Anda di halaman 1dari 46

BAHAN AJAR

“STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR "

A. Judul Materi Pelajaran : Struktur Atom dan sistem periodik unsur


B. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

C. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.2.1 Menjelaskan pengertian atom
3.2 Menganalisis perkembangan model atom 3.2.2 Menjelaskan perkembangan
teori (model) atom untuk
menunjukkan kelemahan dan
kelebihan masing-masing teori
(model) atom berdasarkan fakta
eksperimen
3.3 Menganalisis struktur atom berdasarkan
teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum 3.3.1 Menjelaskan konsep proton,
. elektron, dan neutron.
3.3.2 Menentukan jumlah proton,
elektron, dan neutron dari
suatu unsur
3.3.3 Mengklasifikasikan unsur-
unsur ke dalam isotop, isoton,
dan isobar
3.3.4 Menjelaskan struktur atom
berdasarkan teori atom Bohr
3.3.5 Menentukan konfigurasi
elektron berdasarkan teori
atom Bohr
3.3.6 Menjelaskan struktur atom
berdasarkan teori atom
mekanika kuantum
3.3.7 Menganalisis perbedaan
struktur atom berdasarkan
teori atom Bohr dan mekanika
kuantum
3.3.8 Menjelaskan empat macam
bilangan kuantum
3.3.9 Menjelaskan orbital molekul
3.3.10 Menjelaskan konfigurasi
elektron berdasarkan teori
mekanika kuantum
3.3.11 Menentukan konfigurasi
elektron suatu atom
3.3.12 Menjelaskan diagram orbital
Menuliskan diagram orbital
suatu atom berdasarkan
aturan Hund dan larangan
Pauli
4. 3 Mengolah dan menganalisis struktur 4.3.1Mengolah dan menganalisis
atom berdasarkan teori atom Bohr dan struktur atom berdasarkan teori atom
mekanika kuantum Bohr dan mekanika
3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi 3.4.1 Menjelaskan perkembangan
elektron dan diagram orbital untuk Tabel Periodik Unsur.
menentukan letak unsur dalam tabel periodik 3.4.2 Membandingkan
dan sifat-sifat periodik unsur. perkembangan tabel periodik
unsur untuk mengidentifikasi
kelebihan dan
kekurangannya.
3.4.3 Menganalisis hubungan
konfigurasi elektron dan
diagram orbital dengan Tabel
Periodik Unsur.
3.4.4 Menentukan letak unsur
dalam Tabel Periodik Unsur
berdasarkan data konfigurasi
elektron dan diagram orbital.
3.4.5 Menjelaskan pengertian jari-jari
atom, energi ionisasi,
keelekronegatifan, afinitas
elektron.
3.4.6 Menganalisis kecenderungan
jari-jari atom , energi ionisasi,
afinitas elektron, dan
keelektronegatifan dalam satu
golongan dan satu periode
3.4.7 Menjelaskan penyebab
terjadinya kecenderungan
jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan
keelektronegatifan dalam satu
golongan dan periode
3.4.8 Menganalisis tabel, grafik,
untuk menentukan
keteraturan jari-jari atom,
energi ionisasi,
keelektronegatifan, dan
afinitas elektron
3.4.9 Menyimpulkan hubungan
antara jari-jari atom dengan
energi ionisasi,
keelektronegatifan dan afinitas
elektron

4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan 4.4.1Mempresentasikan hasil diskusi


konfigurasi elektron dan diagram orbital kecenderungan jari-jari atom,
untuk menentukan letak unsur dalam tabel energi ionisasi,
periodik dan sifat-sifat periodik unsur keelekronegatifan, afinitas
elektron suatu atom dalam satu
golongan dan satu periode
4.4.2 Menyajikan hasil diskusi
mengenai jari-jari atom, energi
ionisasi, keelekronegatifan,
afinitas elektron dalam bentuk
ringkasan.

D. Petunjuk belajar :
1. Membentuk kelompok diskusi
2. Mempelajari materi pada bahan ajar
3. Mengerjakan soal latihan soal
4. Mengerjakan soal evaluasi
5. Membahas soal bersama- sama
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK
UNSUR

1. STRUKTUR ATOM

A. PERKEMBANGAN MODEL ATOM

Atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus. Atom berasal dari kata atomos
(dalam bahasa Yunani a = tidak, tomos = dibagi), jadi atom merupakan partikel yang sudah
tidak dapat dibagi lagi. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John
Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan
disempurnakan oleh Bohr (1914). Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini
menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom.
Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom.
Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom. Berikut ini
paparan masing-masing model atom tersebut.
1. Model Atom Dalton
John Dalton mengemukakkan gagasannya tentang atom sebagai partikel penyusun
materi. Teori yang diusulkan Dalton:
a. Materi tersusun atas partikel-partikel kecil yang disebut dengan atom.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,
c. Karakteristik atom-atom dari suatu unsur identik,
d. Karakteristik atom dari suatu unsur berbeda dengan atom dari unsur lainnya
e. Atom dapat bergabung satu sama lain membentuk senyawa (partikekl yang
lebih kompleks) dengan perbandingan tetap.
f. Atom suatu unsur adalah permanen, tidak dapat diuraikan, tidak dapat
diciptakan, dan tidak dapat dimusnahkan.
Model atom Dalton didukung oleh hukum kekekalan massa (Lavoisier) yang menyatakan
bahwa masa zat sebelum dan sesudah reaksi sama dan hukum perbandingan tetap (Proust)
yang menyatakan perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu zat adalah tetap.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru.
Gambar 1. Model atom Dalton, seperti bola
pejal
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik.
Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah
elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya
hantar listrik.
2. Model Atom Thompson
Pada tahun 1897 J.J. Thompson berhasil menemukan partikel bermuatan negatif dalam
atom yang disebut elektron. Kemudian Thompson mengusulkan model atom seperti roti
kismis, dimana atom terdiri atas materi yang bermuatan positif dan di dalamnya terdapat
elektron yang tersebar bagaikan kismis dalam roti kismis. Jumlah muatan positif dan negatif
adalah sama sehingga secara keseluruhan atom bersifat netral.

Gambar 2. Model atom Thomson seperti roti kismis

Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.
3. Model Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel
alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di
dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif. Berdasarkan
model atom Rutherford:
a. atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif pada pusat atom,serta elektron-
elektron yang bermuatan negatif dan bergerak mengelilingi inti,
b. sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong,
Gambar 3. Model atom
Rutherford

c. jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi inti, sehingga
atom bersifat netral

Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi
sehingga lama kelamaan energi elektron akan berkurang. Elektron berbeda muatan dengan
inti atom, maka elektron akan jatuh ke inti. Rutherford belum bisa menjelaskan hal tersebut.

4. Model Atom Niels Bohr


Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa
spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan (orbit).
b. Elektron di dalam atom beredar mengelilingi inti atom pada lintasan yang
dikenal sebagai keadaan gerakan yang stasioner (tetap) dengan tingkat energi yang
dinyatakan dengan n (n = bilangan bulat positif 1, 2, 3…)
c. Sepanjang elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan konstan.
Sehingga tidak ada energi yang dipancarkan maupun diserap.
d. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika
beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.
Model atom Bohr digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4. Model atom Bohr

Menurut model atom Bohr, atom terdiri dari beberapa kulit/lintasan yang didalamnya
terdapat sejumlah tertentu elektron. Di sisi lain, model atom ini hanya dapat menerangkan
atom-atom yang memiliki elektron tunggal seperti gas hidrogen, tetapi tidak dapat
menerangkan spektrum warna dari atom-atom yang memiliki elektron banyak.

