E1.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 56


Kolom terakhir (kolom ke 7) pada TPPU berisi cara penentuan dokumen
yang akan dipantau, apakah secara sensus atau sampling. Selain itu, jika
penentuan dokumen melalui sampling, perlu dicantumkan jumlah sampel yang
diambil setelah keterangan sampling. Sehingga, isi dari kolom (7) dapat
berupa: sensus, sampling 77, sampling 93, dan seterusnya.

b. Penyusunan DUPU
DUPU merupakan kertas kerja yang digunakan pada saat pelaksanaan uji
kepatuhan untuk meyakini dilaksanakannya pengendalian utama. Selain itu,
DUPU dapat pula digunakan untuk meyakini pengujian atribut lain yang
penting menurut manajemen, seperti tanggal dan lain-lain. Berikut format
DUPU.

Tabel 3.5 Format DUPU

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 57


c. Penyusunan TOPU
Tabel 3.6 Format TOPU

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

TOPU merupakan kertas kerja pada saat pelaksanaan uji kekesuaian


pelaksanaan pengendalian utama. TOPU digunakan pada saat pelaksanaan
observasi pengendalian utama untuk meyakini bahwa pengendalian telah
dilaksanakan dengan cara dan oleh orang yang tepat.

d. Penyusunan TRPU
TRPU merupakan kertas kerja yang digunakan untuk pelaksanaan uji
kesesuaian pelaksanaan pengendalian utama, yaitu untuk dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa suatu pengendalian telah dijalankan sesuai
rancangan. TRPU digunakan untuk menuangkan hasil pelaksanaan
reperformance. Berikut format TRPU.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 58


Tabel 3.7 Format TRPU

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

3. Penyusunan Rencana Pemantauan Tahunan

Rencana Pemantauan Tahunan (RPT) merupakan dokumen perencanaan


terhadap seluruh kegiatan pemantauan pengendalian internal. Penyusunan RPT
merupakan langkah ketujuh dalam perencanaan PPITA. Gambar Tabel 3.8 Format
RPT memberikan informasi visual mengenai formulir RPT.

RPT disusun untuk satu tahun anggaran dan disusun untuk rencana
kegiatan pemantauan pengendalian intern seluruh unit organisasi dalam lingkup
suatu unit eselon 1. Selain berisi perencanaan tentang kegiatan PPITA, RPT juga
berisi tentang kegiatan EPITE dalam tahun anggaran tersebut.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 59


Tabel 3.8 Format RPT

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

RPT disusun oleh setiap UKI-E1. Kemudian, RPT ditandatangani dan


diterbitkan oleh pimpinan unit eselon II yang membawahi unit kepatuhan internal
pada masing-masing eselon I. Batas waktu penerbitan RPT paling lambat tanggal
15 Desember pada tahun sebelum tahun sebelum dilaksanakan kegiatan
pemantauan.

Sebelum RPT ditetapkan, UKI-E1 meminta masukan atas RPT ke Inspektorat


Jenderal c.q. Inspektorat mitra UKI terkait. Selanjutnya, apabila dalam jangka
waktu sepuluh hari kerja sejak menerima permintaan tersebut Inspektorat
Jenderal tidak memberikan respon, maka RPT dapat ditetapkan oleh tiap unit
eselon I melalui unit eselon II yang membawahi unit kepatuhan internal. Dalam
hal ini, Inspektorat Jenderal dianggap tidak memberikan masukan terkait RPT unit
eselon I tersebut.

Setelah RPT ditetapkan, RPT disampaikan kepada unit terkait, yaitu:

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 60


 Untuk unit eselon I yang memiliki unit vertikal, maka RPT disampaikan oleh
UKI-E1 kepada UKI-P, UKI-W, dan Inspektorat Jenderal;
 bagi unit eselon I yang tidak memiliki unit vertikal, maka RPT disampaikan oleh
UKI-E1 kepada Inspektorat Jenderal.

