Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KALIMAT MENURUT ZAINAL ARIFIN DAN DRA.

JUNAIYA
Kelompok 3:

Khori Kholifah (032119030) Anggi Indarsyah (032119085)


Ranny Putri Marlina (032119057) Syifa Rahayu (032119091)
Ferryansyah Akbar R (032119081)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pakuan
Bogor
2021
Klasifikasi Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa


yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai intonasi
final (Kalimat lisan), dan
secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa.
Strategi Pengenalan Kalimat
Kalimat-kalimat berikut mengikuti pola dasar (kalimat yang terdiri atas unsur pokok/ kalimat yang belum dapat
perluasan) kalimat bahasa Indonesia.

2 4 6 Unsur predikat dan


verba yang terdapat
pada kalimat (1)
Pertemuan sampai (4)
Undang- Mentri Luar
itu diantaranya;
undang itu Negri
tertunda- Berdering,
diperbaharui. terperanjat
tunda.
diperbaharui,
membaik, dan
tertunda-tunda.
Kata-kata itu
merupakan verba
Telpon
Ekonomi Para petani sedangkan predikat
kita bergembira. kalimat (5) dan (6)
berdering.
membaik. masing-masing adalah
bergembira dan
terperanjat, yang
termasuk adjektifal.
1 3 5
Fungsi Subjek, Predikat, Objek dan Fungsi Lain

Kita belum dapat menentukan apakah kalimat (1) sampai (6) mempunyai
subjek atau tidak. Untuk mengetahui subjek sebuah kalimat kita dapat
menajukan pertanyaan dengan menggunakan unsur predikat sebagai tumpuan.
Petanyaan itu sebagai berikut.
Apa yang ...? atau siapa yang ...?

Tanda titik-titik itu di ganti dengan predikat


yang telah diketahui. Untuk kalimat-kalimat di
atas, kita akan bertanya sebagai berikut :

1) Apa yang berdering? Jawabannya: telepon.


2) Apa yang diperbaharui? Jawabannya: undang-
undang.
3) Apa yang membaik? Jawabannya: ekonomi kita.
4) Apa yang tertunda-tunda? Jawabannya:
pertemuan itu.
5) Siapa yang bergembira? Jawabannya: Menteri
Luar Negeri.

Setelah menentukan predikat dan subjek, barulah kita dapat menentukan


objek dan fungsi lain.
Kalimat Menurut Bentuk
Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat dasar murni.
Contoh:
Rupiah menguat.
Air meluap.

Kalimat yang mempunyai


Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang
satu subjek dan satu
berubah susunannya.
predikat. Kalimat
Contoh:
tunggal dapat diperoleh
Berdiri aku di senja senyap.
dari beberapa segi.

Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang di perluas dengan berbagai


keterangan.
Contoh:
Wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.
Berikut ini contoh
kalimat tunggal dalam
bahasa Indonesia. Kalau kalimat itu diuraikan atas
Ia memperkaya khazanah unsur-unsur pembentuknya, akan Kata yang bukan verba, tetapi
musik Indonesia. ditemukan unsur berikut. dapat menjadi predikat adalah
Ruangan itu memerlukan Berkunjung :P kalimat. predikat nomina dan numeralia.
kursi. Wisatawan asing :S kalimat. Kalimat yang mempunyai objek
Ke Indonesia :Ket. Kalimat. hanyalah kalimat yang
berpredikatkan verba aktif
transitif.
Berdasarkan kalimat di atas dalam bahasa Indonesia
terdapat enam pola kalimat, yaitu:

S (KB) + P (KK), contohnya: Pakar politik


1 berdiskusi.

S (KB) + P (KK) + O (KB), contohnya:


2 Mahasiswa mengikuti ujian.

S (KB) + P (KK) + O (KB) + O (KB), contohnya:


3 Dosen membawakan saya buku biologi.

S (KB) + P (KS), contohnya: Harga kertas


4 mahal.

5 S (KB) + P K.Bil), contohnya: Komputernya dua


buah.

S (KB) + P (KB), contohnya: Temanku guru SMU


6 1.
Perluasan Kalimat Tunggal
Ke enam pola kalimat dasar itu dapat diperluas dengan unsur keterangan. Unsur keterangan yang
dimaksudkan itu adalah:

Keterangan tempat, seperti di sini, dalam Keterangan waktu, seperti, setiap tahun, di
ruangan, ke Yogyakarta, dan sektar Kota. mana-mana pada pukul 4.00 WIB, dan minggu ke
tiga.

Keterangan sebab, seperti sebab, karena,


lantaran. Keterangan modalitas, seperti, harus,
barangkali, seyogyanya, mungkin, sering, dan
sepatutnya.
Keterangan aspek,seperti akan, sedang,
sudah, belum, telah dan mau.
Keterangan cara, seperti dengan berhati-
hati, seenaknya saja, selekas mungkin,
Keterangan akibat, seperti akibatnya, secara sepihak dan dengan tergesa-gesa.
akhirnya, sehingga maka akhirnya.
Keterangan alat, seperti, dengan pensil,
dengan keris, dengan dana rutin, dan dengan
Keterangan tujuan, seperti untuk, demi, kertas tebal.
guna, supaya, agar, demi, ke.
Keterangan pewatas, seperti yang luka, yang
Keterangan tambahan (aposisi), seperti KaK berdemonstrasi, yang pendek dan yang
Adi pada kalimat Penulis buku cerita anak- peneliti.
anak, Kak Adi, menyanyikan lagu daerah.
Perluasan Kalimat Tunggal

Sebagian besar kalimat itu diperluas dengan kata yang,


kata yang tidak boleh mendahului predikat, tetapi dapat
menduduki unsur subjek. Berikut ini beberapa contoh hasil
perluasan kalimat tunggal.

Pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat


S P O

Pemerintah // memerhatikan // kepentingan masyarakat. Pemerintah Republik Indonesia // memerhatikan //


kepentingan masyarakat.

Presiden Republik Indonesia, Susilo B. Yudhoyono, // Presiden Republik Indonesia, Susilo B. Yudhoyono, //
harus memerhatikan // kepentingan masyarakat. selalu memerhatikan // kepentingan masyarakat.
Kalimat Majemuk

01 Kalimat Majemuk Setara

02 Kalimat Majemuk Bertingkat (Taksetara)

03 Kalimat Majemuk Taksetara Rapatan

04 Penghilangan Kata Penghubung pada


Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau
lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang
menunjukkan kesetaraan, seperti dan, atau, sedangkan, dan
tetapi. Kata penghubung tertentu dapat berfungsi sebagai

Kalimat Majemuk Setara subjek kalimat. Contohnya :

- Ayah pergi ke kantor dan adik pergi ke sekolah.


- Kopi bisa kita sajikan secara panas atau bisa juga dengan
air dingin.
- Aku memang menyukainya, tetapi aku tidak akan memaksakan
dia .
Kalimat Majemuk Bertingkat (Taksetara)

Kalimat majemuk yang hubungan pola-polanya tidak sederajat.


Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, bagian yang lebih
rendah disebut anak kalimat. Induk kalimat merupakan inti
gagasan, sedangkan anak kalimat adalah gagasan yang dipertalikan
kepada gagasan induk kalimat.

Contohnya:
a. Apabila ingin melihat Taman Mini Indonesia
Indah, tentu kamu harus datang ke Jakarta.
b. Saya akan sulit sampai di kantor, jika
pagi-pagi sekali hari sudah hujan.