5. Teori Atom Mekanika Kuantum


Kelemahan teori atom Bohr menimbulkan pertanyaan mengapa elektron di dalam atom
Bohr dibatasi untuk mengorbit di sekeliling inti pada jarak tertentu. Pada tahun 1942 ilmuan
Louis de Broglie mengemukakan pendapat bahwa ”bila gelombang cahaya dapat berperilaku
seperti aliran partikel (foton) maka partikel seperti elektron dapat memiliki sifat gelombang”.
Hal ini memunculkan sifat dualisme elektron, yaitu elektron dapat dipandang sebagai partikel
dan sebagai gelombang.
Dualisme sifat elektron secara khusus menimbulkan masalah, karena massa elektron yang
sangat kecil. Untuk menguraikan masalah penentuan posisi partikel subatomik yang berlaku
sebagai gelombang, fisikawan Jerman Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastian
Heisenberg, yaitu sebagai berikut.

Tidak mungkin menentukan kecepatan sekaligus posisi elektron dalam ruang secara
pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom. Lintasan elektron bukan berbentuk garis tapi sebuah ruang.
Elektron boleh jadi ditemukan dalam ruang itu. Ruang-ruang itu disebut orbital.

Dengan adanya teori probabilitas maka hilanglah pengertian bahwa elektron beredar
mengelilingi inti menurut suatu lingkaran dan selalu berada pada lingkaran tersebut.
Erwin Schrodinger seorang ahli fisika dari Austria, berhasil merumuskan persamaan
gelombang untuk menggambarkan gerakan elektron pada atom. Schrodinger
memperhitungkan dualisme sifat elektron, yaitu sebagai partikel dan sebagai gelombang
dalam suatu persamaan yang memperkenalkan mekanisme gelombang. Model atom dengan
menggunakan persamaan gelombang ini disebut model atom modern atau teori mekanika
kuantum.
Menurut model atom modern, elektron-elektron dalam atom mengelilingi inti atom pada
tingkat energi tertentu. Suatu kulit terdiri atas suatu kumpulan dari satu orbital atau lebih.
Orbital adalah daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron. Berdasarkan teori
atom mekanika kuantum, dapat ditentukan struktur elektronik atom.

UJI PEMAHAMAN

1. Jelaskan secara singkat teori atom dan kelebihan-kelemahan dari Dalton beserta gambarnya!
2. Bagaimanakah Thomson menjelaskan teori atomnya?
3. Jelaskan secara singkat kelemahan dari teori atom Rutherford!
4. Mengapa teori atom Niels Bohr disebut sebagai penyempurnaan teori atom Ernest
Rutherford? Jelaskan!
5. Konsep orbit pada teori atom Bohr disempurnakan oleh Erwin Schrodinger menjadi konsep
orbital. Apa perbedaan dari kedua konsep tersebut dan mengapa demikian?

B. PARTIKEL DASAR PENYUSUN


ATOM
Setelah mempelajari perkembangan model atom, apakah yang kalian bayangkan tentang
struktur atom? Apa sajakah partikel-partikel yang menyusun sebuah atom, dan bagaimana
susunannya?
Atom tersusun atas partikel-partikel dasar penyusun atom, yaitu: elektron, proton dan
neutron. Selain ketiga partikel tersebut masih ada patikel-partikel lain, misalnya meson, muon
dan positron. Proton dan neutron berada dalam inti atom, dan elektron berada dalam ruang
seputar inti atom. Penemuan proton dan elektron merupakan salah satu faktror yang
merangsang para ilmuan untuk mengembangkan teoti atom.
1. Penemuan Elektron
Elektron merupakan partikel yang terlibat pada hampir setiap reaksi kimia. Pada tahun
1875 William Crookes melakukan percobaan tabung sinar katoda. Salah satu hasil
eksperimennya adalah partikel sinar katode bermuatan negatif sebab tertarik oleh pelat yang
bermuatan positif.partikel tersebut dimiliki oleh setiap zat. George Johnstone Stoney (1891)
yang memberikan nama sinar katoda disebut “elektron”. Kelemahan dari Stoney tidak dapat
menjelaskan pengertian atom dalam suatu unsur memiliki sifat yang sama sedangkan unsur
yang berbeda akan memiliki sifat berbeda, padahal keduanya sama-sama memiliki elektron.

Gambar 5. Percobaan Tabung Sinar Katoda

Pada tahun 1897, Joseph JohnThompson (1856–1940) dari Inggris melalui serangkaian
eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney.
Thompson membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom, bahkan
Thompson mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron. Besarnya
muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui percobaan
tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.

Gambar 6. Diagram Percobaan Tetes Minyak Milikan


Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya tarik gravitasi
akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Bila tetesan minyak diberi muatan negatif
maka akan tertarik kekutub positif medan listrik. Hasil percobaan Milikan dan Thomson
diperoleh muatan elektron -1,6022 x 10-19 Coulomb dan massa elektron 9,10938 x 10-28 gram.
2. Penemuan Proton
Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen menggunakan tabung sinar katoda yang
sudah dimodifikasi, yaitu dengan memberi lubang-lubang pada lempeng katoda.

Gambar 7. Percobaan Goldstein untuk Mempelajari Partikel Positif

Ternyata pada saat terbentuk elektron yang menuju anoda terbentuk pula sinar positif
yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada katoda. Setelah berbagai gas dicoba
dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang
paling kecil baik massa maupun muatannya, sehingga partikel ini disebut dengan proton.

Penemuan Goldstein ini didukung dengan penelitian Ernest Rutherford dengan


penembakan parttikel alpha pada pelat emas yang sangat tipis. Dari hasil eksperimennya,
ternyata terdapat sebagian partikel yang diteruskan. Dari sini dia menyimpulkan adanya inti
atom yang bermuatan positif , dan adanya ruang kosong pada atom. Rutherford juga berhasil
menghitung bahwa massa partikel bermuatan positif itu kira-kira 1.837 kali massa elektron.
Pada tahun 1919 partikel tersebut dinamai proton Massa 1 proton = 1,67262 x 10 –24 gram dan
muatannya 1,6022 x 10-19 Coulomb. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan
proton = +1.

3. Penemuan Neutron
Setelah ditemukannya elektron dan proton dalam atom, maka timbul masalah baru,
Masalahnya adalah jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa
elektron sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti sesuai dengan
massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain selain proton-proton. James Chadwick
(1932) melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) . Dari
hasil percobaan ditemukan adanya partikel bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya
hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut neutron .
Gambar 8. Susunan Proton dan Neutron dalam Inti Atom

Massa sebuah neutron adalah 1,67493 × 10 -24 gram, hampir sama atau boleh dianggap
sama dengan massa sebutir proton. Dengan penemuan ini para ilmuwan percaya bahwa inti
atom tersusun atas dua partikel, yaitu proton (partikel yang bermuatan positif) dan neutron
(partikel yang tidak bermuatan). Proton dan neutron mempunyai nama umum, nucleon.

