Oleh Kelompok 5
Pemilihan produk adalah elemen kunci dari siklus logistik, karena terkait secara
langsung pada pelayanan pelanggan dengan mendefinisikan produk apa yang diperoleh
dan digunakan dalam sistem kesehatan dan rangkaian produk yang dapat diterima
pelanggan/masyarakat (lihat gambar diatas). Membatasi variasi produk yang digunakan
dan tersedia di fasilitas sektor publik dapat membuat rantai pasokan lebih mudah
dikelola. Dengan daftar produk yang ditentukan, staf di gudang pusat dapat menjadi
lebih akrab dengan produk, dapat memastikan bahwa mereka memenuhi kebutuhan
program, dan dapat memantau dan memelihara tingkat stok semua produk dari sistem.
Secara umum, saat membuat daftar produk, yang terbaik adalah menjaga jumlah
unit penyimpanan stok (SKU) sesedikit mungkin, sambil memberikan tingkat layanan
yang dapat diterima. Lebih sedikit produk meningkatkan ketangkasan, pengelolaan, dan
efisiensi rantai pasokan. Artinya, lebih sedikit item untuk disimpan, didistribusikan,
dan dilacak. Berurusan dengan lebih sedikit pilihan juga lebih mudah bagi penyedia
layanan kesehatan. Ini berarti mereka memiliki lebih sedikit produk untuk dipelajari
dan memiliki lebih banyak pengalaman dengan produk yang mereka gunakan. Proses
pemilihan produk berdasarkan kebijakan dan pedoman lokal. Produk dipilih dari atau
menjadi bagian dari daftar obat esensial nasional (EML) dan didasarkan pada pedoman
pengobatan standar (STG); produk harus terdaftar untuk digunakan secara keseluruhan
di dalam negeri.
1.1.4 Standarisasi
Pedoman pengobatan standar (STG) adalah protokol pengobatan yang
disarankan untuk pengobatan yang paling optimal dari masalah klinis tertentu, dalam
pengaturan tertentu, berdasarkan konsensus oleh para ahli. Perawatan untuk masalah
klinis tertentu dipilih berdasarkan penyakit umum di daerah tersebut; mereka dapat
bervariasi berdasarkan tingkat fasilitas perawatan. Produk yang dipilih untuk tersedia di
fasilitas tertentu, atau tingkat fasilitas, harus didasarkan pada STG. Mengikuti STG
memiliki manfaat manajemen rantai pasokan yang signifikan. Jika praktisi kesehatan
mematuhi protokol pengobatan yang disarankan, rangkaian produk yang lebih kecil
perlu tersedia di setiap fasilitas; dan, seperti yang dinyatakan sebelumnya, lebih sedikit
SKU lebih mudah dikelola.
STG dikembangkan berdasarkan pengobatan yang paling efektif dan hemat
biaya. Jika penyedia perawatan meresepkan produk yang sama untuk kondisi yang
sama, permintaan produk lebih dapat diprediksi, memfasilitasi perkiraan yang lebih
akurat. Aktivitas utama untuk mempersiapkan rantai pasokan untuk memperkenalkan
produk baru, atau perubahan dalam pedoman perawatan, sebagai berikut :
● persetujuan pemerintah dan pendaftaran produk baru
● menyebarkan pedoman baru dan pelatihan penyedia dalam meresepkan dan
mengeluarkan rejimen dan produk pengobatan baru
● memastikan kondisi dan ruang penyimpanan yang sesuai untuk mengakomodasi
produk baru dalam penyimpanan dan pengangkutan
● rencana transisi untuk penggantian dan / atau penghentian produk untuk
memfasilitasi penggunaan stok yang ada sebelum kadaluwarsa
● menggabungkan produk baru dan rejimen pengobatan ke dalam formulir LMIS
yang ada
● memperbarui kuantitas untuk mencerminkan perubahan yang diharapkan dalam
konsumsi produk dan tingkat stok
● menyesuaikan waktu pengadaan dan jadwal pengiriman pemasok untuk
memastikan pasokan yang berkelanjutan
● menghitung ulang kebutuhan pendanaan dan memobilisasi dana tambahan, jika
diperlukan.
3 FASE 10 ELEMEN
Spesifikasi
Memilih pemasok/supplier
Kontrak
Pengiriman barang
3. Kinerja
a. Pemantauan kontrak kinerja
Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa kontrak yang dibuat sudah
dipatuhi dan pasokan telah diterima sesuai yang diajukan. Tahap ini memantau kinerja
dari pemasok. Pemantauan sistem kontrak dilakukan untuk memastikan spesifikasi
teknis dan persyaratan kontrak dipatuhi, sehingga memungkinkan pembeli untuk
mengidentifikasi masalah yang mungkin ada serta melakukan evaluasi terhadap
pemasok sebagai pertimbangan saat membuat kontrak di masa depan. Secara umum hal
yang perlu diperhatikan pada tahap ini antara lain Dokumen pengadaan dan indikator
kinerja utama, Prosedur untuk mengatasi masalah atau perselisihan, Rencana kepatuhan
sebelum pengiriman, Prosedur untuk memantau transportasi pengiriman.
Menentukan sistem pemantauan kinerja kontrak dan menerapkannya sejak awal
proses kontrak bertujuan untuk memastikan bahwa masalah telah diidentifikasi dan
diselesaikan lebih awal, sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Hal ini juga
berlaku saat ada masalah pada bagian produksi. Pengambilan sampel pra pengiriman,
inspeksi, dan pengujian adalah contoh metode pemantauan kepatuhan pemasok. Cara
ini biasanya dianggap sebagai peluang yang baik untuk memastikan kepatuhan dan
kualitas produk sebelum produk dikirimkan oleh pemasok.
Tinjauan dokumen sebelum pengiriman, inspeksi visual produk, dan pengujian
laboratorium atau fisik produk merupakan tiga tingkat dasar kepatuhan sebelum
pengiriman. Tingkat kepatuhan pengiriman barang yang dipilih dapat bervariasi
berdasarkan produk atau pemasok. Pemasok yang memiliki reputasi bagus dengan
memberikan produk berkualitas, tingkat ini dapat berkurang, namun untuk memastikan
konsistensi kualitas dari waktu ke waktu, pembeli tetap harus melakukan pemeriksaan
acak dari berbagai tingkatan.
Transportasi dan pengaturan pengiriman kiriman juga penting untuk dipantau
dengan tujuan memastikan barang tiba tepat waktu dan dalam kondisi baik. Hal yang
diperiksa pada tahap ini yaitu pengemasan yang tepatm kepatuhan terhadap instruksi
pengiriman, kepatuhan terhadap jadwal pengiriman serta kepatuhan terhadap suhu, atau
persyaratan pengiriman khusus lainnya.
b. Pengiriman
Langkah terakhir dalam proses pengadaan adalah memastikan pengiriman dan
penerimaan barang sesuai kebutuhan tujuan. Pada pengiriman internasional, kegiatan
ini terdiri dari pengiriman barang dari pemasok gudang, melalui pintu masuk, izin
melalui bea cukai, tanda terima dan inspeksi di tempat pengiriman yang ditentukan
serta penyelesaian asuransi atau klaim kerusakan. Dokumen yang tidak lengkap atau
tidak benar dapat menyebabkan keterlambatan yang menyebabkan tambahan biaya
kepada pembeli. Persyaratan bea cukai harus diklarifikasi oleh agen nasional serta
disampaikan kepada pemasok sebelum pengiriman dikirim, sehingga semua dokumen
dapat diberikan kepada pembeli dalam waktu yang wajar.
Ketika barang dikirim ke tempat tujuan, gudang harus secara resmi menerima
pengiriman dengan mengkonfirmasi penerimaan dokumen sudah benar, termasuk
faktur komersial, daftar pengepakan dan dokumentasi lain yang diperlukan. Petugas
gudang harus memeriksa pengiriman untuk memastikan bahwa produk yang dikirim
sudah benar, dalam jumlah yang benar, dalam kondisi baik (tanpa kerusakan) dan
dalam kemasan dan label yang benar. Produk dapat diterima di gudang dan
ditambahkan ke inventaris yang dapat digunakan setelah inspeksi setelah tanpa ada
masalah. Proses dapat dianggap telah selesai, saat kontrak telah terpenuhi dan
pembayaran dilakukan.
1.2.2 Studi Kasus Proses Pengadaan Komoditas Kesehatan
Dengan demikian, beberapa anggota ULP dan LPSE merasa bahwa fungsinya
hanya terbatas untuk mengakomodasi proyek-proyek yang dilaksanakan oleh unit
pemerintah daerah. Pada titik ini, mereka menganggap bahwa LPSE bertindak hanya
sebagai media publikasi dalam pengadaan dan ULP adalah instrumen unit pemerintah
daerah untuk memvalidasi pemenang barang dan layanan pemerintah yang ditender.
