Bahan Ajar BAB 2
Bahan Ajar BAB 2
D. Petunjuk belajar :
1. Membentuk kelompok diskusi
2. Mempelajari materi pada bahan ajar
3. Mengerjakan soal latihan soal
4. Mengerjakan soal evaluasi
5. Membahas soal bersama- sama
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK
UNSUR
1. STRUKTUR ATOM
Atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus. Atom berasal dari kata atomos
(dalam bahasa Yunani a = tidak, tomos = dibagi), jadi atom merupakan partikel yang sudah
tidak dapat dibagi lagi. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John
Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan
disempurnakan oleh Bohr (1914). Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini
menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom.
Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom.
Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom. Berikut ini
paparan masing-masing model atom tersebut.
1. Model Atom Dalton
John Dalton mengemukakkan gagasannya tentang atom sebagai partikel penyusun
materi. Teori yang diusulkan Dalton:
a. Materi tersusun atas partikel-partikel kecil yang disebut dengan atom.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,
c. Karakteristik atom-atom dari suatu unsur identik,
d. Karakteristik atom dari suatu unsur berbeda dengan atom dari unsur lainnya
e. Atom dapat bergabung satu sama lain membentuk senyawa (partikekl yang
lebih kompleks) dengan perbandingan tetap.
f. Atom suatu unsur adalah permanen, tidak dapat diuraikan, tidak dapat
diciptakan, dan tidak dapat dimusnahkan.
Model atom Dalton didukung oleh hukum kekekalan massa (Lavoisier) yang menyatakan
bahwa masa zat sebelum dan sesudah reaksi sama dan hukum perbandingan tetap (Proust)
yang menyatakan perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu zat adalah tetap.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru.
Gambar 1. Model atom Dalton, seperti bola
pejal
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik.
Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah
elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya
hantar listrik.
2. Model Atom Thompson
Pada tahun 1897 J.J. Thompson berhasil menemukan partikel bermuatan negatif dalam
atom yang disebut elektron. Kemudian Thompson mengusulkan model atom seperti roti
kismis, dimana atom terdiri atas materi yang bermuatan positif dan di dalamnya terdapat
elektron yang tersebar bagaikan kismis dalam roti kismis. Jumlah muatan positif dan negatif
adalah sama sehingga secara keseluruhan atom bersifat netral.
Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.
3. Model Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel
alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di
dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif. Berdasarkan
model atom Rutherford:
a. atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif pada pusat atom,serta elektron-
elektron yang bermuatan negatif dan bergerak mengelilingi inti,
b. sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong,
Gambar 3. Model atom
Rutherford
c. jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi inti, sehingga
atom bersifat netral
Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi
sehingga lama kelamaan energi elektron akan berkurang. Elektron berbeda muatan dengan
inti atom, maka elektron akan jatuh ke inti. Rutherford belum bisa menjelaskan hal tersebut.
Menurut model atom Bohr, atom terdiri dari beberapa kulit/lintasan yang didalamnya
terdapat sejumlah tertentu elektron. Di sisi lain, model atom ini hanya dapat menerangkan
atom-atom yang memiliki elektron tunggal seperti gas hidrogen, tetapi tidak dapat
menerangkan spektrum warna dari atom-atom yang memiliki elektron banyak.
Tidak mungkin menentukan kecepatan sekaligus posisi elektron dalam ruang secara
pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom. Lintasan elektron bukan berbentuk garis tapi sebuah ruang.
Elektron boleh jadi ditemukan dalam ruang itu. Ruang-ruang itu disebut orbital.
Dengan adanya teori probabilitas maka hilanglah pengertian bahwa elektron beredar
mengelilingi inti menurut suatu lingkaran dan selalu berada pada lingkaran tersebut.
Erwin Schrodinger seorang ahli fisika dari Austria, berhasil merumuskan persamaan
gelombang untuk menggambarkan gerakan elektron pada atom. Schrodinger
memperhitungkan dualisme sifat elektron, yaitu sebagai partikel dan sebagai gelombang
dalam suatu persamaan yang memperkenalkan mekanisme gelombang. Model atom dengan
menggunakan persamaan gelombang ini disebut model atom modern atau teori mekanika
kuantum.
Menurut model atom modern, elektron-elektron dalam atom mengelilingi inti atom pada
tingkat energi tertentu. Suatu kulit terdiri atas suatu kumpulan dari satu orbital atau lebih.