Tabel 2. Partikel-partikel dasar Penyusun Atom

Penemu Muatan Massa


Partikel Lambang
(Tahun) Unit Couluomb Sma gram
JJ. Thompson
0
-1.6022 x 10- 5,486 x 10- 9.10938 x 10-
Elektron -1 e (1897) -1 19 4 28

Eugene
1
+ 1.6022x 10- 1.67262 x 10-
Proton 1 p Goldstein +1 19
1,0073 24

(1886)
James
1
1.67493 x 10-
Neutron 0 n Chadwick 0 0 1,0087 24

(1932)

1. Lengkapilah tabel berikut !


UJI KOMPETENSI
Massa Muatan Listrik
Partikel
Gram sma Coulomb Atomik
Proton

Neutron

Elektron
2. Lengkapi tabel berikut!

Partikel Nama Penemu


Proton

Neutron

Elektron

C. LAMBANG UNSUR,
¿39
19 K
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain.
Kalium Dengan penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom
(Z) dan nomor massa (A).
1. Nomor Atom (Z)
Setiap atom mempunyai jumlah proton yang berbeda-beda. Jumlah proton dalam suatu
atom dinyatakan sebagai nomor atom dan dilambangkan dengan Z. Nomor atom ini
merupakan ciri khas suatu unsure. Pada atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah
elektronnya. Sehingga nomor atom juga menunjukan jumlah elektron.

2. Nomor Massa (A)


Proton dan neutron mempunyai massa yang hampir sama, yaitu masing-masing sekitar 1
sma (massa proton = 1,0073 sma; massa neutron = 1,0087 sma), sedangkan massa sebuah
elektron sangat kecil, yaitu 5,486 x 10-4 sma. Massa elektron yang sangat kecil ini bisa
diabaikan, sehingga massa sebuah atom hanya ditentukan oleh massa proton dan neutronnya.
Jumlah proton dengan neutron dalam suatu atom disebut nomor massa.

Nomor Massa (A) = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron(n)

Atau

Jumlah neutron (n) = Nomor massa(A) – Nomor atom(Z)

Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa, yang dikenal
dengan istilah notasi atom

Keterangan:
A = nomor massa

Z = nomor atom

X = lambang unsur

Contoh:
Atom 126C mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai berikut.

p = Z = 6,

n = A – Z = 12 – 6 = 6
Karena atom netral maka e = p = 6.

F. ISOTOP, ISOTON DAN ISOBAR

Dalton menyatakan bahwa atom-atom dari unsur yang sama memiliki karakteristik yang
identik, salah satunya tentang massa atom. Pendapat Dalton ini tidak sepenuhnya benar. Kini
diketahui bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat memiliki massa yang berbeda.
Fenomena semacam ini disebut isotop.

1. Isotop
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa
atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutron berbeda. Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom
relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom masing-masing
isotop.
12
Contoh : 6C dengan 136 C

Contoh lainnya adalah oksigen yang memiliki 3 isotop dengan nomor massa 16, 17, dan 18.

Gambar 9. Oksigen memiliki 3 isotop dengan nomor massa 16, 17, dan 18
2. Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda)
tetapi mempunyai nomor massa yang sama. Karena nomor atomnya berbeda maka sifat-
sifatnya juga berbeda.

14 14 24 24
7 N dengan 6C , 11 Na dengan 12 Mg
Contoh:

3. Isoton
Isoton ialah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai jumlah neutron yang sama. Karena nomor atomnya berbeda maka sifat-sifatnya
juga berbeda.
13
6C dengan 147 N ; 31
15 P dengan 32
16 S
Contoh :

Uji Pemahaman Anda

16 17
1. Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron dari atom 8 O, 7 N, 179F
2. Diketahui kelompok unsur berikut ini:
17
C, 147N, 136C, 14
B, 137N, 156C, 167N, 178O, 188O, 18 16 17
6 5 10 Ne, 8O, 7 N, 179F
Pilihlah unsur-unsur dalam daftar di atas ke dalam:
a. kelompok isotop,
b. kelompok isoton,
c. kelompok isobar

E. STRUKTUR ATOM BOHR

Masih ingatkah kalian dengan model atom yang dikemukakan oleh Ernest Rutherford
(1871–1937). Menurut Rutherford, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan
dikelilingi elektron yang bermuatan negatif. Namun, jika suatu partikel yang bermuatan
listrik bergerak melingkar akan mengemisikan energinya dalam bentuk cahaya yang
mengakibatkan percepatan partikel semakin berkurang dan akhirnya diam. Dengan demikian,
jika elektron yang bermuatan negatif bergerak melingkar (mengelilingi inti bermuatan positif)
maka akan kehilangan energinya sehingga gerakan elektron akan berkurang, yang akhirnya
akan jatuh ke inti. Namun pada kenyataannya, elektron tidak jatuh ke inti. Rutherford tidak
mampu menjelaskan mengapa elektron tidak dapat jatuh ke inti. Teori atom ini kemudian
disempurnakan oleh Niels Bohr (1885 – 1962) sehingga model atom menurut Bohr adalah
sebagai berikut.

-
- - -
- - K- L elektron
- - ++ M - - Inti atom

- - - (proton+neutron)
- - -
-
Struktur atom menurut Niels Bohr adalah sebagai berikut:
 Atom terdiri atas inti yang proton bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan
(netral).
 Inti atom dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu
lintasan/orbit tertentu yang biasa disebut kulit atom.
 Pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron.
 Kulit atom merupakan gerakan stasioner (menetap) dari elektron dalam mengelilingi
inti atom dengan jarak tertentu. Selama elektron berada pada lintasan stasioner
tertentu, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi yang diemisikan atau diserap
 Setiap kulit atom memiliki tingkat energi tertentu. Makin besar nomor kulit, tingkat
energinya juga makin besar

Kulit ke- Jumlah energi


1 - 2,18 x 10 -18 J
2 - 0,55 x 10 -18 J
3 - 0,24 x 10 -18 J
4 - 0,14 x 10 -18 J
dst

• Berdasarkan struktur atom Bohr, elektron tidak akan memancarkan atau menyerap
energi jika dia berada pada lintasannya (keadaan dasar) ® stabil. Namun, elektron
dapat berpindah dari kulit satu ke kulit lainnya dengan cara melepas atau menyerap
energi.

• Jika elektron berpindah dari kulit dengan energi rendah ke kulit yang energinya lebih
tinggi, maka ia akan menyerap energi  
• jika elektron berpindah dari kulit dengan energi tinggi ke kulit yang energinya lebih
rendah maka ia akan melepaskan/membebaskan energi

F. KONFIGURASI ELEKTRON MENURUT ATOM

-
Berdasarkan struktur atom Bohr, elektron akan mengelilingi inti pada lintasan atau kulit
atom tertentu. Susunan pendistribusian elektron pada masing-masing kulit disebut konfigurasi
elektron. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah nomor atom
suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur
tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron valensi.
Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia suatu atom dan berperan
penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa cara:
1. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut kulit
ke-1, kulit ke-2, kulit ke-3, kulit ke-4, dan seterusnya.
2. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-masing
kulit adalah: 2n , dengan n = nomor kulit
2

Kulit 1 dapat menampung maksimal 2 elektron.