Pada saat pelaksanaan pemantauan, mungkin saja diperlukan perubahan


sehingga terjadi perbedaan antara pelaksanaan pemantauan dengan RPT yang
telah disusun sebelumnya. Jika terjadi hal seperti ini, maka UKI-E1 dapat
melakukan perubahan RPT sesuai dengan kondisi.

4. Penyusunan Jadwal dan Sumber Daya

Berdasarkan RPT yang telah ditetapkan, pelaksana pemantauan di semua


tingkatan (UKI-E1, UKI-W, dan UKI-P) menyusun jadwal pelaksanaan pemantauan
untuk unit kerjanya masing-masing. Jadwal ini juga dilengkapi dengan
perencanaan sumber daya untuk melaksanakan pemantauan.

Sumber daya yang diinformasikan pada jadwal dan sumber daya


merupakan pelaksanaan pemantauan yaitu pejabat/pegawai dalam bentuk tim
kerja yang penentuan jumlahnya memperhatikan beban kerja pemantauan.
Misalnya jumlah personel yang ditugaskan untuk memantau suatu proses bisnis
yang kompleks (memiliki banyak pemantauan pengendalian utama) sebaiknya
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah personel yang ditugaskan untuk
memantau suatu proses bisnis yang relatif lebih sederhana.

Jadwal pelaksanaan pemantauan yang telah dilengkapi dengan alokasi


sumber daya ini selanjutnya disampaikan kepada pimpinan unit kerja dengan
format sebagai berikut:

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 61


Tabel 3.9 Format JSD

Sumber: KMK Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern
dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 62


B. LATIHAN
1. Jelaskan mengapa sebelum menentukan jumlah sampel perlu dilakukan:
penentuan jumlah populasi, EPDR, TDR, dan ARO?
2. Bagaimanakah nilai hasil EPITE mempengaruhi penentuan jumlah sampel?
3. Informasi apa saja yang terdapat dalam:
a. TPPU?;
b. DUPU?;
c. TOPU?; dan
d. TRPU?
4. Terkait dengan RPT,
a. siapa penyusunnya?
b. apa saja informasi yang terdapat di dalamnya?
c. kapan harus disusun?
5. Terkait dengan JSD
a. siapa penyusunnya?
b. apa saja informasi yang terdapat di dalamnya?
c. kapan harus disusun?

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 63


C. RANGKUMAN
1. Untuk menentukan jumlah sampel, sebelumnya perlu ditentukan perkiraan
jumlah populasi dari dokumen yang terkait dengan pengendalian utama yang
akan dipantau, nilai EPDR, nilai TDR, dan nilai ARO.
2. Nilai EPDR ditentukan dengan menganalisis tingkat deviasi dalam penyusunan
dokumen yang terkait dengan pengendalian utama. Nilainya adalah 1% untuk
tingkat deviasi paling rendah, 2,5% untuk tingkat deviasi konservatif, 3,5% untuk
tingkat deviasi lebih tinggi, dan 4% untuk tingkat deviasi paling tinggi.
3. Nilai TDR ditentukan sebesar 5% untuk semua pengendalian utama.
4. Nilai ARO ditentukan berdasarkan nilai hasil EPITE unit organisasi yang paling
akhir. Jika nilai kesimpulannya adalah rendah dan sedang maka nilai ARO-nya
adala 5%, jika tinggi 10%.
5. TPPU merupakan kertas kerja untuk penentuan atribut pengendalian utama yang
menjadi sumber rujukan untuk penyusunan perangkat pemantauan yang lain,
yaitu: DUPU, TOPU, dan TRPU.
6. DUPU merupakan kertas kerja yang digunakan pada saat pelaksanaan uji
kepatuhan untuk meyakini dilaksanakannya pengendalian utama.
7. TOPU merupakan kertas kerja pelaksanaan uji kekesuaian pelaksanaan
pengendalian utama dan digunakan pada saat pelaksanaan observasi.
8. TRPU merupakan kertas kerja pelaksanaan uji kesesuaian pelaksanaan
pengendalian utama dan digunakan untuk menuangkan hasil pelaksanaan
reperformance.
9. RPT merupakan dokumen perencanaan terhadap seluruh kegiatan pemantauan
pengendalian internal (baik EPITE maupun PPITA) untuk suatu unit Eselon 1 dalam
satu tahun anggaran. RPT disusun dengan dikordinasikan oleh UKI-E1.,
10.Jadwal dan sumber daya merupakan jadwal pelaksanaan pemantauan untuk
setiap unit kerja, yang disusun oleh tiap UKI berdasarkan RPT, kondisi
pemantauan, dan kekuatan sumber dayanya masing-masing.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 64