Orbital adalah daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron. Berdasarkan teori
atom mekanika kuantum, dapat ditentukan struktur elektronik atom.
UJI PEMAHAMAN
1. Jelaskan secara singkat teori atom dan kelebihan-kelemahan dari Dalton beserta gambarnya!
2. Bagaimanakah Thomson menjelaskan teori atomnya?
3. Jelaskan secara singkat kelemahan dari teori atom Rutherford!
4. Mengapa teori atom Niels Bohr disebut sebagai penyempurnaan teori atom Ernest
Rutherford? Jelaskan!
5. Konsep orbit pada teori atom Bohr disempurnakan oleh Erwin Schrodinger menjadi konsep
orbital. Apa perbedaan dari kedua konsep tersebut dan mengapa demikian?
Pada tahun 1897, Joseph JohnThompson (1856–1940) dari Inggris melalui serangkaian
eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney.
Thompson membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom, bahkan
Thompson mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron. Besarnya
muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui percobaan
tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.
Ternyata pada saat terbentuk elektron yang menuju anoda terbentuk pula sinar positif
yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada katoda. Setelah berbagai gas dicoba
dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang
paling kecil baik massa maupun muatannya, sehingga partikel ini disebut dengan proton.
3. Penemuan Neutron
Setelah ditemukannya elektron dan proton dalam atom, maka timbul masalah baru,
Masalahnya adalah jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa
elektron sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti sesuai dengan
massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain selain proton-proton. James Chadwick
(1932) melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) . Dari
hasil percobaan ditemukan adanya partikel bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya
hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut neutron .
Gambar 8. Susunan Proton dan Neutron dalam Inti Atom
Massa sebuah neutron adalah 1,67493 × 10 -24 gram, hampir sama atau boleh dianggap
sama dengan massa sebutir proton. Dengan penemuan ini para ilmuwan percaya bahwa inti
atom tersusun atas dua partikel, yaitu proton (partikel yang bermuatan positif) dan neutron
(partikel yang tidak bermuatan). Proton dan neutron mempunyai nama umum, nucleon.
Eugene
1
+ 1.6022x 10- 1.67262 x 10-
Proton 1 p Goldstein +1 19
1,0073 24
(1886)
James
1
1.67493 x 10-
Neutron 0 n Chadwick 0 0 1,0087 24
(1932)
Neutron
Elektron
2. Lengkapi tabel berikut!
Neutron
Elektron
C. LAMBANG UNSUR,
¿39
19 K
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain.
Kalium Dengan penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom
(Z) dan nomor massa (A).
1. Nomor Atom (Z)
Setiap atom mempunyai jumlah proton yang berbeda-beda. Jumlah proton dalam suatu
atom dinyatakan sebagai nomor atom dan dilambangkan dengan Z. Nomor atom ini
merupakan ciri khas suatu unsure. Pada atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah
elektronnya. Sehingga nomor atom juga menunjukan jumlah elektron.
Atau
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa, yang dikenal
dengan istilah notasi atom
Keterangan:
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Contoh:
Atom 126C mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai berikut.
p = Z = 6,
n = A – Z = 12 – 6 = 6
Karena atom netral maka e = p = 6.
Dalton menyatakan bahwa atom-atom dari unsur yang sama memiliki karakteristik yang
identik, salah satunya tentang massa atom. Pendapat Dalton ini tidak sepenuhnya benar. Kini
diketahui bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat memiliki massa yang berbeda.
Fenomena semacam ini disebut isotop.
1. Isotop
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa
atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutron berbeda. Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom
relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom masing-masing
isotop.
12
Contoh : 6C dengan 136 C
Contoh lainnya adalah oksigen yang memiliki 3 isotop dengan nomor massa 16, 17, dan 18.
Gambar 9. Oksigen memiliki 3 isotop dengan nomor massa 16, 17, dan 18
2. Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda)
tetapi mempunyai nomor massa yang sama. Karena nomor atomnya berbeda maka sifat-
sifatnya juga berbeda.
14 14 24 24
7 N dengan 6C , 11 Na dengan 12 Mg
Contoh:
3. Isoton
Isoton ialah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai jumlah neutron yang sama. Karena nomor atomnya berbeda maka sifat-sifatnya
juga berbeda.