Kulit 2 dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit 3 dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.

Aturan penulisan konfigurasi elektron suatu unsur :


 Hitung jumlah elektron ( pada atom bebas, jumlah elektron = nomor atom)
 Pengisian elektron dimulai dari kulit K, L, M, N dan seterusnya.
 Setiap kulit diisi elektron sebanyak jumlah maksimal elektron (2n 2) dan
menghitung jumlah elektron yang tersisa.
 Jika elektron yang tersisa kurang dari jumlah elektron maksimal suatu kulit maka
diisi sesuai jumlah elektron maksimal kulit sebelumnya.
 Jika elektron yang tersisa < 8, maka ditempatkan pada kulit berikutnya sebagai
elektron terluar atau disebut sebagai elektron valensi.
 Jumlah maksimal elektron valensi adalah 8.
Contoh
Tabe 1 Tabel Konfigurasi Elektron Beberapa Unsur

Konfigurasi Elektron
Nomor Nomor Kulit
Unsur Elektron Valensi
Atom
1 2 3 4 5 6 7
Li 3 2 1 2,1 1
Na 11 2 8 1 2,8,1 1
K 19 2 8 8 1 2,8,8,1 1
Rb 37 2 8 18 8 1 2,8,18,8,1 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1 2,8,18,18,8,1 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1 2,8,18,32,18,8,1 1
Mg 12 2 8 2 2,8,2 2
Kr 36 2 8 18 8 2,8,18,8 8

Dari susunan (konfigurasi) elektron tersebut dapat diketahui jumlah kulit yang
dimiliki oleh suatu atom serta jumlah elektron pada masing-masing kulit. Jumlah elektron
yang menempati kulit terluar disebut elektron valensi. contoh elektron valensi 19K adalah 1
dan elektron valensi 15P adalah 5.

G. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM

Ketidakmampuan Teori Atom Bohr dalam menerangkan model atom selain atom
hidrogen dan gejala atom dalam medan magnet disempurnakan oleh ahli fisika Prancis, Louis
de Broglie pada tahun 1924.
Menurut de Broglie, selain bersifat partikel, elektron dapat bersifat gelombang,
sedangkan Niels Bohr berpendapat bahwa elektron adalah partikel. Pendapat de Broglie yang
dikembangkan oleh Erwin Schrödinger dan Werner Karl Heisenberg melahirkan Teori Atom
Modern. Teori ini dikenal dengan nama Teori Atom Mekanika Kuantum. Prinsip dasar Teori
Mekanika Kuantum adalah gerakan elektron dalam mengelilingi inti bersifat seperti
gelombang. Teori Mekanika Kuantum digunakan untuk menjelaskan sifat atom dan molekul.
Berdasarkan Teori Mekanika Kuantum, keberadaan elektron dalam lintasan tidak
dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat diketahui hanya daerah kebolehjadian
ditemukannya elektron. Teori ini dikemukakan oleh ahli fisika Jerman, Werner Heisenberg,
dan dinamakan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.
h. Perbedaan Struktur Atom Berdasarkan Teori Atom Bohr dan Teori Atom
Mekanika Kuantum

Perbedaan Struktur Atom Berdasarkan Teori Atom Bohr dan Teori Atom Mekanika
Kuantum dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2. Perbedaan Struktur Atom Bohr dan Mekanika Kuantum
Struktur Atom Bohr Struktur Atom Mekanika Kuantum

Pada struktur atom menurut Bohr, dapat dilihat bahwa elektron dalam atom hanya
dapat beredar pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu. Pada lintasan itu, electron
dapat beredar tanpa pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan elektron tersebut berupa
lingkaran dengan jari-jari tertentu yang disebut sebagai kulit atom.
Sedangkan pada Model atom mekanika kuantum menerangkan bahwa elektron-
elektron dalam atom menempati suatu ruang atau “awan” yang disebut orbital, yaitu ruang
tempat elektron paling mungkin ditemukan. Beberapa orbital bergabung membentuk
kelompok yang disebut subkulit. Jika orbital kita analogikan sebagai “kamar elektron”, maka
subkulit dapat dipandang sebagai “rumah elektron”. Beberapa subkulit yang bergabung akan
membentuk kulit atau “desa elektron”. Orbital-orbital dalam satu subkulit mempunyai tingkat
energi yang sama, sedangkan orbital-orbital dari subkulit berbeda, tetapi dari kulit yang sama
mempunyai tingkat energi yang mirip.

i. Bilangan Kuantum

Keberadaan elektron dalam atom dikaitkan dengan empat bilangan kuantum. Adapun
keempat bilangan kuantum tersebut, yaitu bilangan kuantum utama, bilangan kuantum
azimuth, bilangan kuantum magnetic dan bilangan kuantum spin.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menentukan ukuran dari orbital. Bilangan kuantum ini
menentukan tingkat energi yang mempunyai harga n = 1, 2, 3, …..
Biasanya digunakan istilah “kulit” yang menyatakan sekelompok tingkat energi yang
memiliki n dengan harga yang sama.
b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth (l) disebut juga bilangan kuantum orbital yang dapat
menentukan bentuk ruang dari orbital. Harga l biasanya dinyatakan dengan huruf sebagai
berikut.
l = 0, yaitu s (sharp)
l = 1, yaitu p (principal)
l = 2, yaitu d (diffuse)
l = 3, yaitu f (fundamental)
Nilai s, p, d, f digunakan dari spektroskopi deret-deret spectrum unsur alkali. Dengan
adanya bilangan kuantum azimuthh (orbital) yang berbeda memungkinkan untuk membagi
setiap “kulit” menjadi “subkulit” atau orbital. Setiap subkulit dinyatakan dengan harga
bilangan dari n dan huruf yang menyatakan l. Misalkan, subkulit 2p berarti mempunyai harga
n = 2 dan l = 1.

c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik (m) menentukan orientasi orbital dalam ruang sehingga
disebut juga bilangan kuantum orientasi orbital. Untuk setiap harga l, akan mempunyai harga
m sebanyak (2l + 1) dengan rentang nilai m = …, +-, 0, +1,….
Untuk l = 0 (elektron pada s) maka m = 0
Untuk l = 1 (elektron pada p) maka m = -1, 0, +1
Untuk l = 2 (elektron pada d) maka m = -2, -1, 0, +1, +2
Untuk l = 3 (elektron pada f) maka m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3

d. Bilangan Kuantum Spin (s)


Dengan menggunakan alat spektroskopi yang daya pisahnya sangat tinggi maka akan
tampak setiap garis spectrum yang terdiri atas sepasang garis yang sangat berdekatan.
Menurut Uhlenbeck dan Goudsmit (1925) bahwa elektron memiliki momen magnetik
sehingga elektron berputar pada sumbu-sumbu dan menghasilkan sudut spin. Harga bilangan
kuantum spin (s) adalah +½ dan -½.

