Anda di halaman 1dari 10

ISTI'DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 2 No.

1, Januari-Juni2015,ISSN 2356-0150

KONSEP KELUARGA DALAM AL-QUR'AN;


Pendekatan Linguistik dalam Hukum Perkawinan Islam

Umar tr'aruq Thohir


Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong, Probolinggo
Email: bani thohir@yahoo.com
Abstract
This paper has a purpose to find the family conception idealized by Islam
through Qur'an. As a guidance for the Islamic religion, Qur'an has a concept
or their own provision which is related to the family matters. The conclusion
thatdrawn here is that Qur'an use the word"al-ahl" to explain about family,
and do not use the words "al-usrah","al-af', ar,'d"al-dzurriyah" . Besides
that, the shape of the family according to the Qur'an perspective is devided
into two. First, in the matter of reproduction function, Qur'an tends to the
format of nuclear family, because humans need a couple to share, to
complete each other and love each other, where in this matter could not be
realized unless human build a nuclear family. Second, as a social function,
family is shaped by the format of extended family. This are shown from the
concept ofguardianship, childcare, and the distribution of inheritance that is
not only for the nuclear family, but also for the extended family that has been
Keyrvords
specifically set forth in the Qur'an. Qur'an also concept:ualize this matters
The Family Conception, below: ( I ) families can pacif,i the soul, (2) families can avoid immoral acts,
Qur'an, Linguistic (3) families can help to facilitate the collection of treasures, (4) marriage is
Approach, Marriage performedto obtain legitimate offspring, (5) marriage is apart ofaworship.

Abstrak
Tulisan ini berfujuan untuk menemukan konsepsi keluarga yang diidealkan
oleh Islam melalui al-Qur'an. Sebagai pedoman bagi agama Islam, al-Qur'an
memiliki konsep atau ketentuan tersendiri yang berkaitan dengan keluarga.
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa al-Qur'an menggunakankata"ql-
crhl" unltk menj elaskan keluarga, tidak rn enggunakan.kata " a l -u s r ah", " a l -
af', dan"al-dntrriyyah".Di samping itu, bentuk keluarga dalam perspektif
al-Quran terbagi menjadi dua. Pertama, dalam hal fungsi reproduksi, al-
Qur'an cenderung pada format keluarga inti (nuclear family), di samping
karena manusia juga rnernbutuhkan pasangan untuk berbagi yang saling
melengkapi dan mencintai, di mana hal ini tidak mungkin didapatkan
kecuali dalam keluarga inti. Kedua, sebagai fungsi sosial, keluarga dibentuk
dengan format keluarga be s ar (ex t e n d e d fa m i ly) . Hal itu terlihat dari konsep
perwalian, pengasuhan anak, dan pernbagian warisan yang tidak hanya
diperuntukkan bagi anggota keluarga inti, tetapijuga keluarga besar yang
secara khusus telah ditetapkan dalam al-Qur'an. Al-Qur'an juga
mengkonsepsikan bahwa: (1) Keluarga dapat menenteramkam jiwa, (2)
Keluarga dapat menghindarkan perbuatan maksiat, (3) Keluarga dapat
mempemrudah dalam pengumpulan harta, (4) Pernikahan dilakukan untuk
mendapatkan keturunan yang sah, (5) Pemikahan merupakan ibadah.
Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalam Al-Qur'an | 2

Pendahuluan Membahas keluarga. Mengapa al-Qur'an


Keluarga adalah salah satu mata menggunakan kata al-ahl dan tidak
rantai kehidupan yang paling esensial dalam sinonimitas yang lain untuk menjelaskan
sejarah perjalanan hidup manusia. Keluarga juga keluarga? Bagaimanakah konsep-konsep
membuat mozaik kehidupan yang memberikan keluarga dalam al-Qur'an? Bagaimana
kenyamanan dan ketenteraman bagi manusia, formatrya (keluarga inti atau keluarga besar),
sehingga menimbulkan kepuasan anggotanya dan bagaimana pula al-Qur'an menjelaskan
sertarahmat Tuhan yang mahapencipta (Rakhmat tentang fungsi dan tujuan pebentukan
dan Gandaatmaja, 1993: 5). Tentunya, mozaik keluarga? Menyadari hal itu semua, makalah
kehidupan tersebut tidak terlepas dari spektrum ini ditulis untuk menjawab pertanyaan-
dasar, yaitu sakinah, mawaddah, dan rahmah pertanyaan tersebut.
(Sabiq, 1983:5). TerminologiKeluarga
"Rumahku adalah tamar sorgaku", Penelaahan secara mendalam atas
begitulah ungkapan paling lazim tentang terminologi keluarga dapat dirunut dengan
bangunan keluarga ideal. Memang membangun melakukan perbandingan antara makna
"sorga" di dunia ini tidak semudah diucapkan, keluarga di kalangan bangsa Barat dengan
karena di dalamnya mesti dilandasi fondasi yang makna keluarga di kalangan bangsa Timur.
kokoh berupa iman, kelengkapan bangunan 1. Makna Keluarga di Timur
dengan Islam, dan pengisian ruang kehidupan Istilah keluarga dalam bahasa Arab
dengan ihson. Di samping itu juga tidak bisa rremakai kata a I - u s r ah (keluar ga) merup akan
mengabaikan tuntutan kebutuhan hidup kata jadian dari al-asru. Al-asru secara
sebagaimana layaknya manusia yang tidak etimologis berarti ikatan (al-qaid). Kata
terlepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat tersebut dapat dikatakan dengan memakai
materi maupun non-materi (Dachlan, 1969:57). kata asarahu asran wa isaran artinya
"Rumah" juga tidak hanya dimaknai secara fisik, mengikatnya (qayadah), asarah, artinya
tetapi lebih bernilai fungsional dalam membentuk menjadikannya sebagai tawanan (akhadzahu
kepribadian anak manusia untuk mencapai asiran) (Musthofa dkk,1960: l7).
kedewasaan dan kesempumaan hidup, yaitu Tentang pokok kata al-asru ini, al-Razi
kehidupan rumah tangga yang dilandasi dengan mengatakan'. 'Asara qitbah, artinya syaddah
pemenuhan unsur keagamaan, ekonomis, bil isar menurut wazan al-.izar, yartu al-aqad
biologis, kerohanian, pendidikan, perlindungan, (tali); maksudnya dia mengikat perutnya
keamanan, serta sosial dan budaya yang terjalin dengan tali. Dari situlah terjadi kata al-Asir
secara terpadu dan harmonis (Az-Zrthaili, 1989: (tawanan), karena mereka (orang-orang Arab)
YII:29). mengikat tawanan dengan tali. Maka semua
Sebagai pranata sosial pertama dan tawanan dinarnakan asir, sekalipun tidak
utama, keluarga mempunyai arti paling strategis diikat (al-Razi, 1950 27).
dalam mengisi dan membekali nilai-nilai Al-asru maknanya mengikat dengan
kehidupan yang dibutuhkan oleh putra-putri yang tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu
tengah mencari makna kehidupannya. Keluarga yang diikat, baik dengan tali atau yang
adalah titik awal keberangkatan sebagai modal lainnya. Namun, terkadang ikatan ini bersifat
awal perjalanan hidup mereka yang kemudian alami yang tidak bisa diputuskan, seperti kita
dilengkapi dengan norma-norma sosial di lihat dalam penciptaan di mana manusia
lingkungan pergaulan sehari-hari dilahirkan sebagai tawanan bagi sekumpulan
(Koentjoroningrat, 1987 : 36-37; Bachofen, I 861 :
224-241).
sifat-sifat fisiologi, misalnya tinggi dan
Sebagai pedoman bagi agama Islam, rendah, kurus dan gemuk, wama kulit, kedua
mata, dan seterusnya. Oleh karena itu, dapat
al-Qur'an memiliki konsep atau ketentuan
tersendiri yang berkaitan dengan keluarga. dikatakan bahwa asarahullah artinya
Meski keluarga dalam bahasa Arab dapat khalaqahu yang berarti Allah telah
diterjertrahkan ke dalam berbagai kata, seperti
menciptakannya. Dan syadadna asrahum
al-us rah, al-al, dan adz-dzurriyy ah, namttn al-
artinya khalaqahum yang berarti Dia telah
menciptakan mereka, (al-Razi, 1950:27) atau
Qur'an menggunakan kata al-ahl untuk
ISTI'DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 2 No. 1, Januari-Juni20L5,ISSN 2356-0150
3| Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalam Al-Qur'an

