Bagaimana pembelajarannya?
E-LEARNING
Menarik kan?
Berikut ini Kang Edu berikan
kompilasi materi yang telah Sobat
PENGENALAN MANAJEMEN RISIKO
pelajari pada mata pelajaran ini.
PROSES PELAKSANAAN
3 PEMANTAUAN KODE ETIK
Submateri 1
Konsep EPITE
KEYAKINAN MEMADAI
Three lines of defense
Berkelanjutan
Evaluasi terpisah UKI (Lini II)
Tindak lanjut
PPITA
EPITE [EKR]+[PPU]
Laporan Efektivitas PI
GAMBARAN UMUM PEMANTAUAN
PENGENDALIAN INTERN
(KMK 940/2017) Pernyataan
Manajemen
Pemantauan Pengendalian Intern oleh UKI
Eselon I
tanpa UKI-E1 Seluruh unit Kerja Unit Eselon I
unit
vertikal
Pelaksana
Pemantauan
Lingkup unit kerja kantor
UKI-P pelayanan
Eselon I
memiliki
UKI-W Lingkup unit kerja kantor wilayah
unit
vertikal
UKI-E1 Lingkup unit kerja kantor pusat
Waktu Pelaksanaan EPITE
14
Submateri 2
Proses Pelaksanaan EPITE
Proses EPITE
Penyusunan Perumusan nilai
program kerja sementara, temuan, Perumusan
evaluasi dan rekomendasi EPITE kesimpulan akhir
Keterangan
(1) : diisi nomor urut;
(2) : diisi butir EPITE yang dievaluasi dengan reviu dokumen;
(3) : diisi nama dokumen yang direviu;
(4) : diisi pendapat evaluator apakah dokumen tersebut dapat diyakini sebagai dokumen pendukung;
(5) : diisi kesimpulan “ya” apabila diyakini dokumen mendukung pernyataan butir EPITE dan diisi kesimpulan “tidak” apabila diyakini dokumen tidak mendukung
pernyataan butir EPITE tersebut;
(a) : diisi informasi lain-lain yang relevan, misalnya adanya kesalahan ketik dalam penomoran dokumen namun dapat diyakini bahwa dokumen tersebut valid, dll.;
WAWANCARA
KERTAS KERJA
WAWANCARA EPITE
[NAMA UNIT KERJA]
Disusun oleh/tanggal/paraf: …………………………………
Direviu oleh/tanggal/paraf: …………………………………..
42. Apakah menurut Saudara setiap pengabaian tersebut telah mendapat persetujuan dari pimpinan unit kerja Saudara?
Jawaban: …...............................................................................
Hasil
Tgl. No. Butir EPITE Keterangan Kesimpulan
Observasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Apakah pimpinan unit kerja telah memperhatikan pemisahan tugas
(segregation of duties) untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan
atau tindakan yang tidak layak?
Apakah unit kerja telah mengatur pembatasan akses atas aset dan
aplikasi yang dimiliki?
dst.
Keterangan
(1) : diisi tanggal pelaksanaan observasi;
(2) : diisi nomor urut butir-butir EPITE yang diobservasi pada tanggal tersebut;
(3) : diisi butir-butir EPITE yang diobservasi pada tanggal tersebut. Urutan butir-butir EPITE bisa acak sesuai pelaksanaan observasi;
(4) : diisi hasil-hasil pelaksanaan observasi. Misalnya untuk “Apakah ada alat komunikasi efektif yang menginformasikan hal-hal penting kepada seluruh
pegawai?”, hasilnya dapat berupa: alat komunikasi majalah/bulletin intern, chat groups, mailing list, dll.;
(5) : diisi keterangan atas isian Kolom (4) tersebut yang perlu dijelaskan (optional);
(6) : diisi kesimpulan “ya” apabila mendukung adanya butir EPITE tersebut dan “tidak” apabila tidak mendukung adanya butir EPITE tersebut.
PERUMUSAN NILAI SEMENTARA,
TEMUAN, DAN REKOMENDASI
PERUMUSAN NILAI SEMENTARA, TEMUAN,
DAN REKOMENDASI EPITE
nilai sementara
pengendalian intern
tingkat entitas, Temuan menguraikan kondisi
temuan, dan pelanggaran dan/atau penyimpangan
rekomendasi untuk terhadap penerapan pengendalian
perbaikan diperoleh intern, penyebab, dan akibatnya.
dari hasil evaluasi
Rekomendasi menguraikan
saran-saran perbaikan dan
rencana aksi yang diperlukan
HASIL EPITE
CONTOH
Penegakan
Integritas & dilakukan dengan pemantauan
Nilai Etika penerapan kode etik pegawai
PENGAWASAN DIAM-DIAM
(SURVEILLANCE)
METODE INSPEKSI MENDADAK
Kantor Y melaksanakan pemantauan penerapan kode etik tahun 2020. Dari hasil
pemantauan tersebut diperoleh informasi bahwa terdapat 23% pegawai belum
menerapkan seluruh kode etik dan terdapat 5 pelanggaran kode etik yang
berdampak non fraud tetapi pengaruhnya signifikan.
Nilai EPITE sementara -0%, -10%, -20%, -30% Rendah (0% – 33%)
pada tahun X dapat Sedang (34% – 63%)
dijadikan nilai EPITE Tinggi (64% – 100%)
sementara tahun X dan
tahun X + 1
NILAI AKHIR EPITE
Semakin tinggi hasil EPITE, semakin kecil sampel yang perlu diambil pada
PPU.
41
Submateri 3
Proses Pelaksanaan Pemantauan
Penerapan Kode Etik
EPITE: Konsep
Sri Wahyuni
Widyaiswara Ahli Madya
Pada materi ini kita akan secara khusus membahas Pemantauan Penerapan Kode Etik
sebagai penguatan EPITE.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------
1. Pembagaian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam pemantauan penerapan kode etik terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab
antara pimpinan unit kerja dan Unit Kepatuhan Internal (UKI).
a. Pimpinan unit kerja
Pimpinan unit kerja memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) melakukan internalisasi penerapan kode etik pada unit di lingkungan kerjanya
secara berkala;
2) memberikan contoh penerapan kode etik pada unit di lingkungan kerjanya dalam
berperilaku sehari-hari;
3) melakukan pengawasan penerapan kode etik terhadap pegawai di unitnya;
4) memberikan dukungan terhadap pemantauan penerapan kode etik kepada Unit
Kepatuhan Internal di lingkungan kerjanya;
5) memanfaatkan dan menindaklanjuti hasil pemantauan penerapan kode etik dalam
rangka meningkatkan pengendalian intern di lingkungan unit kerjanya; dan
Keterangan:
(1) : diisi nomor urut;
(2) : diisi objek pemantauan misalnya Seksi MSKI dll,;
(3) : diisi tujuan pemantauan, misalnya untuk memastikan penerapan “etika
berorganisasi” pada Seksi MSKI;
(4) : diisi sumber informasi diperolehnya dugaan adanya pelanggaran “etika
berorganisasi”;
(5) : diisi jadwal pelaksanaan pemantauan penerapan kode etik;
(6) : diisi metode pemantauan seperti “observasi”, “wawancara:, dll.;
(7) : diisi perangkat yang diperlukan seperti checklist perilaku, kamera, voice
recorder, dll.;
(8) : diisi pelaksana pemantauan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pemantauan penerapan kode etik pada tiap-tiap unit eselon I di
lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun,
dengan menggunakan salah satu atau kombinasi metode dan perangkat berikut.
1) Survei
Dilakukan untuk mengumpulkan data primer yaitu sikap, tingkah laku, dan
perbuatan berdasarkan kode etik yang diterapkan oleh pejabat/pegawai
Kementerian Keuangan yang sedang bertugas di kantor pihak lain terkait.
Perangkat yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
minimal seputar kode etik pejabat/pegawai yang dipantau.
Pelaksana pemantauan memastikan bahwa kuesioner tepat sasaran, baik dari sisi
waktu maupun responden. Survei dilaksanakan paling lambat 20 hari kerja setelah
pegawai yang menjadi objek pemantauan selesai bertugas. Subjek yang dipilih
sebagai responden adalah orang-orang yang dalam kesehariannya berinteraksi
langsung dengan pegawai yang dipantau selama masa penugasan, termasuk juga
pimpinan unit tempat pegawai yang dipantau tersebut bertugas.
Apabila hasil kuesioner menunjukkan hal-hal yang bersifat negatif, pelaksana
pemantauan melakukan wawancara kepada responden terkait untuk mengetahui
gambaran perilaku yang dianggap negatif oleh responden secara lebih dalam agar
tidak terjadi salah persepsi dalam pengisian kuesioner yang dapat berakibat
menimbulkan fitnah atau mendapatkan informasi lain yang dapat mengonfirmasi
hasil kuesioner tersebut.
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara tersebut, pelaksana pemantauan
wajib meminta tanggapan kepada atasan langsung dari pegawai yang dipantau
terkait dengan sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang dinilai oleh responden
sebagai pelanggaran kode etik. Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner,
wawancara, dan tanggapan dituangkan dalam kertas kerja pemantauan untuk
diolah lebih lanjut menjadi laporan.
c. Pelaporan
1) Penelaahan Hasil Pemantauan
Pelaksana pemantauan menelaah hasil pemantauan dengan mempertimbangkan
validitas data, misalnya data yang diperoleh dari hasil observasi hanya dapat
dikatakan valid bila proses pengamatannya dilakukan tanpa disadari oleh objek
pemantauan. Penelaahan hasil pemantauan dituangkan dalam kertas kerja
simpulan pemantauan penerapan kode etik berikut.
d. Evaluasi
1) Pelaksana pemantauan melakukan evaluasi atas pelaksanaan pemantauan
penerapan kode etik, dengan membandingkan rencana dengan realisasinya,
pemanfaatan hasil pemantauan, aksi dan reaksi pegawai yang dipantau terhadap
pelaksanaan maupun hasil pemantauan, serta hal-hal yang terjadi dalam
pelaksanaan pemantauan yang perlu mendapat perhatian.
2) Pelaksana pemantauan wajib melaksanakan evaluasi terhadap unitnya sendiri
untuk melihat seberapa besar peran dan dukungan UKI dalam peningkatan
penerapan kode etik. Evaluasi dilakukan dengan melihat seberapa sering UKI
melakukan sosialisasi dan apakah setiap pegawai sudah mengetahui dan
memahami penerapan kode etik pada unit eselon I masing-masing.
3) Pengetahuan dan pemahaman kode etik harus terus menerus dibangun agar
kesadaran pegawai dalam menerapkan kode etik tumbuh dengan sendirinya, bukan
karena merasa dipantau.
4) Pelaksana pemantauan juga wajib mengevaluasi dirinya sendiri dengan melihat
seberapa baik contoh yang ditunjukkan oleh pelaksana pemantauan dalam
menerapkan kode etik.
5) Evaluasi dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun dengan salah satu atau
kombinasi dari metode survei dan FTM.
*****
43
SELESAI
44
PELATIHAN
PENGUATAN, REVITALISASI, DAN OPTIMALISASI
UNIT KEPATUHAN INTERNAL (PRO UKI)
MODUL
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN
TINGKAT ENTITAS (EPITE):
KONSEP DAN SIMULASI
Oleh:
Amelia Rose
Widyaiswara Ahli Muda
dan
Penulis:
Amelia Rose
Widyaiswara Ahli Muda
&
Theresia Vera Yuliastanti
Widyaiswara Ahli Madya
Digunakan untuk:
Pelatihan Penguatan, Revitalisasi, dan Optimalisasi
Unit Kepatuhan Internal (PRO UKI)
Cetakan Pertama:
2018
PPITA-Tahap Perencanaan
PPITA-Tahap Pelaksanaan
PPITA-Tahap Pelaporan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaporan
Tahap Evaluasi
A. DESKRIPSI SINGKAT
Peserta pelatihan yang mempelajari modul ini adalah yang telah memiliki
pengetahuan tentang Konsep Dasar Pengendalian Internal Pemerintah yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, serta Konsep Dasar Pemantauan Pengendalian Internal
Kementerian Keuangan sesuai Keputusan Kementerian Keuangan Nomor
940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Internal dan
Pedoman Pemantauan Pengendalian Internal di Lingkungan Kementerian Keuangan
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
a. Menjelaskan:
1) Definisi dan tujuan EPITE;
2) Pelaksana, lingkup dan waktu pelaksanaan EPITE;
b. Mempraktikkan:
1) Penyusunan Program Kerja;
2) Pelaksanaan EPITE;
3) Penyusunan kertas kerja dan kesimpulan sementara;
c. Menerapkan:
1) Gambaran umum dan pelaksana pemantauan penerapan kode etik;
2) Kriteria Keberhasilan penerapan kode etik dan hubungannya dengan nilai
akhir EPITE.
INDIKATOR
Setelah melaksanakan pembelajaran Kegiatan Belajar 1 ini peserta diharapkan
mampu menjelaskan tentang Definisi dan Konsep Dasar EPITE, yaitu tentang
definisi dan tujuan EPITE serta bagaimana lingkup pelaksanaan dan waktu
pelaksanaan EPITE di Kementerian Keuangan dengan baik.
Pelaksanaan EPITE dilakukan minimal sekali dalam dua tahun atau apabila
terdapat kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pengendalian internal tingkat
entitas, seperti:
a. Perubahan kepemimpinan
Bila terjadi perubahan kepemimpinan dalam suatu organisasi, maka perlu
dilakukan EPITE untuk memahami pengaruh dari pemimpin yang baru atas
proses pengendalian internal yang dilakukan;
b. Perubahan proses bisnis yang strategis
Bila terjadi perubahan signifikan atas proses bisnis yang berlangsung di dalam
organisasi, khususnya proses bisnis yang sifatnya strategis atau menjadi
karakteristik organisasi tersebut, maka perlu dilakukan EPITE untuk melihat
dampak atas perubahan tersebut atas Pengendalian Internal yang dijalankan,
atau karena perlu diputuskan ulang terkait komponen Pengendalian Internal
tingkat entitas yang perlu dievaluasi; dan/atau
Pada KMK sebelumnya, ada dua bagian utama dalam proses Pemantauan
Pengendalian Internal, yaitu Pemantauan Pengendalian Utama atau PPU; dan
Pemantauan Efektifitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan atau PEIKR.
EPITE adalah bagian dari PEIKR bersama dengan adalah Efektifitas Implementasi
(EI) dan Kecukupan Rancangan (KR) yang dilaksanakan secara berturut-turut.
Kesimpulan hasil EPITE dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penentuan
besar sampel pemantauan efektifitas implementasi.
Gambar 1.2 Perbedaan Posisi EPITE pada KMK 32/2013 dan KMK 940/2017
C. RANGKUMAN
I. Benar-Salah
1. B-S Faktor Pengendalian dibahas lebih rinci karena merupakan kegiatan yang
paling penting di antara kelima faktor Pengendalian Internal.
2. B-S EPITE adalah bagian dari proses evaluasi terpisah.
3. B-S EPITE menurut KMK 940/KMK.09/2017 merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh pelaksana pemantauan untuk menilai efektivitas
Pengendalian Internal tingkat entitas dalam menciptakan lingkungan yang
selanjutnya dapat mendukung efektivitas Pengendalian Internal Tingkat
Aktivitas.
4. B-S EPITE dilakukan terhadap kegiatan pengendalian yang tidak terlalu signifikan
pengaruhnya dalam organisasi.
5. B-S Bila terjadi reorganisasi, tidak perlu dilakukan EPITE bila sebelumnya sudah
dilakukan dalam kurun kurang dari dua tahun.
Anda dapat menilai tingkat penguasaan Anda akan materi pada kegiatan belajar ini
dengan cara:
1) mencocokkan jawaban tes formatif Anda dengan kunci jawaban yang terdapat
pada bagian akhir modul ini,
2) mengukur tingkat penguasaan dengan rumus:
Anda dinyatakan berhasil menguasai materi kegiatan belajar ini apabila hasil
pengukuran mendapatkan predikat baik dan baik sekali. Namun apabila ternyata
nilai tersebut belum dicapai, Anda harus mempelajari ulang materi di modul ini.
PELAKSANAAN EVALUASI
PENGENDALIAN INTERN TINGKAT
ENTITAS
INDIKATOR
Setelah melaksanakan pembelajaran kegiatan belajar 2 ini peserta diharapkan
mampu menerapkan pelaksanaan EPITE, dari penyusunan program kerja,
kemudian pelaksanaannya, dilanjutkan dengan penyusunan kertas kerja dan
kesimpulan sementara EPITE dengan baik.
Sebagai tahap perencanaan dari pelaksanaan EPITE yang akan kita lakukan,
maka Program kerja EPITE perlu disusun sedemikian rupa agar matang sebelum
EPITE dijalankan. Proses perencanaan ini adalah langkah penting karena tim
pelaksana EPITE antara lain perlu merumuskan tujuan kegiatan; ruang lingkup dan
faktor-faktor di dalam Pengendalian internal yang perlu dipantau; teknik apa yang
akan digunakan; waktu pelaksanaan; siapa responden yang akan dihubungi;
bagaimana pembagian tugas; siapa Pejabat/Pegawai yang akan dijadikan objek
pelaksanaan EPITE; dokumen apa yang dibutuhkan; bagaimana penarikan
kesimpulan suatu teknik; dan sebagainya.
Sekali lagi, penentuan langkah program kerja ini harus matang sebelum
atau di awal pelaksanaan EPITE. Tujuannya agar proses evaluasi menjadi efisien,
baik dari segi waktu maupun sumberdaya; tepat sasaran; dan dapat memberi
keyakinan memadai tentang pelaksanan pengendalian internal tingkat entitas unit
yang dievaluasi.
2. Pelaksanaan EPITE
b. Wawancara EPITE
Teknik wawancara dapat dilakukan satu per satu, atau satu ke lebih dari
satu orang, misalnya untuk tujuan memperkuat jawaban atau membantu
mengingat. Untuk mempermudah dokumentasi, dapat digunakan alat rekam
(recorder), namun hal tersebut perlu mendapat persetujuan dari objek yang
diwawancara.
c. Survei EPITE
Simpulan
<3,75 :tidak, ≥4: Ya
Simpulan
<3,75 :tidak, ≥4: Ya
d. Observasi EPITE
Ada butir EPITE yang disarankan menggunakan keempat teknik, ada yang
disarankan hanya menggunakan tiga, dua, atau satu teknik saja. Pada format
Untuk setiap teknik yang digunakan pada setiap butir pernyataan, diberi
tanda “V” apabila butir tersebut dilaksanakan oleh unit yang dievaluasi, dan diberi
tanda “X” apabila butir tersebut dianggap tidak dilaksanakan. Kemudian pada
Apabila pada satu butir pernyataan ada sekaligus tanda “V” dan tanda “X”
(berdasarkan teknik yang berbeda), maka perlu diputuskan bersama di antara
pelaksana pemantauan, skor apa yang akan diberikan, apakah 1 atau 0. Artinya
teknik yang dianggap memberikan kesimpulan lebih kuat dijadikan sebagai
penentu angka skor. Penjelasan pemberian skor pada Kertas Kerja EPITE dapat
dilihat pada Tabel 2.8.
Dalam hal pada tahun tersebut tidak dilakukan EPITE, maka (jika ada) dapat
dipakai hasil evaluasi lain sebagai nilai EPITE sementara, yaitu:
Nilai yang kurang optimal dalam metode penilaian maturitas SPIP pada setiap
Fokus Penilaian yaitu nilai 0 (nol) s.d. 2 (dua) dinyatakan sebagai temuan EPITE.
c. Hasil penilaian Iain yang substansinya dapat dipersamakan dengan EPITE
dilakukan konversi dengan metode yang selaras.
C. RANGKUMAN
Pilihan Ganda
1. Berikut ini pernyataan yang tidak tepat mengenai waktu penyusunan Program Kerja
EPITE:
a. disusun di awal tahun anggaran
b. disusun beberapa saat sebelum kegiatan epite dilaksanakan
c. merumuskan tujuan, ruang lingkup dan faktor-faktor yang dipantau
d. tidak dapat dirubah ketika epite sedang dilaksanakan
2. Contoh langkah menyiapkan perangkat dalam penyusunan Program kerja EPITE
adalah….
a. menentukan pihak yang akan dimintai keterangan
b. mengelompokkan butir-butir EPITE berdasarkan teknik yang akan digunakan
c. menyiapkan daftar dokumen
d. menentukan teknik EPITE yang akan digunakan
3. Mengapa perencanaan Program Kerja EPITE harus matang?
a. supaya efektif dan efisien
b. supaya tidak perlu banyak teknik yang digunakan
c. supaya nilai EPITE tinggi
d. supaya unit yang dievaluasi mau bekerjasama
4. Dari faktor Informasi dan Komunikasi, butir yang disarankan untuk direview
dokumennya adalah….
a. perlindungan bagi pegawai terkait penyampaian informasi negatif
b. keberadaan alat komunikasi efektif untuk menyampaikan hal-hal penting
c. keberadaaan saluran komunikasi yang terbuka dan efektif dengan masyarakat
d. keberadaan saluran komunikasi ke atas dan ke seluruh bagian organisasi
5. Wawancara diperlukan dalam proses EPITE dalam hal….
a. diperlukan bukti hitam di atas putih untuk mengevaluasi pengendalian
internal
b. diperlukan masukan dari beberapa responden
c. diperlukan pengamatan atas pelaksanaan pengendalian internal
d. diperlukan diskusi dengan pegawai yang bertanggung jawab terhadap
Anda dapat menilai tingkat penguasaan Anda akan materi pada kegiatan belajar ini
dengan cara:
Anda dinyatakan berhasil menguasai materi kegiatan belajar ini apabila hasil
pengukuran mendapatkan predikat baik dan baik sekali. Namun apabila ternyata
nilai tersebut belum dicapai, Anda harus mempelajari ulang materi di modul ini.
