Anda di halaman 1dari 6

HEMOROID GRADE 3-4

TINGKAT KEMAMPUAN : 3A
I. Definisi
Hemoroid merupakan gangguan anorektal yang sering ditemukan. Hemoroid adalah
pelebaran vena-vena didalam pleksus hemoroidalis. Hemoroid, dikenal di
masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien, merupakan penyakit yang sering
dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu. Hemorrhoid dapat disebabkan karena
bendungan sentral seperti bendungan susunan portal pada sirosis hepatic, herediter
atau penyakit jantung koroner, serta pembesaran kelenjar prostate pada pria tua, atau
tumor pada rektum.
Faktor risiko hemoroid yaitu :
a. Keturunan: dinding pembuluh darah yang tipis dan lemah.
b. Anatomi: vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus
hemorrhoidalis kurang mendapat sokongan otot atau fasi sekitarnya.
c. Pekerjaan: orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus mengangkat
barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemorrhoid.
d. Umur: pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, otot
sfingter menjadi tipis dan atonis.
e. Endokrin: misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas anus
(sekresi hormone relaksin).
f. Mekanis: semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan meninggi
dalam rongga perut, misalnya pada penderita hipertrofi prostate.
g. Fisiologis: bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada derita
dekompensasio kordis atau sirosis hepatic.
h. Radang adalah factor penting, yang menyebabkan vitalitas jaringan di daerah
berkurang.

II. Epidemiologi
Menurut WHO (World Health Organization), angka kejadian hemoroid terjadi di
seluruh negara, dengan presentasi 54% mengalami gangguan hemoroid. Prevalensi
penyakit ini rendah pada negara berkembang dibandingkan negara maju. Sebuah
penelitian di Australia pada tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 43% orang
dewasa tidak gemar berolahraga dan kurang mengonsumsi makanan serat,
konstipasi, kebiasaan duduk dan posisi buang air besar yang salah. Prevalensi
hemoroid di Indonesia cukup tinggi. Data yang didapat dari Departemen Kesehatan
tahun 2008 terdapat 10 juta penduduk yang menderita hemoroid.

III. Klasifikasi
a. Hemoroid internal, yang berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi
mukosa. Hemoroid internal dibagi menjadi 4 grade, yaitu :
 Grade 1: hemoroid mencapai lumen anal kanal
 Grade 2: hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat
pemeriksaan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
 Grade 3: hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk
kembali secara manual oleh pasien.
 Grade 4: hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal kanal meski
dimasukkan secara manual
b. Hemoroid eksternal, berasal dari bagian dentate line dan dilapisi oleh epitel
mukosa yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri
somatik.

IV. Patofisiologi
Hemoroid merupakan gangguan sirkulasi darah, yaitu pelebaran vena yang disebut
venectasia anus dan perianus akibat bendungan pembuluh darah vena. Bendungan
susunan portal pada sirosis hati juga menyebabkan hemoroid. Hemoroid dapat
terjadi karena faktor herediter, juga pembesaran prostat pada pria tua dan tumor
pada rectum. Lansia akan mengalami degenerasi jaringan penyokong , selain itu
kebiasaan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta mengedan
yang kuat akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan sehingga mengakibatkan
prolaps. Perdarahan timbul akibat pembesaran hemoroid karena trauma mukosa
lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh darah dibawahnya.

V. Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan
 Perdarahan pada waktu defekasi, darah berwarna merah segar. Darah dapat
menetes keluar dari anus beberapa saat setelah defekasi.
 Prolaps suatu massa pada waktu defekasi. Massa ini mula-mula dapat
kembali spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus dimasukkan secara
manual dan akhirnya tidak dapat dimasukkan lagi.
 Pengeluaran lendir
 Iritasi didaerah kulit perianal.
 Gejala-gejela anemia (seperti : pusing, lemah, pucat,dll)
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
a. Hemoroid derajat 1: biasanya tidak menunjukkan adanya suatu kelainan
diregio anal yang dapat dideteksi dengan inspeksi saja.
b. Hemoroid derajat 2: tidak terdapat benjolan mukosa yang keluar melalui anus,
akan tetapi bagian hemoroid yang tertutup kulit dapat terlihat sebagai
pembengkakan.
c. Hemoroid derajat 3 dan 4 yang besar akan segera dapat dikenali dengan
adanya massa yang menonjol dari lubang anus yang bagian luarnya ditutupi
kulit dan bagian dalamnya oleh mukosa yang berwarna keunguan atau merah.
Palpasi:
a. Hemoroid interna pada stadium awal merupaka pelebaran vena yang lunak dan
mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi dengan palpasi.
b. Setelah hemoroid berlangsung lama dan telah prolaps, jaringan ikat mukosa
mengalami fibrosis sehingga hemoroid dapat diraba ketika jari tangan meraba
sekitar rektum bagian bawah.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Anoskopi : Untuk menilai hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
b. Proktosigmoidoskopi :Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan
oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi
c. Pemeriksaan darah rutin, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia dan
infeksi.