13
6C dengan 147 N ; 31
15 P dengan 32
16 S
Contoh :
16 17
1. Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron dari atom 8 O, 7 N, 179F
2. Diketahui kelompok unsur berikut ini:
17
C, 147N, 136C, 14
B, 137N, 156C, 167N, 178O, 188O, 18 16 17
6 5 10 Ne, 8O, 7 N, 179F
Pilihlah unsur-unsur dalam daftar di atas ke dalam:
a. kelompok isotop,
b. kelompok isoton,
c. kelompok isobar
Masih ingatkah kalian dengan model atom yang dikemukakan oleh Ernest Rutherford
(1871–1937). Menurut Rutherford, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan
dikelilingi elektron yang bermuatan negatif. Namun, jika suatu partikel yang bermuatan
listrik bergerak melingkar akan mengemisikan energinya dalam bentuk cahaya yang
mengakibatkan percepatan partikel semakin berkurang dan akhirnya diam. Dengan demikian,
jika elektron yang bermuatan negatif bergerak melingkar (mengelilingi inti bermuatan positif)
maka akan kehilangan energinya sehingga gerakan elektron akan berkurang, yang akhirnya
akan jatuh ke inti. Namun pada kenyataannya, elektron tidak jatuh ke inti. Rutherford tidak
mampu menjelaskan mengapa elektron tidak dapat jatuh ke inti. Teori atom ini kemudian
disempurnakan oleh Niels Bohr (1885 – 1962) sehingga model atom menurut Bohr adalah
sebagai berikut.
-
- - -
- - K- L elektron
- - ++ M - - Inti atom
- - - (proton+neutron)
- - -
-
Struktur atom menurut Niels Bohr adalah sebagai berikut:
Atom terdiri atas inti yang proton bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan
(netral).
Inti atom dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu
lintasan/orbit tertentu yang biasa disebut kulit atom.
Pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron.
Kulit atom merupakan gerakan stasioner (menetap) dari elektron dalam mengelilingi
inti atom dengan jarak tertentu. Selama elektron berada pada lintasan stasioner
tertentu, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi yang diemisikan atau diserap
Setiap kulit atom memiliki tingkat energi tertentu. Makin besar nomor kulit, tingkat
energinya juga makin besar
• Berdasarkan struktur atom Bohr, elektron tidak akan memancarkan atau menyerap
energi jika dia berada pada lintasannya (keadaan dasar) ® stabil. Namun, elektron
dapat berpindah dari kulit satu ke kulit lainnya dengan cara melepas atau menyerap
energi.
• Jika elektron berpindah dari kulit dengan energi rendah ke kulit yang energinya lebih
tinggi, maka ia akan menyerap energi
• jika elektron berpindah dari kulit dengan energi tinggi ke kulit yang energinya lebih
rendah maka ia akan melepaskan/membebaskan energi
-
Berdasarkan struktur atom Bohr, elektron akan mengelilingi inti pada lintasan atau kulit
atom tertentu. Susunan pendistribusian elektron pada masing-masing kulit disebut konfigurasi
elektron. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah nomor atom
suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur
tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron valensi.
Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia suatu atom dan berperan
penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa cara:
1. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut kulit
ke-1, kulit ke-2, kulit ke-3, kulit ke-4, dan seterusnya.
2. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-masing
kulit adalah: 2n , dengan n = nomor kulit
2
Konfigurasi Elektron
Nomor Nomor Kulit
Unsur Elektron Valensi
Atom
1 2 3 4 5 6 7
Li 3 2 1 2,1 1
Na 11 2 8 1 2,8,1 1
K 19 2 8 8 1 2,8,8,1 1
Rb 37 2 8 18 8 1 2,8,18,8,1 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1 2,8,18,18,8,1 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1 2,8,18,32,18,8,1 1
Mg 12 2 8 2 2,8,2 2
Kr 36 2 8 18 8 2,8,18,8 8
Dari susunan (konfigurasi) elektron tersebut dapat diketahui jumlah kulit yang
dimiliki oleh suatu atom serta jumlah elektron pada masing-masing kulit. Jumlah elektron
yang menempati kulit terluar disebut elektron valensi. contoh elektron valensi 19K adalah 1
dan elektron valensi 15P adalah 5.
Ketidakmampuan Teori Atom Bohr dalam menerangkan model atom selain atom
hidrogen dan gejala atom dalam medan magnet disempurnakan oleh ahli fisika Prancis, Louis
de Broglie pada tahun 1924.
