Disusun oleh :
Nurul Maulida Suryana (C1986201033)
Tiara Gita Nurahmah Dona (C1986201037)
Vina Aulia Rahman (C1986201093)
Dhila Nurfadilah (C1986201121)
A. Definisi Konflik
● Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua
pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan
atau kepentingan yang berbeda.
Stephen P. Robbins dalam bukunya Perilaku Organisai (Organizational
Behaviour) menjelaskan bahwa terdapat banyak definisi konflik. Meskipun
makna yang diperoleh definisi itu berbeda-beda, beberapa tema umum
mendasari sebagian besar dari konflik tersebut. Konflik harus disarankan
oleh pihak-pihak yang terlibat, apakah konflik itu ada atau tidak ada
merupakan persoalan persepsi. Jika tidak ada yang menyadari akan adanya
konflik, secara umum lalu disepakati konflik tidak ada. Kesamaan lain dari
definisi-definisi tersebut adalah pertentangan atau ketidakselarasan dan
bentuk-bentuki interakis. Beberapa faktor ini menjadi kondisi yang
merupakan titik awal proses konflik.
A. Ciri – Ciri Konflik
1. Konflik Intrapersonal
Yaitu konflik dengan dirinya sendiri , di sumberkan karena seseorang memiliki dua keinginan yang ingin
di penuhi dalam waktu sama dan tak mungkin terpenuhi sekaligus. Kita lihat di jaman sekarang ini orang
ingin memiliki kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang
kerja dan lain-lain.
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
5. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain
dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya
pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah
dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam
ragamnya, bentuknya, dan jenisnya. Soetopo (1999)
mengklasifikasikan jenis konflik, dipandang dari segi
materinya menjadi empat, yaitu:
1. Konflik tujuan yaitu konflik terjadi jika ada dua tujuan atau
yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2. Konflik peranan yaitu konflik yang timbul karena manusia
memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak
selalu memiliki kepentingan yang sama.
3. Konflik nilai yaitu konflik yang muncul karena pada dasarnya nilai yang
dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat
terjadi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
4. Konflik kebijakan yaitu suatu konflik dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan
individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemukakan oleh
satu pihak dan kebijakan lainnya.
A. Sumber Konflik
Perceived Conflict
Felt Conflict
Conflict Alternatif
Manifest Conflict
1. Adanya perbedan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan, karena setiap manusia unik, dan
mempunyai perbedaan pendirian, perasaan satu sama lain. Perbedaan pendirian dan perasaan ini akan menjadi
satu faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial seorang individu tidak selalu
sejalan dengan individu atau kelompoknya.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbedabeda, individu
sedikit banyak akan terpengaruh oleh pola pemikiran dan pendirian kelompoknya, dan itu akan menghasilkan
suatu perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, individu memiliki latar perasaan, pendirian dan latar
belakang budaya yang berbeda. Ketika dalam waktu yang bersamaan masing-masing individu atau kelompok
memilki kepentingan yang berbeda. Kadang, orang dapat melakukan kegiatan yang sama, tetapi tujuannya
berbeda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya.
A. Dampak Konflik
2. Perusasi
Apabila pihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua
pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam
penyelesaian konflik.
1. Arbitrase (arbitration)