Diagnosis Banding :
a. Nyeri
1. Fisura anal
2. Herpes anal
3. Proktitis ulseratif
4. Proctalgia fugax
b. Massa
1. Karsinoma anal
2. Perianal wartz
3. Skin tags
c. Nyeri dan massa
1. Hematoma perianal
2. Pilonidal sinus
3. Abses
d. Nyeri dan perdarahan
1. Proktitis
2. Fisura anal
e. Nyeri, massa dan perdarahan
1. Hematom perianal ulseratif
f. Massa dan perdarahan
1. Karsinoma anal
g. Perdarahan
1. Polip kolorectal
2. Karsinoma anal
3. Karsinoma kolorectal

VI. Tatalaksana
a. Hemoroid grade 3 dan 4 dengan gejala sangat jelas.
Penatalaksaan terbaik adalah tindakan pembedahan hemorrhoidectomy.
b. Hemoroid grade 4
Hemoroid grade 4 atau dengan jaringan inkarserata membutuhkan konsultasi
dan penatalaksanaan bedah yang cepat.
Penatalaksanaan grade 2-3-4 harus dirujuk ke dokter spesialis bedah.
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah:
1. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat laksatif
memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
2. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri. Bentuk
suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk hemoroid eksterna.
3. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan hesperidin.
4. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. Terapi topikal dengan
nifedipin dan krim lidokain lebih efektif untuk menghilangkan rasa sakit
daripada lidokain (Xylocaine). Pada pasien hemoroid eksternal berat,
pengobatan dengan eksisi atau insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu
72 jam dari onset gejala lebih efektif daripada pengobatan konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif mengalami
kegagalan, antara lain:
1. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan karet
pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga mengurangi aliran
darah ke jaringan tersebut menyebabkan hemoroid nekrosis, degenerasi, dan
ablasi.
2. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau sinar
inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid interna.
3. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektom.

Edukasi :
a. Modifikasi gaya hidup
b. Perbaikan pola makan dan minum. Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari dan
makanan tinggi serat 20-30 g/hari.
c. Perbaikan cara defekasi. Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah
ke jongkok pada saat defekasi.
d. Warm sits baths : merendam area rektal pada air hangat selama 10- 15 menit 2-3 kali
sehari

Daftar Pustaka
1. Ikatan Dokter Indonesia. 2013. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Bakti Husada
2. Sjamsuhidajat, W. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi ke- 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2005
3. Ulima B. Faktor Risiko Kejadian Hemoroid pada Usia 21-30 Tahun [Karya Tulis
Ilmiah]. Semarang: Universitas Diponegoro. 2012.
4. Marcellus SK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi ke-4. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. 2006.
5. Syamsuhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Bedah,. Jakarta: EGC. pemeriksaan
penunjang:910 – 912.
6. Winangun, I Made Arya. Management of internal hemoroid with rubber band ligation
procedure. E-jurnal Medika Udayana. 2013. 2(10): 2303- 1395
7. Perrotti P, Antropoli C, Molino D, De Stefano G, Antropoli M. Conservative
treatment of acute thrombosed external hemoroids with topical nifedipine. Dis Colon
Rectum. 2001. 44(3):405– 409.
8. Greenspon J, Williams SB, Young HA, Orkin BA. Thrombosed external hemoroids:
outcome after conservative or surgical management. Dis Colon Rectum. 2004. 47(9):
1493–1498

Anda mungkin juga menyukai