D. TES FORMATIF
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Suatu dokumen pendukung diperkirakan pada tahun anggaran berikutnya
memiliki populasi sejumlah 102. Dokumen tersebut dapat dipantau secara....
a. sensus
b. sampling
c. tidak dipantau
d. sensus atau sampling
2. Jika kondisi keberagaman populasi tidak dapat diperkirakan, maka nilai...
ditentukan sebesar....
a. ARO; 2,5%
b. ARO; 3,5%
c. EPDR; 2,5%
d. EPDR; 3,5%
3. Nilai ARO ditentukan berdasarkan....
a. nilai hasil EKR
b. nilai hasil EPITE terakhir
c. kondisi keberagaman populasi
d. standarisasi yang ditentukan dalam peraturan
4. Jika nilai hasil EPITE terakhir adalah tinggi, maka... ditentukan sebesar....
a. sampel; 20%
b. ARO; 10%
c. TDR; 5%
d. EPDR; 4%
5. Jika ditentukan bahwa EPDR 4%, TDR 5%, dan ARO 10%, dan jumlah populasi
1.200, maka jumlah sampel yang dapat diambil adalah....
a. 234
b. 500
c. 624
d. 873

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 65


6. Jika ditentukan bahwa EPDR 2,5%, TDR 5%, dan ARO 5%, dan jumlah populasi
220, maka jumlah dokumen yang dipantau adalah....
a. 93
b. 158
c. 220
d. 234
7. Jika ditentukan bahwa EPDR 2,5%, TDR 5%, dan ARO 10%, dan jumlah populasi
375 serta diputuskan untuk pengambilan sampel, maka jumlah dokumen yang
dipantau adalah....
a. 120
b. 158
c. 234
d. 375
8. Perangkat pemantauan yang digunakan sebagai kertas kerja dalam
pelaksanaan reperformance adalah....
a. DUPU
b. TOPU
c. TPPU
d. TRPU
9. Atribut pengendalian utama diidentifikasi ketika menyusun perangkat....
a. DUPU
b. TOPU
c. TPPU
d. TRPU
10. Atribut pengendalian utama yang merupakan ciri khusus utama atas sesuatu
yang ingin dikendalikan, termasuk ke dalam jenis atribut...
a. AL
b. AP
c. AUL
d. AUP

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 66


11. Perangkat yang disusun untuk nantinya digunakan dalam pelaksanaan uji
kepatuhan adalah....
a. DUPU
b. TOPU
c. TPPU
d. TRPU
12. RPT berisi perencanaan....
a. EPITE saja
b. PPITA saja
c. EPITE dan PPITA
d. EPITE, PPITA dan PEI
13. RPT ditetapkan oleh....
a. Inspektorat Jenderal
b. Pimpinan unit Eselon I
c. Pimpinan Unit Eselon II yang membawahi unit kepatuhan internal
d. Pimpinan Unit Eselon yang membawahi masing-masing UKI
14. Jadwal dan sumber daya disusun oleh....
a. UKI-E1 saja
b. UKI-W saja
c. UKI-P saja
d. masing-masing UKI
15. UKI-E1 unit eselon I yang memiliki unit vertikal di daerah, menyusun jadwal
dan sumber daya untuk lingkup pemantauan....
a. kantor pusat saja
b. kantor pusat dan kantor wilayah
c. kantor pusat, kantor wilayah, dan kantor pelayanan
d. seluruh unit eselon I

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 67


E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Anda dapat menilai tingkat penguasaan Anda akan materi pada kegiatan belajar ini
dengan cara:

1. mencocokkan jawaban tes formatif Anda dengan kunci jawaban yang terdapat
pada bagian akhir modul ini;
2. mengukur tingkat penguasaan dengan rumus:

jumlah jawaban benar


TINGKAT
= X 100%
PENGUASAAN
jumah soal

3. menilai tingkat penguasaan Anda dengan kriteria di bawah ini.

