SKRIPSI
OLEH
SITI NUR AISYAH
NIM. 1703101069
PENDAHULUAN
bidang perpajakan. Hal tersebut adalah salah satu bagian dari usaha
berasal dari dalam negeri yaaitu dari sumber penerimaan negara dengan
jumlah tidak sedikit. Sumber penerimaan yang dimaksud berasal dari APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang salah satunya berasal dari
sektor pajak.
Pajak pada dasarnya merupakan kontribusi dari masyarakat kepada
negara untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dalam Pasal 1 Ayat (1)
Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
penerimaan pajak negara. Selain itu, sumber penerimaan pajak dari PPh
dibayarkan oleh subjek pajak UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
UMKM berhasil menyerap lebih dari 90 persen dari total tenaga kerja
Indonesia. sejak tahun 2010 ketika usaha besar mulai melambat, usaha
mikro-kecil cukup stabil. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya badan usaha
yang berdiri. Jumlah pelaku UMKM lebih dari 60 juta pelaku usaha pada
tahun 2017 yang tersebar diseluruh Indonesia. Dalam waktu sepuluh tahun
Republik Indonesia
dengan jumlah Wajib Pajak sektor UMKM masih begitu terasa tidak
kabupaten Magetan.
kepada masyarakat, baik itu wajib pajak atau bukan wajib pajak. Sosilaisasi
jurusan diberikan gambaran umum tentang pajak dan juga pajak yang
merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang masih belum memahami
kesadaran wajib pajak menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
dalam diri wajib pajak perlu dipupuk dan ditumbuhkan, hal ini merupakan
bahwa pajak adalah suatu kewajiban warga negara dan dibutuhkan oleh
kuat antara moral pajak dan kepatuhan pajak ini sesuai dengan temuan
empiris Togler yang mendukung relevansi penggabungan faktor non-
Pajak Penelitian lainnya Evi, dkk. ( 2018) bahwa ketaatan wajib pajak
dan Meiranto (2017), Caroko, dkk. ( 2015) yang menyebutkan bahwa para
wajib pajak.
moral wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak”, bagi
B. Batasan Masalah
sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak bagi pelaku UMKM di Kabupaten
Magetan.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk menemukan bukti empris atas hal-hal
sebagai berikut:
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmiah dalam
kewajiban perpajakannya.
2. Secara praktis
KAJIAN PUSTAKA
A. KajianTeori
(1963). Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah
tunduk, patuh pada ajaran dan aturan (Ganesha & Kiswara, 2015). Kepatuhan
tidak berbuat sesuatu dengan aturan yang telah ditetapkan. Teori kepatuhan
seseorang taat terhadap perintah atau aturan yang diberikan. Menurut Tahar &
kepada Tuhan, bagi pemerintah dan rakyat sebagai Wajib Pajak untuk
tinggi, tentunya akan membawa dampak positif baik bagi Negara maupun
satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak adalah norma
dan kesadaran wajib pajak. Faktor lain adalah komitmen normatif melalui
dimana wajib pajak mematuhi hukum yang ada karena hukum tersebut
dianggap sebagai suatu keharusan serta adanya hak otoritas pajak untuk
memaksa dalam hal pemungutan pajak maupun penetapan sanksi pajak bagi
a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua
tahun terakhir.
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
pemeriksaan yang terakhir untuk tiap-tiap jenis pajak yang terutang paling
e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit
oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat
1. Kepatuhan Formal
ditentukan.
2. Kepatuhan Materiil
wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan dapat
yang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalikan
jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal sebagai
kredit pajak (prepayment). Selisih antara pajak yang terutang dengan
kredit pajak dapat berupa kurang bayar, lebih bayar atau nihil.