sfaddallahu asrah artinya ahkama khalqah menunjukkan keluarga, di dalam bahasa


yang berarti Allah telah membaguskan Inggris dipergunakan kata family, yang
penciptaannya (Musthofa dkk, I 960: I: l7). berasal dari katafamiliar y angberarti dikenal
Terkadang ikatan atau tawanan itu dengan baik atau terkenal (Fowler, 1951:
bersifat artifisial atau dibuat manusia, seperti 428).
penawanan musuh di medan p erarLg,sehingga Apabila inti dari keluarga itu
sebelum ditawan ia adalah manusia merdeka pengetahuan atau perkenalan di antara
dan sesudah ditawan kemerdekaannya bisa anggota- anggotanya. Oleh sebab itu, maka
saja diberikan kepadanya di setiap saat dan kita dapati dalam bahasa Inggris bahwa kata
bisatidak. family tidak terbatas pada keluarga manusia
Terkadang pula ikatan atau tawanan saja; akan tetapi membentang dan meluas
ini bersifat paksaan yang tidak bisa dilepas sehingga meliputi setiap kelompok yang
oleh manusia, seperti kita lihat pada kedua anggotanya saling mengenal. Maka kita
mak,na al - asr di atas. Dan terkadang ikatan, itu jumpai bahwa pengertian keluarga akan
bersifat pilihan (ikhtiari), yang dipilih oleh menjadi beragam, antara lain: Kumpulan dari
manusia untuk dirinya, dan bahkan anggota yang dipersatukan oleh satu rumah,
diusahakannya; sebab tanpa ikatan tadi berupa ayah, anak dan pembantu, (Fowler,
dirinya akan terancam (Abud, L99 5 : 2-3). 1951: 428) atau ayah, ibu dan anak-anak, atau
Dari ikatan (al-asru) yang bersifat sekumpulan manusia yang menghubungkan
pilihan ini, terbentuklah al-usraft (keluarga) diri dengan ayah yang sama pada masa lalu,
dengan arti ad-dir' al-hashinafr (baju besi (West & Gareth, 1947 : ll 6) atau pula keluarga
yang kokoh), al-usrah dengan arti ahl ar-rajul itu berarti anak-istri, kefurunan, golongan,
wct 'asyiratuh (ahli dari seseorang dan kelas, nasab, hubungan kerabat (Mazhir, t.t: I:
keluarganya) dan al-usrah berarti al-Jama'ah 55 1).
(kelompok), yang diikat oleh kepentingan Terkadang pengertian keluarga di
bersama (Musthofa dkk ,1960: I: 17). barat berarti sekumpulan hewan yafig
Al - us r ah dalam arti sempit merupakan disatukan dalam sebuah sangkar, (Fowler,
semacam ikatan atau belenggu, yaitu ikatan l95l: 428) atau pula berarti keluarga tumbuh-
atau belenggu yang bersifat pilihan yang tumbuhan (West & Gareth, 1947: 116).
diusahakan oleh manusia, karena dia Terkadang makna keluarga itu
mendapatkan perlindungan yang kokoh di mempunyai cakupan luas, yaitu sekurnpulan
dalam ikatan tersebut, dan dengannya dia ummat dan negara yang berdekatan (Fowler,
dapat mewujudkan kepentingan bersama, l95l:428).
yang tidak dapat dia wujudkan secara Individu di dalam keluarga barat itu
sendirian, tanpa meletakkan dirinya (secara bisa jadi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
ikhtiari) pada ikatan atau belenggu ini. Kita atau urnmat, sebab, istilah keluarga itu berasal
dapati puLa usrah ar-rajul yang berarti rahtuh dari aso.ra yang berarti mengikat dengan tali
(golongannya), sebab dia berlindung pada (Ilyas, 1970: 30). Menurut barat, nampaknya
golongannya itu (al-Razi, 1950: 27). individu terikat dengan keluarganya
Oleh karena itulah, isteri dalam budaya berdasarkan kepentingan, dan kapan saja ia
keluarga Timur' cenderung 'dikekang' dan siap untuk mengubah ikatan ini bila ada
lebih sering menghabiskan waktunya di kepentingan baru, atau bila situasi dan kondisi
rumah sebagai ibu rumah tangga, karena di sekitarnya berubah. Dengan demikian, di
keluarga dalam budaya Timur dikonotasikan dalam ikatan seperti ini tidak terdapat
sebagai tempat perlindungan, dan yang biasa perasaan manusiawi yang luhur
melindungi adalah laki-laki (suami) Adapun di dalam bahasa Perancis,
(Koentjaraningrat, 1999: 38-39; Anderson, keluarga itu dinamakan famille. Seperti
1976:39). halnya family, makna famille pun tidak
2. Makna Keluarga di Barat terbatas pada keluarga (manusia), tetapi
Kata keluarga di Barat diambil dari meliputi keluarga apa saja, seperti keluarga
kesenangan dan perkenalan, maka, unhlk bahasa yang berarti kata-kata yang
ISTI'DAL; Jumal studi Hukum Islam, YoL2 No. 1, Januari-Juniz0l5,ISSN 2356-0150
Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalam Al-Qur'an | 4