TINGKAT PENGUASAAN PREDIKAT

Persentase 90% - 100% BAIK SEKALI

Persentase 76% - 89,99% BAIK

Persentase 65% - 75,99% CUKUP

Persentase kurang dari 65% KURANG

Anda dinyatakan berhasil menguasai materi kegiatan belajar ini apabila hasil
pengukuran mendapatkan predikat baik dan baik sekali. Namun apabila ternyata
nilai tersebut belum dicapai, Anda harus mempelajari ulang materi pada kegiatan
belajar ini.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 68


PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perencanaan PPITA merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan
PPITA. Hal ini disebabkan karena pada tahap perencanaan PPITA ini dilakukan
pemilihan proses bisnis yang dipantau, penentuan pengendalian utama beserta
atributnya, evaluasi kecukupan rancangan pengendalian, penentuan sampel untuk
pemantauan, penyusunan perangkat pemantauan, dan penyusunan rencana beserta
alokasi sumber daya untuk pemantauan. Pemilihan proses bisnis yang dipantau,
evaluasi kecukupan rancangan itu penting karena melalui proses-proses bisnis yang
dipilih untuk dipantau inilah dinilai keefektifan pelaksanaan pengendalian intern dari
suatu unit organisasi. Penentuan pengendalian utama beserta atributnya, penentuan
sampel, dan penyusunan perangkat itu penting karena menjadi hasil pelaksanaannya
menjadi input untuk penyelenggaraan pelaksanaan pemantauan. Penyusunan
rancana beserta alokasi sumber daya pemantauan itu penting karena menjadi dasar
pelaksanaan kegiatan pemantauan seluruh unit selama satu tahun anggaran.

B. IMPLIKASI
Perencanaan PPITA merupakan tahapan yang menentukan kualitas dari
pemantauan pengendalian intern tingkat aktivitas. Sehingga, perencanaan PPITA
harus dilakukan dengan baik agar kegiatan PPITA dapat memberikan manfaat
maksimal. Selain itu, perencanaan PPITA tidak dapat dilaksanakan oleh UKI-E1 sendiri
tetapi dengan bantuan dari seluruh UKI. Oleh karena itu, pelaksanaannya disebutkan:
dikordinasikan oleh UKI-E1.

C. TINDAK LANJUT
Untuk dapat mengaplikasikan kegiatan dan menghasilkan output kegiatan yang
bermanfaat bagi organisasi, setiap pelaksana pemantauan perlu untuk mengalami
proses pembelajaran terkait PRO UKI. Pembelajaran selain di ruang kelas pelatihan
PRO UKI, juga dapat dilakukan pada saat praktik pelaksanaan kegiatan melalui
konsultasi dengan unit pembina pelaksanaan pemantauan pengendalian intern, yaitu

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 69


Inspektorat Jenderal, atau melalui diskusi dengan sesama pelaksana pemantauan
pengendalian intern, atau dengan para fasilitator pelatihan PRO UKI.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 70


TES SUMATIF

A. PILIHAN BERGANDA
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahapan Perencanaan PPITA adalah....
a. pemilihan proses bisnis
b. penentuan jumlah sampel
c. pemetaan rancangan pengendalian
d. penyusunan perangkat pemantauan
2. Kegiatan yang dipilih untuk dipantau dalam kegiatan PPITA, adalah kegiatan
yang....
a. hasil pengawasan APIP
b. pada tahun lalu dipantau
c. memiliki risiko operasional
d. melibatkan anggota organisasi secara luas
3. Berikut ini yang bukan merupakan prasyarat dan tujuan pengelompokan
tahapan-tahapan kegiatan menjadi kegiatan utama adalah....
a. pertimbangan kesamaan tujuan utama proses bisnis
b. agar tidak terjadi redudansi identifikasi pengendalian utama
c. signifikansi tahapan kegiatan dengan tujuan utama proses bisnis
d. agar tidak terjadi identifikasi risiko utama dan pengendalian yang
berlebihan
4. Pengelompokkan tahapan proses bisnis dalam kegiatan utama ketika
pemahanan proses bisnis, dilakukan berdasarkan....
a. kesamaan tujuan pengendalian
b. signifikansinya individu yang terlibat
c. kesamaan pelaksana kegiatan pengendalian
d. kerumitan proses pelaksanaan tahapan kegiatan