Menurut de Broglie, selain bersifat partikel, elektron dapat bersifat gelombang,
sedangkan Niels Bohr berpendapat bahwa elektron adalah partikel. Pendapat de Broglie yang
dikembangkan oleh Erwin Schrödinger dan Werner Karl Heisenberg melahirkan Teori Atom
Modern. Teori ini dikenal dengan nama Teori Atom Mekanika Kuantum. Prinsip dasar Teori
Mekanika Kuantum adalah gerakan elektron dalam mengelilingi inti bersifat seperti
gelombang. Teori Mekanika Kuantum digunakan untuk menjelaskan sifat atom dan molekul.
Berdasarkan Teori Mekanika Kuantum, keberadaan elektron dalam lintasan tidak
dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat diketahui hanya daerah kebolehjadian
ditemukannya elektron. Teori ini dikemukakan oleh ahli fisika Jerman, Werner Heisenberg,
dan dinamakan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.
h. Perbedaan Struktur Atom Berdasarkan Teori Atom Bohr dan Teori Atom
Mekanika Kuantum
Perbedaan Struktur Atom Berdasarkan Teori Atom Bohr dan Teori Atom Mekanika
Kuantum dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2. Perbedaan Struktur Atom Bohr dan Mekanika Kuantum
Struktur Atom Bohr Struktur Atom Mekanika Kuantum
Pada struktur atom menurut Bohr, dapat dilihat bahwa elektron dalam atom hanya
dapat beredar pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu. Pada lintasan itu, electron
dapat beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan elektron tersebut berupa
lingkaran dengan jari-jari tertentu yang disebut sebagai kulit atom.
Sedangkan pada Model atom mekanika kuantum menerangkan bahwa elektron-
elektron dalam atom menempati suatu ruang atau “awan” yang disebut orbital, yaitu ruang
tempat elektron paling mungkin ditemukan. Beberapa orbital bergabung membentuk
kelompok yang disebut subkulit. Jika orbital kita analogikan sebagai “kamar elektron”, maka
subkulit dapat dipandang sebagai “rumah elektron”. Beberapa subkulit yang bergabung akan
membentuk kulit atau “desa elektron”. Orbital-orbital dalam satu subkulit mempunyai tingkat
energi yang sama, sedangkan orbital-orbital dari subkulit berbeda, tetapi dari kulit yang sama
mempunyai tingkat energi yang mirip.
i. Bilangan Kuantum
Keberadaan elektron dalam atom dikaitkan dengan empat bilangan kuantum. Adapun
keempat bilangan kuantum tersebut, yaitu bilangan kuantum utama, bilangan kuantum
azimuth, bilangan kuantum magnetic dan bilangan kuantum spin.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menentukan ukuran dari orbital. Bilangan kuantum ini
menentukan tingkat energi yang mempunyai harga n = 1, 2, 3, …..
Biasanya digunakan istilah “kulit” yang menyatakan sekelompok tingkat energi yang
memiliki n dengan harga yang sama.
b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth (l) disebut juga bilangan kuantum orbital yang dapat
menentukan bentuk ruang dari orbital. Harga l biasanya dinyatakan dengan huruf sebagai
berikut.
l = 0, yaitu s (sharp)
l = 1, yaitu p (principal)
l = 2, yaitu d (diffuse)
l = 3, yaitu f (fundamental)
Nilai s, p, d, f digunakan dari spektroskopi deret-deret spectrum unsur alkali. Dengan
adanya bilangan kuantum azimuthh (orbital) yang berbeda memungkinkan untuk membagi
setiap “kulit” menjadi “subkulit” atau orbital. Setiap subkulit dinyatakan dengan harga
bilangan dari n dan huruf yang menyatakan l. Misalkan, subkulit 2p berarti mempunyai harga
n = 2 dan l = 1.
j. Orbital molekul
Orbital (bukan orbit) adalah volume ruang yang memiliki kebolehjadian paling besar
untuk menemukan elektron dalam atom. Setiap orbital dicirikan oleh 3 bilangan kuantum n, l,
dan m, dimana orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan orientasi tertentu dalam ruang.
Kumpulan orbital-orbital dengan bilangan kuantum utama (n) yang sama disebut kulit.
