Anda di halaman 1dari 17

Turunan pertama y=( x2 +2 ) ( 3 x−2 x 2)

Pembahasan
y merupakan perkalian dua fungsi yaitu f ( x )=x 2 +2 dan g ( x )=3 x−x 2. Oleh sebab itu, turunan
pertama dari y dapat dicari dengan menggunakan aturanan turunan untuk operasi perkalian.
Aturan Perkalian
Jika f ( x ) dan g( x ) dapat diturunkan, maka
d d d
( f ( x ) g ( x ) )=f ( x ) g ( x ) + g ( x ) f ( x )¿ f ( x ) g ' ( x )+ g ( x ) f ' ( x )
dx dx dx
Misalkan f ( x )=x 2 +2dan g ( x )=3 x−2 x 2 maka f ' ( x )=2 x dan g' ( x )=3−4 x .
Oleh sebab itu
d
( ( x 2 +2 ) ( 3 x−2 x 2 ) ) = d ( f ( x ) g ( x ) )¿ f ( x ) g ' ( x )+ g ( x ) f ' ( x )¿ ( x 2+ 2 ) (3−4 x )+ ( 3 x−2 x 2 ) ( 2 x )
dx dx

¿ 3 x 2−8 x3 +6−8 x +6 x 2−4 x3¿−12 x 3 +9 x 2−8 x+ 6


Jadi, Jawabannya A.
3 x+ 2
Diketahui f ( x )= ; x ≠ 3, rumus ( f ∘ f ) ( x ) adalah….
x−3
Pembahasan
Fungsi komposisi diperoleh dengan melakukan subtitusi satu fungsi ke fungsi yang lain. Secara
matematis dituliskan dengan
( f ∘ g )( x )=f ( g ( x ) )
Dibaca f komposisi g yang artinya memasukan fungsi g( x ) ke dalam fungsi f ( x ).
Oleh karena itu, karena fungsi komposisi kita berbentuk ( f ∘ f ) ( x ), maka caranya adalah
memasukan fungsi f (x) ke f (x) itu sendiri. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

3 f ( x ) +2
3 ( 3x−3
x +2
)+2 ¿ 9 x +6+2
x−3
x−6 11 x
x−3 11 x
¿(
x−3
( f ∘ f ) ( x )=f ( f ( x ) )¿
f ( x )−3
¿
3 x +2
−3
¿
3 x +2−3 x +9 11 x−3 ) ×(
11 )
¿x

x−3 x−3 x−3


Jadi, Jawaban yang benar adalah C
Dik: Perhatikan vektor-vektor di bawah ini
á=−2 i−8 j+6 k
b́=5 i+ 4 j−5 k
ć=3 i+4 j−2 k
Berlaku 5 d́ +3 á+2 b́=2 ć+3 d́ −2 b́
Dit: vector d́ …?
Jawab
Perhatikan bahwa vector d́ dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan vektor
tersebut:
3
5 d́ +3 á+2 b́=2 ć+3 d́ −2 b́5 d́−3 d́ =2 ć−3 á−4 b́2 d́=2 ć−3 á−4 b́d́=ć− á−2 b́
2
Subtitusi nilai vector yang diberikan dan gunakan sifat operasi perkalian scalar pada
vektor.
Sifat Operasi Vektor
Misalkan vector á=x 1 i+ y 1 j+ z1 k dan c merupakan skalar, maka berlaku :
c á=c (x1 i+ y 1 j+ z 1 k )¿ c x1 i+ x y 1 j+ c z 1 k

Oleh sebab itu kita akan peroleh:


3 3
d́=ć− á−2 b́¿ ( 3 i+ 4 j−2 k )− (−2i−8 j+ 6 k )−2 ( 5 i+ 4 j−5 k )
2 2

¿ ( 3 i+ 4 j−2 k )−(−3 i−12 j+ 9 k )−( 10 i+ 8 j−10 k )¿ ( 3+3−10 ) i+ ( 4+12−8 ) j+ (−2−9+10 ) k


¿−4 i+8 j−k
Jadi, Jawabannya B
Pembahasan
√ x ( 1− x ) =4
Diberikan f ( x )=a x 2 +b dan lim .
x →1 f (x )
Pertama-tama kita akan coba untuk subtitusi langsung x=1 untuk mendapatkan
limitnya

lim
√ x ( 1− x ) = √ 1 ( 1−1 ) = 0 =4
x →1 f (x ) f (1) f ( 1)
Perhatikan bahwa pembilang bernilai 0. Misalkan f ( 1 ) bernilai tak nol, maka hasil
limitnya adalah 0. Hal ini kurang tepat karena di soal dinyatakan nilai limitnya adalah
4.
0
Akibatnya nilai f ( 1 ) haruslah 0 dan jikalau demikian, maka hasil limitnya adalah
0

0
yang merupakan bentuk tak tentu. Karena bentuknya , maka kita bisa menggunakan
0
Aturan L’ Hopital untuk mendapatkan nilai a dan b berdasarkan informasi bahwa nilai
limitnya adalah 4.
Aturan L’ Hopital
f (x) f ' ( x)
lim =¿ lim =L ¿
x→ a g(x) x→a g ' ( x )

Dengan catatan:
L merupakan nilai limitnya
lim f ( x )=lim g ( x )=0
x→ a x→ a

Kita perlu mencari turunan untuk masing-masing fungsi.


1 3
1 3
f ( x )= √ x (1−x )=√ x−x √ x=x −x ⟹ f ' ( x )=
2 2
− √x
2√ x 2

g ( x )=a x 2+ b ⟹ g' ( x ) =2 ax

Selanjutnya aplikasikan aturan L’hopital


31 1 3 1 3
√x − − √1 − −1 −1
√ x ( 1− x ) 2 √x 2 2 √1 2 2 2 4= a=
lim 2
=¿ lim ¿4= 4= 2a 8
x →1 a x +b x →1 2ax 2a ( 1 ) 2a

−1
Subtitusi a= ke f ( 1 ) =0
8
1 2 1 2 1 −1
f ( x )=a x 2 +b f ( x )= x +b f ( 1 ) = ( 1 ) + b0= +bb=
8 8 8 8
Maka nilai dari a−b dapat ditentukan dengan mudah
1 −1 2 1
a−b= −
8 8 ( )
¿ ¿
8 4
Pembahasan
Misalkan x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat a x 2+ bx+ c=0, maka
berlaku
−b c
x 1 + x2 = x 1 x 2=
a a

Akan dicari persamaan kuadrat baru dengan akar-akar yang diberikan. Untuk itu ingat
rumus membuat persamaan kuadrat baru.
Rumus Membuat Persamaan Kuadrat Baru
x 2−( HJA ) x+ ( HKA )=0

Dengan:
HJA : hasil jumlah akar-akar

HKA : hasil kali akar-akar.

Perhatikan bahwa untuk persamaan kuadrat x 2+ 8 x+5=0 dengan a dan b adalah akar-
akarnya, maka berlaku
a+ b=−8ab=5

Kita akan cari hasil jumlah akar-akar (HJA) barunya

a 2 b+ ab2=( ab )( a+b ) ¿ ( 5 ) (−8 )¿−40

Kita akan cari hasil kali akar-akar ( HKA) barunya

( a 2 b )( a b2 )=a3 b3¿ ( ab )3¿ 53¿ 125


Dengan demikian persamaan kuadrat barunya adalah

x 2−( HJA ) x+ ( HKA )=0x 2+ 40 x+ 125=0

Jadi, jawabannya E
Pembahasan
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus jumlah dua
sudut trigonometri. Aturan penjumalahan dua sudut pada fungsi sinus
Rumus jumlah dua sudut fungsi sinus
sin ( A+ B )=sin A cos B+ cos A sin B (1)
Selanjutnya kita akan memanfaatkan hubungan sudut-sudut berelasi yaitu:
cos (180 °+ A)=−cos A (2)
sin(180 ° + A)=−sin A (3)
Dengan demikian persoalan di atas dapat kita selesaikan dengan cara berikut ini.
sin 285 °=sin(¿ 45 °+ 240° ) ¿¿ sin 45 ° ⋅cos 240 ° +cos 45 ° ⋅sin 240 °
1 1 1 1
¿ √ 2⋅cos (180 ° +60 ° ) + √2 ⋅ sin ( 180 °+ 60° )¿ √ 2⋅(−cos 60 ° )+ √ 2 ⋅(−sin 60 ° )
2 2 2 2
1 −1 1 −1 1 1 1
¿
2
√ 2⋅( )
2
+ √2 ⋅
2 2 ( 4 )
√ 3 ¿− √2− √6¿− ( √2+ √ 6 )
4 4

Jadi, jawabannya D
Pembahasan
Permasalahan di atas dapat diselesaiakan dengan menggunakan perkalian titik dua
buah vektor
Aturan perkalian titik
Misalkan terdapat dua buah vektor a⃗ dan b⃗ , maka hasil kali titiknya didefinisika
sebagai berikut
a⃗ ⋅ b⃗ =|⃗a||⃗b|cos θ

Dimana:
¿ a⃗ ∨¿ dan ¿ b⃗ ∨¿ masing-masing merupakan panjang vektor a⃗ dan b⃗

θ merupakan sudut antara kedua vektor

Hasil kali titik vektor ⃗s dan t⃗ adalah sebagai berikut


Pembahasan
Bentuk umum persamaan lingkaran adalah
( x−a )2+ ( y −b )2=r 2
Dengan
(a , b) adalah titik pusat

r adalah jari-jari lingkaran

Sehingga berdasarkan informasi yang diberikan untuk lingkaran


( x−2 )2 + ( y +1 )2=13
Kita bisa peroleh titik pusatnya adalah ( 2 ,−1 ) dan jari-jarinya adalah r =√ 13.
 Untuk mencari persamaan garis singgung pada lingkaran yang berpusat di ( a , b )
pada titik singgung ( x 1 , y 1 ) kita gunakan rumus

( x 1−x ) ( x−a ) + ( y 1 −b ) ( y−b )=r 2


 Tetapi kita masih belum mendapatkan koordinat titik singgungnya. Oleh karena
itu, kita akan mencari titik singgungnya terlebih dahulu. Gunakan informasi
bahwa absis titik singgungnya adalah −1 atau x=−1 ,maka akan diperoleh

( x−2 )2 + ( y +1 )2=13(−1−2 )2+ ( y +1 )2=13 ( y +1 )2=13−9( y +1 )2=4 y +1=± √ 4 y=−1± 2

y=1 atau y=−3

 Jadi diperoleh koordinat titik singgungnya adalah (−1 , 1) dan (−1 ,−3)
Persamaan garis singgung lingkaran pada titik (−1,1) adalah

( x 1−a ) ( x−a ) + ( y 1−b ) ( y−b )=r 2(−1−2 )( x−2 ) + ( 1+1 ) ( y+ 1 )=13−3 ( x−2 ) +2 ( y+ 1 )=13
−3 x+ 2 y =13−6−2−3 x+ 2 y =5
Persamaan garis singgung lingkaran pada titik (−1 ,−3) adalah

( x 1−a ) ( x−a ) + ( y 1−b ) ( y−b )=r 2(−1−2 )( x−2 ) + (−3+1 )( y +1 )=13−3 ( x−2 )−2 ( y +1 )=13
−3 x−2 y=13−6+2−3 x−2 y=9

∴ Persamaan garis singgungnya adalah −3 x+ 2 y =5 dan −3 x−2 y=9 .


Pembahasan
Pada persamaan lingkaran L=x 2 + y 2 + Ax + By+C=0 . Persamaan garis singgung
lingkaran L yang melalui titik ( x 1 , y 1 ) rumusnya adalah
1 1
x x 1 + y y 1+ A ( x + x 1 )+ B ( y + y 1 ) +C=0
2 2
Perhatikan persamaan lingkaran yang diberikan
x 2+ y 2+10 x−12 y +20=0
Diperoleh bahwa A=10 , B=−12, dan C=20
Titik singgung ( x 1 , y 1 ) adalah (−9,1 ) .
Subtitusikan semua nilai ke rumus yang di atas, maka akan diperoleh
1 1 1 1
x x 1 + y y 1+ A ( x + x 1 )+ B ( y + y 1 ) +C=0x (−9 ) + y (1 ) + ( 10 ) ( x−9 ) + (−12 ) ( y +1 )+ 20=0
2 2 2 2
−9 x + y +5 ( x−9 )−6 ( y+1 )+20=0−9 x +5 x+ y −6 y−45−6+ 20=0−4 x−5 y−31=0

∴ Persamaan garis singgung yang dimaksud adalah −4 x−5 y−31=0


Pembahasan
Karena barisan yang dibahas adalah barisan aritmatika. Maka untuk menentukan suku
ke-n digunakan rumus berikut ini:
U n =a+ ( n−1 ) b

Dengan :
U n =¿suku ke-n

a = suku pertama

n = banyaknya suku

b = beda atau selisih antarsuku

Diberikan suku pertama atau a=25 dan suku ke-11 adalah 55. Kita bisa langsung
mendapatkan nilai b.
30
U 11 =a+10 b 55=25+10 b10 b=55−25b= b=3
10
Selanjutnya kita akan cari suku ke-45 dengan cara sebagai berikut
U 45 =a+ 44 b¿ 25+ 44 ( 3 )¿ 157

Jadi, Jawabannya B
Pembahasan
Ketika mengerjakan soal-soal yang berhubungan tentang deret, langkah pertama yang
akan kita lakukan adalah mengecek apakah deret tersebut merupakan deret aritmatika
atau geometri.
Jikalau antar suku memiliki selisih yang konstan, maka deret tersebut merupakan
deret artimatika
Jikalau antar suku memiliki perbandingan yang konstan, maka deret tersebut
merupakan deret geometri
Perhatikan deretnya:
17+20+ 23+26+…

Mudah dilihat bahwa deret tersebut memiliki selisih yang konstan yaitu 3 yang
diperoleh dari 20−17=23−20=26−23=3. Artinya deret tersebut adalah deret
aritmatika.
Rumus mencari jumlah n suku pertama pada deret aritmatika adalah
n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
dimana
Sn=¿jumlah n suku pertama

a = suku pertama

n = banyaknya suku

b = beda atau selisih antarsuku


17+20+ 23+26+…

Diperoleh a=17 dan b=3, maka jumlah 30 suku pertamanya adalah:


30
S30= ( 2 a+29 b )¿ 15 ( 2 (17 ) +29 ( 3 ) )¿ 15 ( 34+87 )¿ 15 ( 121 )¿ 1815
2
Jadi, jawabannya A
Pembahasan
Untuk mengerjakan soal di atas ada setidaknya terdapat 2 cara yaitu pertama
menghitung satu persatu nilai cosinus sudutnya atau kedua menggunakan hubungan
sudut relasi. Untuk lebih mudah kita akan gunakan cara kedua.
Karena semua sudut berada di kuadran pertama, maka kita akan gunakan relasi sudut
di kuadran pertama yaitu
cos ( 90° −A )=sin A

Selanjutnya ingat bahwa sin2 A +cos 2 A=1

Dengan demikian
cos ( 15 ° )=cos(90 °−75 ° ¿)=sin 75 ° ¿
cos ( 30 ° )=cos(90 °−60° ¿)=sin60 ° ¿

Subtitusi nilai-nilai diatas agar diperoleh nilai sebagai berikut:


cos 2 ( 60 ° ) +cos 2(15 ° ¿)+cos 2 ( 75 ° )+ cos2 ( 30° ) ¿

¿ cos 2( 60¿)+ sin2 ( 75 ° ) +cos 2 ( 75 ° )+ sin2 (60 ° ) ¿

¿ sin2 ( 60 ° )+ cos2 (60)+sin 2 ( 75° ) +cos 2 ( 75 ° )


¿ 1+1
¿2

Jadi, Jawabannya 2
Pembahasan
Langkah pertama dalam menentukan limit fungsi aljabar adalah melakukan subtitusi.
Jiak
a−5 a−5
lim
x→−1
( a−5
x+ 4 ) =−2
−1+ 4
=2
3
=2a−5=2 ( 3 ) a−5=6a=11
Pembahasan
Pertama kita akan daftarkan seluruh ruang sampel yang muncul dari pelemparan mata
dadu 6 dan mata dadu 8.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) (1,7) (1,8)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) (2,7) (2,8)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) (3,7) (3,8)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6) (4,7) (4,8)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) (5,7) (5,8)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6) (6,7) (6,8)
Total ruang sampel atau n ( S )=48
Contoh sampel hasil kali pelemparan dua dadu yang merupakan kelipatan 4 adalah:
( 1,4 ) karena 1 ×4=4 merupakan kelipatan 4

( 4,5) karena 4 ×5=20 merupakan kelipatan 4

Seluruh sampel yang mungkin adalah sebagai berikut:


1 2 3 4 5 6 7 8
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) (1,7) (1,8)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) (2,7) (2,8)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) (3,7) (3,8)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6) (4,7) (4,8)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) (5,7) (5,8)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6) (6,7) (6,8)
Total kejadian atau n ( A ) =22
Maka peluangnya dapat dihitung dengan cara:
n ( A ) =22
n ( S )=48
n( A) 22 11
P ( A )= = =
n ( S ) 48 24

Jadi, jawabannya D
Pembahasan
Ketika mengerjakan soal-soal yang berhubungan tentang deret, langkah pertama yang
akan kita lakukan adalah mengecek apakah deret tersebut merupakan deret aritmatika
atau geometri.
Jikalau antar suku memiliki selisih yang konstan, maka deret tersebut merupakan
deret artimatika
Jikalau antar suku memiliki perbandingan yang konstan, maka deret tersebut
merupakan deret geometri
Perhatikan deretnya:
3+6+ 12+ …

Mudah dilihat bahwa deret tersebut memiliki perbandingan yang konstan yaitu 2
6 12
yang diperoleh dari = =2. Artinya deret tersebut adalah deret geometri
3 6

Rumus mencari jumlah n suku pertama pada deret geoemtri adalah


a ( r n−1 )
Sn= ; r >1
r−1
dimana
Sn=¿jumlah n suku pertama

a = suku pertama

n = banyaknya suku

b = rasio
3+6+ 12+ …

Diperoleh a=3 dan r =2, maka jumlah 9 suku pertamanya adalah:


3 ( 29 −1 )
S9 = ¿ 3 ( 512−1 )¿ 3 ( 511 )¿ 1533
2−1
Jawaban tidak ada yang benar.

Anda mungkin juga menyukai