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 71


5. Kegiatan EKR dalam perencanaan PPITA bertujuan untuk menilai... dari proses
bisnis yang akan dipantau….
a. pengendalian utama
b. atribut pengendalian utama
c. kecukupan pelaksana pengendalian intern
d. kecukupan rancangan pengendalian intern
6. Hasil kegiatan EKR dimuat dalam tabel....
a. TRP
b. TPPU
c. TOPU
d. TRPU
7. Isi tabel TRP diantaranya merupakan hasil dari kegiatan....
a. pemetaan proses bisnis
b. penetapan jumlah sampel
c. penyusunan perangkat pemantauan
d. penyusunan jadwal dan sumber daya
8. Jika diketahui bahwa hasil EPITE menunjukkan nilai akhir 75%, maka....
a. nilai ARO 5%
b. nilai ARO 10%
c. nilai EPDR 1%
d. nilai EPDR 2,5%
9. Untuk menentukan jumlah sampel, nilai Tolerable Deviation Rate (TDR) yang
digunakan di Kementerian Keuangan adalah….
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 72


10. Populasi suatu dokumen pendukung pengendalian utama berjumlah 338 dan
pada tahun berikutnya diperkirakan akan naik sejumlah 50%. Dokumen
tersebut dapat dipantau secara....
a. sensus
b. sampling
c. tidak dipantau
d. sensus atau sampling
11. Suatu kegiatan utama memiliki populasi rata-rata dalam satu bulan sebanyak
100. Hasil EPITE adalah sedang, dan EPDR-nya ditentukan sebesar 3,5%. Maka
jumlah dokumen kegiatan yang diuji dalam PPU adalah....
a. 93 sampel
b. 234 sampel
c. 624 sampel
d. sebanyak populasi
12. Diperkirakan jumlah populasi 400 – 500 dan diputuskan untuk melakukan
sampling. Jika ARO 10% dan EPDR 2,5%, maka sampel yang diambil....
a. 70
b. 123
c. 158
d. 234
13. Setelah diputuskan bahwa pemantauan terhadap suatu pengendalian utama
adalah dengan sampling (populasi 400 – 600) dan sampel 70 (EPDR 1%, ARO
10%, nilai sampel disesuaikan). Kemudian pada tahun berjalan ternyata
populasi real > 500. Maka....
a. tidak dilakukan penyesuaian apapun
b. dilakukan penyesuaian jumlah sampel menjadi 77
c. dilakukan penyesuaian jumlah sampel menjadi 93
d. dilakukan penyesuaian jumlah sampel menjadi 158

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 73


14. Suatu unit organisasi belum melaksanakan EPITE dan tidak ada hasil penilaian
lain yang dapat menggantikan, maka....
a. nilai ARO ditetapkan tinggi
b. nilai EPDR ditetapkan 2,5%
c. nilai TDR ditetapkan sedang
d. nilai EPITE diasumsikan 63%
15. Perangkat yang disusun pada saat Perencanaan PPITA adalah....
a. TRP, TOPU, TRPU, RPT
b. TRP, TPPU, DUPU, TOPU
c. TPPU, DUPU, TOPU, RPT
d. TPPU, DUPU, TOPU, TRPU
16. Perangkat Pemantauan yang digunakan untuk melakukan observasi pada
pelaksanaan PPITA adalah....
a. TPPU
b. DUPU
c. TOPU
d. TRPU
17. Tabel Pemantauan Pengendalian Utama disusun dengan tujuan untuk ....
a. digunakan sebagai kertas kerja pada uji kepatuhan
b. merumuskan kriteria kepatuhan suatu kegiatan utama
c. mengidentifikasi pengendalian utama pada suatu proses bisnis
d. mengidentifikasi metode penentuan jumlah data yang harus dikumpulkan
18. Pada Kertas Kerja Daftar Uji Pengendalian Utama, kolom “reperformance/
observasi” diisi dengan ....
a. patuh atau tidak patuh
b. akurat atau tidak akurat
c. reperformance atau observasi
d. memadai atau tidak memadai