PELAKSANAAN PEMANTAUAN
PENERAPAN KODE ETIK DAN NILAI
AKHIR EPITE
INDIKATOR
Setelah melaksanakan pembelajaran kegiatan belajar 3 ini peserta diharapkan
mampu menerapkan tentang gambaran umum pelaksanaan pemantauan
penerapan kode etik dan hubungannya dengan EPITE. Dilanjutkan dengan
tahap-tahap pemantauan penerapan kode etik, dari mulai tahapan
perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pelaporan, tahapan evaluasi dan
terakhir bagaimana kriteria keberhasilan penerapan kode etik untuk
mendapatkan nilai akhir EPITE dengan tepat.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan pemantauan penerapan kode etik yaitu
terwujudnya sikap, tingkah laku, dan perbuatan pegawai yang sesuai dengan kode
etik sehingga Pengendalian Intern Tingkat Entitas akan semakin kuat, terutama
pada faktor Lingkungan Pengendalian dimana kode etik merupakan salah satu
komponen penyusunnya. Gambar 3.1 menunjukkan posisi pemantauan
penerapan kode etik dalam Pelaksanaan EPITE.
a. Lebih dari 75% (tujuh puluh lima per seratus) pegawai telah menjalankan
seluruh kode etik yang ditetapkan; dan
b. Tidak ada pelanggaran kode etik yang berdampak kecurangan (fraud) atau
yang berdampak non kecurangan (fraud) dengan pengaruh signifikan.
3. Tahapan Pelaksanaan
a. Survei
Tabel 3.3 Format Kertas Kerja Survei Pemantauan Penerapan Kode Etik
b. Observasi
Tahapan surveillance:
1) Persiapan:
a) menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain surat tugas dan
perangkat pemantauan yang telah dibuat oleh pimpinan unit;
b) menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti: voice recorder, kamera,
alat tulis, dan lain-lain.
Pimpinan dan seluruh pegawai dari unit yang akan disidak tidak boleh
tahu akan pelaksanaan sidak tersebut, sehingga rencana sidak harus dijaga
kerahasiaannya sampai dengan saat pelaksanaan. Tujuannya adalah hasil yang
diperoleh benar-benar menunjukkan keadaan yang sesungguhnya tanpa
kemungkinan campur tangan unit yang disidak.
4. Tahapan pelaporan
Tabel 3.9 Format Kertas Kerja Simpulan Pemantauan Penerapan Kode Etik
1) Sampul (Cover) judul, yaitu berisi judul utama dan subjudul. Judul utama
memuat uraian ringkas tema pemantauan dan nama unit/kegiatan yang
dipantau, sedangkan subjudul menjelaskan topik dari simpulan hasil
penugasan pemantauan yang paling penting untuk disampaikan kepada
pemimpin dan stakeholder dengan menggunakan bahasa yang santun.
Antara judul utama dan subjudul dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
2) Daftar Isi
3) Ringkasan Hasil Pemantauan, yaitu berisi hasil pemantauan secara ringkas
yang meliputi simpulan dan rekomendasi (jika ada).
4) Dasar hukum, yaitu berisi dasar kewenangan Unit Kepatuhan Internal
melakukan penugasan dan surat tugas beserta susunan tim.
5) Tujuan Pemantauan, yaitu berisi pernyataan mengenai apa yang akan
dicapai dari pemantauan yang dilakukan. Tujuan pemantauan harus
dipertimbangkan secara hati-hati, dinyatakan secara jelas, dan sesuai
dengan metode pemantauan yang dilaksanakan.
6) Ruang Lingkup Pemantauan, yaitu berisi batasan pemantauan yang memuat
bidang/kegiatan yang dilakukan pemantauan, lokasi, sampel, dan periode
waktu pemantauan.
7) Metode pemantauan, yaitu berisi penjelasan mengenai pendekatan yang
digunakan dalam penugasan pemantauan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
8) Gambaran umum, yaitu berisi uraian tentang latar belakang dan kegiatan
yang menjadi tema pemantauan dan isu-isu/hal-hal penting yang terkait di
dalamnya dengan tujuan untuk memahami kegiatan yang menjadi sasaran
pemantauan, termasuk fakta-fakta, statistik, serta istilah yang digunakan.