mempunyaisam asal(ISkandar9 195 1:151). 1989: 52). Sebenarnyajuga terdapat kata-kata


Asal υ
力 J〃 θ, sepcrti halnya asal lain yang merujuk kepada keluarga,
力 閉jケ ,kembali“kepada malma pengenalan diantaranya adz-dzurriyyah, namun adz'
dan pcngetahuan.la kcmbali kcpada asahya dzurriyyah ini lebih cenderung pada
力所′ Jα r yang artinya mcnycnang、 an ttau keturunan (Al-Furqon l25l: 14) bukan
dikcnal (Iskandar, 1951: 151)。 Adapun keluarga. Pengulang an kata adz-dzurriyyah
'mcnyenangkan dan dikCnar b01chjadi dapat dalam al-Qur'an ditemukan sebanyak 32kali
mcncakllp hcing,痢 ing bahkan istti,anak (Faidullah, t.t: 158-159; Baiquni dkk, 1996:
pcrcmpuan dan ttatl anak laki… laki(Abud, 157). Kemudian kata ar-rahth, kendati kata
1995:7). ar-rohth ini lebih cenderung bermakna kaum,
C)lch karcna im,tidaklah anch, bila bahkan dalam ayat yang lain bermakna
scckor atting, misal,ya, mcnempati pemuda. Kata ar-r ahth ini diulang sebanyak 3
kedudukan khas dalaIIl kehidupan istri kali dalam al-Qur'an (Faidullah, t.t: 189;
melebihi kcdudukan sualni di dalam Kemenag, 1999: 599&.341). Selain itu, juga
masyarakat barat inasa kini.Dcnlikian pula, terdapat kata al-qurbd atal dzaw al-qurba,
kucing mcnempati kedudukan istilnewa namun kata al-qurba memiliki
dalanl kchidupan para suami mclebihi kecenderungan makna pada kerabat atau
kcdudukan para istri di dalam masyarakat keluarga besar (extended family), sedangkan
Barat tcrscbut. Dan yang dcmikian ini yang dimaksud dengan keluarga di sini adalah
disebabkan karena anJlng tadi bcrgaul dan keluarga inti (nuclear family). Pengulangan
hidup bersatta si istri lebih banyak daripada kata al-qurba dan dzaw al-qurba dalam al-
sang suami bcrgaul dan hidup bcrsalna siis■ i Qur'an sebanyak 15 kali (Faidullah, t.t: 360).
ittl,sehingga kehidupan mcllllalcsa sallg sualmi Kata al-ahl yang meruPakan
untuk meninggalkan rumah dalaln ⅥZaktu transliterasi lebih sesuai dengan kata keluarga
yang pan」 ang,dan dia tidak pulang ke rulnah (nuclear family) diulang dalam al-Qur'an
itu kecuali untuk tidur, karena saking sebanyak 113 kali. Dari 113 kata al-ahl
lclahnya. tersebut ada yang berarti penduduk, pemilik,
Ketika sang sllalni pulang ke ruinah dan keluarga (Faidullah, t.t: 42-44; Baiquni
yang mcl■■ perhatikannya bukan sang istri, dkk, I 996: I 57). Seperti firmanAllah:
mclainkan kucingnya yang menyambutnya O#S-++.:;ullcJli ebg
dengan rasa senang,lneringankan kepenatan "Dan datanglah penduduk kota itLI (ke
hariini dcnganineongan dan gerakan ekOmya rumah L0th) dengan gembira (karena
serta senttlhannya. kedatangan tamu-tamu itu)" (QS A1-
Demikianlah kita dapati balwa Hijr Is]:67).
ゴuklcan suattl
keluarga di barat ittltidalc meilШ rdoi ,Jt cruLyr lj.rji c.,i #y! at ot
hubungan dan interaksi serta tidak pula "sesungguhnya Allah menyuruh
mcngisyaratkan rasa tanggung jawab, kamu menyampaikan amanat kePada
sckalipunsekedartangttngjaWabyangwaib yang berhak menerimafiya...." (QS
dan ditulltut seperti yang ditunJukkan oleh An-Nisa'16l:48).
keluarga di Timur(Abud, 1995: 7; lJu r+lai s t';:i lJe lJj^i Or.rJt l,€+i l+
Minuchin&Fishman,1981:18-22). "Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu
ⅣIakna Keluarga dalanl Perspektif al… dari api neraka" (QS At-Tahrim 166l:
Qur'an 6).
Ⅳlengidentiikasi keluarga dalam al―
Qurian dengan kata αみνsκ 力 (sebagaimalla Adanya anggapan bahwa al-usrah
dalam budaya Timut tcmprat al― Qur'an di sebagai ikatan berat yang membebani
turunkan)tCmyatatidakditemukan,karena al― manusia sehingga mengganggu gerakannya,
Quran mcnggunakan kata αみα乃′ Иみα力7 hanyalah layak bagi orang-orang Arab Badui
artinya ahli rLImぬ ,keluarga,familia(Yullus yang keras dan kasar yang ingin melepaskan
diri dari segala ikatan untuk mendapatkan
ISTI'DAL; Jumal Studi Hukum Islam, Vol. 2 No. 1, Januari-JuniZ0l5,ISSN 2356-0150
5| Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalamAl-Qur'an

