Asuransi kesehatan dijelaskan oleh Athern (1960) secara komprehensif sebagai suatu instrumen sosial yang menggabungkan resiko individu menjadi resiko kelompok dan menggunakan dana yang dikumpulkan oleh kelompok tersebut untuk membayar kerugian yang diderita. Essensi asuransi adalah suatu instrumen sosial yang melakukan kegiatan pengumpulan dana secara sukarela, mencakup kelompok resiko dan setiap individu atau bahan yang menjadi anggotanya mengalihkan resikonya kepada seluruh kelompok[ CITATION Ily06 \l 1033 ]. Black dan Skipper (1994) menjelaskan dua komponen penting pada asuransi kesehatan, yaitu transfer risiko dari individu kepada kelompok dan berbagai kerugian (Sharing of losses) diantara anggota kelompok [ CITATION Ily06 \l 1033 ]. Asosiasi Asuransi Kesehatan Amerika (Health Association of America/HIAA) mendefinisikan asuransi kesehatan sebagai sebuah paket dari manajemen risiko yang mengandung unsur transfer risiko dengan membayar premi atau iuran untuk berbagi risiko dan pembayaran kerugian atau paket pelayanan oleh asuradur [ CITATION Ily06 \l 1033 ]. Indonesia melalui UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang asuransi menjelaskan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
2. Prinsip dan Mekanisme Asuransi Kesehatan
Prinsip Asuransi Kesehatan Asuransi kesehatan merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan konsep risiko. Masyarakat bersama-sama menjadi anggota asuransi kesehatan dengan dasar bahwa keadaan sakit merupakan suatu kondisi yang mungkin terjadi dimasa mendatang sebagai suatu risiko kehidupan. Sehingga dalam hal ini orang yang jelas sakit tidak dapat membeli asuransi kesehatan komersial. Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko sakit secara bersama-sama ditanggung oleh peserta dengan membayar premi ke suatu perusahaan. Dengan kata lain, fungsi asuransi adalah (1). Mentransfer risiko dari satu individu ke suatu kelompok dan (2). Membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang adil oleh seluruh anggota kelompok. Usaha asuransi kesehatan harus berdasarkan pada manajemen risiko yang mempunyai proses sebagai berikut : menentukan tujuan, identifikasi risiko, evaluasi risiko, mencari penanganan risiko, melaksanakan usaha pengurangan risiko dan melakukan evaluasi. Dengan manajemen risiko ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila anggota suatu sistem asuransi kesehatan sebagian besar anggotanya mempunyai risiko besar, maka premi yang harus dibayar oleh para anggota menjadi besar. Mekanisme Asuransi Kesehatan Prinsip dasar penyelenggaraan asuransi kesehatan mirip dengan prinsip gotong royong, tetapi dengan besaran (nominal) dan pertanggungan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dasar mekanisme asuransi kesehatan adalah the law of the large number. Suatu kejadian yang tidak pasti (uncertain) pada tingkat individu (perorangan) atau rumah tangga akan menjadi hampir pasti pada tingkat populasi yang besar. Pada awal perkembangannya, bentuk modern asuransi kesehatan berupa transfer resiko dengan pertanggungan penggantian biaya (reimbursement). Bentuk-bentuk Asuransi Kesehatan Asuransi kesehatan tradisional dengan sistem reimbursement yang menggunakan pola hubungan Bipartit. Pola ini merupakan hubungan dua arah antara peserta dengan pihak penyelenggara asuransi kesehatan sebagai penanggung resiko. Asuransi kesehatan dengan bentuk managed care dengan sistem pelayanan kesehatan oleh jaringan PPK (pemberi pelayanan kesehatan). Asuransi kesehatan managed care menggunakan pola tripartit, yaitu hubungan tiga pihak antara peerta, perusahaan/ penyelenggara asuransi serta PPK yang telah dikontrak oleh pihak asuransi untuk memberikan pelayanan kepada peserta.
3. Perbedaan Asuransi Kesehatan Tradisional dan Managed Care
HIAA pada buku Managed Care part A (1997) menjelaskan perbedaan asuransi tradisional dengan managed care [ CITATION Ily06 \l 1033 ], yaitu : Asuransi Tradisional Asuansi Managed Care Bebas memilih dokter atau provider/ Peserta harus berobat melalui health PPK provider/ PPK yang telah ditentukan Fee for service dengan reimbursement Pembayaran ke provider berdasarkan prospective payment system (kapitasi) dan atau negotiated discount rate yang telah disetujui Tidak ada integrasi/kesatuan fungsi Ada kesatuan/integrasi antara fungsi keungan/pembiayaan dan pelayanan keuangan dan pelayanan kesehatan kesehatan Pihak asuransi menanggung semua resiko Adanya risksharing antara health provider dan insurer Tidak ada interest dan tidak concerned Aktif memantau kualitas dan kelayakan untuk melaksanakan pemantauan pelayanan kesehatan Relatif lebih sulit karena ada unsur out of Relatif lebih mudah memasarkan pocket money untuk mendapatkan terutama bagi segmen pasar pelayanan kesehatan perdagangan menengah kebawah karena tanpa atau sedikit out of pocket money Relatif lebih cepat persiapannya dan Pelaksanaan dan pengelolaan lebih sulit lebih mudah pelaksanaannya dan memerlukan waktu persiapan yang lebih lama untuk memulai program Managed Care Pengaturan reasuransi lebih mudah Pengaturan reasuransi Managed Care karena sebagian besar asuradur telah relatif lebih sulit karena belum semua melaksanakannya reasuradur familiar dengan produk ini 4. Pelayanan Kesehatan dan Model Utilisasi Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) merupakan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ciri utama pelayanan kesehatan : a. Uncertainty b. Asymetry of information c. Externality Model-model Utilisasi Pelayanan Kesehatan
NHS di Inggris sepenuhnya didanai oleh pemerintah melalui pajak, sedangkan AKN di Indonesia sebagian didanai dari kontribusi wajib tenaga kerja dan pemberi kerja