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 74


19. Pemantau menggunakan perangkat TOPU dalam kegiatan PPU untuk meyakini
bahwa....
a. atribut pengendalian telah ada
b. telah dilaksanakannya pengendalian
c. pengendalian telah dilaksanakan dengan tepat
d. rancangan pengendalian telah menjawab setiap risiko utama
20. Telah teridentifikasi bahwa terdapat 4 buah atribut untuk suatu pengendalian
utama. Maka keputusan jenis atribut adalah....
a. 1 AUP, 1 AUL, 2 AL
b. 1 AUP, 0 AUL, 3 AL
c. 2 AUP, 1 AUL, 1 AL
d. 2 AUP, 2 AUL, 0 AL
21. Pada mekanisme penyusunan RPT, sebelum ditetapkan harus dikonsultasikan
kepada unit....
a. BKF
b. Itjen
c. Setjen
d. DJPPR
22. RPT disusun paling lambat pada....
a. 15 Desember tahun sebelumnya
b. 20 Desember tahun sebelumnya
c. 15 Januari tahun berjalan
d. 20 Januari tahun berjalan
23. Jangka waktu konsultasi RPT sebelum ditetapkan adalah... hari.
a. 4
b. 5
c. 10
d. 15

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 75


24. Jadwal sumber daya pelaksanaan PPITA pada suatu unit eselon 2 di unit eselon
1 yang tidak memiliki unit vertikal, disusun oleh....
a. UKI-E1
b. UKI-W
c. UKI-P
d. Itjen
25. Apabila terdapat penyesuaian terhadap pengendalian utama yang dipantau,
maka dilakukan penyesuaian terhadap dokumen....
a. RPT saja
b. TPPU, DUPU saja
c. RPT dan Jadwal Sumber Daya
d. TPPU, DUPU, RPT, dan Jadwal Sumber Daya

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 76


B. BENAR-SALAH

B-S 1. Suatu proses bisnis memiliki volume yang sangat besar, maka proses
bisnis tersebut harus dipilih untuk dipantau.

B-S 2. Penyusunan TRP dilakukan oleh UKI-E1 setiap unit organisasi.

B-S 3. Hasil pemahaman proses bisnis dituangkan dalam kolom kegiatan utama
TRP.

B-S 4. Suatu kegiatan utama yang tidak memiliki pengendalian utama,


dinyatakan tidak memadai pengendaliannya.

B-S 5. Suatu pengendalian utama yang disampling dengan ARO 5% dan EPDR
3,5%, sampelnya adalah 1.348.

B-S 6. TOPU disusun untuk pelaksanaan kegiatan observasi.

B-S 7. Tidak adanya respon unit terhadap kesalahan pihak luar merupakan
risiko utama suatu kegiatan utama.

B-S 8. Jika suatu pengendalian tidak dilaksanakan maka pencapaian tujuan


proses bisnis tersebut akan terganggu. Pengendalian ini dapat
ditentukan sebagai pengendalian utama.

B-S 9. Perangkat DUPU dipersiapkan setelah penyusunan TPPU.