Jumlah orbital dalam kulit dapat ditentukan dengan rumus n2.
a. Orbital s
Bentuk orbital s berupa bola simetris dan hanya memiliki 1 macam orbital. Bentuk
orbitalnya dapat dilihat pada Gambar. 1.2
Py Px
Pz
Gambar 1.3. Bentuk-bentuk orbital p
c. Orbital d
Orbital d berjumlah lima buah, terletak di subkulit d, dan digambarkan dengan empat
buah bola lonjong. Orbital-orbital tersebut, yaitu d xy, dxz, dyz, dx2-dy2 dan dz2. Bentuk-bentuk
orbital d dapat dilihat pada Gambar 1.4.
A. k. KONFIGURASI ELEKTRON
l. DIAGRAM ORBITAL
Setiap orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan arah orientasi ruang yang ditentukan
oleh bilangan kuantum n, l, m, dan s. Orbital-orbital bergabung membentuk suatu subkulit,
kemudian subkulit bergabung membentuk kulit dan tingkat energi.
Untuk memudahkan penentuan nilai bilangan-bilangan kuantum suatu elektron,
Konfigurasi elektron terlebih dahulu diubah menjadi diagram orbital. Ada beberapa aturan
yang harus dipenuhi dalam menggambarkan diagram orbital, diantaranya :
1. Larangan Pauli
Larangan Pauli menyatakan bahwa di dalam satu atom tidak boleh terdapat dua
elektron dengan empat bilangan kuantum yang sama. Dua elektron yang menempati satu
orbital (mempunyai bilangan kuantum utama, azimut, magnetik yang sama), harus
mempunyai spin yang berbeda. Jadi, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin
(arah putaran) yang berlawanan.
Gambar 1.6 : Diagram Pengisian Elektron dan Spin (Arah Putaran) Elektron pada Setiap
Orbital
2. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan
pengisian elektron pada orbital yaitu :
“orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu
elektron arah (spin) yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisi satu
elektron kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah (spin)
berlawanan”
Contoh :
↿⇂
p2 dituliskan ↿ ↿ bukan
↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂
p4 dituliskan bukan
↿⇂ ↿⇂ ↿
d5 dituliskan ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ bukan
↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂
d6 dituliskan bukan
Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat suatu unsur. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom
unsur terisi elektron tepat setengah penuh atau tepat penuh,terutama orbital-orbital d dan\ f (5
elektron atau 10 elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk orbital-
orbital f).
Contoh:
24Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 atau disingkat 24Cr : [18Ar] 3d5 4s1
bukan: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
Konfigurasi elektron: 29Cu
29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau disingkat 29Cu : [18Ar] 3d10 4s1
87Fr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s1
Contoh gambar orbital yang mungkin untuk atom karbon dengan 6 elektron
1 ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿
1s 2s 2p
↿⇂ ↿⇂ ⇂ ⇂
1s 2s 2p
3 ↿⇂ ↿ ⇂
1s 2s 2p
4 ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂
1s 2s 2p
5 ↿⇂ ↿⇂ ↿↿
1s 2s 2p
6 ↿⇂ ↿⇂ ⇂⇂
1s 2s 2p
Konfigurasi 1 dan 2 tidak melanggar larangan Pauli dan tidak melanggar aturan Hund,
disebut dengan konfigurasi elektron keadaan dasar.
Konfigurasi 3 dan 4 tidak melanggar larangan Pauli, tetapi melanggar aturan Hund,
disebut dengan konfigurasi elektron keadaan tereksitasi.
Konfigurasi 5 dan 6 melanggar larangan Pauli, disebut dengan konfigurasi elektron
keadaan terlarang.
Bilangan kuantum adalah nilai yang menjelaskan kuantitas kekal dalam sistem dinamis.
Bilangan kuantum menggambarkan sifat orbital dan elektron dalam orbital. Ada empat
bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
Azimut (l), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s). Penentuan
bilangan kuantum ini ada beberapa langkah:
Contoh: Na (Z= 11)
1. Menuliskan konfigurasi elektron atom tersebut : 11Na: 1s2 2s2 2p6 3s1
2. Membuat diagram orbital yang ditempati oleh elektron valensi yang akan ditentukan
bilangan kuantumnya.
↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿
1s 2s 2p 3s
3. Menentukan bilangan kuantum elektron valensi.
a. Menentukan bilangan kuantum utama (n) dari elektron valensi, yaitu 3s1. Tingkat
energi pada konfigurasi terakhir adalah 3, maka bilangan kuantum utama (n) = 3
b. Menentukan bilangan kuantum azimuth (l). Pada atom Na, elektron valensinya ada di
subkulit s, maka l = 0
c. Menentukan bilangan kuantum magnetik (m). Pada atom Na, jumlah elektron valensi
hanya 1, maka harga (m) = 0
d. Menentukan bilangan kuantum spin (s) berdasarkan pada orientasi atau arah panah
1
terakhir pengisian orbital. Maka atom Na memiliki nilai bilangan kuantum spin + .
