Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KLASIKAL

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A Komponen Layanan Dasar


Layanan
B Bidang Layanan Pribadi
C Topik/Tema Konsep Bersyukur
Layanan
D Fungsi Layanan Penerapan dan pemahaman
E Tujuan Umum Siswa dapat menerapkan diri dan memahami untuk lebih bisa
beryukur dalam kehidupannya
F Tujuan Khusus 1. Siswa mampu mendefinisikan Pengertian Syukur dalam al-
Qur’an
2. Siswa mampu mengidentifikasikan Teknik Bersyukur
3. Siswa mampu membangun Memelihara Kebersyukuran
(gratitude)
4. Siswa mampu menerapkan Manfaat dan Kedahsyatan Syukur
5. Siswa mampu menemukan Implementasi Sykur dalam
Perspektif al-Qur’an
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Layanan 1. Pengertian Syukur dalam al-Qur’an
2. Teknik Bersyukur
3. Memelihara Kebersyukuran (gratitude)
4. Manfaat dan Kedahsyatan Syukur
5. Implementasi Sykur dalam Perspektif al-Qur’an
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber 1. Mahfud Choirul. 2014. THE POWER OF SYUKUR Tafsir
Kontestual Konsep Syukur dalam al-Qur’an. Vol, 9 No, 2
Desember 2014. Lembaga Kajian Agama dan Sosial
Surabaya.
2. Takdir Mohammad. 2017. Kekuatan Terapi Syukur dalam
Membentuk Pribadi yang Altuis: perspektif Psikologi
Qur’ani dan Psikologi Positif. Vol 5 No 2, November 2017,
hal 175-198. Jurnal Studia Insania. https://jurnal.uin-
antasari.ac.id/index.php/insania/articla/download/1493/1314.
3. Muyassarah. 2019. Study Ekonomi Syariah Tentang Konsep
Syukur Barat dalam Ksederhanaan dan Perilaku ZIS. Vol 7
No 2, 2019, 386-403. Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/
download/5685/pdf.
4. Akmal, Masyhuri. 2018. KONSEP SYUKUR
(GRATEFULNES). Vol 7 No 2 Desember 2018. UIN Sultan
Syarif Kasim Riau.
https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/amanar/article/downl
oad/86/84.

K Metode/Teknik Diskusi dan Pemecahan masalah


L Media/Alat Powerpoint
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap 1. Membuka dengan salam dan berdoa
Awal/Pend 2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan
ahuluan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyempaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Konseling
4. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap inti 1. Guru BK menanyakan media slide powerpoint yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati slide powerpoint yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK menyajikan materi dengan menggunakan PPT
dengan susunan:
a. Pengertian Syukur dalam al-Qur’an
b. Teknik Bersyukur
c. Memelihara Kebersyukuran (gratitude)
d. Manfaat dan Kedahsyatan Syukur
e. Implementasi Sykur dalam Perspektif al-Qur’an
Dengan mengajak peserta didik untuk berperan aktif dengan
berpendapat mengenai materi yang disampaikan.
3. Tahap 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang
penutup terkait dengan materi layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat selalu
ingat kepada sang pencipta-Nya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam.
M Evaluasi

1. Evaluasi Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang


Prose terjadi:
1. Mengadakan refleksi
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan sangat
bersemangat
3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat atau bertanya
sesuai dengan topik
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan Guru BK mudah dipahami
2. Evaluasi Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain:
Hasil 1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/ kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan
2. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara Konselor/Guru BK menyampaikan: mudah dipahami/
tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti: menarik / kurang menarik/ tidak
menarik untuk diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian

Mengetahui , Tasikmalaya, 22 Juni 2021

Dosen Bimbingan dan Konseling Mahasiswa

Drs. Tahyu,M.Pd Driska Komala


Lampiran 1. Uraian Materi

KONSEP BERSYUKUR

A. Pengertian Syukur dalam al-Qur’an


Kata kunci dari syukur adalah suka berterima kasih, tahu diri, tidak mau
sombong, dan tidak boleh lupa Tuhan. Bagi seorang Muslim, kunci syukur itu adalah
ingat Allah. Kita ada karena Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Di sinilah,
syukur seringkali disamakan dengan ungkapan rasa “terima kasih” dan segala pujian
hanya untuk Allah semata. Semakin sering bersyukur dan berterima kasih, kita akan
semakin baik, tenteram dan bahagia.M. Quraish Shihab dalam buku, Wawasan al-
Qur’an menjelaskan bahwa kosa kata “syukur” berasal dari bahasa al-Qur’an
yang tertulis dalam bahasa Arab. Kata syukur adalah bentuk mashdar dari kata kerja
syakara–yasykuru–syukran–wa syukuran–wa syukranan. Kata kerja ini berakar
dengan huruf-huruf syin, kaf, dan ra’.
Secara bahasa, syukur juga berasal dari kata “syakara” yang berarti pujian
atas kebaikan dan penuhnya sesuatu. Syukur juga berarti menampakkan sesuatu
kepermukaan. Dalam hal ini menampakkan nikmat Allah. Sedangkan menurut
istilah syara’, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah
yang disertai dengan kedudukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat
tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah. Dalam hal ini, hakikat syukur
adalah “menampakkan nikmat,” dan hakikat kekufuran adalah menyembunyikannya.
Menampakkan nikmat antara lain berarti menggunakannya pada tempat dan
sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, juga menyebut-nyebut nikmat dan
pemberinya dengan lidah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah syukur diartikan
sebagai: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untunglah (menyatakan lega,
senang dan sebagainya). Menurut M. Quraish Shihab, penjelasan dari pengertian
syukur secara kebahasaan tersebut tentu saja tidak sepenuhnya sama dengan
pengertiannya menurut asal kata itu (etimologi) maupun menurut penggunaan
al-Qur’an atau istilah keagamaan.
M. Quraish Shihab mencatat bahwa dalam al-Quran, kata “syukur” dengan
berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat kali. Lebih lanjut, M.
Quraish Shihab mengutip pandangan Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al-
Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut yaitu: Pertama, pujian karena
adanya kebaikan yang diperoleh. Kedua, kepenuhan dan kelebatan. Ketiga, sesuatu
yang tumbuh di tangkai pohon (parasit). Keempat, pernikahan, atau alat kelamin.
Dalam konteks ini, Quraish Shihab menafsirkan bahwa kedua makna terakhir
tersebut dapat dikembalikan dasar pengertiannya kepada kedua makna terdahulu.
Makna ketiga, ungkapnya, sejalan dengan makna pertama yang mengambarkan
kepuasan dengan yang sedikit sekalipun, sedang makna keempat dengan makna
kedua, karena dengan pernikahan (alat kelamin) dapat melahirkan banyak anak.
Makna-makna dasar tersebut, diungkap Quraish Shihab, dapat juga diartikan
sebagai penyebab dan dampaknya sehingga kata “syukur” mengisyaratkan, “Siapa
yang merasa puas dengan yang sedikit maka ia akan memeroleh banyak, lebat dan
subur.”
Mengutip pandangan Ar-Raghib Al-Isfahani salah seorang pakar bahasa
al-Qur’an dan penulis buku Al-Mufradat fi Gharib Al-Quran yang fenomenal,
