Anda di halaman 1dari 13

“KONSEP BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN”

Tugas Konsep Keperawatan Dasar 2

NAMA: NADIA MIRANDA PUTRI

NIM: 20200007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehinggga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“KONSEP BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah konsep dasar keperawatan 2. Selain itu,makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang berfikir kritis dalam
keperawatanbagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah konsep


keperawatan dasar 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehinnga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 1 April 2021

Nadia Miranda Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Berpikir Kritis........................................................................................6
B. Latar Belakang Berpikir Kritis..................................................................................6
C. Karakteristik Berpikir Kritis.....................................................................................8
D. Cara Berpikir Kritis................................................................................................10
E. Model Berpikir Kritis.............................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan


bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan
standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional
terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu,
pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988).
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara
konstan dan dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan
keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh karena itu sangat penting
bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis dalam
praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,
menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi
pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-
kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif,
kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi,
inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam
keperawatan pada prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir
(thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing). Mengingat
profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan
nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat
menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan doing secara
konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir
dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek .

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajakah model dari berpikir kritis?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahuni apa itu berpikir kritis dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui apa saja yang melatar belakangi berpikir kritis
dalam keperawatan
3. Untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis
4. Untuk mengetahui cara berpikir kritis yang baik
5. Untuk mengetahui model dari pemikiran kritis.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil
pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Berpikir bukan
merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari
atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara
konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran,
maka penting untuk memahami secara umum. Penting juga untuk
memahami gaya dan pola unik seseorang serta mengidentifikasi tentang
apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting


dalam mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan. berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap
ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan,
keyakinan, dan aktivitas (bandman dan bandman, 1988).

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan


bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan
standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan.

B. Latar Belakang Berpikir Kritis


Saat perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan
pemikiran. Misalnya, menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data
dan membuat kesimpulan. Setelah membu at kesimpulan perawat akan
menerapkan prblemsolving dengan melakukan sesuatu pemecahan
masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis
dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap proses
keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
●Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
            Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman
tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang
akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu
kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.
            Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil
pengkajian dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan
perhatian terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah
meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, an
perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin,
serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga
kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian
meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
            Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan
keputusan yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan
argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih
tajam dalam mengidentifikasi  masalah.
●Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan
            Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan
untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga
memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya
ditulis berisikan di mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan
responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas,
begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam
pencapaian tujuannya.
●Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
            Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan
adalah keterampilan dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn
adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk
mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan
keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus
dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi
keperawatan itu dilakukan.
●Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
            Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas
tindakan di mana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang
pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan apakah tindakan
keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang
respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.

C. Karakteristik Berpikir Kritis

Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan


penjabarannya.
1. Konseptualisasi
 Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang
realitas, pikiran – pikiran tentang kejadian, obyek, atribut, dan sejenisnya.
Dengan demikian, konseptualisasi merupakan pikiran abstak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol – simbol dan disimpan
dalam otak.
2. Rasional dan beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta atau fenomena nyata.

3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis
akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lalu, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa
begitu dan bagaimana seharusnya.

5. Kemampuan berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lai, menganalisis semua
isu,memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.

6. Berpikir kritis adalah  berpikir kreatif


 Secara tradisional, profesi perawatan dan pendidikan keperawatan
termasuk kurang kreatif. Namun, saat ini  telah ada perubahan untuk
membuat seorang perawat berpikir kreatif, yaitu selalu menggunakan
keterampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran
yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.

7. Berpikir adil dan terbuka


Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan
dengan penuh kesadaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan
beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.

8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan


 Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, menciptakan sesuatu  pemikiran baru, dan alternatif solusi
tindakan yang akan diambil.
D. Cara Berpikir Kritis

Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem)


1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Memilih informasi yang relevan.
4. Merumuskan /memformulasikan masalah.
Menilai informasi yang relevan
1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan
ideologi.
Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan
1.    Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
2.    Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.

E. Model Berpikir Kritis

Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:

1. Ingatan Total

Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau  tempat dan


bagaimana cara untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini
disimpan dalam ingatan atau pikiran, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Memori merupakan suatu proses yang kompleks.
Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing
tanpa berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan

Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang


sehingga menjadi sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara
yang dapat diterima dalam melakukan segala hal. Kebiasaan
memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus
memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak.

Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses
intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari dalam diri.
Polanyi (1964) menjelaskan fenomena serupa, yang disebut pengetahuan
yang diam, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak dapat
diidentifikasikan.

3. Penyelidikan

Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan


mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila
anda menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam situasi sosial, anda akan
disebut terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan
mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam
situasi tertentu. Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan
bentuk luarnya, mencari faktor-faktor yang kurang jelas, meragukan
semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu, walaupun hal
tersebut tampak tidak bermakna.

4. Ide baru dan Kreativitas

Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus
bagi anda. Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan
karena merupakan akar dari asuhan yang diindividualisasi atau asuhan
yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang dipelajari perawat
yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk
menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting
bagi berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran
yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan
pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk
keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan
holistik untuk pemecahan masalah.

B. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam
keperawatan kita harus mengembangkan pikiran secara rasional dan
cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian hubungan dari
masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan
merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan
perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok Arif Husni,Arin,Bayu,Dini,Dzikry, dan Gandi. 2013. Berfikir Kritis dalam


Ilmu Keperawatan. Tasikmalaya.

Wahyudin.2018, Berpikir Kritis dalam Keperawatan.Stikes Muhammadiyah


Sidrap.

Anda mungkin juga menyukai