Anda di halaman 1dari 11

TEMA : KEUANGAN NEGARA

Oleh :

Nama : Polnaya Batserin

Institusi : Universitas Kristen Indonesia Maluku


KATA PENGANTAR

Sayai mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan artikel terkait “KEUANGAN

NEGARA” ini tepat pada waktunya.

Saya menyadari isi artikel ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Saya menerima
kritik dan saran yang membangun.Saya mengharapkan semoga artikel ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Ambon, Juni 2021


Penulis
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN

1. Defenisi Keuangan Negara


2. Ruang Lingkup Keuangan Negara
3. Asas Pengelolaan Keuangan
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelemahan perundang-undangan dalam bidang keuangan negara menjadi salah satu penyebab
terjadinya beberapa bentuk penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara. Dalam upaya
menghilangkan penyimpangan tersebut dan mewujudkan sistem pengelolaan fiskal yang
berkesinambungan (sustainable) sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Dasar dan asas-asas umum yang berlaku secara universal dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara diperlukan suatu undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan
negara. Upaya untuk menyusun undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan negara telah
dirintis sejak awal berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu, penyelesaian Undang-undang
tentang Keuangan Negara merupakan kelanjutan dan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan
selama ini dalam rangka
memenuhi kewajiban konstitusional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

B. Tujuan Penulisan

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut:

 Defenisi Keuangan Negara


 Ruang Lingkup Keuangan Negara
 Asas Pengelolaan Keuangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Keungan Negara

Pengertian Keuangan Negara Menurut Pasal 1.1 UU Keuangan Negara

Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu, baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

Pendekatan yang digunakan untuk merumuskan definisi stipuatif keuangan negara dari sisi objek,
subjek, proses, dan tujuan.

Dari sisi objek, keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban yang dapat diniai dengan uang,
termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan, serta segala sesuatu, baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Dari sisi subjek, keuangan negara meliputi seluruh objek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki
negara dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan
badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.

Dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai pertanggungjawaban.

Dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang
berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan negara.

UU 17 tahun 2003 mengatakan bahwa di dalam Pasal 2 Undang-Undang tentang Keuangan Negara
diatur bahwa ruang lingkup keuangan negara yaitu: hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan
dan mengedarkan uang, serta melakukan pinjaman; kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas
layanan umum, pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; penerimaan negara;
pengeluaran negara; penerimaan daerah; pengeluaran daerah; kekayaan negara atau kekayaan daerah
yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak
lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara atau
perusahaan daerah; kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaran
tugas pemerintahan dan kepentingan umum; dan kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
“Keuangan negara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang
dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala
hak dan kewajiban yang timbul karena :

(a) berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban pejabat lembaga Negara, baik
ditingkat pusat maupun di daerah;

(b) berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah, yayasan, badan hukum dan perusahaan yang menyertakan modal negara, atau
perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.”

Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi obyek, subyek,
proses, dan tujuan. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal,
moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang,
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut. Dari sisi subyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh obyek
sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan
negara. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh
kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek
sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang demikian luas dapat dikelompokkan dalam sub bidang
pengelolaan fiskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan.

Berikut ini terlampir pengertian keuangan negara menurut para ahli:

Menurut M. Ichwan, keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif ( dengan angka-angka
di antaranya diwujudkan daam jumlah mata uang ), yang akan dijalankan nuntuk masa mendatang,
lazimnya satu tahun mendatang.

Pengertian keuangan negara menurut Geodhart merupakan keseluruhan undang-undang yang


ditetapkan secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeuaran
mengenai periode tertentu dan menunjukkan alat pembiayaan yang diperlukan untuk menutup
pengeluaran tersebut.

Menurut van der Kemp, pengertian keuangan negara adaah sumua hak yang dapat dinilai dengan uang,
demikian pula segala sesuatu (baik berupa uang atau barang) yang dapat dijadikan milik negara
berhubungan dengan hak-hak tersebut.
B. Ruang Lingkup Keuangan Negara

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Keuangan Negara, ruang lingkup keuangan negara meliputi :

1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan
pinjaman.
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintah negara dan membayar
tagihan pihak ketiga.
3. Penerimaan negara.
4. Pengeluaran negara.
5. Penerimaan daerah.
6. Pengeluaran daerah
7. Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara/daerah.
8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan/atau kepentingan umum.
9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

C. Asas Pengelolaan Keuangan Negara

Keuangan negara merupakan uang rakyat, bersumber dari rakyat dan dipergunakan semata-mata untuk
kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Karena hal ini merupakan amanat rakyat maka untuk
mewujudkannya, regulasi pengelolaan keuangan negara diperlukan sebagai pedoman yang berfungsi
untuk menjamin keteraturan dan kesesuaian pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh
pemerintah dengan aturan pokok yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Berkaitan dengan
hal ini, paket perundang-undang keuangan negara telah menjabarkan aturan pokok yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar ke dalam asas-asas umum pengelolaan keuangan negara
sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan keuangan
negara.

Asas-asas umum pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya, yang terdiri dari:

1. Azas tahunan, artinya membatasi masa berlakunya atau periode anggaran untuk suatu tahun
tertentu, mulai dari 1 Januari – 31 Desember.
2. Asas universalitas, mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam
dokumen anggaran.

3. Asas spesialitas, mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas
peruntukannya.

4. Asas kesatuan, menghendaki agar semua Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam
satu dokumen anggaran.

Akuntabilitas berorientasi pada hasil, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan Penyelenggara Negara, khususnya pengelolaan keuangan negara harus dapat
dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan, khususnya dalam pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu,
sumber daya manusia di bidang keuangan negara harus profesional, baik di lingkungan Bendahara
Umum Negara/Daerah maupun di lingkungan Pengguna Anggaran/Barang.

Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara, serta teralokasinya sumber daya yang tersedia secara proporsional terhadap
hasil yang akan dicapai.

Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang
benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang pengelolaan keuangan negara dalam setiap tahapannya,
baik dalam perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggung-jawaban, maupun
hasil pemeriksaan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.

Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, artinya pemeriksaan atas
tanggung jawab dan pengelolaan keuangan negara/daerah dilakukan oleh badan pemeriksa yang
independen, dalam hal ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Asas-asas umum tersebut diperlukan juga untuk menjamin terselenggaranya prinsip-prinsip


pemerintahan daerah, sehingga dengan dianutnya asas-asas umum tersebut dalam paket Undang-
undang di bidang keuangan negara, selain dapat mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang bebas
korupsi dan kolusi, efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel, juga diharapkan dapat
memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keuangan Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara
adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan
Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan
dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta
segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi subyek yang dimaksud dengan Keuangan
Negara meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada
kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggung jawaban. Dari sisi tujuan, Keuangan
Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan
penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

UU 17 tahun 2003 mengatakan bahwa di dalam Pasal 2 Undang-Undang tentang Keuangan Negara
diatur bahwa ruang lingkup keuangan negara yaitu: hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan
dan mengedarkan uang, serta melakukan pinjaman; kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas
layanan umum, pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; penerimaan negara;
pengeluaran negara; penerimaan daerah; pengeluaran daerah; kekayaan negara atau kekayaan daerah
yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak
lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara atau
perusahaan daerah.

Menurut Undang-undang yang berlaku, bahwa keuangan Negara adalah meliputi:

• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No.17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Departemen NKRI.

W. Riawan Tjandra,2009.Hukum Keuangan Negara. Jakarta : PT Grasindo.

https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/12/18/asas-asas-umum-pengelolaan-keuangan-negara/

Anda mungkin juga menyukai