Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KLASIKAL

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Belajar
C Topik/Tema Layanan Motivasi Belajar
D Fungsi Layanan Pengidentifikasian
E Tujuan Umum Peserta didik dapat memahami dan menumbuhkan
tingkat motivasi pembelajaran
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu mendefinisikan tentang
motivasi
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-
jenis motivasi
3. Peserta didik mampu menemukan strategi
menumbuhkan motivasi belajar
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi upaya
meningkatkan motivasi belajar
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Layanan 1. Pengertian Motivasi
2. Jenis-Jenis Motivasi
3. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
4. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber 1. Suharni, Purwanti. 2018. Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan dan
Konseling. Vol, 3 No, 1, November 2018.
Universitas PGRI Yogyakarta
2. Emda Ama. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran. Vol 5 No 2 (2017)
93-196. UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
3. Zafar, Sobandi. 2018. Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Kemampuan
Komunikasi Intepersonal Guru. Vol 3 No 2 Juli
2018, Hal 190-198. Universitas Pendidikan
Indonesia.
4. Suprihatin Siti. 2015. Upaya Guru Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Vol 3
No 1 (2015) 73-82. Universitas Muhammadiyah
Metro.
K Metode/Teknik Diskusi dan Problem Solving
L Media/Alat Power Point
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap 1. Membuka dengan salam dan berdoa
Awal/Pendahuluan 2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3. Menyempaikan tujuan layanan materi
Bimbingan dan Konseling
4. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap inti 1. Guru BK menanyakan media slide powerpoint
yang berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide powerpoint yang
berhubungan dengan materi layanan
3. Guru BK menyajikan materi dengan
menggunakan PPT dengan susunan:
a. Pengertian Motivasi
b. Jenis-Jenis Motivasi
c. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
d. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Dengan mengajak peserta didik untuk berperan
aktif dengan berpendapat mengenai materi yang
disampaikan.
3. Tahap penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar
dapat selalu ingat kepada sang pencipta-Nya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang
akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa
dan salam.
M Evaluasi

1. Evaluasi Prose Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan


proses yang terjadi:
1. Mengadakan refleksi
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
sangat bersemangat
3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat
atau bertanya sesuai dengan topik
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan Guru BK mudah dipahami
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara
lain:
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/
kurang menyenangkan/tidak menyenangkan
2. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Cara Konselor/Guru BK menyampaikan: mudah
dipahami/ tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti: menarik / kurang
menarik/ tidak menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian

Mengetahui , Tasikmalaya,21 Juni 2021

Dosen Bimbingan dan Konseling Mahasiswa

Drs.Tahyu ,M.Pd Driska Komala

Lampiran 1. Uraian materi


MOTIVASI BELAJAR

A. Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa latin yaitu movere yang artinya bergerak. Motif yang
di istilahkan needs adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan
(Ahmadi,1999). Perilaku manusia senantiasa dilatarbelakangi motif dan motivasi.
Beragamnya motif dan motivasi mewarnai kehidupan manusia, misalnya makan
karena lapar, ingin mendapat kasih sayang, ingin mendapat kasih sayang, ingin
diterima lingkungan dan sebagainya (Ahmadi,1998). Pendapat para ahli dalam
literatur yang dibaca oleh penulis, bahwa pengertian motif dan motivasi hampir sama
dan tidak ditemukan perbedaan arti yang mendasar. Maksud dan pengertiannya sama,
hanya berbeda dalam memformulasikan kalimat pada motif dan kalimat pada motivasi
saja. Sedangkan arti yang terkandung dalam motif dan motivasi sebenarnya memiliki
persamaan. Oleh karena itu, dalam penjelasan berikutnya pada tulisan ini tidak
dibedakan antara motif dan motivasi.
Ahmadi (1998) menjelaskan lebih lanjut, bahwa motivasi adalah suatu
kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu
bertindak atau berbuat. Menurut Chaplin (1999) mendefinisikan motivasi sebagai
variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tetentu di dalam
organisme, yang membantingkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan
tingkah laku menuju suatu sasaran.
Berdasarkan uraian diatas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan
suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula
motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang.
Penjelasan mengenai fungsi-fungsi motivasi adalah:
1. Mendorong manusia untuk bertindaj/ berbuat. Motivasi berfungsi sebagai
pebgerak atau motor yang memberikan energi/kekuatan kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan tujuan atau cita-cita.
Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus di tempuh untuk
mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus di
tempuh.
3. Menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus
dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampaikan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. (Ngalim Purwanto, 2002:71).
B. Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk
mendapat keterampilan tetent, memperoleh informasi dan pengertian,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima
oleh orang lain.
2. Motivasi ektrinsik, yang timbul akibat adanya pengaruh dari luar individu. Seperti
hadiah, pujian, ajakn, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu (Tabrani, 1992:120).
C. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelasan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar
hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) yang akan dicapai siswa. Tidak cukuo sampai di situ saja, tapi guru juga
bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna
bagi masa depan seseorang, baik masa depan seseorang, baik dengan norma
agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka makin besar pula motivasi dalam
belajar.
2. Hadiah. Berikan hadiah untuk siswa-siswi yang berprestasi. Hal ini akan sangat
memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang
telah berprestasi.
3. Saingan/kompetensi. Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai.
4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan
atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal
yang paling kecil.
5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau
merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman disini
hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun
membuat rangkuman. Hendaknya jangan bersifat fisik, seperti menyapu kelasm
berdiri di depan kelasm atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan
mengganggu psikis siswa.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.Strateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi
mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru
dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap kondisi anakdidiknya. Ingat ini bukan
hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban
setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk
mendidik anak mereka.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.Ajarkan kepada siswa carabelajar yang
baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dengan
cara ini siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulan-ulang
pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan buku-buku yang
mendukung.
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok.Ini bisa dilakukan seperti pada nomor 6.
9. Menggunakan metode yang bervariasi.Guru hendaknya memilih metode belajar
yang tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang
tidak membuat siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa
menampung semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual
Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya.
Karena siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama
lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu
materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa mencerna
materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang
dikuasai oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan
motivasi belajar siswa.
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.Baik
itu media visual maupun audio visual.
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di
sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan
Sardiman (2005:92), yaitu:
1. Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.Banyak
siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.Sehingga yang dikejar
hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu
bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh
guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar
yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan
nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah
diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa
akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat
terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat
meningkatkan motivasi.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.
Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan
akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih
giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik,
maka perlu diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada
waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membang-kitkan harga
diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcementyang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu, guru
harus memahami prinsipprinsip pemberian hukuman tersebut.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi,
seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip
belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di
kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.
b. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam
pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang
dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan.
Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun
mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk membangkitkan
kembali kinginan siswa dalam belajar. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang
guru menurut Dimyati (2002:95) yaitu dengan cara :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang
di alaminya
2. Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan
kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
3. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
4. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat
pada perilaku belajar.
5. Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat
mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
6. Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa.
Menurut Dimyati (2002) cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah :
a. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca
hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat.
b. Guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara
memecahkannya.
c. Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada
siswa dalam mengatasi kesukaran.
d. Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan
masalah dan mungkin akan membantu rekannya yangmengalami kesulitan.
f. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesulitan belajarnya sendiri.
g. Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar
secara mandiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi (Sukadi,2006) mengatakan


bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu sebagai
berikut:

1. Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan Adanya perbedaan pengalaman


masa lalu pada setiap orang menyebabkan terjadinya variasi terhadap tinggi
rendahnya kecenderungan untuk berprestasi pada diri seseorang.
2. Latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan Bila dibesarkan dalam
budaya yang menekankan pada pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif dan
kompetitif, serta suasana yang selalu mendorong individu untuk memecahkan
masalah secara mandiri tanpa dihantui perasaan takut gagal, maka dalam
diri seseorang akan berkembang hasrat berprestasi yang tinggi.
3. Peniruan tingkah laku (Modelling) Melalui modelling, anak mengambil atau
meniru banyak karakteristik dari model, termasuk dalam kebutuhan untuk
berprestasi jika model tersebut memiliki motivasi tersebut dalam derajat
tertentu.
4. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung Iklim belajar yang
menyenangkan, tidak mengancam, memberi semangat dan sikap optimisme bagi
siswa dalam belajar, cenderung akan mendorong seseorang untuk tertarik
belajar, memiliki toleransi terhadap suasana kompetisi dan tidak khawatir akan
kegagalan.
5. Harapan orangtua terhadap anaknya Orangtua yang mengharapkan anaknya bekerja
keras dan berjuang untuk mencapai sukses akan mendorong anak tersebut untuk
bertingkahlaku yang mengarah kepada pencapaian prestasi.

Selain beberapa pendapat di atas menurut Sanjaya, (2009) ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai
berikut:

a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat membuat
siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan
pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada
gilirannya dapat meningkatkanmotivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan
yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya,
2009:29).
b. Membangkitkan motivasi siswa Siswa akan terdorong untuk belajar
apabila mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan
minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi
belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk memotivasi
siswa dalam pembelajaranadalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat
siswa (Djiwandono, 2006:365).
c. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar Siswa hanya mungkin
dapat belajar baik apabila ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa
aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup
dan segar, terbebas darirasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan
hal-hal yang lucu.
d. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik Guru harus mampu
menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu
informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang
bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah
dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk
belajar (Yamin,2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan
membangitkan rasa uingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang
selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
e. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa Motivasi akan tumbuh
apabila siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka
dia juga senang dipuji. Karena hasil kerja siswa. Jangan memuji secara
berlebihan karena akan terkesan dibuatbuat. Pujian yang baik adalah pujian yang
keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan
penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah,
2002:152).
f. Berikan penilaian Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai
bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat
menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus
dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya.
Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan
mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan
untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu
mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa Penghargaan bisa dilakukan
dengan mmemberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai
mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan
memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya.
Komentar yang positif dapatmeningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
h. Ciptakan persaingan dan kerjasama Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan
pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui
persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus
mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar
kelompok maupun antar individu. Proses pembelajaran akan berhasil apabila
siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa.

Lampiran 2. Lembar kerja siswa


APA YANG ANDA RASAKAN JIKA TEMAN ANDA SUKSES
KARENA RAJIN BELAJAR, SEDANGKAN ANDA MASIH
SAMA SAJA TIDAK ADA PERUBAHAN?
Lampiran 3. Instrumen penilaian

HASIL

NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET


YA TDK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,

B Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta

4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas


5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah

C Perolehan Siswa Pasca Layanan


1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
D Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusia mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan

5. Peserta didik hadir semua


E Ketersediaan sarana prasarana
1. Liquid Cristal Display (LCD) tersedia lengkap
2. Mebeler dan ATK tersedia lengkap
3. Ruangan bersih dan nyaman
4. Instrumen dan Sumber Buku tersedia lengkap
5. Pencahayaan ruangan mencukupi

Anda mungkin juga menyukai