dan Politik
Dalam
Kebijakan
Sumberdaya
Alam
10 J U N I 2 0 2 0
Pokok Bahasan
1. Apa yang dapat dilihat atau dirasakan sehari-hari?
2. Rasionalitas, Etika, Sains, Narasi Kebijakan
3. Karakteristik SDA, Karakteristik Sosial
4. Kondisi di Indonesia—Kegagalan Institusional
5. Catatan Akhir
Apa yang dapat dilihat atau dirasakan sehari-hari?
Menyelesaikan masalah yang dialami
masyarakat melalui proses berfungsinya
Apabila di dalam demokrasi terdapat tugas-tugas pemerintahan yang secara
proses politik yang menentukan ketiga Tujuan hukum dan administrasi telah ditetapkan.
rezim tersebut, apakah masalahnya dapat Kebijakan
(rule in form)
diselesaikan melalui proses politik yang
sama?
Penda- Praktek
laman Kebijakan
Mesin Kebohongan Policy
(a) ketidaktahuan sebagai “primitif”, (b). SDA
Bias birokrasi, adanya titik buta
ketidaktahuan sebagai “kehilangan ranah”, (blind spot). Terjadi konflik
kurangnya perhatian, tidak tersedianya hutan/lahan dan kriminalisasi
informasi/pilihan, (c) ketidaktahuan sebagai petani yang belum mereda
“praktik strategis”, kerahasiaan atau sensor; Political (rule in use)
(d). ketidaktahuan sebagai “konstruksi aktif”, Hegemoni
Discource
dari sumber yang sah (mis. ilmuwan, pakar)
untuk menipu, dll Rezim Kebenaran, Rezim
Pengaturan dan Rezim
Akumulasi.
Rasionalitas, Etika, Sains dan Narasi Kebijakan
Rasionalitas Teknis, Ekonomi,
Kekuatan kelompok penganut narasi Hukum, Sosial, Substantif
tertentu dapat disebabkan oleh kesamaan
ideologi, tingkat interaksi antar orang di Rasio-
dalam kelompok, maupun kemampuan nalitas
kelompok itu untuk mengendalikan
anggota-anggoatnya agar tetap memahami
dan mendukung narasi yang dianutnya.
Egoisme, Utilitarianisme,
Kontestasi narasi juga terjadi dalam
Deontologi, Teori Keutamakan
pengelolaan gambut di Indonesia Kontes- Policy Etika &
tasi Space Sains
*666 kasus
9
KINERJA TATA Hasil Identifikasi
KELOLA UNTUK Tumpang Tindih
IZIN SDA Nasional
Untuk kondisi Sumber: Tim PKSP, 2019
sekarang, izin
berpotensi
memproduksi konflik
Menetapkan lokasi
izin yang benar,
tidak harus cepat.
Diperlukan
pemetaan sosial
ANTI-CORRUPTION SUMMIT, MAKASSAR, 22/10/18
Perlindungan terhadap pegiat anti korupsi Latar Belakang Profesi
Mahasiswa
Wartawan
DPR/DPRD
Swasta
Dosen
PNS/Pejabat Negara
Aktivis
0 10 20 30 40 50 60
Saksi 1
Bentuk Ancaman dan Serangan
Saksi Ahli 3
40
Mengkritisi Penanganan K 3
35
Melibut Berita K 4
30 Justice Collaborator 7
25 Wistleblower 10
20 Kampanye Anti-K 17
Menangani Kasus K 22
15
Pelapor
10 35
0
10
5 20
30
0
Peran Korban 40
PEMBE
BRG Fungsi koordinasi? TRGD
RI IZIN
Mandat Tugas Tugas
dari Presiden Pembantuan
ke Daerah
Kajian KHG/RTT
1. Peta Indikatif
Prioritas Restorasi Sinkronisasi, integrasi RREG, RTTRG, tdk diketahui
RTKRG Pemegang Izin;
2. Peta KHG
RKU tdk
diketahui BRG
3R Simplifikasi, teknikalisasi? 3R
Lanskap
KHG
DPG DPA
Desa-Desa Desa-Desa Para Pemegang Izin
Most problematic factors for doing business in indonesia
Executive Opinion Survey 2017 by World Economic Forum
Corruption 13,8
Inefficient government bureaucracy 11,1
Access to financing 9,2
Inadequate supply of infrastructure 8,8
Policy instability 8,6
Government instability/coups 6,5
Tax rates 6,4
Poor work ethic in national labor force 5,8
Tax regulations 5,2
Inflation 4,7
Inadequate educated workforce 4,3
Crime andtheft 4,0
Restrictive labor regulations 4,0
Foreign currency regulations 3,3
Insufficient capacity to innovate 2,5
Poor public health 1,8
49,30%
daerah
64,64%
(pengadaan barang dan jasa…