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata “syukur” mengandung arti
“gambaran dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan.”
Lebih lanjut, kata ini menurut ulama berasal dari kata “syakara” yang berarti
“membuka” sehingga ia merupakan lawan dari kata “kafara” (kufur) yang berarti
menutup (salah satu artinya adalah) melupakan nikmat dan menutup-nutupinya.
Dalam konteks ini, al-Qur’an telah menginformasikan perlunya bersikap
terbuka dalam kehidupan sebagai bentuk rasa syukur. Secara jelas, redaksi pengakuan
syukur dari Nabi Sulaiman yang diabadikan al-Qur’an: “Ini adalah sebagian anugerah
Tuhan-Ku, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur” (QS An-Naml: 40).
Sementara itu, perlunya sikap terbuka termaktub dalam ayat ini: “Adapun terhadap
nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebut” (QS. Adh-Dhuha: 2).
Dalam hal ini, Nabi Muhammad Saw pun bersabda: “Allah senang melihat bekas
(bukti) nikmat-Nya dalam penampilan hamba-Nya”.
Akhirnya, di sini mungkin kita bertanya apa saja yang perlu kita syukuri?
Jawabannya apa saja yang telah kita terima, apa saja yang sedang kita terima dan apa
saja yang mungkin belum kita terima juga perlu kita syukuri. Secara lebih jelas,
dalam buku, Dahsyatnya Syukur, Syafii Al-Bantanie menerangkan juga perlunya
mensyukuri atas nikmat Iman dan Islam; syukur atas nikmat kesehatan; syukur atas
nikmat umur; syukur atas nikmat ilmu; syukur atas nikmat memiliki orang tua; syukur
atas nikmat pasangan hidup; syukur atas nikmat memiliki keluarga; syukur atas
nikmat harta; dan syukur atas nikmat memiliki anggota tubuh.
B. Teknik Bersyukur
Pertama, bersyukur dengan lisan. Dalam psikologi qur’ani, bersyukur dengan
lisan adalah mengucapkan secara terbuka (terang) kalimat alhamdulillah(segala
puji bagi Allah) sebagai ungkapan rasa terima kasih yang tidak terhingga
kepada Allah yang telah memberikan nikmat luar biasa. Ungkapan
Alhamdulillahmerupakan ungkapan syukur yang sangat penting bagi setiap muslim
untuk menggerakkan hati dan anggota tubuh agar senantiasa menjaga hidup
dengan penuh kesyukuran. Di dalam al-Qur’an, kata Alhamdulillah(segala
puji bagi Allah) sering disebut di awal dan menjadi bagian dari ekspresi bahasa
yang sangat penting. Ekspresi bahasa Alhamdulillahmerupakan kelaziman untuk
mengakui akan kenikmatan yang Allah berikan sehingga kalimat tersebut
menetapkan (meng-set) tanda awal pada seluruh al-Qur’an dan memberikan pesan
penting untuk mengungkapkan rasa syukur melalui bahasa lisan Dalam pandangan
William Chittick dan Sachiko Murata10, frase Alhamdulillah(segala puji bagi
Allah), bukan merupakan satu seruan, meskipun orang mungkin sering
menggunakannya.
Hal tersebut tidak ekuivalen dengan kalimat bahasa Inggris “praise be to
God”(segala puji untuk Tuhan), yang diucapkan pada beberapa kesempatan tertentu.
Nabi sendiri mengekspresikan pandangan bahwa segala sesuatu yang baik
berasal dari Allah. Buktinya dalam doa atau pujian pendek beliau, “kebaikan,
semuanya, berada di tangan-Mu, dan keburukan tidak akan kembali kepada
Engkau.”Dengan menyebut alhamdulillahpada setiap kesempatan, kita sudah
menunjukkan pengakuan secara lisan akan kebesaran karunia Allah yang sangat
melimpah di muka bumi. Jika seorang hamba menyebut-nyebutnya, maka akan