j. Orbital molekul
Orbital (bukan orbit) adalah volume ruang yang memiliki kebolehjadian paling besar
untuk menemukan elektron dalam atom. Setiap orbital dicirikan oleh 3 bilangan kuantum n, l,
dan m, dimana orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan orientasi tertentu dalam ruang.
Kumpulan orbital-orbital dengan bilangan kuantum utama (n) yang sama disebut kulit.
Jumlah orbital dalam kulit dapat ditentukan dengan rumus n2.

a. Orbital s
Bentuk orbital s berupa bola simetris dan hanya memiliki 1 macam orbital. Bentuk
orbitalnya dapat dilihat pada Gambar. 1.2

Gambar 1.2. Bentuk orbital s


b. Orbital p
Orbital p berjumlah tiga buah yang terletak di subkulit p. ketiganya mempunyai tingkat
energi yang sama, namun arah ruangnya berbeda. Ketiga orbital tersebut, yaitu Px, Py dan Pz.
Setiap orbital berbentuk seperti balon terpilin yang digambarkan menggunakan koordinat
Cartesius dengan sumbu x, y dan z, seperti pada Gambar 1.3

Py Px

Pz
Gambar 1.3. Bentuk-bentuk orbital p
c. Orbital d
Orbital d berjumlah lima buah, terletak di subkulit d, dan digambarkan dengan empat
buah bola lonjong. Orbital-orbital tersebut, yaitu d xy, dxz, dyz, dx2-dy2 dan dz2. Bentuk-bentuk
orbital d dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4. Bentuk-bentuk Orbital d

A. k. KONFIGURASI ELEKTRON

Konfigurasi elektron menggambarkan penataan/susunan elektron dalam atom. Menurut


asas Aufbau, pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang
tinggi. Elektron mempunyai kecenderungan akan menempati dulu subkulit yang energinya
rendah. Besarnya tingkat energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan kuantum
utama (n) dan bilangan kuantum azimuth ( l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n +
l) lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Jika harga (n + l) sama, maka
orbital yang harga n-nya lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar.
Urutan energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi menurut aturan Aufbau
dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut.
Gambar 1.5 Diagram tingkat energi orbital menurut aturan Aufbau

l. DIAGRAM ORBITAL

Setiap orbital mempunyai ukuran, bentuk, dan arah orientasi ruang yang ditentukan
oleh bilangan kuantum n, l, m, dan s. Orbital-orbital bergabung membentuk suatu subkulit,
kemudian subkulit bergabung membentuk kulit dan tingkat energi.
Untuk memudahkan penentuan nilai bilangan-bilangan kuantum suatu elektron,
Konfigurasi elektron terlebih dahulu diubah menjadi diagram orbital. Ada beberapa aturan
yang harus dipenuhi dalam menggambarkan diagram orbital, diantaranya :
1. Larangan Pauli
Larangan Pauli menyatakan bahwa di dalam satu atom tidak boleh terdapat dua
elektron dengan empat bilangan kuantum yang sama. Dua elektron yang menempati satu
orbital (mempunyai bilangan kuantum utama, azimut, magnetik yang sama), harus
mempunyai spin yang berbeda. Jadi, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin
(arah putaran) yang berlawanan.

Gambar 1.6 : Diagram Pengisian Elektron dan Spin (Arah Putaran) Elektron pada Setiap
Orbital

 Subkulit s (1 orbital) maksimum 2 elektron digambarkan


 Subkulit p (3 orbital) maksimum 6 elektron digambarkan
 Subkulit d (5 orbital) maksimum 10 elektron digambarkan
 Subkulit f (7 orbital) maksimum 14 elektron digambarkan

2. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan
pengisian elektron pada orbital yaitu :
“orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu
elektron arah (spin) yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisi satu
elektron kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah (spin)
berlawanan”
Contoh :
↿⇂
p2 dituliskan ↿ ↿ bukan

↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂
p4 dituliskan bukan

↿⇂ ↿⇂ ↿
d5 dituliskan ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ bukan

↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂
d6 dituliskan bukan

Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat suatu unsur. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom
unsur terisi elektron tepat setengah penuh atau tepat penuh,terutama orbital-orbital d dan\ f (5
elektron atau 10 elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk orbital-
orbital f).
Contoh:

Konfigurasi elektron: 24Cr

24Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 atau disingkat 24Cr : [18Ar] 3d5 4s1
bukan: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
Konfigurasi elektron: 29Cu

29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau disingkat 29Cu : [18Ar] 3d10 4s1

bukan: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9

Konfigurasi elektron: 87Fr

87Fr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s1

atau disingkat 87Fr : [86Rn] 7s1

 Contoh gambar orbital yang mungkin untuk atom karbon dengan 6 elektron

1 ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿
1s 2s 2p
↿⇂ ↿⇂ ⇂ ⇂
1s 2s 2p

3 ↿⇂ ↿ ⇂
1s 2s 2p

4 ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂
1s 2s 2p

5 ↿⇂ ↿⇂ ↿↿

1s 2s 2p
6 ↿⇂ ↿⇂ ⇂⇂
1s 2s 2p
 Konfigurasi 1 dan 2 tidak melanggar larangan Pauli dan tidak melanggar aturan Hund,
disebut dengan konfigurasi elektron keadaan dasar.
 Konfigurasi 3 dan 4 tidak melanggar larangan Pauli, tetapi melanggar aturan Hund,
disebut dengan konfigurasi elektron keadaan tereksitasi.
 Konfigurasi 5 dan 6 melanggar larangan Pauli, disebut dengan konfigurasi elektron
keadaan terlarang.

m. PENENTUAN BILANGAN KUANTUM ELEKTRON


C. Penentuan Bilangan Kuantum

Bilangan kuantum adalah nilai yang menjelaskan kuantitas kekal dalam sistem dinamis.
Bilangan kuantum menggambarkan sifat orbital dan elektron dalam orbital. Ada empat
bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
Azimut (l), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s). Penentuan
bilangan kuantum ini ada beberapa langkah:
Contoh: Na (Z= 11)

1. Menuliskan konfigurasi elektron atom tersebut : 11Na: 1s2 2s2 2p6 3s1
2. Membuat diagram orbital yang ditempati oleh elektron valensi yang akan ditentukan
bilangan kuantumnya.
↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿

1s 2s 2p 3s
3. Menentukan bilangan kuantum elektron valensi.
a. Menentukan bilangan kuantum utama (n) dari elektron valensi, yaitu 3s1. Tingkat
energi pada konfigurasi terakhir adalah 3, maka bilangan kuantum utama (n) = 3
b. Menentukan bilangan kuantum azimuth (l). Pada atom Na, elektron valensinya ada di
subkulit s, maka l = 0
c. Menentukan bilangan kuantum magnetik (m). Pada atom Na, jumlah elektron valensi
hanya 1, maka harga (m) = 0
d. Menentukan bilangan kuantum spin (s) berdasarkan pada orientasi atau arah panah

1
terakhir pengisian orbital. Maka atom Na memiliki nilai bilangan kuantum spin + .
2
Jadi atom Na (Z = 11), elektron valensinya memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 0, m = 0, s
= +½

UJI KOMPETENSI

1. Tentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi dari unsur-unsur berikut ini:
a. 4Be d. 31Ga

b. 7N e. 37Rb

2. Berapakah nilai n dan ℓ untuk elektron yang terletak pada orbital :


a 4s
b 2s
c 3p
3. Tentukan keempat bilangan kuantum elektron terakhir dari
a. Unsur A nomor atom 5
b. Unsur B nomor atom 17
c. Unsur C nomor atom 10

2. 2. SISTEM PERIODIK UNSUR

Sifat materi ditentukan oleh sifat-sifat atomnya. Sifat kimia dan fisika dari beberapa
unsur ada yang mirip dan ada yang sama sekali berbeda. Untuk itulah para ilmuwan berusaha
menemukan keteraturan sifat dari unsur-unsur tersebut. Keteraturan diperlukan untuk
mempelajari unsur-unsur itu sehingga tidak perlu mempelajari satu per satu. Beberapa unsur
yang sifatnya mirip dikelompokkan. Pengelompokan unsur-unsur ini disebut sistem periodik
unsur.

