Anda di halaman 1dari 8

Laporan PendahuluanAsuhan Keperawatan Pada Ny.

N Dengan Pemenuhan Kebutuhan


Istirahat Dan Tidur : Gangguan Pola Tidur

Nama Mahasiswa: Merlin Henuk


Nim :1490121050

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2021
A. Definisi

Tidur merupakan suatu kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak

bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel

tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk

istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh

(Morhead, Johnson & Mass, 2006).

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat

dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

(Guyton & Hall, 2006).

Tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit,

karena tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan

mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi

bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat

sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan

(Suyono, 2008).

B. Anatomi Fisiologi Tidur

Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur


Komponen utama dari neuromodulator penginduksi siklus tidur-bangun.Untuk menginduksi

tidur, proyeksi dari VLPO sebagai neuro penghasil GABA dan galanin (gal) yang terletak di

anterior dari hipotalamus mengirimkan sinyal yang berfungsi menginhibisi ascending arousal

system di pons, basis frontalis dan hipotalamus. Sistem ini meliputi; nukleus tuberomamilarius

(TMN) yang terletak di posterior dari hipotalamus yang memproduksi histamin(HIST), sel raphe

dorsalis yang memproduksi serotonin (5-HT). Sel penghasil asetilkolin (Ach) yang terletak di

laterodorsal dari tegmentum (LDT), nukleus ditegmentum dari pedukulopontin (PPT) serta

nukleus di locus coeruleus yang memproduksi noreprinefrin(NA).Sistem lain yang tidak

diilustrasikan pada gambar ini meliputi area perifornikal dari hipotalamus yang memproduksi

orexin, sel produsen dopamin yang terletak di periaquaduktus mesencephalon dan serta proyeksi

kolinergik yang berasal dari basis frontalis (nukleus basalis, pita diagonal dari brocca,dan septum

medialis) semua struktur ini memberikan proyeksi ke istem limbik dan korteks (Chiong,

2008)Tidur berasal dari beberapa proses dalam otak yang meliputi beberapa sirkuit neural yang

saling berhubungan satu sama lain, serta meliputi beberapa neurotransmitter yang saling

mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan penelitian percobaan transeksi terhadap tikus yang

telah dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa terdapat regio yang mencetuskan terjadinya

proses tidur di medulla oblongata.Berikut dibawah ini merupakan area-area di otak yang

berperan dalam siklus tidur-bangun(Posner, 2007, Blumenfeld, 2002, Shneerson, 2005, Aminoff,

2008 ).

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan

mekanisme screablea yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar

dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat,

saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut

dapat diidentifikasi atau direkam dengan Electroencephalogram (EEG), untuk aktifitas

listrik otak electromiogram (EMG), untuk pengukuran tonus otot dan electroculogram

(EOG) untuk mengukur pergerakan mata.


Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme

cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan

bangun. Recticular activating system (RAS) dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel

khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori,

nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses,

pikir.

C. Etiologi

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut

dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah

istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur :

a. Penyakit : Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak

dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur.

b. Lingkungan : Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian

terjadi perubahan-perubahan suasana makan dan menghambat tidurnya.

c. Motivasi : Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan untuk tetap bangun

dan waspada menahan ngantuk.

d. Kelelahan : Apabila kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap

REM ( Rapid Eye Movement )

e. Kecemasan : Keadaan cemas meningkatkan saraf simpatis, sehingga mengganggu

tidur.

f. Alkohol : Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum

alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.


g. Obat – obatan : Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara

lain :Diuretik : menyebabkan insomnia, Anti depresan : supresi REM, Kafein :

meningkatkan saraf simpatis, Beta Bloker: menimbulkan insomnia dan Narkotika :

mensupresi REM

D. Patofisiologi

Reseptor menerima impuls / rangsangan kemudian dibawa ke medulla spinalis

kemudian masuk ke formasi retikularis dilanjutkan ke pons dan masuk ke medula

oblongata kemudian diteruskan ke hipotalamus yang menyebabkan menurunya fungsi

panca indra dan sampai masuk ke korteks serebri, sehingga ditafsirkan / disampaikan

kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla spinalis dan dipersepsikan untuk

tidur.

Reseptor menerima
impuls

Medulla spinalis

Formasi retikulasi

Pons

Medulla oblongata

hipotalamus

Fungsi panca indera ↓

Korteks serebri

Tidur
E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Electroencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, Electromiogram (EMG)

untuk pengukuran tonus otot, dan electroculogram (EOG) untuk mengukur

pergerakan mata.

2. Saturasi O2 dan ECG untuk mengatahu adanya sleep apnea.

F. Penatalaksanaan Umum

Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

a. Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-

obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan

antara lain :

- Terapi relaksasi

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu

tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik

pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

- Terapi tidur yang bersih

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari

kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat

nyaman untuk tidur.

- Terapi pengaturan tidur

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian

tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya

- Terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan

penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri
- Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,

mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat

terbuka seperti pantai dan gunung.

b. Terapi Farmakologi

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti

ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di

bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :

- Golongan obat hipnotik

- Golongan obat antidepresan

- Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

- Golongan obat antihistamin.


ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai