Anda di halaman 1dari 7

Nusantara Journal of Community Engagement

E-ISSN : 2722-2411
Vol. 1 No. 1 2020
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/NJCE/index

Optimalisasi Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Siswa Putri


Kelas 5 dan 6 SDN Janti 1 Waru Sidoarjo Dengan Pendekatan PAR
1Mei lina Fitri Kumalasari,2Nova Lusiana, 3Estri Kusumawati, 4Dedy Suprayogi, 5Moch. Irfan Hadi

* 1,2,3 ,4,5 UIN Sunan Ampel - Surabaya, Indonesia.

Abstrak

Anak perempuan yang mengalami menarche (menstruasi pertama) pada usia yang muda merasa belum siap untuk menghadapi
menstruasi pertamanya sehingga dapat menimbulkan dampak takut, bingung, minder, merasa tidak normal dan panik. Pengabdian
masyarakat ini bertujuan untuk optimalisasi pengetahuan tentang menstruasi pada siswa putri kelas 5 dan 6 di SDN Janti 1. Metode
kegiatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan PAR. Didapatkan hasil bahwa dari 89 siswa putri, terdapat 40 siswa putri
(44,94%) yang sudah mendapatkan menstruasi. Siswa putri tersebut mengalami menarche pada usia 10 sampai dengan 12 tahun.
Terdapat 22 siswa putri (55%) yang mengalami dismenorea dan belum mengetahui apa yang harus dilakukan apabila mengalami
keluhan tersebut. Materi diberikan dengan media powerpoint dan video. Siswa putri kelas 5 dan 6 SDN Janti 1 aktif dalam kegiatan
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan saling berbagi pengalaman.

Kata kunci

Menstruasi, Pengetahuan, Pendidikan Kesehatan

1. Pendahuluan dengan kejadian menarche lebih awal sebesar 5,2%


usia 9-11
Siklus kehidupan manusia dimulai dari lahir Kesiapan remaja dalam sangat mempengaruhi
sampai meninggal. Selama proses kehidupannya, penerimaan mereka terhadap menarche, mereka yang
manusia akan mengalami periode pubertas. Pada siap akan akan senang dan bangga, menganggap
periode pubertas ini, anak perempuan akan proses biologi tersebut proses pendewasaan.
mengalami menstruasi pertama atau menarche Sementara remaja yang tidak siap menghadapi akan
sebagai tanda dari pematangan organ biologis menganggap menarche adalah sesuatu hal negative
seksual.Selain itu, terjadi perkembangan sehingga akan merasa takut, sedih,
karakteristik seks sekunder dan pertumbuhan yang kecewa(Nurmawati and F., 2016). Ketidaksiapan
cepat. Menarche biasa terjadi pada masa awal remaja menarche akan berdampak pada buruknya perilaku
dalam rentang usia 10 – 16 tahun(Felicia, 2015). vulva hygine dan berisiko terjangkit penyakit
Anak perempuan yang mengalami menarche menular seksual. Faktor yang mempengaruhi
pada usia yang muda maka akan merasa belum siap kesiapan menghadapi menarche pada remaja putri
untuk menghadapi peristiwa menstruasinya pra-pubertas sangat beragam, baik faktor dari dalam
pertamanya. Banyak remaja memandang peristiwa individu maupun faktor dari luar individu.Hasil
menarche adalah merupakan hal yang menakutkan penelitian Lutfiyah (2017) analisis kesiapan siswi
karena menimbulkan ketidaknyamanan(Rifrianti, sekolah dasar dalam menghadapi menarche
2018). Ketidaksiapan tersebut dapat menimbulkan menunjukkan mayoritas remaja putri memiliki
dampak takut, bingung, minder, merasa tidak normal tingkat pengetahuan yang kurang tentang menstruasi.
dan panik.Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan Tingkat kesiapan tertinggi didominasi oleh remaja
yang cukup tentang menstruasi sehingga yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Sebaliknya,
menimbulkan sikap positif sebagai alternatif tingkat ketidaksiapan terbanyak dimiliki oleh remaja
pemecahan masalah secara tepat. dengan pengetahuan rendah(Lutfiya, 2017).
Usia Menarche pada remaja putri akhir-akhir Remaja putri yang tidak pernah membicarakan
ini terjadi lebih cepat, di Amerika usia menarche dari atau mendapatkan informasi tentang menstruasi
14,2 tahun pada tahun 2012 menjadi 12,45 tahun. maka akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
Penelitian Wardani pada santri di Sidoarjo menarche(Purwanti and Jayanti, 2012). Umumnya
didapatkan hasil rata-rata usia menarche 10-11 mereka belajar tentang menstruasi dari ibunya, tetapi
tahun(Wardani, 2018). Riskesdas tahun 2010 rata- tidak semua ibu memberikan informasi secara
rata usia menarche di Indonesia adalah 13 tahun terbuka sampai anak gadisnya mengalami menstruasi
pertama(Jones, 2005).

29
(2020) 1Mei lina Fitri Kumalasari

Pengetahuan tentang menstruasi yang sangat Berdasarkan studi pendahuluan di SDN 1


dibutuhkan oleh remaja putri diantaranyaadalah Janti Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo belum
tentang perubahan fisik dan psikologi, personal pernah ada kegiatan penyuluhan tentang kesehatan
hygine pada saat menstruasi dan mengatasi reproduksi khususnya tentang menstruasi. Siswa
ketidaknyaman pada saat menstruasi. Pendidikan putri kelas 5 dan 6 di SDN 1 Janti Waru Sidoarjo
kesehatan dapat dilakukan untuk optimalisasi rata-rata berusia 10 sampai dengan 12 tahun. Banyak
informasi terkait dengan menstruasi.Promosi yang sudah mengalami menstruasi, yaitu sebanyak
kesehatan melalui pendidikan kesehatan ini akan 44,94% dari total jumlah siswa putri, tetapi mereka
meningkatkan perilaku kesehatan ke arah yang lebih tidak pernah mendapatkan eduksi tentang hal
baik(Notoatmodjo, 2015). Pemberian materi tentang tersebut sehingga banyak yang merasa takut dan
menstruasi diharapkan mampu meningkatkan tidak tahu harus melakukan apa apabila ada keluhan
perilaku kesehatan reproduksi siswa putri kelas 5 dan ketika menstruasi. Oleh karena itu, diperlukan
6 SDN 1 Janti Waru Sidoarjo. edukasi dalam rangka optimalisasi pengetahuan
Remaja putri membutuhkan informasi tentang tentang menstruasi.
proses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi.
Mereka akan mengalami kesulitan dalam 2. Metode
menghadapi menstruasi jika tidak memiliki
pengetahuan. Terdapat hubungan tingkat Pengabdian ini dilakukan dengan metode PAR
pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan (Participatory Action Research), dengan peran aktif
menghadapi menarche, penelitian yang dilakukaan dan kerjasama antara pihak tim pengabdian dan
Afifah (2016) .menunjukan siswa yang memiliki pihak sekolah. Pada tahap pertama, tim pengabdian
pengetahuan baik telah siap menghadapi menarche melakukan riset pendahuluan dengan cara observasi
sedangkan siswi yang pengetahuannya kurang tidak dan wawancara tentang kesehatan reproduksi siswa
siap menghadapi menarche. putri SDN 1 Janti Waru. Setelah itu tim pengabdian
SDN 1 Janti Waru Sidoarjo adalah salah satu melakukan inkulturasi dengan cara berinteraksi
sekolah dasar di kabupaten Sidoarjo berada di dengan pihak sekolah agar terbentuk kepercayaan
Kecamatan Waru yang berbatasan dengan kota dan mendapatkan ijin untuk melaksanakan
Surabaya, dimana budaya modernisasi pengabdian. Langkah ketiga yang dilakukan adalah
perkembangan gadget, gaya hidup dan pergaulan pengorganisasian masyarakat dengan menemukan
remaja lingkungan perkotaan sangat mempengaruhi masalah bersama dengan masyarakat, yaitu masih
terjadinya pubertas awal. Gaya hidup tidak pernah kurangnya pemahaman tentang kesehatan
berolah raga, sering konsumsi soft drink, makanan reproduksi. Tim pengabdian dan pihak sekolah
fast food yang mengandung pemanis buatan , lemak membuat tim untuk pemetaan masalah dan
dan adiktif cenderung menyebabkan menarche lebih perencanaan pelaksanaan pengabdian. Setelah itu
awal. secara bersama-sama merumuskan rencana
Edukasi kesehatan reproduksi tentang pelasanaan pendidikan kesehatan yang paling tepat
menstruasiyang diberikan menggunakan gaya bahasa untuk meningkatkan pengetahuan siswa putrid
dan cara penyampaian yang disesuaikan dengan usia tentang kesehatan reproduksi.
anak . Hal ini dilakukan agar anak tidak merasa takut Tim pengabdian memberikan pendidikan
dan malu ketika ingin bertanya seputar reproduksi. kesehatan berupa penyuluhan kesehatan reproduksi
Pendidikan tentang kesehatan reproduksi tentang menstruasi yang meliputi ceramah, diskusi
merupakan masalah penting dan salah satu dan tanya jawab tentang kesehatan reproduksi
intervensi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kepada siswa putri kelas 5 dan 6 SDN 01 Janti
kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche. berdasarkan data-data yang terjadi pada kehidupan
Penelitian Muchtar pada tahun 2016 menyebutkan sehari-hari remaja putri. Kegiatan pengabdian
sebelum diberikan model pendidikan kesehatan dilaksanakan selama satu hari pada tanggal 27
dalam menghadapai menarche sebagian besar remaja Januari 2018 di SDN 01 Janti Waru Sidoarjo.
putri memiliki pengetahuan rendah dalam Tahapan yang dilakukan antara lain adalah
menghadapi menarche, dan sebagian remaja putri persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Tahap
memiliki sikap kurang baik dalam menghadapi persiapan dilakukan dengan cara melakukan
menarche. Sesudah diberikan model pendidikan pendekatan, yaitu melakukan koordinasi dengan
kesehatan terdapat peningkatan pengetahuan tinggi pihak sekolah SDN 01 Janti Kecamatan Waru
dan mempunyai sikap baik lebih positif dalam Kabupaten Sidoarjo.Kegiatan selanjutnya adalah
menghadapi menarche(Muchtar et al., 2016). melakukan persiapan bahan pendidikan kesehatan
30
(2020) 1Mei lina Fitri Kumalasari

yang sesuai untuksiswa putri kelas 5 dan 6 SD, bahwa dari 89 siswa putri, terdapat 40 siswa putri
persiapan sarana dan prasarana serta penyiapan (44,94%) yang sudah mendapatkan menstruasi.
peserta yang dikoordinir oleh pihak sekolah. Siswa putri tersebut mengalami menarche pada usia
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan 10 sampai 12 tahun. Terdapat 22 siswa putri (55%)
mengidentifikasi tentang menarche,siklus menstruasi yang mengalami dismenorea dan belum mengetahui
dan keluhan selama menstruasi kepada siswa putri. apa yang harus dilakukan apabila mengalami
Pemateri memberikan pendidikan kesehatan berupa keluhan tersebut.
penyuluhan dengan materi menstruasi melalui media
powerpoint dan leaflet. Di akhir penyuluhan
dilakukan diskusi dan tanya jawab serta dilakukan
evaluasi.
Tahap pelaporan adalah penyusunan laporan
kegiatan dan penulisan artikel. Laporan kegiatan
diserahkan kepada pihak sekolah sebagai bahan
masukan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
siswa putrinya dan dikumpulkan kepada universitas
sebagai bentuk pertanggungjawaban dari kegiatan
yang telah dilakukan.

3. Hasil dan Pembahasan


Bagian ini merupakan bagian utama Gambar 1. Penggalian Data Menstruasi
artikel Tahap persiapan yang pertama adalah Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
melakukan riset pendahuluan untuk melihat kondisi
masyarakat yang sebenarnya dengan observasi dan Penyuluhan dilakukan dengan media power
wawancara. Setelah itu tim pengabdian melakukan point. Materi yang disampaikan terkait dengan
koordinasi dengan pihak SDN Janti 1 agar kegiatan materi reproduksi pada wanita dengan rincian
dapat dilaksanakan dengan baik. Komunikasi sebagai berikut : pertumbuhan manusia, masa
dilakukan secara langsung melalui lisan dan tidak pubertas, perubahan fisik pada anak perempuan,
langsung melalui surat permohonan untuk kapan terjadinya menstruasi, apa yang harus
memfasilitasi kegiatan pendidikan kesehatan. Kepala dilakukan , bagaimana jika terjadi menstruasi
sekolah sebagai penanggung jawab sekolah disekolah, gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome)
memberikan disposisi kepada guru UKS untuk dan cara mengatasinya, tips menjaga kebersihan alat
menjadi penanggung jawab kegiatan.Koordinasi reproduksi serta bagaimana menjaga diri.
dengan kepala sekolah SDN 01 Janti Waru Sidoarjo
dilaksanakan pada tanggal 04 Januari 2018
Persiapan selanjutnya adalah persiapan
sarana dan prasarana serta bahan pendidikan
kesehatan.Hal ini juga termasuk tentang
mengidentifikasi jumlah siswa putri sehingga dapat
menentukan pembagian ruangan dan tim. Terdapat
89 siswa putri dan dibagi menjadi tiga ruangan
dengan masing-masing satu fasilitator dari tim
pengabdian.
Kegiatan pengabdian kepada siswa putri
SDN 01 Janti Waru Sidoarjo berjalan dengan lancar.
Pihak sekolah dan para siswa putrid bekerja sama
dengan baik selama proses penyuluhan berlangsung.
Kegiatan pengabdian kepada siswa putri kelas 5 dan Gambar 2. Materi Pendidikan Kesehatan Dengan
6 disepakai dilaksanakan pada tanggal 27 Januari Media Powerpoint
2018. Sumber: Dokumentasi Primer,2018
Pertama kali dilakukan pendekatan kepada
siswa putri kelas 5 dan 6 untuk menganalisis Manusia dalam siklus hidupnya akan selalu
permasalahan seputar menstruasi.Didapatkan hasil mengalami tumbuh kembang. Hal ini akan
31
(2020) 1Mei lina Fitri Kumalasari

