TINJAUAN PUSTAKA
operasional.
2. Pemakai jasa pelayanan yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapat
bagaimana memanfaatkan tarif tersebut secara efektif dan efisien baik ditinjau
dari aspek ekonomi maupun sosial dengan tujuan dapat dinikmati oleh seluruh
Sistem pembiyaan yang tepat untuk suatu negara adalah sistem yang
akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan
Cakupan semesta mengandung dua elemen inti: (1) Akses pelayanan kesehatan
yang adil dan bermutu bagi setiap warga; dan (2) Perlindungan risiko finansial
dengan tujuan utama lebih ke arah peningkatan kesehatan dan pencegahan (aspek
pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berasal dari pajak (umum dan
penjualan), deficit financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi sosial. Sedang
swasta, sumbangan sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help.
kesehatan yang sudah diterima. Aspek positif metode ini, pasien menjadi
Aspek negatifnya adalah pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk
membayar tarif kesehatan yang mahal dan tak terduga pada saat sakit,
2. Pajak (Taxation)
3. Asuransi (Insurance).
Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris yaitu insurance, dengan akar kata
keadaan kantongnya. Dalam hal ini ada pihak yang menjamin atau menanggung
wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko
sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya. Prinsip
a. Kegotongroyongan antara yang kaya dan miskin, yang sakit dan sehat,
d. Bersifat nirlaba
Asuransi yang bersifat wajib dan sekarela. Sifat kepesertaan ini terkait dengan
kewajiban membayar premi yang bersifat wajib atau sukarela. Sistem asuransi
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai
lainnya. Manfaat jaminan kesehatan ini diberikan kepada fasilitas kesehatan milik
pemerintah atau swasta yang menjalin kerja sama dengan Badan Penyelenggara
prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).
Peserta
Premi Pelayanan
Imbal Jasa
Dari ilustrasi diatas dapat dilihat ada dua elemen utama terselenggaranya
asuransi yaitu ada pembayaran premi/iuran dan manfaat pelayanan. Kedua elemen
yang mengikat peserta dan asuradur. Peserta membayar premi kepada badan
asuransi yang bekerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan, dengan premi
Pada hakikatnya dalam asuransi, secara umum, para pihak memiliki hak dan
finansial yang dihadapi peserta ketika jatuh sakit untuk membeli pelayanan
kesehatan. Keadaan sakit merupakan sesuatu yang tidak pasti (uncertainty), tidak
teratur dan mungkin jarang terjadi. Tetapi bila peristiwa tersebut benar-benar
terjadi, implikasi tarif pengobatan dapat demikian besar dan membebani ekonomi
rumah tangga. Kejadian sakit yang mengakibatkan bencana ekonomi bagi pasien
dimulai dengan asuransi sosial dalam bidang kecelakaan dan penyakit akibat
namun situasi keamaan negeri pasca kemerdekaan yang belum stabi, maka upaya
dengan seluruh anggota keluargannya dan lebih dikenal dengan nama Asuransi
lebih baik , pada tahun 1984 pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan yang
berisi penerima layanan kesehatan adalah PNS, ABRI, dan pejabat negara dengan
yang kurang baik sehingga kurang memuaskan para pemangku kepentingan, maka
asuransi kesehatan dikelola oleh Perusahaan Umum (Perum) yang dikenal dengan
Sebagai salah satu asuransi kesehatan di Indonesia, pada tahun 1992 status
banyak dalam mengelola asset dan memperluas kepesertaan kepada sektor swasta,
selanjutnya iuran diturunkan menjadi 2% yang harus dibayar oleh pegawai negeri,
pemerintah mulai membayar 5% dari gaji yang secara bertahap dinaikkan menjadi
2% untuk memulai SJSN, sehingga total iuran asuransi kesehatan bagi pegawai
dengan asas gotong royong sehingga dapat terjadi subsidi silang. Pengelolaanya
Indonesia yang dikelola oleh negara yang beralih dari badan usaha milik negara
menjadi badan hukum publik. BPJS Kesehatan mulai 1 Januari 2014 dan BPJS
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan
asuransi sosial yang bertujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi dalam
Perlindungan ini diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
Dalam JKN prinsipnya diadopsi dan diperbaiki dari ASKES yang benar-
benar komprehensif dalam artian pengobatan semua jenis penyakit dijamin, baik
yang murah maupun mahal yang disediakan dalam bentuk layanan, bukan
kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat
b. Praktik Dokter;
berupa:
kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan
yang diberikan, semakin banyak layanan kesehatan yang diberikan semakin besar
tarif yang harus dibayarkan. Contoh pola pembayaran retrospektif adalah Out of
Pocket (OOP) dan Fee For Services (FFS). (PMK. No. 27 Tahun 2014)
Perdiem, Kapitasi dan case based payment yaitu Indonesia Case Base Groups
Kelebihan Kekurangan
Provider Pembayaran lebih adil sesuai Kurangnya kualitas Koding akan
dengan kompleksitas pelayanan menyebabkan ketidaksesuaian
Proses Klaim Lebih Cepat proses grouping
(pengelompokan kasus)
Pasien Kualitas Pelayanan baik Pengurangan Kuantitas
Pelayanan
Dapat memilih Provider dengan Provider merujuk ke luar / RS
pelayanan terbaik lain
Pembayar Terdapat pembagian resiko Memerlukan pemahaman
keuangan dengan provider mengenai konsep prospektif
dalam implementasinya
Tarif administrasi lebih rendah Memerlukan monitoring Pasca
Mendorong peningkatan sistem Klaim
informasi
Sumber : PERMENKES 27 Tahun 2014
Kelebihan Kekurangan
Provider Risiko keuangan sangat Tidak ada insentif untuk yang
kecil memberikan Preventif Care
Pendapatan Rumah Sakit "Supplier induced-demand”
tidak terbatas
Pasien Waktu tunggu yang lebih Jumlah pasien di klinik sangat
singkat banyak "Overcrowded clinics"
Lebih mudah mendapat Kualitas pelayanan kurang
pelayanan dengan
teknologi terbaru
Pembayar Mudah mencapai Tarif administrasi tinggi untuk
kesepakatan dengan proses klaim
provider meningkatkan risiko keuangan
Sumber : PERMENKES 27 Tahun 2014
pelayan yang bersifat heterogen kepada pasien, keadaan ini cukup menyulitkan
dalam perhitungan besaran pembayaran baik secara langsung dari pasien yang
casemix merupakan salah satu solusi untuk pemecahan masalah ini. Casemix
adalah pembayaran dengan tarif per diagnosisi, bukan tarif/harga satuan jenis
rumah sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan pelayanan apa saja
yang telah diberikan kepada seorang pasien, akan tetapi rumah sakit hanya
menyampaikan diagnosis pasien waktu pulang dan memasukkan kode untuk kasus
tersebut. Menurut (Jacobs, 1997) casemix adalah suatu indeks atau alat ukur rata-
rata penggunaan sumber daya untuk kelompok khusus yang sejenis. Besaran yang
masing kasus.
mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber daya/tarif
software grouper. Sistem casemix saat ini banyak digunakan sebagai dasar sistem
konsekuensi rumah sakit dan tim dokter harus bekerja secara efisien agar surplus,
lewat casemix pendapatan sebuah rumah sakit ditentukan dari keberhasilan tim,
bukan orang per orang. Sehingga seluruh elemen rumah sakit harus bekerja sama
dengan baik untuk menghindari risiko. Adapun kelebihan dan kekurangan sistem
(2014), yaitu :
pembayar
memudahkan dalam perhitungan tarif yang tercermin pada casemix (unit cost per
jenis penyakit). Menurut Thabrany (2014), jika ditinjau dari beberapa aspek,
3. Dari aspek pemeliharaan, casemix dapat digunakan sebagai alat ukur dari
output rumah sakit dan menjadi dasar dari negosiasi tarif dengan pasien
melalui penyediaan informasi bagi para tenaga medis dan tenaga kesehatan
lain tentang jenis perawatan, rata-rata lama hari rawat serta tarif pelayanan
kesehatan.
pada Tahun 2006 dengan nama INA-DRG (Indonesia- Diagnosis Related Group).
pada 15 rumah sakit vertikal, dan pada 1 Januari 2009 diperluas pada seluruh
rumah sakit yang bekerja sama untuk program Jamkesmas. (PMK. No 27 Tahun
2014)
Case Based Group) seiring dengan perubahan grouper dari 3M Grouper ke UNU
(United Nation University) Grouper. Dengan demikian, sejak bulan Oktober 2010
CBG.
4 kali perubahan besaran tarif, yaitu tarif INA-DRG Tahun 2008, tarif INA-CBG
Tahun 2013, tarif INA-CBG Tahun 2014, dan tarif INA-CBG Tahun 2016. Tarif
INA-CBG mempunyai 1.077 kelompok tarif terdiri dari 789 kode grup/kelompok
rawat inap dan 288 kode grup/kelompok rawat jalan, menggunakan sistem koding
2014)
akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output pelayanan, dengan acuan ICD-
dihasilkan 1.077 Group/Kelompok Kasus yang terdiri dari 789 kelompok kasus
rawat inap dan 288 kelompok kasus rawat jalan. Setiap group dilambangkan
dengan kode kombinasi alfabet dan numerik dengan contoh sebagai berikut :
Keterangan :
c. Kode CBGs
d. Severity Level
menjadi :
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013,
actual cost dari pelayanan yang telah diberikan rumah sakit. Selain itu untuk
terhadap rumah sakit yang memberikan pelayanan dengan outcome yang baik.