kemerdekaan dan kebebasan. Dan anggapan danお ″乃αα?α 力 (dia pantas dan berhak atas
terhadap al-usrah seperti itu hanya sesuai bagi sesuatu im), dan α乃′ クッ ー ッ α a五 inya
j′

kehidupan badawi (nomaden) di timur ″ 乃乃αbグ 乃 (orang― orang yang berhak atas
sebelum Is1am. Setelah Islam datang sesuatt itu),sehingga kctika dikratakan bahwa
anggapar' itu tidak sesuai lagi, sebab menurut 力νwα α乃′′ Jたαttα artinya“ νs″ 乃J7?″ 4 ルみ
Islam tidak ada kebebasan tanpa tanggung (dia berllak atasnya).Dan αみα乃′″α乃′Jα みα″ar
jawab, kebebasan itu adalah teman dari artinya s乃α ―sttα ′
α 乃ッ́
ν α乃 (kelayakan,
tanggung jawab, dan kadar tanggung jawab kepantasan dengan urllsan itu)(勾 101a)2006:
itulah yang menentukan kebebasan. Bila tidak 13-17).

demikian, kebebasan akan mengubah E)ari sudut pandang scperti ini,maka


kehidupan ini menjadi hutan, yang layakbagi seorang istri dinalnakan pula′ 乃J′ α乃,schingga
hewan, tetapi tidak layakbagi manusia (Abud, ketika dikatakan α
乃′ル/3J″ ″
α力maka artinya
1995:3). ′彪 αン、々ッタ α乃 (dia menikahi fulanah);α みα乃′
Sekalipun al-Qur'an menj auhkan kata attinya αJ― α
9∂ ′
′ おッirα力(kaunl kCrabat
b Wa′ セ
al-usrah dan memakaikata al-ahl, itu bukan dan keluarg→ ;dan αみα力′ juga dapat diartikan
karena sia-sia dan main-main, akan tetapi ―
彪 Zaη α乃(iStri)(ノ筍101a,2006:13… 17).
karena hikmah yang dikehendaki oleh Allah Pcmakaian istilah terscbut,
SWT. Keluarga menurut pandangan Islam disebabkan bah、va tidak setiap p五 a mampu
bukanlah belenggu dan beban, akan tetapi untuk mettadi SeOrang suami, sebab
adalah kepastian j iwa. Oleh sebab itu, tepatlah pcrkawinan itu inenuntut kcmampuan flsik,
bila la diungkapkan dengan kata al-ahl,bukan materi,k● iWaan,akal dan moral.01ch karena
dengan kata al-usrah. Al-usrah, merupakan itu,maka orangyang melnpunyaikcmampuan
kata jadian dari al-asrw dan al-qaid (ikatan atasnya discbut ahli.
dan belenggu), menunjukkan kepada beban, C)leh karena itu, kita mendapatkan
kesempitan dan kesusahan. Sedang keluarga bahWa ketika lslam mengarahkan peゴ alanan
di dalam Islam bukanlah belenggu, melainkan αみνsrα tt ke arall ini,lmaka ia sesungguhnya
kesenangan, ketenangan dan ketentraman meletakkan urusan pada tOmpat yang
jiwa, sehingga tanpa keluarga, orang tidak seharusn】 β.Al― Q■lr'an mcttadikan keluatta
dapat menyelami kehidupan manusiawi yang scbagai salah satu tanggung jawab manusia,
sebenarnya, akan tetapi dia akan mengalami dan manusia mcncrima tallggllllg jawab itu
kehidupan yang lebih menyerupai kehidupan secara suka rela,llnttlk lnencari kesenangan,
hewaniah. ketenangan dan ketentraman sebagai tuntutan
Kata al-ahlu berasal dari kata kerja manusiawi yang mulia.Arallan tersebllt
ahila, menurut wazan radhiya, yang artinya menll」 u kcpada keluarga yang alalni dan
anisa yaitu senang, tenang dan tentram, manusia、 vi atau yang scsuai dengan flthrah
sehingga ketika dikatakan anasahu- Allall, dikandung maksud yang atas dasar
muanasatan maka artinya dia fithrah itll Dia ciptakan manusia(Abud,1960:
menyenangkannya dan menghilangkan 5).
kesepiannya (Musthofa, 1960: I: 31).
Kesenangan, ketenangan dan Format Keluarga;放 ″″ グ Fα ″J夕 atau
`セ
ketentraman jiwa itu bukanlah urusan yang iV″ εルαrFα ″′
夕2
dapat diperoleh dengan angan-angan semata, Berbicara tcntang forlnat kcluarga,
akan tetapi ia diperoleh sesuai dengan apakahkeluarga inti ataukeluargabcsaち Inaka
kesulitan yang dicurahkan seseorang untuk halitu tidakbolch dilepaskan dari pemahaman
mendapatkannya dan tanggung jawab yang tentang 輸 gsi kcluarga yang sccara garis
dipikulnya (Aj ij ola, 200 6 : 13 - 17 ). bcsar terbagl mcn」 adi dua yaitt■ fLIngsi
Oleh sebab itu, maka al-ahliyah juga reproduksi dan fungSi Sosial(Nasution,2005:
ber-arti al-maqdirah (kemampuan, 38-54;Sabiq,t.t:ヽ rI:21;AInit 1991:218;Al―
kesanggupan), sehingga ketika dikatakan Bahi,1977:304;NIIuchtaち 1997:12).
ista'hala asy-syai' maka afiinya istaujabah Adapun kaitan dcngan fungsi