9) Uraian hasil pemantauan, yaitu berisi uraian secara jelas simpulan serta
saran tindakan perbaikan yang disampaikan kepada pihak yang dipantau
dan tanggapan atas saran tersebut. Setiap simpulan diberi: judul simpulan
10) Hal-hal Lain yang Perlu Diungkapkan (jika ada), tergantung situasi dan
kondisi yang ada di lapangan yang perlu mendapat perhatian dari
pimpinan terkait etika dalam berorganisasi.
11) Lampiran (jika ada), dapat berupa tabel ketaatan etika dalam
berorganisasi pada setiap subbagian/seksi dan/atau diagram untuk
memperjelas, dan lain-lain yang diperlukan.
5. Tahapan evaluasi
Evaluasi dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tahun dengan salah satu
atau kombinasi dari metode survei dan FTM.
6. Kriteria Keberhasilan Penerapan Kode Etik dan Nilai Akhir EPITE Setelah
Pemantauan Penerapan Kode Etik
Nilai EPITE Sementara pada tahun X dapat dijadikan nilai EPITE Sementara
tahun X dan nilai EPITE Sementara tahun X+ 1. Hasil negatif dari kesimpulan
pemantauan penerapan Kode Etik mengacu pada kriteria dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Kriteria pertama : Lebih dari 75% Pegawai telah menjalankan seluruh Kode Etik
yang ditetapkan
a. rendah, apabila nilai EPITE akhir kurang dari 34% (tiga puluh empat per
seratus);
b. sedang, apabila nilai EPITE akhir 34% (tiga puluh empat per seratus) s.d 63%
(enam puluh tiga per seratus); dan
c. tinggi, apabila nilai EPITE akhir lebih dari 63% (enam puluh tiga per seratus).
Pada Gambar 3.3 dapat dilihat ilustrasi keseluruhan penentuan nilai EPITE
dan pada Gambar 3.4 dapat dilihat penggunaannya lebih lanjut.
C. RANGKUMAN
BENAR-SALAH
1. B-S Pemantauan penerapan Kode Etik minimal dilakukan sekali dalam setahun.
2. B-S Pemantauan penerapan Kode Etik bertujuan memperkuat pengendalian
Internal tingkat entitas dari faktor Lingkungan Pengendalian
3. B-S Kode etik yang wajib dipedomani oleh Pegawai Kementerian Keuangan
minimal disusun dan ditandatangai oleh Menteri.
4. B-S Program kerja pemantauan penerapan Kode Etik dapat diperbaiki pada tahun
berjalan bila terdapat kejadian signifikan yang mempengaruhinya.
5. B-S Pelaksanaan pemantauan penerapan Kode Etik hanya dapat dilakukan oleh
UKI di unit tersebut .
6. B-S Apabila hasil kuesioner survei menunjukkan hal-hal yang bersifat negatif,
pelaksana pemantauan melakukan wawancara kepada responden terkait
untuk mengetahui lebih dalam mengenai gambaran perilaku yang dianggap
negatif oleh responden agar tidak terjadi salah persepsi.
7. B-S Observasi sedapat mungkin tidak diketahui oleh objek pemantauan.
8. B-S Surveillance dilakukan terhadap objek pemantauan sebelum dilakukan
peneguran.
9. B-S Temuan yang tidak bersifat fraud tidak perlu diperhatikan.
10. B-S Hasil negatif dari kesimpulan pemantauan penerapan kode etik akan
mengurangi nilai EPITE Sementara.
Pilihan Ganda
Anda dapat menilai tingkat penguasaan Anda akan materi pada kegiatan belajar ini
dengan cara:
1) mencocokkan jawaban tes formatif Anda dengan kunci jawaban yang terdapat
pada bagian akhir modul ini;
2) mengukur tingkat penguasaan dengan rumus:
Anda dinyatakan berhasil menguasai materi kegiatan belajar ini apabila hasil
pengukuran mendapatkan predikat baik dan baik sekali. Namun apabila ternyata
nilai tersebut belum dicapai, Anda harus mempelajari ulang materi di modul ini.
A. KESIMPULAN
1. Tujuan pemantauan Pengendalian Internal adalah sebagai berikut:
a. Membantu pimpinan unit kerja untuk meningkatkan penerapan Pengendalian
Internal dalam rangka pencapaian tujuan organisasi;
b. Memastikan pengendalian utama dijalankan sesuai dengan sistem, prosedur,
dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; dan
c. Memastikan kecukupan rancangan Pengendalian Internal.
2. Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Internal dalam Organisasi Pemerintah,
khususnya di lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan melalui 3 (tiga) cara,
yaitu proses pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut hasil
rekomendasi audit dan hasil review lainnya.