Untuk itu keterlibatan rumah sakit dalam pengumpulan data koding dan data
costing yang lengkap dan akurat sangat diperlukan dalam proses updating tarif.
pelayanan-pelayanan yang diperoleh oleh pasien yang akan diklaim oleh BPJS,
a. Aministrasi pelayanan;
dan subspesialis;
indikasi medis;
f. Pelayanan darah;
regionalisasi digunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Badan Pusat Statistik
Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Provinsi Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Bali, dan Nusa
Tenggara Barat;
dan Gorontalo;
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua
Barat
2.4.8 Tarif Rawat Jalan dan Tarif Rawat Inap dalam INA-CBG’s
Tarif Rawat Jalan dan Tarif Rawat Inap dalam INA-CBG’s dikelompokkan
dalam enam tarif. Pengelompokan ini didasarkan pada jenis rumah sakit untuk
Mangunkusumo;
b. Tarif Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, tarif
Rumah Sakit Kanker Dharmais, tarif Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita;
a. special drugs;
b. special procedure;
c. special prosthese;
d. special investigation;
f. chronic cases
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga
bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha
(Rakel, 2002). LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher
et,al, 2002).
mendorong beban berat atau yang dilakukan dengan posisi tubuh yang tidak
Low Back Pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri pada
tidak menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera atau kerusakan pada
Low back pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada
(punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya di sekitar daerah tersebut.Low
back pain (LBP) dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal dari
luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada testis atau ovarium
(Suma‟mur, 2009).
antara lain:
berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada saat
lahir.Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai
pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat
belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang
tidak hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga
terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
penderita nyeri punggung bawah (Low Back Pain) di Poliklinik Bedah RSUD
Raden Mattaher Jambi yang menunjukkan sebagian besar responden Low Back
Pain / nyeri punggung bawah berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini
bahwa prevalensi nyeri punggung bawah pada perempuan adalah 63,2% dan pada
terjadi kelemahan pada tungkai (Idyan, 2008). Nyeri ini terdapat pada daerah
koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki
(Bimariotejo, 2009)
Pencegahan Low back pain sudah terjadi (Kaufmann dan Nettina dalam
Trimunggara2010) :
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat
mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.
mengangkatnya.
rendah.
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut dapat tertekuk dengan baik tidak
teregang.
duduk dikursi.
Kekakuan leher, nyeri leher dan bahu bisa disebabkan oleh akut injury,
regangan kronik, arthritis dan masalah otot dan tulang lainnya. Nyeri yang muncul
dapat berhubungan dengan aktifitas sehari-hari dan cara tidur. Untuk mengurangi
semakin tegang, kaku atau tertarik maka latihan leher harus dihentikan untuk
mencegah bahaya.
mengunakan stressor fisis berupa energi elektronik yang dihasilkan oleh arus
bolak balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm (Periatna
pembuluh darah. Dengan adanya vasodilatasi pembuluh darah maka akan terjadi
aliran darah ke otot. Dengan adanya peningkatan konsentrasi aliran darah ke otot
maka suplai oksigen dan nutrisi akan semakin banyak dan akan memperbaiki
efek terapeutik lebih ke arah jaringan lunak, kontraktur jaringan dan gangguan
nyeri, MWD juga dapat memberikan rileksasi pada otot sehingga dapat
mengurangi spasme otot, karena sirkulasi darah serta pasokan O2 pada daerah
nyeri tersebut menjadi lancar. Setelah berkurangnya spasme otot ini maka akan
lebih mudah untuk melakukan gerakan – gerakan pada terapi latihan yang akan
dilakukan.
perangsangan saraf secara elektris melalui kulit. Dua pasang elektroda yang
dengan menghambat nosiseptif pada pre sinaps. Pada pemberian TENS juga akan
merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit. Pada kasus LBP karena
karena dengan mekanisme ini akan memblokir nyeri, yang nanti nya akan
3. Terapi Latihan
LBP dengan kondisi degenerasi corpus vertebra sampai pada degenerasi diskus.
Program latihan ini telah berkembang dan banyak ditujukan pd laki-laki dibawah
usia 50-an dan wanita dibawah usia 40-an yang mengalami lordosis lumbal yang
berlebihan, penurunan space diskus antara segmen lumbal & gejala-gejala kronik
LBP.
adalah alat yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan membantu pasien
Medan tidak ada memberikan obat-obat untuk pasien fisioterapi, pelayanan hanya
peralatan ini dikatakan pasif karena dalam pelaksanaanya pasien tidak terlibat
dalam pelayanan, di antara pasif modalitas yang ada di Klinik Fisioterapi Rumah
a. Sinar
c. Ultrasound
d. Traksi
syaraf.
e. Exercise
degenerasi diskus.
f. Message
pelayanan kepada pasien, dari pelayan yang diberikan maka rumah sakit akan
menetapkan tarif pelayanan / tarif riil rumah sakit dan mengajukan tarif klaim
kepada BPJS, namun di Rumah Sakit Siti Hajar Medan terdapat selisih antara tarif
riil rumah sakit dengan tarif klaim INA-CBG‟s, sehingga akan diidentifikasi
faktor penyebab perbedaan tarif riil dengan tarif klaim, dan akan dilihat apakah
rumah sakit berisiko untung atau rugi. Oleh karena itu, kerangka pikir disusun
sebagai berikut:
Rumah Sakit
Pelayanan
Identifikasi
Selisih/ Faktor
Ada Perbedaan Tarif Penyebab
Perbedaan
Untung Rugi