ISTI'DAL;Jmal Studi Hukum lslam,ヽ bl.2 No.1,Jalluari― Juni 2015,ISSN 2356-0150


Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalam Al-Qur'an | 6

reproduksi, al-Qur'an cenderung pada format pemberian nafkah materi kepada anak dan
keluarga inti (nuclear family), karena tidak istrinya. Peran tersebut disisipi
dibenarkan hal itu dilakukan dengan kerabat tanggungjawab moral yang relatif, tergantung
dekat masing-masing pasangan, selain suami pada kemampuan masing-masing individu
isteri sendiri. Selain itu, manusia juga suami atau isteri.
membutuhkan pasangan untuk berbagi yang Kehadiran anak dalam keluarga
saling melengkapi dan mencintai, dimana hal merupakan buah hati yang menyejukkan
ini tidak mungkin didapatkan kecuali dalam (qurrah a'yun (QS. Al-Furqon,l25f:74) dan
keluarga inti. Allah berfirman: perhiasan kehidupan dunia (zinah hayah ad-
r kJ b!L.,tl r+tr;l s."oi ,-" # 6li oi^il+i (.,,^ -, dunya [QS. Al-Kahfi [18]: 46). Namun, tentu
|JJJsiiJ arEJ,:L) A}j u+ O! i-=J 3 ;:.e.,(+ Ll: saja seorang anak akan menjadi buah hati dan
Adapun keluarga sebagai fungsi perhiasan dunia jika ia tumbuh menjadi
sosial, makakeluarga dibentuk dengan format manusia yang baik dan berkualitas. Al-Qur'an
keluarga besar (extended family).Hal yang juga mengingatkan bahwa anak juga dapat
demikian itu terlihat dari konsep pembagian menjadi musuh dan ujian (fitnah), maksudnya
warisan yang tidak hanya diperuntukkan bagi adalah terdapat kemungkinan
anggota keluarga inti, tetapi juga keluarga menjerumuskan orang tua melakukan
besar yang secara khusus telah ditetapkan perbuatan yang dilarang agama akibat cinta
dalam al-Qur'an. Allah berfirman: yang berlebihan terhadap anak (QS At-
OS-JIJ G-+l:.+-,,iil1 liJii--"iJl :,;,-= li! -e Taghabun 164l: 14-15). Anak juga merupakan
tiy-r- Y-f # l3I9 3 ai. 31nj-tLi sebuah amanah, dan menjaga amanah adalah
Menurut Ismail al-Faruqi, format kewajiban orang yang beriman (Ali Imran [3]:
keluarga besar (extended family) ini berguna 58; Al-Mu'minun [23]: 8). Oleh karena itu,
untuk memperkuat solidaritas antar keluarga orang tua berkewajiban memberi nafkah dan
dengan memenuhi hak-hak mereka (A1- memenuhi kebutuhan anak, baik materi
Faruqi, 1982:165)- Format keluarga besar ini maupun non materi, dalam bentuk kasih
berguna untuk mencegah kemungkinan sayang, perhatian, pemenuhan sandang,
terjadinya jurang pemisah antar generasi, pangan,'tempat trnggal, pendidikan dan
memberikan perlindungan terhadap semua kesehatan, sampai anak itu mencapai usia
anggota keluarga, dan memberikan dewasa.
keragaman nuansa psikologis dan sosial
dalam kebersamaan bagi orang dewasa Hidup berkeluarga meruPakan
dambaan semua manusia, setiap orang akan
maupun anak-anak (Al-Faruqi, 1 997: 1 05).
berusaha untuk mendapat pasangan hidup
Tuj uan Pembentukan Keluarga yang sesuai dengannya, untuk menjaga
Makna hakikat berkeluarga dalam keharmonisan hidup berkeluarga. Pembinaan
Islam, dapat dikaji secara khusus dengan sebuah keluarga betmula dari perkawinan,
ajaran-alaran yang terdapat di dalamnya. dalam hal ini, terbentuknya sebuah keluarga
Dalam al-Qur'an terdapat beberapa konsep merupakan salah satu cara untuk menerapkan
terkait dengan keluarga, mulai dari awal salah satu dari lima tujuan syari'ah Islam yang
pembentukan keluarga, hak dan kewajiban jamak disebut dengan maqashid asy-
masing-masing unsur dalam keluarga hingga syar'iyyah sebagaimana telah dirumuskan
masalah kewarisan dan perwalian. Menurut oleh al-Syatibi, dengan tujuan menjaga lima
Ivan Nye (1976 III: 17), dalam lingkungan hal (dharuriyah al-khams), yaitu: agamq
keluarga yang berperan aktif adalah pasangan jiwa, keturunan, harta benda, dan akal
suami-istri. Mereka memainkan kompetensi (Mahfudh, 2004: xiv; SYah, 1992: 6l;
peran pada sekup yang lebih luas, mulai dari Wahyudi, 2007:26).
pasanganlain sampai pada kelompok Terkait dengan hal itu adalah dengan
masyarakat yarg lebih besar. NYe tujuan menjaga keturunan melalui proses
mencontohkan peran suami dalam keluarga perkawinan yang sah. Artinya, dari proses
yang berperan untuk menguPaYakan tersebut diharapkan mendapat keturunan yang