teringat kepada pemberinya dan mengakui kelemahan dirinya dan dengan
sendirinya ia akan tunduk kepada Allah, memuji-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan
banyak mengingat-Nya dengan berbagai macam dzikir, sebab dzikir merupakan
pangkalnya syukur. Orang yang tidak mengingat Allah berarti tidak bersyukur
kepada-Nya.
Kedua, bersyukur dengan hati. Setelah bersyukur dengan lisan, barulah
manusia bisa bersyukur dengan hati yang menjadi pengontrol setiap yang
diucapkan setiap harinya. Teknik bersyukur dengan hati merupakan salah satu
cara bagi seorang muslim untuk memantapkan keyakinan akan karunia Allah
yang sangat besar di muka bumi ini. Bersyukur dengan hati
mencerminkan bahwa manusia mengakui dan menyadari sepenuhnya segala
nikmat yang diperoleh berasal dariAllah dan tiada seseorang pun selain Allah yang
dapat memberika nikmat yang tidak terbatas ini.Syukur adalah sarana untuk
memanfaatkan dan memelihara karunianya. Hati yang bersyukur dapat
memperkuat dan memantapkan kebaikan yang sudah dilakukan serta akan
menghasilkan kebaikan yang belum ada. Orang awam hanya bersyukur
bila memperoleh rezeki material. Sementara orang-orang yang memperoleh
pencerahan batin selalu bersyukur, baik ketika memperoleh nikmat atau pun
tidak. Orang yang telah memperoleh nur ilahi tidak memedulikan nikmat
maupun penderitaan, karena mereka melihat karunia dan rahmat Allah di balik
semua penampakan dan pengalaman.
Ketiga, bersyukur dengan perbuatan. Teknik bersyukur selanjutnya dalam
psikologi qur’ani adalah dengan perbuatan melalui anggota badan yang bisa
dimanfaatkan untuk mengelola berbagai kenikmatan Allah di jalan yang benar.
Syukur dengan anggota badan meniscayakan apa saja bentuk amalan atau
pekerjaan kebajikan yang meliputi seluruh anggota badan untuk dipergunakan
sebagaimana yang telah diajarkan dalam ajaran Islam.
Teknik bersyukur dengan perbuatan memang harus melibatkan anggota badan dalam
mengekspresikan bentuk ketaatan dan pengabdian secara total kepada Allah.
Dalam bersyukur, kita perlu memanfaatkan semua karunia Allah yang sangat
besar ini untuk kepentingan ibadah dan amal kebajikan. Syukur dengan
perbuatan adalah dengan memanfaatkan seluruh anugerah yang diperoleh
untuk merenungkan tujuan penganugerahannya serta menuntut penerima
nikmat untuk merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat tersebut oleh
Allah. Perenungan terhadap tujuan berbagai kenikmatan yang telah
dilimpahkan Allah merupakan langkah primordial bagi setiap muslim untuk
memanfaatkan segenap daya dan kekuatan untuk kepentingan yang lebih luas,
terutama untuk kemaslahatan umat manusia secara keseluruhan.
Secara sederhana, teknik bersyukur dengan perbuatan adalah
menggunakan anggota tubuh untuk melakukan hal-hal positif yang membawa
kebaikan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat. Banyak sekali contoh yang
bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan teknik bersyukur
dengan perbuatan atau melalui anggota badan. Semisal, jika memperoleh karunia
berupa harta benda, maka kita harus mempergunakan harta itu sesuai dengan
ajaran agama. Jika nikmat yang diperolehnya berupa ilmu pengetahuan atau
kecerdasan intelektual, maka kita perlu memanfaatkan ilmu itu untuk
kepentingan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraanumat manusia.

C. Memelihara Kebersyukuran (gratitude)


Robert Emmons and Michael McCullough (2003) menggali beberapa
cara untuk meningkatkan dan memelihara sikap kebersyukuran (gratitude)
yaitu membuat jurnal diri tentang rasa bersyukur (gratitude journal ) setiap
minggu dengan membuat catatan tentang perbandingan kejadian kondisi diri
dalam kondisi netral maupun negative (life stresses). Jurnal Gratitude
memberikan manfaat dalam hal (1) jumlah aktivitas yang dilakukan, (2)
optimisme minggu mendatang, dan (3) merasa lebih baik tentang kehidupan.
Journal gratitudeini terbukti secara significant dapat memelihara tujuan hidup,
kesehatan, hubungan interpersonal, dan kemampuan akademik. Penelitian
selanjutnya melalui diary conditiondengan mengontrol kondisi gratitude (count
blessing), hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengontrol gratitude
melalui jurnal gratitude; 1. Lebih optimistis, 2. Lebih Energik, 3. Lebih bisa
menjaga hubungan dengan orang lain, 4. Tidur lebih nyenyak.Studi lain dengan
menggunakan tekhnik meditasi dari jepang yang dikenal dengan
Naikendapat meningkatkan rasa kebersyukuran (gratitude) dengan carameditasi
setiap hari dengan memunculkan tiga pertanyaan; 1. Apa yang saya terima, 2. Apa
yang sudah saya berikan, 3. Permasalahan dan kesulitan apa yang saya berikan
terhadap orang lain.

D. Manfaat dan Kedahsyatan Syukur


Apa manfaat syukur dalam hidup kita? Ternyata, syukur itu memiliki
kedahsyatan, kekuatan dan keutamaan yang luar biasa di mata manusia sekaligus di
hadapan Allah yang Maha Kuasa. Banyak data dan fakta menarik yang
mengungkapkan, menyebutkan dan menjelaskan tentang bukti nyata efek positif bila
kita mau bersyukur kepada Allah.Karena kedahsyatannya yang luar biasa, syukur itu
membuat setan-iblis tidak senang. Bahkan, setan-iblis berjanji akan selalu
menggoda setiap manusia yang mau bersyukur kepada Allah, melalui berbagai cara
dan arah mata angin. Seperti diungkap dalam al-Qur’an, setan-iblis selalu berusaha
menggoda setiap manusia untuk tidak boleh bersyukur kepada Allah dari sisi kanan-
kiri, depan dan belakang.
Pertanyaannya kenapa setan-iblis menggoda dari semua arah itu? Jawabannya
tidak lain karena setan-iblis adalah musuh Allah. Dalam al-Qur’an, Allah telah
menghukum dan memastikan setan-iblis di akhirat nanti akan dimasukkan ke dalam
neraka. Oleh karena itu, setan-iblis ingin mengajak manusia yang bisa digodanya
untuk bersama-sama memusuhi Allah agar kelak sama-sama menemaninya masuk
ke dalam neraka jahanam. Iblis berkata: “Karena Engkau (Allah Swt) telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. Al A’raf: 16–17).
Apa kira-kira makna semua arah tersebut? Dipilihnya arah menggoda
manusia dari sisi muka-depan diartikan bahwa manusia akan digoda oleh setan-iblis
agar tidak mau memikirkan nasib akhiratnya sehingga manusia lupa diri untuk
selalu berbuat baik, beriman, berislam dan berihsan sebagai bekal di kehidupan
berikutnya. Sisi belakang dimaknai sebagai upaya untuk menggoda setiap
manusia agar selalu memikirkan kehidupan dunianya saja. Sementara godaan
dari sisi kanan dipahami sebagai upaya menggoda manusia agar tidak mengakui
kebenaran dalam ajaran Islam, al-Qur’an dan kebenaran kerasulan para nabi. Lalu,
godaan dari sisi kiri dapat dimengerti sebagai upaya setan-iblis untuk mendukung
manusia yang mau berbuat keburukan, kemaksiatan, kemungkaran dan hal-hal yang
dilarang oleh Allah.
Hal yang menarik, setan-iblis tidak mau dan mungkin tidak mampu
menggoda manusia yang bersyukur kepada Allah dari sisi atas dan bawah. Alasannya
sebab sisi atas diartikan bahwa manusia biasanya selalu ingat Allah dengan penuh
ketulusan dan kemantaban. Demikian juga, sisi bawah dipahami bahwa manusia yang
mau melihat ke bawah biasanya ingat asalnya dan akan kembalinya, yaitu tanah. Di
sini, artinya manusia ingat kematian dan tentu saja ingat Allah yang Maha Pencipta.
Saat seseorang betul-betul ingat Allah, saat itulah setan-iblis sudah tidak bisa
menggodanya. Maka, tidak heran bila orang bersyukur selalu berusaha untuk sujud
sebagai tanda syukur. Ada juga tanda orang syukur selain dengan sujud, juga dengan
cara melihat ke atas dengan memanjatkan doa-doa kepada Allah. Dalam konteks
inilah, diinformasikan bahwa Nabi Muhammad Saw selalu memikirkan bagaimana
nasib umatnya nanti yang diharapkan semua bisa masuk surga Allah dengan cara mau
terus menerus syukur di saat susah maupun senang. Nabi Muhammad Saw juga
memberikan warisan doa khusus sebagai anjuran untuk kita semua supaya kita selalu
diberkati Allah untuk menjadi orang yang suka bersyukur.

E. Implementasi Sykur dalam Perspektif al-Qur’an


Ahmad Hadi Yasin menegaskan bahwa bersyukur adalah kewajiban setiap
hamba kepada Dzat Sang Pemberi nikmat, Allah Swt. Orang yang mengingkarinya
berarti ia telah mengufuri nikmat-Nya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara
mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang sangat banyak tersebut? Jawaban
singkatnya adalah mulailah dari diri Anda sendiri. Latihlah “otot syukur” Anda
setiap waktu semaksimal dan semampunya. Bersyukur di sini berarti
memfokuskan pikiran dan perasaan pada hal-hal yang baik dalam hidup. Ketika
kita bersyukur, sebetulnya endorfin (hormon yang membuat rasa senang dan
bahagia) akan terus mengalir lebih lancar dalam tubuh.M. Quraish Shihab
mengungkap tata cara syukur mencakup tiga sisi: pertama, syukur dengan hati, yaitu
kepuasan batin atas anugerah. Kedua,syukur dengan lidah, dengan mengakui
anugerah dan memuji pemberinya. Ketiga, syukur dengan perbuatan, dengan
memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahannya.
Secara praktis, ekspresi syukur dapat diwujudkan dengan memanfaatkan
segala apa yang kita miliki untuk kebaikan-kebaikan bagi diri, keluarga, masyarakat,
bangsa, negara dan orang di sekitar kita. Mata kita untuk melihat yang baik-baik
sekaligus membaca dan memahami ayat-ayat kekuasaan Allah. Kaki digunakan untuk
berjalan menuju kebaikan. Telinga untuk mendengar yang baik. Hati untuk
merasakan, menghayati dan mensyukuri nikmat-Nya.Tidak hanya itu, nikmat sehat
yang kita rasakan, misalnya juga bisa kita manfaatkan untuk bekerja dan beribadah
dengan sungguh-sungguh. Nikmat harta yang kita punya, bisa kita manfaatkan untuk
saling berbagi, berinfak dan beramal jariyah untuk tabungan dan investasi akhirat
nanti. Nikmat iman yang kita hayati perlu terus kita syukuri dengan cara berdoa dan
berusaha terus menerus berupaya mengamalkan ajaran Islam dengan ikhlas lillahi
ta’ala.
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa

DALAM SITUASI SEPERTI APA KAMU MERASAKAN


BERSYUKUR?
Lampiran 3. Instrumen Penilaian

HASIL

NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET


YA TDK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,

B Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta

4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas


5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah

C Perolehan Siswa Pasca Layanan


1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
D Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusia mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan

5. Peserta didik hadir semua


E Ketersediaan sarana prasarana
1. Liquid Cristal Display (LCD) tersedia lengkap
2. Mebeler dan ATK tersedia lengkap
3. Ruangan bersih dan nyaman
4. Instrumen dan Sumber Buku tersedia lengkap
5. Pencahayaan ruangan mencukupi

Anda mungkin juga menyukai