2
Jadi atom Na (Z = 11), elektron valensinya memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 0, m = 0, s
= +½
UJI KOMPETENSI
1. Tentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi dari unsur-unsur berikut ini:
a. 4Be d. 31Ga
b. 7N e. 37Rb
Sifat materi ditentukan oleh sifat-sifat atomnya. Sifat kimia dan fisika dari beberapa
unsur ada yang mirip dan ada yang sama sekali berbeda. Untuk itulah para ilmuwan berusaha
menemukan keteraturan sifat dari unsur-unsur tersebut. Keteraturan diperlukan untuk
mempelajari unsur-unsur itu sehingga tidak perlu mempelajari satu per satu. Beberapa unsur
yang sifatnya mirip dikelompokkan. Pengelompokan unsur-unsur ini disebut sistem periodik
unsur.
A. SEJARAH PERKEMBANGAN
Ahli kimia dari Arab dan Persia, mengelompokkan zat-zat berdasarkan sifat
fisis yang mudah dikenali, yaitu sifat logam dan non-logam.
Sifrat-sifat unsur
Sifat-sifat unsur
bukan logam
logam
Kebanyakan berupa
Umumnya bersifat
gas dan cair
padat
Tidak apat
Dapat diregangkan
diregangkan
(ditempa)
(ditempa)
Mengkilap
Tidak Mengkilap
Penghantar panas
Bukan Penghantar
dan listrik yang
panas dan listrik
baik
yang baik
Triad Dobereiner
Johann W. Dobereiner (1817) adalah orang pertama yang menemukan adanya
hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatifnya. Temuan Dobereiner adalah:
Jika tiga unsur yang sama sifatnya disusun secara berurutan menurut bertambahnya
massa atom relatifnya, maka:
o Massa atom relatif unsur yang kedua merupakan rata-rata massa atom relatif unsur
pertama dan ketiga.
o Sifat lain unsur yang kedua menunjukkan sifat antara yang pertama dan ketiga.
Selanjutnya kelompok tiga unsur ini disebut “triade”.
Sistem ini kurang efisien karena ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk
dalam satu Triade, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan Triade tersebut. Meskipun
triade Dobereiner ini masih jauh dari sempurna, namun temuan ini mendorong orang untuk
menyusun daftar unsur-unsur lebih lanjut sesuai dengan sifat-sifatnya.
John Newlands
John Newlands (1865) menemukan hubungan lain antara sifat unsur dengan massa
atom relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya “hukum oktaf”. Ia menyusun unsur-unsur
ke dalam kelompok tujuh unsur dan setiap unsur kedelapan mempunyai sifat yang mirip
dengan unsur pertama, unsur kesembilan mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya.
H Li Be B C N 07
1 2 3 4 5 6
F Na Mg Al Si P S
8 9 10 11 12 13 14
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
15 16 17 18 19 20 21
Co dan Ni Cu Zn Y In As Se
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 32 33 34 35
Pd Ag Cd U Sn Sb I
36 37 38 39 40 41 42
Te Cs Ba dan V Ta W Nb Au
43 44 45 46 47 48 49
Pt dan Ir Os Hg Tl Pb Bi Th
50 51 52 53 54 55 56
Kelemahannya ialah:
Tabel Sistem Periodik Mendeleyev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas
golongan (lajur tegak) dan periode (deret mendatar).
Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur.
Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi
tempat kosong dalam daftar.
Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur unsur gas mulia.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:
2 Li 7 Be 9,4 B 11 C 12 N 14 O 16 F 19
3 Na 23 Mg 24 Al 27,3 Si 28 P 31 S 32 Cl 35,5
4 K 39 Ca 40 ? 45 Tc 50 V 51 Cr 52 Mn 55 Fe 56
Co 59
Cu Zn 65,2 ? 68 ? 70 As 75 Se Br 80 Ni 59
63,4 79,4
5 Rb Sr 87,6 Y (60) Zr 90 Nb 94 Mo 96 ? 100 Ru 104,4
Rh 104,4
85,4
Pd 106,6
Ag Cd 112 In Sn 118 Sb 122 Te 128 I 127
108 (75,6)
6 Cs Ba 137 ? La 180 Ta 182 W 186 Re … Os 199
133 Ir 198
Au Hg 200 Tl 204 Pb 207 Bi 210
197
Secara umum, penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom (Z) dapat
mengatasi kelemahan penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Ini
menjadi dasar pengelompokan unsur-unsur dalam sistem periodik modern.