ISTI'DAL;Jumal Studi Hukum lslanl,ヽ bl.2No l,Januari=Juni 2015,ISSN 2356-0150


7| Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalamAl-Qur'an

baik dan benar sesuai ajaran Islam. Maka, seseorang akan memperoleh ketentraman
hakikat berkeluarga sebenarnya adalah jiwa, karena pada dasarnya, manusia
membentuk suatu keluarga trelalui suatu rrembutuhkan pasangan sebagai
perkawinan yang sah (suami-istri) untuk pendampinghidupnya.
mendapatkan keturunan yang baik, benar, dan 2. Pernikahan dapat menghindarkan
berkualitas. S elanjutnya, elemen penting yang perbuatanmaksiat
ada dalam keluarga tentunya melibatkan Pernikahan pada dasarnya daPat
bapak, ibu, dan anak (Muhammad, 2002: ll4- menghalalkan pergaulan antata seorang
1 15). laki-laki dengan perempuan yang telah
Dari beberapa literatur yang penulis dinikahinya. Bagi laki-laki yang telah
dapatkan, secara garis besar daPat mengikat tali pernikahan sangat
disimpulkan bahwa tujuan pernikahan adalah: dimungkinkan untuk tidak mengadakan
1. Pernikahan dapat menentramkan jiwa penyelewengan terhadap perempuan lain
Pernikahan dapat menenteramkan (kecuali ada faktor lain). Menurut
seseorang karena dapat memenuhi Muhammad al-Bahi, bahwa tujuan
tuntutan nafsu seksualnya dengan rasa pernikahan adalah untuk mengalahkan
aman dan tenang dalam suasana saling arus-arus penyelewengan dan dorongan-
memberikan cinta dan kasih sayang dorongan yang menyimpang di dalam
sehingga dengan demikian dapat tercipta mewujudkan kemanusiaan.
ketentraman di dalam jiwa (Sabiq, L994: Orang yang sudah melakukan pernikahan,
VI: l9). Rasa tenang dan tentram yang ada hatinya dapat terjaga dari perbuatan
pada setiap manusia merupakan idaman melakukan'hubungan' dengan perempuan
yang selalu didambakan bagi setiap insan. lain yang tidak melalui tali pernikahan.
Nafsu seksual yang tidak dapat disalurkan Dengan demikian tali pernikahan ini dapat
dengan semestinya sering menimbulkan menghindarkan seseorang dari perbuatan
tekanan jiwa dan gangguan kesehatan zina dan hal-hal lain yang berkaitan
sehingga seseorang menjadi gelisah dan dengan hubungan antara laki-laki dan
tidak tenang jiwanya. Dengan demikian, perempuan yang dilarang oleh agama.
maka pernikahan merupakan salah satu Nabi Sawbersabda:
sarana untuk memperoleh ketentraman *--rX g:ai a:Li ,ioll. ! f$c.,e.lljJl J-^l- L
jiwa sebagaimana dinyatakan dalam al- +;l*i;c\Jl -S,^ etj.+ J ,e >X a':-i3
",o
aJ,3Jl
Qur'an: (g-JXl "13;) oS.3 Ols e:4
lls*il6tr3i #,--,,".1i * #.;li Oi rjli
,r. _r "Wahai sekalian pemuda, hendaklah
cil+Y clli j;l a*-=-.13 613^ ,S+*,J,+: kJ! kalian nikah, karena hal itu lebih dapat
.tyJsd]:|e;il mengendalikan penglihatan dan menjaga
kemaluan, barangsiap a y aflgtidak mampu
Kata litaskunuberasal dari kata yang cf- nikah maka hendaklah berpuasa, karena
berarti tenang; tidak bergerak; diam itu (puasa)dapat menjadi obat"(At-
(Yunus, 1989: 174). Oleh karena itulah, Tirmidzi, t.t: II: 373).
menurut Khoiruddin Nasution (2005: 39),
pernikahan adalah pertemuan antara pria 3. Pernikahan mempermudah dalam
dan wanita yang kemudian rnenjadikan pengumpulan harta
(beralih) kerisauan antara keduanya Tali pernikahanyang dijalin oleh seorang
menjadi ketentraman atau sakinah laki-laki dengan perempuan akan menjadi
menurut bahasa al-Qur'an dalam surat Ar- pendorong yang kuat untuk
Rum ayat 21. Oleh karena itujuga menurut mengumpulkan harta kekayaan. Karena
Quraish Shihab (1996:192), pisau disebut harta kekayaan ini dapat dimanfaatkan
sikkin karena pisau adalah alat sembelih dalam kehidupan rumah tangga mereka.
yang dapat menjadikan binatang yang Orang yang sudah menikah dan membina
disembelih tenang. Pada ayat tersebut rumah tangga memerlukan biaYa Yang
mendeklarasikan bahwa pernikahan cukup banyak untuk membiaYai rumah
ISTI'DAL;J‐ nal Studi Huktlln lslalll,Vol.2 No.1,Januari― Juni 2015,ISSN 2356-0150
Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalam Al-Qur'an | 8

tangga memerlukan biaya yang cukup


banyak untuk membiayai rumah tangga itu. 5. MengikutisunnahRasul(ibadah)
Oleh sebab itu, seseorang yang sudah Nabi Muhammad sangatlah melarang mereka
menikah akan lebih giat berusaha untuk yang tidak mau menikah, bahkan Nabi Saw
menganjurkan umatnya untuk menikah, bukan
memenuhi keperluan mereka. Dengan usaha
hanya sholat, puasa, atau ibadah lainnya. Nabi
yang giat inilah seseorang yang sudah Saw bersabda (Al-Bukhari, t.t: VI: 142):
berkeluarga akan lebih mudah
mengumpulkan harta kekayaannya (Sabiq, Keluarga mempunyai peranan penting,
1994: YI 2l). Bahkan sebuah keluarga karena dipandang sebagai sumber pertama
seharusnya jangan takut menikah karena dalam proses sosialisasi. Keluarga juga
takut semakin miskin, karena Allah berjanji berfungsi sebagai transmitter budaya, atau
memberikan mereka kecukupan. Allah Swt mediator sosial budaya anak. Keluarga juga
dipandang sebagai instansi (lembaga) yang
berfirman:
dapat memenuhi kebutuhan insani
(manusiawi), terutama kebutuhan bagi
6siLl3 psrl-o ,-p Or'-ltJl J esr. .=-l+)l I +-SlJ pengembangan kepribadiannya, dan
aJe e-l, nlr 4J;i g," nl #+ * l_!i l3i;g gl pengembangan ras manusia (Yusuf, Harian
Pikiran Rakyat: 29 Maret 2005). Jika
4. Pernikahan dilakukan untuk mendapatkan dihubungkan dengan peranan keluarga dan
keturunan yang sah (Amir,1997 :219) upaya memenuhi kebutuhan individu,
Budaya tulis-menulis seperti sekarang ini keluarga merupakan lembaga pertama yang
mengharuskan semua perjanjian dilakukan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui
secara tertulis, demikian pula pernikahan. perawatan dan perlakuanyangbaik dari orang
Pernikahan yang dilakukan sesuai dengan tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-
aturan pemerintah (dicatatkan), sangatlah kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis,
berguna bagi kehidupan masa depan anak maupun sosio-psikologisnya (Istiadah, 1999:
kelak. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal s2-s4).
42 Undang-Undang No. I Tahun 1974
tentang Perkawinan bahwa "Anak yang sah Kesimpula.n
adalah anak yang dilahirkan dalam atau Al-Qur'an menggunakan kata al-ahl untuk
sebagai akibat perkawinan yang sah". Anak menjelaskan keluarga, karena keluarga dalam
yang lahir di luar pemikahan sulit untuk perspektif al-Qur'an adalah sebuah ikatan dengan
ditentukan siapa bapaknya dan siapa yang tanggung jawab yang diambil secara sukarela
bertanggung-jawab terhadap kelahirannya yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak dengan
(secara hukum). Dan hal ini tentunya akan tujuan mendapatkan perlindungan, mencari
berpengaruh terhadap psikis sang anak kelak. kesenangan, ketenangan dan ketentraman sebagai
Dengan pernikahan akan membentuk sebuah tuntutan manusiawi yang mulia.
keluarga yang akan melahirkan keturunan- Al-Qur'an menggunakan kata al-ahl dan
keturunan yang sah yang akan menjadi tidak menggunakan kata al-usrah karena konotasi
generasi penerus orang tuanya. Menurut al-usrah (seperti istilah dalam budaya Timur)
Kamal Muchtar (1997: 12), "Generasi- cenderung negatif yaitu sebuah ikatan yang
generasi yang lahir dari keluarga tersebut memaksa dan membelenggu, padahal seharusnya
akan membenfuk suatu umat, yaitu umat Nabi keluarga dibentuk secara sukarela, dan hal ini
Muhammad Saw." Allah Swt berfitman: merupakan interpretasi d ari al - oh I.
Mengikuti sunnah Rasul (ib adah)l .
$+l-:-,i cr S.J,+: brr;i s--si i,s.lJ,; lr, Nabi Muhammad sangatlah melarang
..13-g &LilL1i 6t ,rl^t1 ;r.S-i;;;;,; -, J++ mereka yang tidak mau menikah,
'o GS.a
,vJJ 4\
rirl i.-ro . bahkan Nabi Saw menganjurkan
umatnya untuk menikah, bukan hanya
Nabi juga menganjurkan kepada umatnya sholat, puasa, atau ibadah lainnya. Nabi
untuk menikahi wanita yang subur dan Saw bersabda (Al-Bukhai, t.t: VI:
penyayang terhadap anaknya, sebagairnana 142):
dijelaskan dalam suatu riwayat dari Mu'aqqal Jl j.AJ ijX oB :.J a; .&l .*--aJ cllL d+ u-i uo
"+
bin Yasar bercerita (Abu Dawud, 1 99 4 : 220) : t, t+ii i"tl ,o-+Jl ;:L-,c J. ,f-ilL-"J,,oaJl 613-1i og

ISTI'DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Yol.2 No. 1, Januari-Juni2015,ISSN 2356-0150


9| Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalamAl-Qur'an
dan Masyarakat Modern), diterjemahkan
Bentuk keluarga dalam perspektif al-
oleh: MasyhurAbadi Surabaya: Al-Fikr.
Quran terbagi menjadi dua, keluargainti (nuclear
Al-Razi, Muhammad bin Abu Bakar bin 'Abdul
family) dan keluarga besar (extended family). Qadir, 1950, Mukhtar ash-Shihhah,
Pertama, dalam hal fungsi reproduksi, al-Qur'an Kairo: Mushthafa al-Babi al-Halabi wa
cenderung pada format keluarga inti (nuclear Auladuh.
family), karena tidak dibenarkan hal itu dilakukan At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad Ibnu Isa, t.t.,
dengan kerabat dekat masing-masing pasangan, Sunan At-Tirmidzi,Beirut: Dar al-Fikr.

selain suami dan isteri sendiri. Selain itu, manusia


Az-Zthaili, Wahbah, 1.989, al-Fiqh al-Islami wa
adil I atuh,Beirut: Dar al-Fikr, cet. IIl.
juga membutuhkan pasangan untuk berbagi yang
Bachofen, J.J., 1861, Das Mutterrecht, Basel:.
saling melengkapi dan mencintai, dimana hal ini Benno Schwalbe.
tidak mungkin didapatkan kecuali dalam keluarga Baiquni, N.A., el al., 1996, Indeks al-Qur'an;
inti. Kedua, sedangkan sebagai fungsi sosial, Cara Mencari,4yat al-Qur' an, Surabaya:
keluarga dibentuk dengan format keluarga besar Arkola.
(extended family\. Hal itu terlihat dari konsep Dachlan, NJ. Aisjah, 1969, Membina Rumah
pembagian warisan yang tidak hanya Tangga Bahagia dan Peranan Agama
Dalam Rumah Tangga, Jakafia: Jamunu'
diperuntukkan bagi anggota keluarga inti, tetapi
Faidullah, t.t., Fath ar-Rahmdn li Thalib ayah al-
juga keluarga besar yang secara khusus telah
Qur' an, ttp.: CV. DiPonegoro.
ditetapkan dalam al-Qur'an. Fowler, H.W. & F.G. Fowler, 1957, The Concise
Karena semua keluarga dalam Islam Oxford Dictionary of Current English,
dibentuk dari pernikahan yang sah, maka tujuan H.W. Fowler dan F.G. Fowler, cet- IY
pernikahan adalah ( 1) Keluarga dapat Oxford: Clarendon Press,.
menentramkam jiwa, (2) Keluarga dapat Istiadah, 1999, Pembagian Kerja Rumah Tangga
menghindarkan perbuatan maksiat, (3) Dengan
dalqm Islatn, Jakarta: Lembaga Kajian
keluarga, manusia dapat mempermudah dalam
Agama dan Jender, Solidaritas
Perempuan, dan The Asia Foundation.
pengumpulan harta, (4) Pernikahan dilakukan
untuk mendapatkan keturunan yang sah, (5)
_,1999, Pembagian Keria Rumah Tangga
dalam Islam, Jakarta: Lembaga Kajian
P ernikahan merup akan ib adah. Agama dan Jender, Solidaritas
Perempuan, dan The Asia Foundation.
DAFTAR PUSTAKA Iskandar, Saisse Louis et Chata, Vocabulaire
Abud, Abdul Ghani, 1995, Keluarga Muslim dan Frqncais-Arabe, London: Longman,
Berbagai Masalahnya, Bandung: GreenandCo. Ltd.
Penerbit Pustaka. Koentj araningra, . 1987 , Sei arah Teori
An t rop o Io gi, J akarta: UI Pre ss.
Ajijola, A.D., 2006, The Concept of Family in
Islam, New Delhi: Adam Publishers and Kemenag, 1999, Al-Qur'qn dan Teriemahannya,
Semarang: CV. Asy-Syifa'.
Distributors.
Ilyas, Anthon Ilyas & Edward A. Ilyas, 1970, Al- Lapidrus, Ira M., 1999, Sejarah Sosial Ummat
I s I a m, J akarta: PT. Raj a Grafindo Persada.
Qamus al-'Ashriy, cet VII, ttP.: al-
llathba'ah al-'Ashriyyah. Mahfudh, Sahal, 2004, Nuansa Fiqh Sosial, Cet.
IV,Yogyakarta: LkiS.
Amir, Dj a'far, 199 l, I lmu F iq ih,Solo: IKAPI.
Anderson, Norman, 1976, Law Reform in the Minuchin, Salvador & H. Charles Fishman, l98 1 ,
Muslim World, London: The Athlone Family Therapy Techniques, Cambridge:
Press.
Harvard University Press.
Al-Bahi, Muhammad, 197 7, al-Islam fi Hayah al- Muchtaq Kamal, 1997, Asas-Asas Hukum Islam
Mus lim, cet VI, ttp. : Maktabah Wahbah.
Tentang Perkawinan, Jakarta'. Bulan
Bintang.
Al-Bukhari, Muhammad Ibn Ismail, t.t., Sahih
B ukh ar i, Beirut: Dar al-Fikr.
Muhammad, Husein, 2002, Fiqh Pererupuan:
Al-Famqi, Isma'il Raji', 1982, Tawhid; Its Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan
G en der,Y o gyakarta: Lki S.
Implication for Thought and Life, Kuala
Mushthafa, Ibrahim, et al., 1960, al'Mu'jam al-
, Lumpur: The International Institute of Wdsh ith,ttp. : Abdus Salam Harun.
IslamicThought.
Al-Faruqi, Lamya', 1997, 'Ailah; Masa Depan Mazhir, Ismail, t.t, Qdmfis an-Nahdhah, -fi ol-
Kaum Wanitq Model Masyarakat ldeal Lughatain al-InjiliziYYah wa al-
Tawaran Islam (Studi Kasus Amerika 'Arabiyyah, Isma'il Mazhhir, Mesir:

ISTI'DAL; Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 2 No. 1, Januari-Juniz}1'S,ISSN 2356-0150


Umar Faruq Thohir; Konsep Keluarga dalam Al-Qur'an I 10

Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyyah,


cet. L
Nasution, Khoiruddin, 2005, Hukum P erkawinan
I: Dilengkapi Perbandingan UU Negara
Muslim Kontemporer, Yogyakarta:
AcademiaTazzafa.
Nye, F. Iv an, 197 6, Ro I e C on s tu c ts : Me a s urem en t,
dalam F. Ivan Nye el a/., Role Stucture
and Analysis of The Family, Cet. III, USA:
Sage Publications.
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
PTAI/IAIN di Jakarta, 1985, Ilmu Fiqh,
Jakarta: DEPAG, cetII.
Rakhmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandaatmaja
(ed.), 1993, Keluarga Muslim dalam
Masyarakat Modern, Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
Sabiq, Sayid, 1994, Fiqh as-Sunnah,
diterjemahkan oleh: Moh. Thalib, cet.IV,
Bandung: al-Ma'arif.
, 1983, Fiqh as-Sunnah, Beirut: Dar
al-Fikr.
Shihab, Quraish, 1996, Wawasan al-Qur'an:
Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai persoalan
Umma, Bandung: Mizan.
Syah, Ismail Muhammad,1992, Filsafat Hukum
Islam,, cet. Il, Iakarta: BumiAksara.
Yunus, Mahmud, 7989, Kamus Yunus, Jakarta:
HidakaryaAgung.
West, Michael Philip, 1947, The New Method
English Dictionary, London: Green and
Co.
Wahludi, Yu dian, 2007, Ma q as hi d Sy qr i' ah d a I am
Pergumulan Politik; Berfilsafat Hukum
Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga,
Yogyakarta: Nawesea Press.

ISTI'DAL; Jumal Studi Hukum Islam, Vol. 2 No. 1, Januari-Juni2015,ISSN 2356-0150

Anda mungkin juga menyukai