3) Membayar pajak dilakukan sendiri oleh wajib pajak Membayar pajak yaitu
angsuran PPh 25 dilakukan setiap bulan oleh wajib pajak sendiri, PPh 29
pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di
dimana SPT tersebut berfungsi sebagai sarana bagi wajib pajak di dalam
pelunasan pajak, baik yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak maupun
pihak ketiga, serta melaporkan harta dan kewajiban wajib pajak (Devano
2. Sosialiasi Perpajakan
Wajib Pajak mengenai segala sesuatu yang ada korelasinya dengan bidang
Wajib Pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik
1. Sosialisasi langsung
Bentuk sosialisasi langsung yang pernah diadakan antara lain early tax
education, tax goes to school atau tax goes to campus, klinik pajak,
(Winerungan, 2013):
1. Publikasi (Publication)
2. Kegiatan (Event)
sebagainya.
3. Pemberitaan (News)
bahan berita dalam arti positif, sehingga menjadi sarana promosi yang
tentang pajak.
promosi.
memadai.
akan sukses jika informasi yang diberikan dapat diterima oleh wajib
kewajiban pajaknya.
yang dilakukan.
negara.
Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak adalah hal yang penting
masyarakat, sistem perpajakan yang sulit dipahami, serta sistem kontrol yang
muncul dalam diri individu untuk membayar pajak. Motivasi ini dapat
membayar pajak.
moral pajak merupakan motivasi dari dalam diri individu atau wajib
pajak.
2. Kepercayaan Pada Pemerintah Jika negara bertindak dalam jalur yang
dapat dipercaya, maka para Wajib Pajak akan lebih bersedia untuk lebih
tindakantindakan positif.
perekonomian.
menghukum wajib pajak yang tidak taat. Terdapat beberapa kondisi yang
dijelaskan yaitu salah satunya mengenai sanksi pajak, wajib pajak dapat
dan dipatuhi.
seorang wajib pajak dapat dikenai sanksi administrasi, sanksi pidana, atau
1) Sanksi Administrasi
kenaikan.
diukur dengan:
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian mengenai
perbedaan antara penelitian satu dengan penelitian lain, baik dari segi
peneliti lainnya.
penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama
Jakarta Tanah Abang. Jumlah sampel sebanyak 200 wajib pajak UMKM
pajak lebih kecil dari taraf nyata (0,000 < 0,05), dimana Ho ditolak dan Ha
dari taraf nyata (0,000 < 0,05), dimana Ho ditolak dan Ha diterima. Maka,
taraf signifikan variabel tingkat pendidikan lebih besar dari taraf nyata
pajak.
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada UMKM yang Terdaftar sebagai Wajib
terdaftar di KPP Pratama Batu. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100
metode survey dengan teknik kuesioner. Hasil dari penelitian ini, sebagai
tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi PPh pasal
pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak terhadap
penelitian ini adalah pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan
sanksi pajak. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 143.241 wajib pajak
yang ada di Pekanbaru. Wajib pajak yang dijadikan sampel berjumlah 100
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan alat
pajak orang pribadi. Kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak berpengaruh
penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Badung Utara periode tahun 2019 yang berjumlah 63.664.
kuesioner dan data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah wajib
pajak yang terdaftar di KPP Pratama Badung Utara. Teknik analisis data
kepatuhan wajib pajak UMKM, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi
C. Kerangka Berpikir
pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak”, bagi pelaku
Sosialisasi
Perpajakan
(X1)
H1
Kesadaran
Wajib Pajak
(X2)
H2
Kepatuhan
Wajib Pajak (Y)
Moral
H3
Wajib Pajak
(X3)
H4
Sanksi Pajak
(X4)
D. Hipotesis Penelitian
Kabupaten Magetan
H1
2. H2 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan
Kabupaten Magetan
Kabupaten Magetan
Magetan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Kabupaten Magetan.
2. Waktu Penelitian
adalah mulai dari bulan Januari 2021 sampai bulan Juni 2021.. Adapun
Bulan
1 Observasi
2 Merumuskan Masalah
3 Proposal BAB I,II.III
4 Pengumpulan Data
5 Analisis Data dan BAB IV, V
6 Penyusunan Laporan
B. Desain Penelitian
Desain penelitian pada penelitian ini mengendalikan independent
telah direncanakan.
Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak, dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM di Kabupaten Magetan
Pengumpulan Data:
1. Wawancara
2. Kuisioner
2. Sampel
sebesar 10%. Jumlah populasi yang digunakan adalah 14570 unit UMKM.
N
n=
1+ Ne 2
14570
n= 1+(14570 x 0,012 )
14570
n= 292
= 50 unit
Kriteria tersebut akan dapat diketahui dengan cara melakukan
Magetan.
sampel harus berkisar antara 30 sampai 500”. Sampel dalam penelitian ini
Magetan.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang
1. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,
2012). Sumber data pada penelitian ini bersumber dari data primer dengan
menyebar angket atau kuesioner baik melalui google form ataupun secara
Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa metode kuisioner dan
wawancara.
a. Metode Kuesioner
yang kami sebar dengan jalur link WA group UMKM dan dengan
jangkau.
b. Wawancara (Interview)
F. Instrumen Penelitian
diberi tanda check (√) atau silang (X), pada setiap jawaban yang dipilih
responden dalam kolom yang sudah disediakan. Skala Likert digunakan untuk
Jawaban yang akan diberikan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang
Uraian Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Selain itu, instrumen juga dapat
Butir Soal
Variabel Indikator Respon
Positif Negatif
Sosialiasi KPP Sangat Setuju (SS),
Perpajakan memberikan Setuju (S), Tidak
(X1) informasi Setuju (TS), Sangat
peraturan Tidak Setuju (STS)
pajak baru
Saya ragu Sangat Setuju (SS),
bertanya kepada Setuju (S), Tidak
Penyelengga
petugas pajak Setuju (TS), Sangat
raan
ketika mendapat Tidak Setuju (STS)
Sosialisasi
kesulitan
perpajakan
Petugas pajak Sangat Setuju (SS),
memberikan Setuju (S), Tidak
penjelasan dan Setuju (TS), Sangat
pemahaman Tidak Setuju (STS)
tentang pajak.
Media Informasi Sangat Setuju (SS),
Sosialiasi tentang pajak Setuju (S), Tidak
dapat Setuju (TS), Sangat
diketahui Tidak Setuju (STS)
melalui media
cetak seperti
spanduk dan
iklan dan
media
elektronik
seperti website
pajak.
Saya tidak Sangat Setuju (SS),
memperoleh Setuju (S), Tidak
pemahaman Setuju (TS), Sangat
informasi Tidak Setuju (STS)
tentang pajak
melalui media
elektronik
Penyuluhan Sangat Setuju (SS),
pajak Setuju (S), Tidak
merupakan Setuju (TS), Sangat
sarana Tidak Setuju (STS)
penyampaian
informasi
perpajakan
kepada Wajib
Pajak.
Penyuluhan Sangat Setuju (SS),
pajak tidak tepat Setuju (S), Tidak
sasaran belum Setuju (TS), Sangat
dapat memberi Tidak Setuju (STS)
motivasi bagi
Wajib Pajak
agar patuh untuk
membayar pajak
Sosialisasi pajak Sangat Setuju (SS),
yang tidak Setuju (S), Tidak
teratur tidak Setuju (TS), Sangat
dapat Tidak Setuju (STS)
memberikan
penjelasan pajak
kepada Wajib
Pajak.
Sosialisasi Sangat Setuju (SS),
pajak dapat Setuju (S), Tidak
memberikan Setuju (TS), Sangat
pengertian Tidak Setuju (STS)
Manfaat
pentingnya
Sosialisasi
pajak kepada
Wajib Pajak.
Sosialisasi Sangat Setuju (SS),
pajak Setuju (S), Tidak
membuat Setuju (TS), Sangat
Wajib Pajak Tidak Setuju (STS)
melaksanakan
tindakan
sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perpajakan.
Kesadaran Kemauan Saya Sangat Setuju (SS),
Wajib Pajak wajib pajak membayar Setuju (S), Tidak
(X2) untuk pajak karena Setuju (TS), Sangat
membayar kesadaran Tidak Setuju (STS)
pajak dan sendiri
melaporkan Saya sangat Sangat Setuju (SS),
SPT terpaksa Setuju (S), Tidak
melaporkan dan Setuju (TS), Sangat
membayar pajak Tidak Setuju (STS)
karena terlanjur
punya NPWP
Membayar Sangat Setuju (SS),
pajak Setuju (S), Tidak
merupakan Setuju (TS), Sangat
kewajiban Tidak Setuju (STS)
warga negara
terutama yang
sudah
memiliki
NPWP
Saya belum Sangat Setuju (SS),
yakin bahwa Setuju (S), Tidak
pajak yang Setuju (TS), Sangat
dibayarkan Tidak Setuju (STS)
digunakan untuk
pembangunan
Negara
Membayar Sangat Setuju (SS),
pajak tidak Setuju (S), Tidak
sesuai dengan Setuju (TS), Sangat
jumlah yang Tidak Setuju (STS)
Ketertiban
dihitung
dan
sangat
kedisiplinan
merugikan
dalam
Negara
membayar
Saya memilih Sangat Setuju (SS),
pajak
untuk selalu Setuju (S), Tidak
membayar Setuju (TS), Sangat
pajak tepat Tidak Setuju (STS)
waktu
Moral Beretika adanya niat Sangat Setuju (SS),
Wajib Pajak yang baik Setuju (S), Tidak
(X3) untuk menaati Setuju (TS), Sangat
peraturan Tidak Setuju (STS)
perpajakan
Saya ragu Sangat Setuju (SS),
bahwa pajak Setuju (S), Tidak
bermanfaat Setuju (TS), Sangat
untuk Tidak Setuju (STS)
keberlangsunga
n Negara
percaya bahwa Sangat Setuju (SS),
sudah Setuju (S), Tidak
Prinsip
merupakan Setuju (TS), Sangat
Hidup
kewajiban Tidak Setuju (STS)
seorang warga
negara untuk
patuh dan taat
pada undang-
undang dan
peraturan yang
berlaku.
Sanksi Sanksi Sanksi dalam Sangat Setuju (SS),
Perpajakan perpajakan surat Setuju (S), Tidak
(X4) yang pemberitahuan Setuju (TS), Sangat
dikenakan (SPT) sangat Tidak Setuju (STS)
bagi diperlukan
Sanksi Sangat Setuju (SS),
administrasi Setuju (S), Tidak
berupa denda Setuju (TS), Sangat
50% dari pajak Tidak Setuju (STS)
pelanggar yang kurang
aturan bayar, apabila
cukup berat pengisian Surat
Pemberitahuan
(SPT) adalah
sangat
memberatkan
Denda Sangat Setuju (SS),
keterlambatan Setuju (S), Tidak
pelaporan Setuju (TS), Sangat
Surat Tidak Setuju (STS)
Pengenaan Pemberitahuan
sanksi pajak (SPT)
yang cukup Tahunan Pajak
berat penghasilan
merupakan orang pribadi
salah satu Rp 100.000,00
sarana
untuk
mendidik Mengisi Surat Sangat Setuju (SS),
wajib pajak Pemberitahuan Setuju (S), Tidak
(SPT) sesuai Setuju (TS), Sangat
dengan Tidak Setuju (STS)
peraturan yang
berlaku
Sanksi Tidak Sangat Setuju (SS),
pajak harus Melakukan Setuju (S), Tidak
dikenakan evaluasi secara Setuju (TS), Sangat
kepada berkala untuk Tidak Setuju (STS)
pelanggarny mengantisipasi
a tanpa adanya
toleransi pemeriksaan
dari aparat
Kepatuhan Saya tidak Sangat Setuju (SS),
Wajib Pajak mendaftar Setuju (S), Tidak
(Y) Kepatuhan NPWP Setuju (TS), Sangat
dalam meskipun sudah Tidak Setuju (STS)
mendaftark bekerja
an diri ke Setiap wajib Sangat Setuju (SS),
kantor pajak harus Setuju (S), Tidak
pajak mendaftarkan Setuju (TS), Sangat
diri untuk Tidak Setuju (STS)
NPWP
Kepatuhan Saya telah Sangat Setuju (SS),
dalam mengetahui Setuju (S), Tidak
melaporkan batas akhir Setuju (TS), Sangat
dalam Tidak Setuju (STS)
pelaporan
pajak
Saya selalu Sangat Setuju (SS),
mengisi SPT Setuju (S), Tidak
sesuai dengan Setuju (TS), Sangat
ketentuan Tidak Setuju (STS)
perundang-
undangan
SPT tepat
Teknologi Sangat Setuju (SS),
waktu
informasi Setuju (S), Tidak
mempermudah Setuju (TS), Sangat
pelaporan SPT Tidak Setuju (STS)
sehingga
mendorong
wajib pajak
untuk melapor
sebelum batas
waktu berakhir
Saya ragu Sangat Setuju (SS),
melakukan Setuju (S), Tidak
perhitungan Setuju (TS), Sangat
pajak sendiri Tidak Setuju (STS)
dengan benar
Pemeriksaan Sangat Setuju (SS),
pajak dapat Setuju (S), Tidak
mempersulit Setuju (TS), Sangat
wajib pajak Tidak Setuju (STS)
Kepatuhan untuk
dalam membayar tepat
menghitung waktu
dan Banyaknya Sangat Setuju (SS),
membayar tempat Setuju (S), Tidak
pajak pembayaran Setuju (TS), Sangat
dengan pajak dapat Tidak Setuju (STS)
benar mempermudah
wajib pajak
untuk
membayar
tepat waktu
Saya selalu Sangat Setuju (SS),
tepat waktu Setuju (S), Tidak
dalam Setuju (TS), Sangat
membayar Tidak Setuju (STS)
pajak
Kepatuhan Adanya bunga Sangat Setuju (SS),
dalam dalam Setuju (S), Tidak
membayar tunggakan pajak Setuju (TS), Sangat
tunggakan akan menambah Tidak Setuju (STS)
pajak beban pajak
Saya bersedia Sangat Setuju (SS),
membayar Setuju (S), Tidak
kewajiban Setuju (TS), Sangat
pajak serta Tidak Setuju (STS)
tunggakan
pajaknya
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
(Ghozali 2011:52).
1) Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
valid).
2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
b. Uji Reliabilitas
diperoleh hasil yang tidak berbeda (terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda). Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah
hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach
Alpha di atas 0,60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi.
berlaku umum atau generalisasi. Hal yang termasuk dalam statistik deskriptif
antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,
a. Uji Normalitas
Tujuan dari normalitas data ini adalah untuk mengetahui apakah data
b. Uji Multikoloniaritas
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai variance inflation factor
(VIF) tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
c. Uji Heteroskedastisitas
adalah homokedastisitas.
turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai
Keterangan :
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X1 : Sosialisasi Perpajakan
X4 : Sanksi Pajak
masing variabel independen yang ditunjukkan X1, X2, X3, dan X4. Analisis
sebesar α < 0,05. Jika nilai probability F lebih besar maka model regresi
koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
Ahmad Sani (2017). Pengaruh Moral Wajib Pajak, Sikap Wajib Pajak dan Norma
Subjektif terhadap Kepatuhan Pajak melalui Pemahaman Akuntansi. 4(2),
709–716.
Ananda, P. R. D., Kumadji, S., & Husaini, A. (2015). Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi Pada Umkm Yang Terdaftar Sebagai Wajib Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu). Jurnal Perpajakan (JEJAK)
Perpajakan.studentjournal.ub.ac.id, Vol. 6 No.
https://doi.org/10.1377/hlthaff.2013.0625
Arisandy (2017). Pengaruh pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib Pajak dan
sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan Bisnis online di pekanbaru. 4(2), 709–716.