“ sifat fisis dan kimia suatu unsure merupakan fungsi periodic dari nomor atomnya.”
System periodic modern terdiri dari dua lajur, yaitu lajur vertical dan lajur horizontal. Lajur
vertical menyatakan golongan unsure sedangkan lajur horizontal menyatakan periode unsure.
Dalam satu periode, unsure disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Dalam satu
golongan, unsure disusun berdasarkan kemiripan sifat.
UJI KOMPETENSI
2. Apakah dasar penusunan sistem pengelompokan unsur triade dobereiner dan sistem oktaf
newlands
3. Mengapa mendeleev memberikan tempat kosong pada beberapa tempat dalam sistem periodik
yang disusunnya
Periode dalam sistem periodik menyatakan banyak kulit atom yang dimiliki oleh unsur
yang bersangkutan. (Lajur Horizontal) Golongan dalam sistem periodik menyatakan jumlah
electron yang terdapat pada kulit terluar (Lajur Vertikal). Unsur-unsur yang mempunyai
jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.
Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai elektron valensi (elektron kulit
terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka unsur-unsur tersebut terletak pada
golongan yang sama.
Penentuan letak suatu golongan suatu unsur ditunjukan oleh orbital terakhir pada pengisian
elektron pada konfigurasi elektronnya.
- Jika konfigurasi elektron diakhiri pada orbital s dan p maka unsur tersebut termasuk
golongan utama
- Jika konfigurasi elektron diakhiri pada orbital s dan d, maka unsur tersebut terlatak
pada golongan transisi
- Jika konfigurasi elektron diakhiri pada orbital s dan f, maka unsur tersebut terlatak
pada golongan transisi dalam (lantanida dan aktinida)
Urutan-urutan unsur dalam sistem periodik sesuai dengan konfigurasi elektron menurut
aturan Aufbau. Oleh karena itu, dengan mengetahui nomor atom atau susunan elektron suatu
unsur, kita akan dapat menentukan letak unsur itu dalam sistem periodik.
Bilangan kuantum utama untuk orbital s dan p sama dengan nomor periodenya sehingga
dapat ditulis sebagian ns dan np, untuk orbital d nomor periodenya adalah kurang satu atau (n
– 1)d sedangkan untuk orbital f adalah (n – 2)f.
Tabel 4. Hubungan antar konfigurasi elektron dan letak unsur pada sistem periodik unsur
Konfigurasi Letak Unsur Pada Tabel Periodik Unsur
Golongan Periode
Elektron Valensi
ns1 IA n
ns2 IIA n
ns2 np1 IIIA n
ns2 np2 IVA n
ns2 np4 VIA n
ns2 np5 VIIA n
ns2 np6 VIIIA n
ns2 (n-1) d1 IIIB n
ns2 (n-1) d2 IVB n
ns2 (n-1) d3 VB n
ns1 (n-1) d5 VIB n
ns2 (n-1) d5 VIIB n
ns2 (n-1) d6 VIIIB n
ns2 (n-1) d7 VIIIB n
ns2 (n-1) d8 VIIIB n
ns1 (n-1) d10 IB n
UJI KOMPETENSI
1. Tanpa melihat daftar sistem periodik unsur, Tentukan letak unsur-unsur berikut
a. 13A c. 8R
b. 35B d. 53X
C. SIFAT-SIFAT SISTEM PERIODIK
2. Unsur 8A terletak dalam 1 golongan unsur D. Jika unsur D di bawah unsur A, tentukan nomor
atomUNSUR
unsur D dan konfigurasi elektronnya
A. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak antara pusat inti atom ke elektron pada lintasan terluar.
Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada jumlah tingkat energi (kulit elektron)
dan muatan inti atom. Makin banyak jumlah tingkat energi elektron maka jari-jari atom
semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama banyak maka yang berpengaruh
terhadap panjangnya jari-jari atom ialah muatan inti. Semakin banyak muatan inti atom,
makin besar gaya tarik inti atom terhadap elektronnya sehingga elektron lebih dekat ke
inti. Jadi, semakin banyak muatan inti, maka semakin pendek jari-jari atomnya.