3. Salah satu proses evaluasi terpisah yang dilakukan oleh organisasi adalah Evaluasi
Pengendalian Intern Tingkat Entitas.
4. Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas/Unit Kerja (entity level), yang
selanjutnya disingkat EPITE, merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana
pemantauan untuk menilai efektivitas Pengendalian Internal tingkat entitas dalam
menciptakan lingkungan yang selanjutnya dapat mendukung efektivitas
Pengendalian Internal tingkat aktivitas.
5. Perbedaan utama EPITE di KMK Nomor 940/KMK.09/2017 dengan Keputusan
sebelumnya yaitu pada posisi EPITE pada pemantauan pengendalian internal,
kertas kerja yang digunakan, adanya EPITE jenis lain dan adanya pemantauan
penerapan kode etik.
6. Sebagai tahap perencanaan dari pelaksanaan EPITE yang akan kita lakukan, maka
Program kerja EPITE perlu disusun sedemikian rupa agar matang sebelum EPITE
dijalankan.
7. Pelaksanaan EPITE dilakukan terhadap setiap faktor dari kelima faktor pengendalian
internal, yang kemudian dijabarkan ke dalam 50 (lima puluh) butir EPITE, dengan
B. IMPLIKASI
EPITE perlu dilakukan dengan perencanaan yang tepat dan teknik yang sesuai, dan
juga didukung dengan pelaksanaan pemantauan penerapan kode etik sebagai bagian
dari penguatan pengendalian internal tingkat entitas.
C. TINDAK LANJUT
A. PILIHAN BERGANDA
1. Aturan yang berlaku di Kementerian Keuangan terkait Pemantauan Pengendalian
Internal adalah….
a. KMK Nomor 32/KMK.09/2013
b. KMK Nomor 940/KMK.09/2017
c. KMK Nomor 467/KMK.01/2014
d. KMK Nomor 454/KMK.01/2011
2. EPITE termasuk kepada Pemantauan Pengendalian Internal kategori….
a. evaluasi terpisah
b. pemantauan berkelanjutan
c. tindak lanjut hasil audit dan review lainnya
d. pengawasan melekat
3. Dalam KMK Nomor 940/KMK.09/2017, dua bagian terbesar dalam pemantauan
pengendalian internal adalah….
a. PPU dan PEIKR
b. EPITE dan PPITA
c. EPITE dan PPU
d. semua pernyataan di atas salah
4. Pengendalian tingkat entitas seharusnya menjadi landasan untuk pengendalian-
pengendalian lainnya di organisasi karena….
a. menggambarkan bagaimana pemimpin tertinggi organisasi tersebut
mengendalikan budaya organisasi dan juga menjaga akuntabilitas organisasi
b. melekat dalam aktivitas operasi normal suatu entitas
c. menjamin tercapainya tujuan organisasi
d. semua pernyataan di atas benar
B. BENAR-SALAH
SOAL FORMATIF:
Kegiatan Belajar I
I. Benar - Salah
1. S
2. B
3. B
4. S
5. S
Kegiatan Belajar II
I. Pilihan Ganda
1. d 6. b
2. c 7. c
3. a 8. d
4. d 9. a
5. d 10. c
I. Benar - Salah
1. B 6. B
2. B 7. B
3. S 8. S
4. B 9. S
5. S 10. B
Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (EPITE): kegiatan yang dilaksanakan oleh
pelaksana pemantauan untuk menilai efektivitas pengendalian internal tingkat
entitas dalam menciptakan lingkungan yang selanjutnya dapat mendukung
efektivitas Pengendalian Internal tingkat aktivitas.
Nilai sementara EPITE : pembagian total skor (sebagai pembilang) terhadap jumlah butir
yang dievaluasi kemudian dikali 100%, menghasilkan rentang nilai 0% (nol per
seratus) s.d. 100% (seratus per seratus).
Inspeksi mendadak: pemantauan penerapan kode etik untuk melihat secara langsung
dan spontan atas penerapan kode etik pegawai di lokasi-lokasi tertentu.
Metode Facilitated Team Meeting: pemantauan penerapan kode etik dengan cara
mengundang stakeholder atau pihak yang berkepentingan yang memiliki
informasi terkait dengan pelayanan dan/atau sikap, tingkah laku, dan perbuatan
Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pergaulan hidup
sehari-hari yang berhubungan dengan stakeholder tersebut.
Nilai akhir EPITE: Nilai sementara EPITE dikurangi hasil pemantauan pelaksanaan kode
etik.