Anda di halaman 1dari 1

Renungan Minggu Palmarum,

5 April 2020

“TAAT WALAUPUN PERIH”( Makaritutu Mui Anna Mapa’dik)


Yesaya 50:4 -11
Memasuki minggu pra-Paskah yang ke 6, atau biasa dikenal dengan minggu Palmarum, minggu palma/palem.
Minggu palma adalah saat Yesus terkahir masuk Yerusalem. Daun Palem merupakan simbol perdamaian,
kehidupan, kemenangan dan pengharapan pada pertolongan Tuhan. Dalam konteks Gereja Toraja dapat
menggunakan ornament “daun tabang” atau “daun palem” sebagai simbol penyambutan Kristus. Minggu Palmarum
yang juga adalah minggu sengsara (passion) yang merupakan pekan suci yang meliputi;
a. Minggu palma/passion.
b. Tridium Itriduum=tri hari) persiapan paskah yaitu Senin, selasa, dan rabu.
c. Kamis Putih
d. Jumat Agung
e. Sabtu sunyi/suci. d,e,f = Tridum Paskah (Tri Suci)
f. Minggu Paskah (Hari kebangkitan)

Kesetiaan dan ketaatan Yesus, sangat terbukti melalui minggu Palmarum, mulai dari kerendahan hati-Nya kepada
Bapa-Nya melalui perayaan Kamis putih dengan simbol pembasuhan kaki kepada murid-murid. Sampai pada kayu
salib membuktikan ketaatanNya pada Bapa-Nya disorga. Bahkan wujud cinta kasih-Nya kepada manusia yang
dinyatakan pada kayu salib (Jumat Agung) dan dibuktikan melalui kemenangan-Nya melalui Paskah. Umat Israel
dalam kondisi dipembuangan, dinubuatkan oleh Tuhan melalui Nabi Yesaya akan pemulihan bagi umatNya.
Melalui pemaknaan diminggu palmarum ini Firman Tuhan mengajarkan kita bagaimana orang percaya harus setia
dan taat khususnya dalam hal bagaimana “mengekang lidah” . Lidah memang organ yang paling kecil diantara tubuh
kita, tetapi justru memberi dampak yang sangat besar. Jika terkendali dengan baik, maka dia akan berdampak positif,
tetapi jika tidak dikendalikan dengan baik dapat menuntun kita pada hal yang negatif.
Sehubungan dengan “Lidah” bacaan kita hari ini mau mengajarkan kita 2 hal yaitu:
1. Tuhan Pengendali “Lidahku” (ay.4-6)
Dalam Alkitab :lidah” ditulis 103 kali, mengapa karena fungsi dan peran lidah sangat penting dalam kehidupan
kita. Sampai Yakobus 3:5-6 mengumpamakan “lidah” adalah “api” dapat membakar hutan yang sangat besar.
Bahkan diayat 8, diumpamakan sebagai “racun” yang mematikan. Tetapi jika dikendalikan dengan baik justru
‘lidah” dapat menjadi berkat, digambarkan seperti kemudi kapal laut, yang sekalipun kecil tetapi dapat
mengendalikan kapal yang besar itu (Yakobus 3:4).
Oleh sebab itu, sebagai manusia harus sadar, bahwa kita tidak bisa mengendalikan “lidah” kita dengan benar
tanpa Allah. Itulah sebabnya dikatakan dalam ayat 4, “Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang
murid...”. Orang percaya adalah “murid” yang harus selalu tunduk dan taat pada Allah sebagai sumber kebenaran
dan pengendali kebenaran itu sendiri. Untuk menjadi murid yang taat, harus selalu memperhatikan 2 hal;
a. Selalu peka, dan tajam mendengarkan suara Tuhan, ayat 4 dan 5.
b. Rendah hati dalam menyikapi segala bentuk hidup yang silih berganti menghampiri. Sekalipun itu menyakitkan
hati, kita tidak boleh lari meninggalkan persoalan itu, ” membuat kita menyembunyikan wajah kita (ayat 6).
Bahkan sampai kita kehilangan identitas sebagai orang percaya, ayat 4,..” Tuhan Allah telah memberikan kpdku
lidah seorang murid supaya; dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih
lesuh.
2. Tuhan Cahaya Kehidupan (ay.7-11)
Menjalani hidup sering kita memasang panah-panah api sendiri, yakni berjalan menurut cahaya kita sendiri, tanpa
cahaya Tuhan Yesus..ayat 11. Tetapi firman Tuhan secara jelas menjelaskan bahwa hal itu akan membuat kita
hidup dalam kegelapan, dan tidak ada cahaya Tuhan bersinar baginya…ayat.10, bahkan digambarkan seperti
pakaian yang usang akan dimakan ngengat…ayat.9.
Cahaya kebenaran hanyalah Tuhan Yesus Kristus,… seperti kata firman Tuhan dalam Roma 8:31 ..” Sebab itu
apakah yang akan kita katakan, tentang semuanya itu? Jika Allah dipihak kita siapakah yang akan melawan kita?.
Dalam memasuki minggu-minggu Palmarum, mari mempersiapkan hati, pikiran dan tubuh kita memaknai hari-hari
Tri suci dengan penuh makna. Sekalipun dalam kondisi dirumah, kita harus selalu taat dan rendah hati untuk
selalu focus pada Yesus sebagai inti hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.

Pdt. Sempat.

Anda mungkin juga menyukai