Elektron↿⇂
awal:
Inti Atom
Na
11 1s2 2s2 2p6 3s1 11 3 1,90
K
19 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 19 4 2,35
Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsurnya mempunyai jumlah proton yang bertambah
namun jumlah kulitnya juga bertambah. Pertambahan kulit atom menyebabkan jarak antara
inti atom dengan elektron terluar makin jauh meskipun muatan inti nya bertambah, sehingga
jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah cenderung semakin besar
Unsur Konfigurasi elektron Jumlah Bilangan kuantum Jari-jari atom (Å)
proton utama (n) terbesar
= tingkat energi
2 1
Li 1s 2s 3 2 1,55
2 2
Be 1s 2s 4 2 1,12
B 1s2 2s2 2p1 5 2 0,98
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah berarti
mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak unsur jumlah
elektron yang dimiliki semakin banyak, demikian pula dengan jumlah muatan inti yang
dimiliki makin banyak. Hal ini menyebabkan gaya tarik inti ke elektron terluar makin kuat.
Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur
yang seperiode, jari-jari atom semakin ke kanan cenderung makin kecil.
B. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi minimum yang diperlukan atom dalam bentuk gas untuk
melepaskan satu electron valensi. Jika elektron valensi lebih dari satu maka potensial energi
pertama lebih kecil daripada yang lainnya. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan
kJ/mol.
Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh besarnya nomor atom dan ukuran jari-jari atom.
Makin besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal
itu berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas, sehingga energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron terluar makin kecil.
a. Dalam satu golongan energi ionisasi dari atas ke bawah cenderung makin kecil, karena
jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti bertambah
tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah karena jari-jari makin
panjang. Akibatnya energi ionisasi makin berkurang.
b. Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan cenderung makin besar.
Bertambahnya jumlah muatan positif dalam inti dan jumlah kulit tetap menyebabkan
gaya tarik inti makin kuat. Selain itu jari-jarinya dari kiri ke kanan semakin kecil,
sehingga pengaruh gaya tarik inti terhadap elektron valensi semakin besar, akibatnya
energi ionisasi makin bertambah.
C. Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah energi yang dibebaskan atau diserap oleh atom netral dalam
bentuk gas apabila menerima sebuah electron untuk membentuk ion negative.
Cl (g) + e- Cl- (g) + energi
Nilai afinitas elektron umumnya sejalan dengan jari-jari atom, makin kecil jari-jari
atom, nilai afinitas elektron makin tinggi, sebaliknya makin besar jari-jari atom, nilai afinitas
elektron makin kecil.
Afinitas elektron dapat berharga positif atau negatif, berbeda halnya dengan energi
ionisasi. Jika satu elektron ditambahkan pada satu atom yang stabil dan sejunlah energi
diserap maka afinitas elektronnya berharga positif. Jika dilepaskan energi, afinitas
elektronnya berharga negatif. Jika harga afinitas elektron makin negatif, berarti afinitas
elektron semakin besar. Perhatikan tabel afinitas elektron berikut ini!
D. Keelektronegatifan
UJI PEMAHAMAN
Berdasarkan gambar di atas, apa yang dapat kalian simpulkan tentang kecenderungan jari jari
atom?
a. Dalam satu periode
…………………………………………………………………….................….
b. Dalam satu golongan
……………………………………………………………………….............
2. Perhatikan gambar berikut!
a. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi dalam satu periode dan golongan ? Mengapa ?
b. Bagaimana kaitan antara kecenderungan jari-jari atom dengan energi ionisasi ? Mengapa
3. Perhatikan gambar!
DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan gambar di atas,apa yang dimaksud dengan afinitas elektron ?
4. Bagaimana kecenderungan afinitas elektron dalam satu periode dan golongan ? Mengapa ?
Brady, J.E. 2012. Chemistry: The Molecular Nature of Matter, 6th Edition
5.Chang,
Bagaimana kaitan2011.
Raymond. antaraGeneral
kecenderungan jari-jari
Chemistry: atom dengan
The Essential afinitas6thelektron?Mengapa?
Concepts, . Edition. New
York : McGraw-Hill
Ningsih, S.R. et al. 2013. Kimia SMA/MA Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara
Utami, Budi, et al. 2009. Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA kelas X.Jakarta : Erlangga
Principle of General Chemistry 6th Edition. New York: McGraw-Hill
Silberberg, M.S. 2007.
Higher