Kurangnya komitmen staf untuk menerapkan e-procurement dapat menghalangi
reformasi pengadaan yang bertujuan menciptakan transparansi penyediaan barang dan
jasa pemerintah. Transparansi tidak akan terwujud jika lembaga pemerintah di semua
tingkat pemerintahan tidak menerbitkan Rencana Umum Pengadaan (Procurement
General Plan / RUP) dan menginformasikan pengadaan di situs masing-masing dan
Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE. ( Siahaan 2014 :25)
1.3.1 KEBIJAKAN
1.3.2 Infrastruktur
Hambatan atau tantangan teknis adalah hal-hal yang terjadi akibat kesalahan
teknis yang diluar dari perkiraan implementornya. Adapun hambatan dan tantangan
tersebut dikarenakan permasalahan teknis, seperti listrik yang tiba-tiba padam
sehingga mengakibatkan kecepatan koneksi atau jaringan internet menurun dan
akhirnya bisa mengakibatkan server tiba-tiba down. Proses e-purchase yang
menggunakan e-catalogue juga mengalami hambatan.
Tantangan atau hambatan individual adalah sesuatu yang harus dihadapi dan
hanya bisa diselesaikan melaui diri pribadi implementornya. Adapun tantangan atau
hambatan individual pada implementasi eprocurement dalam pengadaan barang/ jasa
pemerintah di Dinas Kesehatan adalah setiap implementor dituntut lebih cepat, tepat,
profesional dan tidak main-main, karena e-procurement diakses tidak dalam regional
setempat saja.
Pengaduan terjadi apabila pihak penyedia barang/ jasa yang kalah dalam proses
pelelangan tidak menerima hasil yang diputuskan oleh Pokja sehingga penyedia
barang/jasa tersebut melaporkan kepada APIP. Pada proses pengaduan ini, terdapat
tantangan yang tidak terduga yang sering dialami oleh implementor implementasi
eprocurement dalam pengadaan barang/ jasa pemerintah. Adapun tantangannya
adalah ketika adanya sanggahan dari pihak penyedia yang kalah dalam proses
pelelangan, dimana para Kelompok kerja (Pokja) dituduh bersengkongkol dengan
penyedia yang menang sehingga muncul ancaman-ancaman yang ditujukan kepada
implementor.
Hambatan besar yang harus dilalui oleh implementor adalah ketika terdapat
panggilan dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) mengenai pengaduan dari
penyedia yang kalah dalam pelelangan sehingga waktu kerja implementor berkurang.
Selain dirugikan dalam waktu, seringkali implementor juga terganggu secara psikis
atau pikiran. Berdasarkan hasil penelitian, implementor menganggap tantangan secara
teknis tidak cukup memberatkan karena bisa diatasi dengan cara meningkatkan
kapasitas dan kompetensi mereka selaku implementor e-procurement, sedangkan
tantangan yang berasal dari individu lain sangat sulit diatasi karena bersifat dinamis
dan muncul secara tidak terduga (Wawancara dengan Bpk Syahrial 5 April 2018 dan
Bpk Dirgo 17 Januari 2018).
Bab ini berfokus pada data penting yang dibutuhkan untuk manajemen logistik.
karena data ini digunakan untuk membuat keputusan yang tepat yang akan
meningkatkan layanan pelanggan, Padahal kualitas data merupakan salah satu dari
enam hak atas data LMIS. Meskipun kualitas data sering kali menjadi tantangan, ada
beberapa langkah khusus yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas data LMIS:
● Pelaporan data: Data harus dilaporkan secara teratur dan manajer logistik harus
meninjau laporan tersebut untuk memverifikasi kualitas data. laporan umpan
balik dan insentif dapat digunakan untuk memotivasi tingkat yang lebih rendah
untuk menyerahkan laporan yang lengkap dan bebas dari kesalahan.
Menghubungkan pelaporan dengan pemesanan juga mendorong pelaporan tepat
waktu.
Nibong, C. Kolibu, F. & Mandagi, C. (2017). Analisis Perencanaan Dan Pengadaan Obat di
Puskesmas Sario Kota Manado. KESMAS, 6(3).
USAID Deliver Project. (2011). The Logistics Handbook: A Practical Guide for the Supply Chain
Management of Health Commodities. USA
Felix Jonathan Sitompul. (2017). Implementasi Electronic Procurement Dalam Mewujudkan
Transparansi Pelayanan Publik Pada Dinas Kesehatan Kota Medan. Universitas Sumatera
Utara.