berlangsung secara terus menerus. Pertumbuhan dan keluarga). Cara mengatasi keluhan pada saat
artinya ada pertambahan ukuran sel bagian tubuh menstruasi tersebut adalah meningkatkan asupan zat
sedangkan pada perkembangan akan terjadi besi, meningkatkan asupan protein (daging, ikan)
pematangan organ tubuh. Selain mengalami dan vitamin B12 untuk membantu penyerapan zat
pertumbuhan dan perkembangan, remaja putri juga besi dalam tubuh, mengkonsumsi suplemen
akan mengalami perubahan psikologis yang penambah darah, meningkatkan konsumsi vitamin C
merupakan suatu tanda tahapan perkembangan anak danmengurangi konsumsi garam.Apabila mengalami
menjadi dewasa. Pertumbuhan fisik pada masa kram perut maka kompres dengan air hangat dan
remaja sangat cepat dan biasa disebut dengan minyak penghangat untuk mengurangi rasa nyeri,
pubertas. Perubahan fisik anak perempuan tetapi jika keluhan dirasakan sangat menganggu
diantaranya adalah kulit berminyak dan kadang maka segera konsultasikan ke dokter.
muncul jerawat, tumbuh rambut di daerah ketiak dan Beberapa tips yang disampaikan pada saat
alat kelamin, pantat membesar dan pinggul melebar, pendidikan kesehatan kepada siswa putri SDN 01
payudara membesar, keluar darah dari vagina atau Janti adalah caramenjaga kebersihan alat reproduksi.
menstruasi (Soetjiningsih, 2004). Hal ini dilakukan dengan cara: 1) setelah BAB cebok
Remaja putri di Inggris rata-rata mengalami dari arah depan ke belakang, 2) cuci tangan setelah
menarche pada usia 13 tahun. Sedangkan di BAB dan BAK, 3) pilih celana dalam yang
Indonesia, menarche rata-rata terjadi pada usia 10-16 menyerap keringat danganti minimal dua kali per
tahun. Remaja putriyang tinggal di kota lebih cepat hari, 4) hindari menggunakan celana ketat, 5) ganti
mengalami menarchedibandingkan dengan remaja pembalut bila terasa basah (penuh) setiap empat jam
putri yang tinggal di desa (Nastiti, 2011) sekali, 6) hindari penggunaan pantyliner terlalu
Siklus menstruasi adalah daur menstruasi sering.
yang terjadi setiap bulan dialami oleh wanita dan Materi penyuluhan diberikan sambil
dihitung mulai hari pertama menstruasi sampai hari berdiskusi dengan siswa putri SDN 01 Janti. Remaja
pertama menstruasi bulan berikutnya, biasanya putri tersebut banyak bertanya tentang isi materi dan
berlangsung 25 – 30 hari. Remaja putri yang sedang sudah paham dengan penjelasan yang diberikan.
menstruasi harus menggunakan pembalut dengan Pendidikan kesehatan diakhiri dengan pemutaran
bahan yang aman dan menyerap darah menstruasi video cara menjaga diri dan mempraktikkan
dengan baik (Samsulhadi, 2011). gerakannya bersama-sama. Setelah itu, dilakukan
Remaja putri sebaiknya selalu menyiapkan tanya jawab tentang materi yang diberikan untuk
menstruation pack yang berisi pembalut, pakaian memastikan siswa putri tersebut telah paham dengan
dalam ganti, rok ganti dan plastik yang digunakan materi yang sudah dijelaskan.
untuk membungkus pakaian dalam yang terkena
darah. Menstruation pack ini sebaiknya selalu
ditaruh di dalam tas sekolah sehingga siapdipakai
kapan saja apabila diperlukan.
Pre Menstrual syndrome(PMS) biasa terjadi
pada waktu menjelang menstruasi dan terasa hampir
diseluruh bagian tubuh. Remaja putri biasanya akan
mengeluhsakit kepala, perut sakit, dada sakit,
pinggang sakit, mood kacau, perasaanmenjadi lebih
sensitif, mudah emosi dan malas mengerjakan
kegiatan apapun.Hal ini akan semakin parah apabila
remaja putri memiliki informasi yang kurang
memadai mengenai pre menstrual
syndrome(Rahmawati et al., 2014).
Pengetahuan siswa putri tentang menstruasi Gambar 3. Menirukan Gerakan di Video
bisa didapat dari media cetak, media elektronik, Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
keluarga, guru, teman sebaya ataupun tenaga
kesehatan. Hal yang mempengaruhi pengetahuan Perubahan yang terjadi setelah dilakukan
lainnya adalah pengalaman siswa putri baik secara pendidikan kesehatan adalah peningkatan
langsung maupun tidak langsung. Pengalaman pengetahuan terkait dengan menstruasi. Siswa yang
tersebut bisa didapat dari kejadian yang dialami telah mengalami menstruasi mampu melakukan
sendiri maupun orang lain (teman sebaya, orang tua persiapan sebelum terjadinya menstruasi yaitu terkait
32
(2020) 1Mei lina Fitri Kumalasari

tentang nutrisi, penanganan masalah Pre Menstrual yang sangat dekat dengan kehidupan mereka sehari-
syndrome(PMS), dan persiapan menstruation pack. hari.
Siswa yang belum mengalami menstruasi
mengatakan siap menghadapi menstruasi, siswa 4.2 Saran
mengetahui perubahan kondisi fisik dan psikis
sebelum terjadi menstruasi, persiapan nutrisi dan Kegiatan ini diharapkan dapat membantu
menstruation pack. program pemerintah dalam melaksanakan
Pendidikan kesehatan dan dilakukan secara rutin
4. Penutup
kepada remaja putri yang lain.
4.1 Kesimpulan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam


bentuk penyampaian pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan berdampak terhadap meningkatnya .
pengetahuan para siswa putri mengenai menstruasi

33
(2020) 1Mei lina Fitri Kumalasari

DAFTAR PUSTAKA

Amin, F. M., Wibowo, A. T., & Jasri, M. (2019). Pemanfaatan Open ERP (Dolibarr) untuk Agenda dan
Member Sebagai Penunjang Program UKM Melek Teknologi (Studi Kasus pada UKM Sandal Desa
Wedoro Waru Sidoarjo). 4, 70–78.

Pujotomo, Y. F. F. D. (n.d.). Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler Dengan Pola Kemitraan
(Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang).

Reza, M. H. (2016). RANCANG BANGUN SISTEM PENILAIAN INVESTASI UNTUK SKEMA


CROWDFUNDING MENGGUNAKAN EXPERT SYSTEM.

Susilowati, M., & Wahid, H. N. (2018). Perancangan Marketpl Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi
Dengan Kesiapan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V Dan Vi Di Sd Negeri Dangkel Parakan
Temanggung. Jurnal Kebidanan.

Felicia, dkk, 2015. Hubungan status Gizi Dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di PSIK FK Universitas
Sam Ratulangi Manado. J. Keperawatan 3, 1–7.

Jones, 2005. Setiap Wanita. PT Delapratasa Publishing, Jakarta.

Lutfiya, I., 2017. Analisis Kesiapan Siswi Sekolah Dasar dalam Menghadapi Menarche. Jurnal Biometrika.

Muchtar, D, W.S., Syarwini H, 2016. Pendidikan Kesehatan Dalam Kesiapan Menghadapi Menarche Di Sekolah
Dasar. Menara Ilmu 10, 72.

Nastiti, F.H.L., 2011. Pola Peresepan dan Kerasionalan Penggunaan Antimikroba pada Pasien Balita di
Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Skripsi. Program Studi Ekstensi Departemen Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas. Indonesia. Depok.

Notoatmodjo, S., 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Nurmawati, I. an. E., F., 2016. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam
Rangka Menghadapi Menarche. Prosiding.

Purwanti, Jayanti, 2012. Sikap Remaja Terhadap Menarche. EGC, Jakarta.

Rahmawati, M., Yuniyanti, B., Mundarti, 2014. Pengaruh Senam Anti Nyeri Haid Terhadap Pengurangan
Dismenorea Di SMA Negeri 5 Kota Magelang Tahun. J Kebidanan

Rifrianti, D., 2018. Tingkat Kecemasan Siswa Kelas VII Dalam Menghadapi Menarche di SMP Warga
Surakarta. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id

Samsulhadi, 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.

Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta.

Susanti, A.V., 2012. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja di SMPN 30 Semarang. J. Nutr. Coll.
1, 386–407.

Wardani, E.M., 2018. Pendidikan Kesehatan tentang Menarche pada Santri di Yayasan Nurul-Haqq Sidoarjo.
Community Dev. J. 2.ace Investasi Peternakan Online Pada Startup Farmerid. SMARTICS Journal, 4(1),

34
(2020) 1Mei lina Fitri Kumalasari

11–17. https://doi.org/10.21067/smartics.v4i1.2695

Yanto, R. (2017). Sistem Pendukung Keputusan Prioritas Investasi dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Perguruan Tinggi. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi), 1(3), 211.
https://doi.org/10.29207/resti.v1i3.45

35

Anda mungkin juga menyukai