A. SEJARAH PERKEMBANGAN

 Ahli kimia dari Arab dan Persia, mengelompokkan zat-zat berdasarkan sifat
fisis yang mudah dikenali, yaitu sifat logam dan non-logam.

Sifrat-sifat unsur
Sifat-sifat unsur
bukan logam
logam
 Kebanyakan berupa
 Umumnya bersifat
gas dan cair
padat
 Tidak apat
 Dapat diregangkan
diregangkan
(ditempa)
(ditempa)
 Mengkilap
 Tidak Mengkilap
 Penghantar panas
 Bukan Penghantar
dan listrik yang
panas dan listrik
baik
yang baik

 Antoine Lavoisier (1789), mengelompokan zat-zat yang dipercaya sebagai


unsur berdasarkan sifat kimianya menjadi gas, non-logam, logam, dan tanah.
Lavoisier dalam bukunya (1789) mencatat 16 unsur logam dan 7 unsur bukan
logam saat itu.
 John Dalton, mengelompokkan zat-zat yang berupa unsur-unsur (sebanyak 36
unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.
 Jons Jacob Berzellius (1828), berhasil membuat dan mempublikasikan daftar
massa atom unsur-unsur yang akurat.

Pengelompokan unsur-unsur lebih lanjut berdasarkan kenaikan massa atom dan


kemiripan sifat; mulai dari Triad Dobereiner, diikuti hukum Oktaf Newlands, sistem periodik
Mendeleev dan sistem periodik modern (Moseley).

 Triad Dobereiner
Johann W. Dobereiner (1817) adalah orang pertama yang menemukan adanya
hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatifnya. Temuan Dobereiner adalah:

Jika tiga unsur yang sama sifatnya disusun secara berurutan menurut bertambahnya
massa atom relatifnya, maka:
o Massa atom relatif unsur yang kedua merupakan rata-rata massa atom relatif unsur
pertama dan ketiga.
o Sifat lain unsur yang kedua menunjukkan sifat antara yang pertama dan ketiga.
Selanjutnya kelompok tiga unsur ini disebut “triade”.

Tabel Triade Dobereiner


Triade Massa Atom Massa Atom Relatif
Relatif Unsur Kedua
Li 6,940 6,940+39,100
=23,02
2
Na 22,997
Ca 40,08 40,08+137,36
=88,72
2
Sr 87,63
Ba 137,36

Sistem ini kurang efisien karena ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk
dalam satu Triade, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan Triade tersebut. Meskipun
triade Dobereiner ini masih jauh dari sempurna, namun temuan ini mendorong orang untuk
menyusun daftar unsur-unsur lebih lanjut sesuai dengan sifat-sifatnya.

 John Newlands
John Newlands (1865) menemukan hubungan lain antara sifat unsur dengan massa
atom relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya “hukum oktaf”. Ia menyusun unsur-unsur
ke dalam kelompok tujuh unsur dan setiap unsur kedelapan mempunyai sifat yang mirip
dengan unsur pertama, unsur kesembilan mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya.

Tabel 2. Daftar Newlands

H Li Be B C N 07

1 2 3 4 5 6
F Na Mg Al Si P S

8 9 10 11 12 13 14
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe

15 16 17 18 19 20 21

Co dan Ni Cu Zn Y In As Se

22 23 24 25 26 27 28

Br Rb Sr Ce dan La Zr Di dan Mo Ro dan Ru

29 30 31 32 33 34 35

Pd Ag Cd U Sn Sb I

36 37 38 39 40 41 42
Te Cs Ba dan V Ta W Nb Au

43 44 45 46 47 48 49
Pt dan Ir Os Hg Tl Pb Bi Th

50 51 52 53 54 55 56

Simpulan dari Daftar Newlands adalah:

“Sifat-sifat unsur merupakan pengulangan secara oktaf”

Kelemahannya ialah:

 Tidak memperhitungkan letak unsur-unsur yang belum ditemukan.


 Terdapat banyak pasangan unsur yang terpaksa ditempatkan pada satu posisi
daftar.
 Mendeleyev
Di Rusia Mendeleyev (1869) juga menyusun satu daftar seperti yang dilakukan
Meyer yang terdiri dari 65 unsur yang telah dikenal pada masa itu. Selain dari sifat
fisika, ia menggunakan sifat-sifat kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatif.
Mendeleyev mengungkapkan suatu hukum periodik yang berbunyi:
“Sifat unsur-unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya”

Tabel Sistem Periodik Mendeleyev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas
golongan (lajur tegak) dan periode (deret mendatar).

Kelebihan Tabel Periodik Mendeleyev dalam memahami sifat unsur ialah:

 Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur.
 Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi
tempat kosong dalam daftar.
 Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur unsur gas mulia.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:

 Panjang periode tidak sama.


 Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, dan Pd), dan triade
platina (Os, Ir, dan Pt) dimasukkan ke dalam golongan VIII.
 Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak teratur
(antara –1 dan +4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang belum
ditemukan.
Tabel 3. Sistem Periodik Mendeleyev
Periode Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol
I II III IV V VI VII VIII
1 H1

2 Li 7 Be 9,4 B 11 C 12 N 14 O 16 F 19

3 Na 23 Mg 24 Al 27,3 Si 28 P 31 S 32 Cl 35,5

4 K 39 Ca 40 ? 45 Tc 50 V 51 Cr 52 Mn 55 Fe 56
Co 59
Cu Zn 65,2 ? 68 ? 70 As 75 Se Br 80 Ni 59

63,4 79,4
5 Rb Sr 87,6 Y (60) Zr 90 Nb 94 Mo 96 ? 100 Ru 104,4
Rh 104,4
85,4
Pd 106,6
Ag Cd 112 In Sn 118 Sb 122 Te 128 I 127

108 (75,6)
6 Cs Ba 137 ? La 180 Ta 182 W 186 Re … Os 199

133 Ir 198
Au Hg 200 Tl 204 Pb 207 Bi 210

197

Secara umum, penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom (Z) dapat
mengatasi kelemahan penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Ini
menjadi dasar pengelompokan unsur-unsur dalam sistem periodik modern.

 Sistem Periodik Modern


Tabel periodik Mendeleev disebut tabel periodik bentuk pendek. Tabel tersebut kemudian
disempurnakan oleh Moseley. Dari hasil percobaan tentang sinar X menunjukkan bahwa
panjang gelombang sinar X tergantung pada jumlah proton suatu unsure. Henry Moseley
berasumsi bahwa sifat-sifat unsure tidak tergantung pada massa atom melainkan nomor
atomnya disebut tabel periodik panjang atau modern.

Akhirnya Moseley mengemukakan hokum periodic sebagai berikut:

“ sifat fisis dan kimia suatu unsure merupakan fungsi periodic dari nomor atomnya.”

Berdasarkan hokum ini Moseley mengelompokkan unsure-unsur berdasarkan persamaan sifat


fisis dan sifat kimia unsure serta kenaikan nomor atom.

System periodic modern terdiri dari dua lajur, yaitu lajur vertical dan lajur horizontal. Lajur
vertical menyatakan golongan unsure sedangkan lajur horizontal menyatakan periode unsure.
Dalam satu periode, unsure disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Dalam satu
golongan, unsure disusun berdasarkan kemiripan sifat.
UJI KOMPETENSI

1. Apa tujuan dikembangkannya pengelompokan unsur-unsur mulai dari Triade Dobereiner


sampai dalam bentuk sistem periodik modern yang di kenal sampai sekarang

2. Apakah dasar penusunan sistem pengelompokan unsur triade dobereiner dan sistem oktaf
newlands

3. Mengapa mendeleev memberikan tempat kosong pada beberapa tempat dalam sistem periodik
yang disusunnya

B. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DAN DIAGRAM ORBITAL DENGAN


LETAK UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK UNSUR

Periode dalam sistem periodik menyatakan banyak kulit atom yang dimiliki oleh unsur
yang bersangkutan. (Lajur Horizontal) Golongan dalam sistem periodik menyatakan jumlah
electron yang terdapat pada kulit terluar (Lajur Vertikal). Unsur-unsur yang mempunyai
jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada periode yang sama.
Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai elektron valensi (elektron kulit
terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka unsur-unsur tersebut terletak pada
golongan yang sama.
Penentuan letak suatu golongan suatu unsur ditunjukan oleh orbital terakhir pada pengisian
elektron pada konfigurasi elektronnya.
- Jika konfigurasi elektron diakhiri pada orbital s dan p maka unsur tersebut termasuk
golongan utama
- Jika konfigurasi elektron diakhiri pada orbital s dan d, maka unsur tersebut terlatak
pada golongan transisi
- Jika konfigurasi elektron diakhiri pada orbital s dan f, maka unsur tersebut terlatak
pada golongan transisi dalam (lantanida dan aktinida)
Urutan-urutan unsur dalam sistem periodik sesuai dengan konfigurasi elektron menurut
aturan Aufbau. Oleh karena itu, dengan mengetahui nomor atom atau susunan elektron suatu
unsur, kita akan dapat menentukan letak unsur itu dalam sistem periodik.
Bilangan kuantum utama untuk orbital s dan p sama dengan nomor periodenya sehingga
dapat ditulis sebagian ns dan np, untuk orbital d nomor periodenya adalah kurang satu atau (n
– 1)d sedangkan untuk orbital f adalah (n – 2)f.

Hal ini berarti bahwa:


1. Apabila elektron terakhir suatu unsur mengisi orbital 4s atau 4p, maka unsur itu
terletak pada periode 4.
2. Apabila elektron terakhir dari suatu unsur mengisi orbital 4d, berarti unsur itu terletak
pada periode 5.
3. Apabila elektron terakhir dari suatu unsur mengisi orbital 4f, berarti unsur itu terletak
pada periode 6.

Tabel 4. Hubungan antar konfigurasi elektron dan letak unsur pada sistem periodik unsur
Konfigurasi Letak Unsur Pada Tabel Periodik Unsur
Golongan Periode
Elektron Valensi
ns1 IA n
ns2 IIA n
ns2 np1 IIIA n
ns2 np2 IVA n
ns2 np4 VIA n
ns2 np5 VIIA n
ns2 np6 VIIIA n
ns2 (n-1) d1 IIIB n
ns2 (n-1) d2 IVB n
ns2 (n-1) d3 VB n
ns1 (n-1) d5 VIB n
ns2 (n-1) d5 VIIB n
ns2 (n-1) d6 VIIIB n
ns2 (n-1) d7 VIIIB n
ns2 (n-1) d8 VIIIB n
ns1 (n-1) d10 IB n

Pembagian Unsur menurut blok s, p, d, dan f

UJI KOMPETENSI

1. Tanpa melihat daftar sistem periodik unsur, Tentukan letak unsur-unsur berikut

a. 13A c. 8R

b. 35B d. 53X
C. SIFAT-SIFAT SISTEM PERIODIK
2. Unsur 8A terletak dalam 1 golongan unsur D. Jika unsur D di bawah unsur A, tentukan nomor
atomUNSUR
unsur D dan konfigurasi elektronnya
A. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak antara pusat inti atom ke elektron pada lintasan terluar.

Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada jumlah tingkat energi (kulit elektron)
dan muatan inti atom. Makin banyak jumlah tingkat energi elektron maka jari-jari atom
semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama banyak maka yang berpengaruh
terhadap panjangnya jari-jari atom ialah muatan inti. Semakin banyak muatan inti atom,
makin besar gaya tarik inti atom terhadap elektronnya sehingga elektron lebih dekat ke
inti. Jadi, semakin banyak muatan inti, maka semakin pendek jari-jari atomnya.

Perhatikan gambar di samping!


Gaya tarik2
Gaya tolak
Sebagaimana atom yang telah digambarkan di

Elektron↿⇂
awal:
Inti Atom

Gambar 4 Gaya Tarik dan Gaya Tolak dalam Atom


Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif,
sehingga terdapat gaya tarik antara inti yang bermuatan positif dan elektron yang
bermuatan negatif dan gaya tolak antara elektron yang bermuatan negative dan elektron
lain yang juga bermuatan negatif. Muatan Inti Efektif (Zeff) adalah kekuatan muatan inti
atom untuk menarik elektron, khususnya terhadap elektron terluar.

Tabel 5. Data jari-jari atom


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah besar dari atas ke
bawah
Mengapa demikian?
Dalam satu golongan :
Unsur Konfigurasi elektron Jumlah proton Bilangan kuantum utamaJari-jari atom
(n) terbesar = (Å)
tingkat energi
1
H 1s 2 1 0,25
Li 1s2 2s1 3 2 1,55

Na
11 1s2 2s2 2p6 3s1 11 3 1,90

K
19 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 19 4 2,35

Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsurnya mempunyai jumlah proton yang bertambah
namun jumlah kulitnya juga bertambah. Pertambahan kulit atom menyebabkan jarak antara
inti atom dengan elektron terluar makin jauh meskipun muatan inti nya bertambah, sehingga
jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah cenderung semakin besar
Unsur Konfigurasi elektron Jumlah Bilangan kuantum Jari-jari atom (Å)
proton utama (n) terbesar
= tingkat energi
2 1
Li 1s 2s 3 2 1,55
2 2
Be 1s 2s 4 2 1,12
B 1s2 2s2 2p1 5 2 0,98

C 1s2 2s2 2p2 6 2 0,77

Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah berarti
mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak unsur jumlah
elektron yang dimiliki semakin banyak, demikian pula dengan jumlah muatan inti yang
dimiliki makin banyak. Hal ini menyebabkan gaya tarik inti ke elektron terluar makin kuat.
Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur
yang seperiode, jari-jari atom semakin ke kanan cenderung makin kecil.

B. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi minimum yang diperlukan atom dalam bentuk gas untuk
melepaskan satu electron valensi. Jika elektron valensi lebih dari satu maka potensial energi
pertama lebih kecil daripada yang lainnya. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan
kJ/mol.

Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh besarnya nomor atom dan ukuran jari-jari atom.
Makin besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal
itu berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas, sehingga energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron terluar makin kecil.

Tabel 6. Data energi ionisasi (Kj/mol)


Tabel 7. Kecenderungan energi ionisasi:
Unsur Konfigurasi elektron Jari-jari atom Energi Ionisasi
(Å) (kJ)

1H 1s1 0,25 1312


3Li 1s2 2s1 1,55 520
11Na 1s2 2s2 2p6 3s1 1,90 96

19 K 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 2,35 419

a. Dalam satu golongan energi ionisasi dari atas ke bawah cenderung makin kecil, karena
jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti bertambah
tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah karena jari-jari makin
panjang. Akibatnya energi ionisasi makin berkurang.

Unsur Jumlah Konfigurasi Jari-jari atom Energi


proton elektron (Å) Ionisasi
(kJ mol-1)
3Li 3 1s2 2s1 1,55 520
5B 5 1s2 2s2 2p1 1,12 801
7N 7 1s2 2s2 2p3 0,75 1402
9F 9 1s2 2s2 2p5 0,72 1681
10 Ne 10 1s2 2s2 2p6 0,69 2081

b. Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan cenderung makin besar.
Bertambahnya jumlah muatan positif dalam inti dan jumlah kulit tetap menyebabkan
gaya tarik inti makin kuat. Selain itu jari-jarinya dari kiri ke kanan semakin kecil,
sehingga pengaruh gaya tarik inti terhadap elektron valensi semakin besar, akibatnya
energi ionisasi makin bertambah.

C. Afinitas Elektron

Afinitas Elektron adalah energi yang dibebaskan atau diserap oleh atom netral dalam
bentuk gas apabila menerima sebuah electron untuk membentuk ion negative.
Cl (g) + e- Cl- (g) + energi

F (g) + e- F- (g) + energi

Nilai afinitas elektron umumnya sejalan dengan jari-jari atom, makin kecil jari-jari
atom, nilai afinitas elektron makin tinggi, sebaliknya makin besar jari-jari atom, nilai afinitas
elektron makin kecil.
Afinitas elektron dapat berharga positif atau negatif, berbeda halnya dengan energi
ionisasi. Jika satu elektron ditambahkan pada satu atom yang stabil dan sejunlah energi
diserap maka afinitas elektronnya berharga positif. Jika dilepaskan energi, afinitas
elektronnya berharga negatif. Jika harga afinitas elektron makin negatif, berarti afinitas
elektron semakin besar. Perhatikan tabel afinitas elektron berikut ini!

Dari Tabel disamping diperoleh


gambaran bahwa unsur-unsur yang terdapat
pada golongan VIIA mempunyai afinitas
elektron yang paling besar, sebab
dibandingkan dengan unsur seperiodenya
unsur F, Cl, Br, dan I paling mudah
menangkap elektron, karena jari-jarinya
paling kecil. Pada Tabel disamping tidak
terdapat harga afinitas elektron untuk
golongan IIA dan VIIIA. Hal ini
disebabkan unsur golongan IIA subkulit
terluarnya telah penuh terisi elektron, sedangkan golongan VIIIA kulit terluarnya sudah
penuh sehingga tidak dapat lagi menerima elektron.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :

 Dalam satu periode dari kiri ke kanan


afinitas elektron cenderung makin besar
karena daya tarik inti terhadap electron
terluar makin kuat.
 Dalam satu golongan dari atas ke bawah
afinitas elektron cenderung makin kecil
karena jari-jari atom bertambah
menyebabkan daya tarik inti terhadap
electron terluar makin kecil.

D. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan satu atom untuk menarik electron


dari atom yang lain. Skala keelektonegatifan yang dipakai sampai sekarang adalah yang
dikembangkan oleh Pauling sebab lebih lengkap dibandingkan skala keelektronegatifan yang
lain. Pauling memberikan skala kelektronegatifan 4 untuk unsur florin yang memiliki skala
kelektronegatifan terbesar, sedangkan unsur-unsur lainnya di bawah nilai Perhatikan tabel
skala keelektonegatifan berikut ini!
Dari tabel di samping dapat
dilihat flour memiliki skala
keelektonegatifan terbesar
yaitu 4 yang berada di ujung
kanan paling atas, artinya flour
paling mudah menarik elektron
dari atom lain. Adapun unsur
Fransium (berada di kiri paling
bawah) memiliki skala keelektronegatifan paling rendah yaitu 0,7
merupakan unsur yang sangat sukar menarik elektron atau lebih mudah melepaskan
elektronnya. Untuk pemahaman lebih lanjut amatilah grafik dan tabel di bawah ini.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
 Dalam satu periode dari kiri ke kanan harga keelektronegatifan cenderung semakin
besar karena jari-jari atom makin kecil.
 Dalam satu golongan dari atas ke bawah harga keelektronegatifan cenderung semakin
kecilgambar
1. Perhatikan karena jari-jari
di bawahatom
ini! makin besar.

UJI PEMAHAMAN
Berdasarkan gambar di atas, apa yang dapat kalian simpulkan tentang kecenderungan jari jari
atom?
a. Dalam satu periode
…………………………………………………………………….................….
b. Dalam satu golongan
……………………………………………………………………….............
2. Perhatikan gambar berikut!

a. Bagaimana kecenderungan energi ionisasi dalam satu periode dan golongan ? Mengapa ?
b. Bagaimana kaitan antara kecenderungan jari-jari atom dengan energi ionisasi ? Mengapa
3. Perhatikan gambar!

DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan gambar di atas,apa yang dimaksud dengan afinitas elektron ?

4. Bagaimana kecenderungan afinitas elektron dalam satu periode dan golongan ? Mengapa ?
Brady, J.E. 2012. Chemistry: The Molecular Nature of Matter, 6th Edition
5.Chang,
Bagaimana kaitan2011.
Raymond. antaraGeneral
kecenderungan jari-jari
Chemistry: atom dengan
The Essential afinitas6thelektron?Mengapa?
Concepts, . Edition. New
York : McGraw-Hill
Ningsih, S.R. et al. 2013. Kimia SMA/MA Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara
Utami, Budi, et al. 2009. Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA kelas X.Jakarta : Erlangga
Principle of General Chemistry 6th Edition. New York: McGraw-Hill
Silberberg, M.S. 2007.
Higher

Anda mungkin juga menyukai