TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial,
spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usila (usia lanjut) berlaku produktif secara sosial, yakni
(organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
(Notoatmodjo,2012).
2.2 Pengetahuan
tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu obyek.
10
11
(Notoatmodjo,2010).
seseorang karena adanya pengetahuan yang ada pada dirinya terbentuknya suatu
perilaku baru, terutama yang ada pada orang dewasa dimulai pada domain
kognitif. Dalam arti seseorang terlebih dahulu diberi stimulus yang berupa
bentuk sikap pada orang tersebut terhadap informasi upaya pencegahan penyakit
penyakit TBC yang telah diketahuinya dan disadari sepenuhnya tersebut akan
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan atau sehubungan
(Notoatmodjo,2007).
bahwa semakin tinggi pengetahuan terhadap suatu objek maka akan semakin
baik pula sikap seseorang terhadap objek tersebut. Pengetahuan dan pemahaman
sebagai berikut:
1. Pengetahuan Implisit
2. Pengetahuan Eksplisit
dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
yang baru.
1. Pendidikan
2. Informasi/media massa
4. Lingkungan
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon
5. Pengalaman
masa lalu.
6. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
2.3 Sikap
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya.
Menurut Newcomb, yang dikutip Notoatmodjo (2010) salah seorang ahli
untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata
lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas,
dibentuk oleh pengetahuan, antara lain nilai-nilai yang diyakini dan norma-norma
(Kurniasari,2008).
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh, seorang ibu
dan
sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha
supaya anaknya tidak terkena penyakit TB paru. Dalam berpikir ini komponen
emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat untuk
melakukan pencegahan agar anaknya tidak terkena penyakit TB paru. Ibu ini
sebagai berikut:
1. Kesadaran
2. Perasaan
3. Perilaku
1. Menerima (receiving)
2. Menanggapi (responding)
dihadapi.
3. Menghargai (valuing)
adalah:
1. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
sugestif
yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar
tertentu.
dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, pemahaman akan
baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.
Tidak semua bentuk sikap yang ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pertahanan ego.
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
2.5 TUBERKULOSIS
Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui cairan dari tenggorokan dan
dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smeltzer,
2002).
masuk ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke
bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui
kali pada tahun 1882 oleh Robert Koch, sedangkan vaksin BCG ditemukan pada
tahun 1921. Kemudian pada tahun 1994 ditemukan streptomisin sebagai obat
pertama anti TBC, kemudian disusul INH pada tahun 1949. Penyakit TBC muncul
atau industri pada tahun 1990. Selain itu, peningkatan kasus TBC sebagai
HIV/AIDS. Saat ini di seluruh dunia terdapat 8 juta kasus terinfeksi dan 3 juta
2.5.2 Etiologi
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai basil tahan asam
(BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh
Sumber penularan adalah TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin,
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi percikan, sementara sinar
beberapa jam dalam keadaan yang lembab dan gelap. Daya penularan seorang
pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin
(Depkes,2011).
lebih besar daripada TB Paru dengan BTA negatif. Resiko penularan setiap
proporsi penduduk yang beresiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar
1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.
adalah :
1. Demam
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi
2. Batuk
Gejala ini banyak ditemukan. Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus,
batuk darah ini terjadi pada kavitas dan terjadi pada ulkus dinding
bronkus.
3. Sesak nafas
Gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
5. Malaise
(berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.
Gejala malaise makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara
tidak teratur.
6. Pada atelektasis terdapat gejala berupa : sianosis, sesak nafas, dan kolaps.
Bagian dada klien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong
ke sisi yang sakit. Pada rontgen dada tampak bayangan hitam pada sisi
(parenkim) paru tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada
tubuh lain selain paru, misalnya lymfa, tulang, persendian, kulit, usus,
1. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat setelah 2 bulan atau
pengobatan.
pengobatannya.
4. Kasus lain :
dan ditemukan kuman TB. Pada program TB Nasional penemuan BTA melalui
seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
TB hanya berdasarkan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan
gambaran yang khas pada TB Paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis (Depkes
RI,2011).
2.5.9 Pengobatan
diberikan dalam jangka waktu lama. Obat-obatan ini juga dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit
infeksi.
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
Kombinasi
- Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
minggu.
- Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
b. Tahap lanjutan
seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan
maupun penderita, selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita, bersedia
membantu penderita dengan sukarela. Selain itu, bersedia dilatih dan atau
petugas kesehatan, misalnya bidan desa, perawat, pekarya, sani tarian, juru
imunisasi, dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan,
PMO dapat berasal dari keder kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh
penderita agar mau berobat teratur, mengingatkan penderita untuk periksa ulang
dahak pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota
agar sinar matahari dapat masuk ke setiap ruangan dalam rumah melalui
jendela atau genting kaca, karena kuman TBC mati dengan sinar
d. Minum obat secara teratur sampai selesai, gunakan Pengawas Minum Obat
lain.
f. Apabila sedang dalam perjalanan maka penderita dianjurkan memakai
penutup mulut atau masker, dan bila akan membuang dahak maka harus
vaksinasi BCG.
pada umumnya.
dengan cara dirawat di rumah sakit hanya dilakukan bagi penderita dengan
kategori berat dan memerlukan pengembangan program pengobatannya,
dan orang lain yang terindikasi, dengan vaksin BCG dan tindak lanjut
oleh dokter dan diminum dengan tekun dan teratur, selama 6 bulan
sampai
dilakukan dengan penyediaan nutrisi yang baik, sanitasi yang adekuat, perumahan
yang tidak terlalu padat dan udara yang segar merupakan tindakan yang efektif
a. Bagi masyarakat
b. Bagi penderita
pengobatan pencegahan
2.6 Landasan Teori
Menurut Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980, merupakan model
urutan sangat logis untuk program promosi kesehatan. Dasar dari model ini adalah
dan akhirnya mendesain serta intervensi yang diarahkan untuk mencapai hasil
dari seseorang.
kesehatan.
fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga
1 Faktor Predisposisi
PROMOSI a Karakteristik b
Pengetahuan
KESEHATAN c Sikap
Perilaku
Pendidikan 2 Faktor Pendukung
kesehatan a Fasilitas
Kesehatan
Kualitas
b Sarana dan Kesehatan
prasarana hidup
c Ekonomi
Kebijakan
Lingkungan
regulasi
3 Faktor Penguat
organisasi a Keluarga
b Petugas
Kesehatan
Tokoh
Masyarakat
Tokoh Agama
Predisposing Factor
Jenis kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Sikap
Faktor Pendukung
Upaya Pencegahan Penularan
- Ketersediaan Fasilitas
Penyakit Tuberkulosis Paru
Kesehatan
Faktor Penguat
- Peran Petugas
Kesehatan