B-S 10. Jadwal dan sumber daya disusun berdasarkan data dari TPPU.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 77


KUNCI JAWABAN

TES FORMATIF 1 TES FORMATIF 2 TES FORMATIF 3


1. d 1. a 1. d
2. b 2. a 2. c
3. b 3. b 3. b
4. b 4. c 4. b
5. a 5. b 5. d
6. d 6. d 6. c
7. d 7. c 7. a
8. a 8. a 8. d
9. c 9. a 9. c
10. c 10. c 10. c
11. d 11. a 11. a
12. d 12. b 12. c
13. b 13. b 13. c
14. d 14. a 14. d
15. d 15. b 15. a

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 78


TES SUMATIF

PILIHAN BERGANDA

1. a 10. b 19. c
2. a 11. c 20. a
3. b 12. b 21. b
4. a 13. b 22. a
5. d 14. d 23. c
6. a 15. d 24. a
7. a 16. c 25. d
8. a 17. b
9. c 18. b

BENAR-SALAH

1. S 6. B
2. S 7. B
3. B 8. B
4. B 9. B
5. S 10. S

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 79


DAFTAR ISTILAH

 Acceptable Risk of Overreliance on Internal Control (ARO) atau risiko atas


pengendalian intern yang diterima ialah risiko pengambilan kesimpulan yang salah
karena terlalu mengandalkan pengendalian intern atau menetapkan risiko
pengendalian terlalu rendah.

 Aktivitas pengendalian (control activities) ialah kebijakan atau prosedur untuk


memastikan bahwa arahan manajemen telah dilaksanakan pada seluruh tingkatan
dan fungsi dalam suatu entitas.

 Estimated Population Deviation Rate (EPDR) atau tingkat deviasi populasi yang
diperkirakan ialah persentase penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam
populasi.

 Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR) ialah kegiatan bagian dari PPITA yang
dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa seluruh risiko utama telah diidentifikasi dan pengendalian utama telah
dirancang dengan tepat sehingga pada saat dilaksanakan dapat mencegah dan/atau
mendeteksi kesalahan.

 Pemantauan Pengendalian Intern Tingkat Aktivitas (PPITA) ialah kegiatan yang


dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan untuk menilai efektivitas pengendalian
intern terhadap pelaksanaan proses bisnis manajemen.

 Pemantauan Pengendalian Utama (PPU) ialah kegiatan bagian dari PPITA yang
dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa suatu pengendalian utama telah cukup dari sisi rancangannya dan efektif
pelaksanaannya.

 Pengendalian utama (key control) ialah pengendalian yang ketika dievaluasi dapat
memberikan kesimpulan tentang kemampuan keseluruhan sistem pengendalian
intern dalam mencapai tujuan proses bisnis yang ditetapkan.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 80


 Tolerable Deviation Rate (TDR) atau tingkat deviasi yang dapat ditoleransi ialah
tingkat penyimpangan dalam populasi yang dapat ditoleransi yang ditetapkan
berdasarkan pertimbangan materialitas yang dianggap mengganggu keandalan data.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 81


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Keuangan. 2011. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011


tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Internal di Lingkungan
Kementerian Keuangan.

Kementerian Keuangan. 2017. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.09/2017


tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman
Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Kementerian Keuangan.

Kementerian Keuangan. 2013. KMK Nomor 32/KMK.09/2013 tentang Kerangka Kerja


Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman Teknis Pemantauan Pengendalian
Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan.

Parmenter, D. 2007. Key Performance Indicators - Developing, Implementing, and Using


Winning KPIs. New Jersey: John Wiley & Sons.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah.

Pelatihan PRO UKI | PPITA-Tahap Perencanaan 82


LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Contoh Hasil Penyusunan TRP


Berikut adalah contoh hasil penyusunan TRP untuk proses bisnis Penyusunan dan Validasi Soal.
No Kegiatan Risiko Utama Tujuan Pengendalian Jenis Pelaksana Dokumen Utama/ Memadai/
Utama Pengendalian yang Pengendalian Pengendalian Pendukung Tidak Tidak
Ditetapkan Utama Memadai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Penyusunan Kerangka Naskah memastikan bahwa N/A N/A N/A Kerangka N/A
Kerangka Soal tidak sesuai kerangka naskah soal Naskah Soal
Naskah Soal dengan materi telah disusun sesuai
pembelajaran yang dengan materi
diujikan dan/atau pembelajaran dan
tidak sesuai tujuan pembelajaran
dengan standar (standar kompetensi,
kompetensi, kompetensi dasar,
kompetensi dasar, dan indikator
dan indikator pembelajaran)
pembelajaran
2 Penetapan Menugaskan orang Memastikan nama Review manual Kasubbid Lembar utama memadai
penyusun yang tidak memiliki yang ditugaskan berjenjang Evadik, Kabid Disposisi,
soal dan kompetensi bidang dalam Surat Konsep Surat Evalapkin, Konsep
validator soal ilmu yang terkait Keputusan sudah Tugas Kapusdiklat Surat Tugas
dengan soal yang tepat dan kompeten Penyusunan Penyusunan
akan disusun untuk materi soal Naskah Ujian Naskah

Pelatihan PRO UKI | Perencanaan PPITA 83


No Kegiatan Risiko Utama Tujuan Pengendalian Jenis Pelaksana Dokumen Utama/ Memadai/
Utama Pengendalian yang Pengendalian Pengendalian Pendukung Tidak Tidak
Ditetapkan Utama Memadai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
sebagai yang akan disusun. Ujian, Surat
penyusunan soal Tugas
dan validator soal. Penyusunan
Naskah
Ujian
3 Penyusunan Rancangan Naskah memastikan bahwa pengisian manual Penyusun Soal Lembar utama memadai
Rancangan Soal tidak sesuai Rancangan Naskah Lembar Kendali
Naskah Soal dengan Kerangka Soal yang disusun Kendali Penyusunan
Naskah Soal sesuai dengan Penyusunan dan Validasi
Kerangka Naskah dan Validasi Soal, dan
Soal Soal untuk Rancangan
kegiatan Naskah Soal
penyusunan
rancangan
naskah soal
4 Penerimaan Penyusun soal Memastikan pengisian manual petugas Lembar tidak utama tidak
dan terlambat rancangan Lembar penerima Kendali memadai
penyampaian menyerahkan rancangan naskah Kendali rancangan Penyusunan
Rancangan rancangan naskah soal dibuat Penyusunan naskah soal dan Validasi
Naskah Soal soal, diserahkan tepat dan Validasi dari penyusun Soal, dan
ke Validator Rancangan Naskah waktu oleh penyusun Soal untuk soal dan Rancangan
soal terlambat soal, kegiatan petugas Naskah Soal
disampaikan memastikan bahwa penerimaan pengirim
kepada validator, soal disampaikan dan rancangan
dan tepat waktu kepada penyampaian naskah soal ke
Informasi soal validator soal, rancangan validator
tersebar dengan dan memastikan naskah soal

Pelatihan PRO UKI | Perencanaan PPITA 84


No Kegiatan Risiko Utama Tujuan Pengendalian Jenis Pelaksana Dokumen Utama/ Memadai/
Utama Pengendalian yang Pengendalian Pengendalian Pendukung Tidak Tidak
Ditetapkan Utama Memadai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
tidak seharusnya keamanan
rancangan naskah
soal dengan
penyediaan alamat
email, ruangan, atau
lemari yang terkunci
5 Pelaksanaan Naskah Soal hasil memastikan bahwa penyusunan manual validator soal Lembar utama memadai
Validasi validasi belum naskah soal telah formulir Kendali
tervalidasi secara tervalidasi pada validasi soal, Penyusunan
lengkap pada aspek materi, pengisian dan Validasi
aspek materi, konstruksi, dan lembar Soal,
konstruksi, bahasa bahasa kendali Rancangan
penyusunan Naskah Soal,
dan validasi dan
soal untuk formulir
kegiatan validasi soal
validasi soal
6 Administrasi Informasi soal memastikan N/A N/A N/A Naskah Soal N/A
Naskah Soal tersebar dengan keamanan naskah
yang siap tidak seharusnya, soal
diujikan dan
Soal hilang
Kesimpulan EKR: Cukup

Pelatihan PRO UKI | Perencanaan PPITA 85

Anda mungkin juga menyukai