Maka maksud dari contoh di atas yaitu :


- Anak kalimat yang (a) adalah Apabila ingin melihat Taman Mini
Indonesia Indah, induk kalimatnya adalah kamu dapat datang ke
Jakarta.
- Anak kalimat (b) adalah jika pagi-pagi sekali hari sudah hujan dan
induk kalimatnya adalah Saya akan sulit sampai di kantor.
Kalimat Majemuk Taksetara Rapatan

Kalimat majemuk taksetara atau kalimat


majemuk bertingkat dapat juga dirapatkan
jika terdapat unsur subjek yang sama. Contohnya:
Perhatikan kedua kalimat berikut.
- Mereka sudah menyelesaikan tugas.
- Mereka boleh mengambil tanda terima.
Kedua kalimat tunggal itu dapat dijadikan kalimat
majemuk bertingkat berikut ini.
1 Karena mereka sudah menyelesaikan
tugas,mereka boleh mengambil tanda terima.

Maksud dari contoh diatas yaitu, kata mereka berfungsi sebagai subjek pada anak kalimat
dan juga pada induk kalimat. Dalam hal seperti itu, yang harus memiliki subjek adalah
induk kalimat, sedangkan subjek pada anak kalimat boleh dihilangkan, bukan sebaliknya.
Dengan demikian, kalimat majemuk itu dapat dirapatkan menjadi.
4
Karena sudah menyelesaikan tugas,mereka boleh mengambil tanda terima. (bukan: Karena
mereka sudah menyelesaikan tugas, boleh mengambil tanda terima).
Contohnya :

Membicarakan korupsi di negeri ini,


Penghilangan Kata kita sangat sedih dan prihatin.
Penghubung pada Kalimat
Majemuk
Anak kalimatnya adalah Membicarakan korupsi di negeri ini dan
induk kalimatnya Kita sangat sedih dan prihatin. Subjek induk
kalimat itu adalah kita. Subjek anak kalimat yang dilesapkan
seharusnya sama persis dengan subjek induk kalimat, yaitu
Kalimat majemuk taksetara rapatan yaitu yang kita. Akan tetapi, membicarakan korupsi di negeri ini tidak
berhemat dengan kata-kata. Kalimat itu tidak dapat disebut anak kalimat jika penanda anak kalimat tidak
ada. Subjek anak kalimat dapat dilesapkan asalkan ada penanda
menggunakan penanda anak kalimat. Akibatnya,
anak kalimat.
kalimat itu menjadi salah.
Penanda yang dapat dimunculkan pada kalimat itu adalah jika
sehingga kalimat itu dapat diperbaiki seperti berikut.

- Jika (kita) membicarakan korupsi di negeri ini, kita akan


sangat sedih dan prihatin.
- Jika membicarakan korupsi di negeri ini, kita akan sangat
sedih dan prihatin.
Kalimat Majemuk
Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri


atas kalimat majemuk bertingkat (kalimat
majemuk taksetara) dan kalimat majemuk
setara, atau terdiri atas kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Contoh :

Rajo Babanding berniat untuk menemui Rajo


dan Panjang, tetapi dicegah oleh Sabai
Nan Aluih ketika Rajo Babanding menerima
surat ancaman dari Raja Nan Panjang.
Jenis Kalimat Menurut Bentuk dan Gaya
Kalimat yang Melepas Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat majemuk diawali oleh Jika kalimat disusun dalam bentuk
unsur utama, lalu diikuti oleh kalimat majemuk setara atau kalimat
unsur tambahan ( induk kalimat Kalimat yang Berklimaks majemuk campuran, gaya penyajian
diikuti anak kalimat), gaya kalimat kalimat itu disebut gaya penyajian
penyajian kalimat itu disebut gaya berimbang karena strukturnya
Jika kalimat majemuk diawali
penyajian melepas. memperlihatkan kesejajaran bentuk
oleh anak kalimat dan diikuti
oleh induk kalimat, gaya dan informasinya dituangkan kedalam
Contoh : bangun kalimat yang simetris.
penyajian kalimat itu disebut
- Persoalan perbankan akan menjadi
gaya penyajian berklimaks.
sangat rumit jika pemerintah Contoh:
tidak cepat-cepat melakukan - Bursa saham tampaknya makin
Contoh :
tindakan awal. bergairah, investor asing dan
- Karena para penjarah berbaju
- Kemunduran perekonomian kita domestik berlomba-lomba melakukan
hitam, petugas keamana tidak
harus diatasi sebelum masyarakat transaksi, dan IHSG naik tajam.
dapat mengenali para penjarah
menderita kelaparan total. - Stabilitas nasional mantap,
tersebut.
- Setelah 1.138 hari disekap masyarkat dapat bekerja dengan
dalam sebuah ruangan, akhirnya leluasa, dan (masyarakat) dapat
tiga sandera warga negara beribadah dengan tenang.
Prancis itu dibebaskan juga.
Kalimat Menurut Fungsi

Kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat pernyataan,


kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat
satuan. Semua jenis kalimat itu dapat disajikan
dalam bentuk positif (afirmatif) atau pula dapat
disajikan dalam bentuk negatif.

Kalimat Pernyataan (Deklaratif)


Kalimat Pertanyaan (Introgatif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur
ingin menyatakansesuatu dengan lengkap Kalimat kalimat pertanyaan dipakai jika penutur
ketika ia ingin menyampaikan informasi ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban)
kepada lawan pembicaranya. yang diharapkan. Pertanyaan sering menggunakan
kata tanya, seperti bagaimana, di mana, mengapa,
Misalnya: atau kapan.
-Para peneliti memeperlihatkan alur
-perkembangan kehidupan ulat. Misalnya:
-Indonesia menggunakan sistem anggaran -Bagaimana pendapat anda mengenai pencemaran
-berimbang. -air kali cisadane?
Tidak semua nasabah bank memperoleh - Mengapa PLTN sangat penting di negara kita?
kridit lunak. - Di mana mereka melakukan latihan?
Kalimat Menurut Fungsi
Kalimat Perintah atau Permintaan
(Imperatif) Kalimat Seruan

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin Kalimat seruan dipakai jika penutur
menyuruh atau melarang orang melakukan ingin`mengungkapkan prasaan yang kuat atau
(berbuat) sesuatu. yang mendadak.

Misalanya : Misalnya:
- Coba kamu dekatkan kaca pembesar ke objek - Bukan main sulitnya soal itu.
penelitian. - Nah, sudah saya temukan pangkal
-Janganlah enggan mengeluarkan zakat untuk persoalannya.
para fakir miskin. - Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-Dilarang merokok di ruangan ini!
Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk memunculkan
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar
atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis kalimat itu

Misalnya:
Kejaksaan Agung akan menayangkan
wajah para koruptor yang menjadi
buronan di televisi.

Kalimat (5) itu tidak efektif karena yang tertulis adalah


menayangkan wajah para koruptor yang menadi buronan di
televisi, padahal yang dimaksudkan adalah menayangkan
televise wajah para koruptor yang menjadi buronan.
KESEPADANAN STRUKTUR
A. Hadirnya Subjek dan Predikat
Sebuah kalimat harus memiliki sebuah subjek dan
predikat yang jelas. Tidak jelasnya subjek
dapat terjadi karena adanya kata depan (di, ke,
dari, daripada, kepada, untuk, dengan, bagi,
oleh, tentang, sebagai, mengenai, menurut, dan
sebagainya) yang terletak di depan subjek.
Misalnya:
- Bagi mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah pada akhir bulan September.
(salah)
- Mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar
uang kuliah pada akhir bulan September. (benar)

B.Tidak Hadirnya Subjek Ganda


Kalimat efektif hendaknya memiliki subjek
tunggal pada kalimat tunggal. Setiap klausa
hanya membutuhkan satu subjek. Jika terdapat
subjek ganda, tentu kalimat itu menjadi kalimat
yang tidak efektif. Oleh karena itu, salah satu
subjek harus dihilangkan.
Misalnya:
Pemeriksaan soal-soal itu kami dibantu oleh para
mahasiswa. (salah)
Patung Dewi Sri terletak di dalam lemari kaca.
(salah)
KESEPADANAN STRUKTUR

C.Tidak Hadirnya Kata Penghubung Misalnya:


Intrakalimat pada Kalimat Tunggal 1.Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
Kata penghubung intrakalimat yang dimaksud tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
adalah sedangkan dan sehingga. Kata 2.Kamar mandi dibangun di sebelah timur.
penghubung itu tidak boleh hadir di kalimat Sedangkan kamar rias dibangun di sebelah barat.
tunggal karena kalimat tersebut hanya (salah).
digunakan pada kalimat majemuk.

Misalnya:
1.Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
2.Sekolah kami yang terletak di Pasar Minggu.
Yang berasal dari bahasa Melayu pada kalimat pertama
menyatakan bahasa Indonesia dan yang terletak di Pasar D. Tidak Hadirnya Kata yang di Depan
Minggu pada kalimat kedua menyatakan sekolah kami. Predikat
Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat
sebagai berikut. Hadirnya yang di depan predikat mengakibatkan
kalimat akan kehilangan predikat.

1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.


2. Sekolah kami terletak di Pasar Minggu.
Kepararelan bentuk adalah kesejajaran atau kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimatitu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan nomina, bentuk kedua, dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,
maka bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan bentuk verba.

Misalnya:
1.Kebobrokan perusahaan itu tersembunyi dengan rapih dan
penutupannya dengan sangat cermat. (salah)
2.Ketika memasuki ruang kerjanya, ia segera memasang lampu, dan
pengaktifan jalur internet. (salah)

Kepararelan Pada kalimat pertama tidak memiliki kesejajaran bentuk antara


tersembunyi dan penutupannya. Oleh karena itu, bentuk verba

Bentuk kedua predikat tersebut di sejajarkan menjadi tersembunyi dan


tertutup.

Bentuk kalimat yang benar seperti sebagai berikut ini.


1. Kebobrokan perusahaan itu tersembunyi dengan rapih dan
tertutup dengan sangat cermat.
Pada kalimat kedua tidak memiliki kesejajaran bentuk antara
memasuki, memasang, dan pengaktifan. Bentuk verba ketiga
predikat tersebut disejajarkan menjadi memasuki, memasang, dan
mengaktifkan. Bentuk kalimat yang benar seperti sebagai berikut
ini.
2. Ketika memasuki ruang kerjanya, ia segera memasang lampu,
dan mengaktifkan jalur internet.
KETEGASAN MAKNA

Lihat contoh berikut ini.

Haji Rusdi, selaku Pembina pesantren di desa kita ini, yang telah amat
berjasa membawa putra putri kita ke masyarakat modern yang terdidik, akan
menjalani operasi ginjalbesok pagi. Oleh karenanya, marilah kita semuanya
berdoa untuk kesehatan dan kekuatan beliau dalam menjalani operasi
tersebut.

Jika disusun secara runtut dan dengan mendekatkan subjek pada predikat,
kalimat itu akan menjadi seperti berikut.

Haji Rusdi akan menjalani operasi ginjal besok pagi. Haji Rusdi adalah
Pembina pesantren di desa kita ini. Beliau telah amat berjasa membawa putra
putri kita ke masyarakat modern yang terdidik. Oleh sebab itu, marilah kita
semua berdoa agar beliau sehat dan kuat dalam menjalani operasi tersebut.
KEHEMATAN KATA
A. Penghilangan Subjek yang Sama pada Anak Kalimat

“Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta perpisahan


itu.”
Perbaikan kalimat sebagai berikut;
“Karena tidak diundang, dia tidak datang ke acara pesta perpisahan
itu”

B. Penghindaran Pemakaian Superordinat pada Hiponimi

“Ia memakai baju warna merah muda.”


Perbaikan kalimat sebagai berikut:
“Ia memakai baju merah muda”.

C. Penghindaran Pemakaian Sinonim pada Satu Kalimat


“Anda dipersilahkan naik ke atas untuk beristirahat.”
“Hati-hati jika anda turun ke bawah lewat tangga yang licin itu.”
Perbaikan kalimat sebagai berikut:
“Anda di persilahkan naik untuk beristirahat.”
“Hati-hati jika anda turun lewat tangga yang licin itu.”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai