OLEH :
ISMAIL UNTUNG
C11114370
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2017
HALAMAN PENGESAHAN
"Tinjauan Penggunaan Obat Anti Inftaniaai Non Steroid (OAINS) Pada Pasien
Osteoartritis (Penelitian dilaRsanakiia di PoliJ•enyakit Dalam RS Wahidin
Sudirohusodo Mekesaar)"
Optimization 5ohware:
HALAMAN PENGESABAN
Skripsi ini diajukan oleh :
tung Nama NIM
370 Fakultas/Prodi
an/Pendidikan Dokter Judul Skripsi
Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) Pada Pasien Osteoartritis (Penelitian dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam RS
Pengljji I
ia, M,Si
Judul Skripsi
“Tinjauan Penggunaan Obat Anti Inflainasi Non Steroid (OAINS) Pada Pasien
Osteoartritis (Penelitian ‹;h1aksanakan di Poli Penyakit Dalairt RS Wahidin
Sudirohusodo Makassar"
Optimization Sofiware•
www.balesio.com
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hdsil karya 5aya.
Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa tulisan,
data, gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi atau belum dipublikasi , telah
menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi akademik yang
lain.
ISMAIL UNI G
NlM C11114370
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin selama tahun 2014 – 2017.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerjasama serta
bantuan moril dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga segala
rintangan yang dihadapi selama penelitian dan penyusunan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kemampuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas untuk itu diharapkan
saran dan kritiknya yang positif serta masukan yang sifatnya makin memperluas
khasanah karya ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan secara
tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :
1. dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK selaku pembimbing yang dengan kesediaan,
keikhlasan, dan kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis, mulai dari penyusunan proposal sampai pada penulisan
skripsi ini.
2. dr. Robertus Setiadji, Sp.FK., M.Kes dan dr. Paulus Kurnia, M.Si selaku penguji
atas kesediaan dan saran-saran yang diberikan pada saat seminar proposal hingga
seminar akhir yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.
3. Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
4. Orang Tua penulis, Drs. Priwais dan Dra. Siti Syamsiah yang telah banyak
memberikan dorongan doa, moril, dan material selama penyusunan skripsi.
5. Sahabat dan rekan perjuangan; teman-teman sejawat yang telah memberikan
bantuan moril maupun materil, baik selama perkuliahan maupun masa penyusunan
skripsi hingga akhir penulisan ini.
vi
6. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Dan tidak lupa penulis mohon maaf jika dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi
ini terdapat hal – hal yang kurang berkenan. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Amin.
Penulis
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS HASANUDDIN
Desember 2017
ABSTRAK
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang mengenai dua per tiga orang
yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5%
pada wanita menurut American College of Rheumatology. Di Indonesia, prevalensi
osteoartritis mencapai 5% pada usia kurang dari 40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia lebih dari 60 tahun. Osteoartritis menyebabkan nyeri dan
disabilitas pada pasien yang dapat menggangu aktifitas. Obat – obatan yang umum
untuk pasien osteoartritis adalah OAINS. OAINS adalah suatu kelas obat yang dapat
menekan inflamasi melalui inhibisi enzim cyclooxygenase (COX). Pemilihan dalam
menggunakan OAINS harus didasarkan pada beberapa faktor, seperti kecocokan
dosis, kenyamanan dokter dan pasien, dan harga. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pola penggunaan jenis obat OAINS pada pasien osteoarthritis di Poli
Penyakit Dalam RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan data
retrospektif. Analisis hasil penelitian dilakukan secara deskriptif. Sampel pada
penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis Osteoartritis dengan kriteria yang
dibatasi pada rentan waktu bulan Januari sampai Desember 2016.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan jumlah data pasien osteoartritis
dari periode Januari – Desember 2016 sebanyak 15 data rekam medik dengan
persentase laki – laki 53% dan perempuan 47%. Pengobatan osteoartritis pada pasien
rawat jalan di RS Wahidin Sudirohusodo umumnya menggunakan obat meloxicam
dengan persentase 73.33%, kemudian natrium diklofenak 13.33% dan asam
mefenamat 13.33%.
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................vi
ABSTRAK.................................................................................................................viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................1
x
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................22
7.1. Kesimpulan..................................................................................................32
7.2. Saran............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................33
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.................................................................................................................8
Gambar 2.2.................................................................................................................9
Gambar 2.3.................................................................................................................14
Gambar 2.4.................................................................................................................18
Gambar 5.1.................................................................................................................26
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1....................................................................................................................19
Tabel 5.1....................................................................................................................26
Tabel 5.2....................................................................................................................27
Tabel 5.3....................................................................................................................27
Tabel 5.4....................................................................................................................28
Tabel 5.5....................................................................................................................28
Tabel 5.6....................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang mengenai dua per tiga orang
yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5%
osteoartritis mencapai 5% pada usia kurang dari 40 tahun, 30% pada usia 40-60
semakin bertambah. Seperempat dari seluruh populasi perempuan dan seperlima dari
seluruh populasi laki-laki dengan usia lebih dari 60 tahun dapat terkena osteoartritis.
adalah pada sendi-sendi yang menopang beban berat badan seperti panggul, lutut, dan
osteoartritis primer adalah osteoartritis yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada
hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
primer lebih sering ditemukan dari pada osteoartritis sekunder. Penyakit ini bersifat
1
progresif lambat, umumnya terjadi pada usia lanjut, walaupun usia bukan satu-
anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik, temuan radiografi, penilaian sendi yang
meresepkan obat untuk menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Banyak faktor
intensitas rasa sakit, efek samping yang potensial dari obat, penyakit penyerta. Pasien
harus memakai obat secara hati – hati dan menceritakan semua perubahan yang
Obat – obatan yang umum untuk pasien osteoartritis adalah OAINS. OAINS
adalah suatu kelas obat yang dapat menekan inflamasi melalui inhibisi enzim
memberikan rasa nyaman bagi banyak orang dengan masalah persendian kronis.
terapi osteoartritis. Obat ini adalah satu-satunya obat yang secara konsisten telah
seperti kecocokan dosis, kenyamanan dokter dan pasien, dan harga. Pasien yang
2
menggunakan OAINS harus diawasi untuk toksisitas ginjal, khususnya jika pasien
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola
penggunaan jenis obat OAINS pada pasien osteoartritis. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pada
pasien osteoartritis.
Bagaimana pemberian obat OAINS pada pasien osteoartritis di Poli Penyakit Dalam
mungkin terjadi.
3
1.4. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan informasi tentang pola pemberian obat OAINS dan bahan evaluasi
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian yang paling sering terkena osteoartritis adalah vertebrata, panggul, lutut, dan
pergelangan kaki. Keluhan yang sering dirasakan pasien adalah nyeri pada waktu
melakukan aktivitas atau mengangkat beban. Nyeri dapat dirasakan secara terus
menerus yang sangat menggangu pasien osteoartritis derajat yang lebih berat. (Setiati
dkk, 2014)
Kartilago merupakan bagian sendi yang berfungsi sebagai pelapis ujung dari
tulang, adanya pelapis memudahkan pergerakan dari sendi. Jika terdapat kelainan
pada kartilago, maka dapat berakibat tulang bergesekan yang menimbulkan gejala
2.1.2. Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di
dunia. Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda –
osteoartritis yang paling umum dijumpai pada orang dewasa. Penelitian epidemiologi
dari Joern dkk. (2010) menemukan bahwa orang dewasa dengan kelompok umur 60 -
64 tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23%
5
menderita osteoartritis pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati menderita
osteoartritis pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata,
dengan insiden osteoartritis pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri
sebanyak 24,7 %.
Prevalensi osteoartritis total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2002 dan
mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40% dari populasi usia
keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat yang berakibat
mengurangi kualitas hidupnya karena prevalensi yang cukup tinggi. Oleh karena
juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena osteoartritis (Soeroso,
2006).
osteoartritis idiopatik yang kausanya tidak diketahui dan tidak berhubungan dengan
adanya penyakit sistemik. Osteoartritis sekunder merupakan tipe yang terjadi karena
6
Osteoartritis dapat terjadi karena kondrosit (sel pembentuk proteoglikan dan
kolagen pada rawan sendi) gagal dalam memelihara keseimbangan antara degradasi
dan sintesis matriks ekstraseluler, sehingga terjadi perubahan diameter dan orientasi
serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, yang menjadikan tulang
sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman. Sinoviosit yang
berbagai sitokin yang akan dilepaskan ke dalam rongga sendi dan merusak matriks
rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan
dan dilepaskan ke dalam rongga sendi, seperti Nitric Oxide (NO), IL-1β, dan
kolagen tipe I dan III, sehingga menghasilkan matriks rawan sendi yang
berkualitas buruk. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan,
(Firestein, 2009)
8
Gambar 2.2 (Firestein, 2009)
2. Aktivasi metalloproteinase.
6. Apoptosis.
Secara umum faktor risiko pada pasien osteoartritis yang penting seperti berikut
1. Usia
Faktor ketuaan merupakan faktor yang paling berpengaruh. Derajat keparahan
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan laki – laki lebih sering
3. Trauma
Trauma pada sendi atau pengunaan sendi secara berlebihan. Atlet dan orang-
4. Genetika
Nodus Herberden adalah 10 kali lebih banyak terjadi pada wanita dibanding
laki-laki, dengan risiko dua kali lipat jika ibu kepada wanita itu mengalami
5. Nutrisi
10
mempengaruhi perkembangannya. Kemungkinan vitamin D mempunyai efek
1. Nyeri sendi
Keluhan ini adalah keluhan utama pasien. Nyeri bertambah dengan gerakan
menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat
penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang
timbul diduga berasal dari peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi, dan
3. Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak
melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu
yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari (Soeroso, 2006)
11
4. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala ini
umum dijumpai pada pasien osteoartritis lutut. Pada awalnya hanya berupa
perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter
Pembengkakan sendi timbul karena terjadi efusi pada sendi yang biasanya
tidak banyak (< 100 cc) atau karena adanya osteofit.(Setiati dkk, 2014)
2. Tanda-tanda peradangan
Tanda – tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat dijumpai pada osteoartritis
karena adanya sinovitis. Biasanya tanda–tanda ini tidak menonjol dan timbul
pada perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada
Keadaan ini adalah gejala yang menyusahkan pasien dan ancaman yang besar
12
Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat
menggunakan radiograf yang dapat menunjukkan joint space width (JSW) dan
(Setiati dkk,2014)
3. Kista tulang.
1. Grade 0: normal.
13
3. Grade 2: osteofit pada dua tempat dengan sklerosis subkondral, celah sendi
5. Grade 4: terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista
leukosit, laju endap darah) dalam batas normal. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor
14
peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai
2.1.9. Pengelolaan
a. Edukasi.
2. Terapi farmakologi:
b. Analgetik topical.
3. Terapi bedah:
a. Osteotomi.
15
2.2. Tinjauan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
menghasilkan bikarbonat. COX-1 berada secara terus menerus di mukosa gastrik, sel
dari COX-1 juga berpartisipasi dalam hemostasis dan aliran darah di ginjal.
Sebaliknya enzim COX-2 tidak selalu ada di dalam jaringan, tetapi akan cepat
muncul bila dirangsang oleh mediator inflamasi, cedera atau luka setempat, sitokin,
interleukin, interferon dan tumor necrosing factor. Blokade COX-1 (terjadi dengan
Hambatan dari COX-2 spesifik dinilai sesuai dengan kebutuhan karena tidak
memiliki sifat di atas, hanya mempunyai efek antiinflamasi dan analgesik. (Hansen,
2005)
pendarahan dan obstruksi, Obat yang digunakan adalah inhibitor spesifik COX-2 atau
menjadi perhatian jika digunakan pada pasien dengan kerusakan ginjal ringan hingga
16
sedang serta tidak dapat digunakan untuk pasien dengan kerusakan ginjal parah.
(Felson, 2000)
dinaikkan hingga dosis total anti inflamasi jika dosis rendah tidak menghilangkan
Pada pasien lansia seperti pada umumnya berdasarkan tipe, sifat, dan keparahan
terhadap kerja obat. Oleh karena itu, setiap pilihan analgetik perlu dimulai dari dosis
kecil dan dinaikkan bertahap sesuai dengan toleransi pasien dan sasaran terapi. Titrasi
dosis sering tidak mengikuti ketentuan umum, karena pada umumnya lansia akan
Acetylated salicylates
Asam Asetat
Asam Propionat
Ibuprofen 1.200-3.200mg/hari dalam 3.200mg
3-4 dosis
terbagi
Ketoprofen 150-300mg/hari dalam 3-4 300mg
dosis terbagi
Naproxen 250-500mg 2x/hari 1.500mg
Fenamat
Oxikam
Piroksikam 10-20mg/hari 20mg
Coxib
Celecoxib 100mg 2x/hari atau 200mg
200mg/hari
Valdecoxib 10mg/hari 10mg
Tabel 2.1 Obat Anti Inflamasi Non Steroid yang umum digunakan (Direktorat Bina
Farmasi Komunitas Dan Klinik, 2006)
BAB III
Pasien Osteoartritis
Terapi Farmakologi
OAINS
Jenis
Dosis
Rute pemberian
Frekuensi penggunaan
Efek samping obat
Drug Therapy Problems
(DTPs)
20
3.2. Kerangka Operasional
Pasien Osteoartritis di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Data Umum
Diagnosa utama
Data klinis
Penyakit penyerta
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat obat
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis Osteoartritis yang
4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis Osteoartritis dengan
kriteria yang dibatasi pada rentan waktu bulan Januari sampai Desember 2016.
22
4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling, semua data pasien yang
Makassar.
Sudirohusodo Makassar.
2. Jenis obat adalah, Berbagai macam obat yang diberikan kepada pasien
Makassar.
23
3. Dosis adalah jumlah dan aturan pemakaian obat yang diberikan untuk pasien
5. Data klinik adalah data yang berhubungan dengan tanda klinik pasien
Osteoartritis.
6. Efek samping adalah efek yang tidak dikehendaki disebabkan pemberian obat
7. Drug Therapy Problem (DTPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan tentang
terapi obat yang dapat berpengaruh pada tujuan terapi. (cipolle, 2004)
yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan dan pemindahan data yang diperlukan
dari tiap – tiap sampel ke lembar pengumpulan data yang kemudian dipindahkan ke
tabel induk. Data yang dicatat memuat data pasien meliputi No. Registrasi, nama,
keluhan utama, diagnosa akhir, data klinik, riwayat obat, riwayat penyakit terdahulu,
dan terapi obat yang diterima meliputi jenis obat, dosis, frekuensi pemberian, lama
1. Analisa hasil presentase penggunaan obat meliputi jenis obat yang digunakan,
dosis, rute pemberian, dan frekuensi terapi, data disajikan dalam bentuk
samping yang mungkin terjadi.yang disajikan dalam bentuk tabel dan uraian.
HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin
Usia Jumlah Persentase (%)
Laki - Laki Perempuan
36 - 45 Tahun 1 2 3 20
46 - 55 Tahun 3 1 4 26.67
56 - 65 Tahun 2 2 4 26.67
>65 Tahun 2 2 4 26.67
LAKI - LAKI
47%
53% PEREMPUAN
26
5.1.2. Distribusi Jenis Osteoartritis
27
5.2. Analisis Hasil Penelitian
No.
Interaksi Obat Mekanisme
Kasus
1,4 Meloxicam + H2- OAINS dan antagonis H2-reseptor dapat melindungi
Blocker (Ranitidin) lambung mukosa dari efek iritan OAINS
3,4,7, OAINS + Suplemen Secara umum tidak memiliki efek klinis yang
8 (glucosamin, signifikan terhadap penyerapan dari OAINS,
neurodex) namun penundaan penyerapan itu mungkin terjadi
pada
manajemen nyeri akut.
Tabel 5.6 Daftar harga obat menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
BAB VI
PEMBAHASAN
Data penelitian menunjukkan jumlah pasien laki – laki lebih banyak dari jumlah
perempuan dengan persentase laki – laki 53% dan perempuan 47%. Prevalensi
osteoartritis menurut American College of Rheumatology 60,5% pada pria dan 70,5%
pada wanita. Perbedaan data penelitian dengan prevalensi menurut American College
of Rheumatology mungkin karena jumlah sampel yang tergolong cukup kecil. Untuk
persentase jumlah penderita pasien terbanyak pada rentan usia 46 – 55 tahun dapat
dilihat pada table 5.1 dimana hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
osteoartritis hip sebanyak 46.67%. Untuk pengobatan osteoartritis pada pasien rawat
dan COX – 2 sehingga memiliki efek samping pada gastrointestinal. (Hasibi, 2014)
Pada table 5.4 meloxicam yang diresepkan pada pasien terdapat dosis lebih. Dari
30
parah, tetapi pada penggunaan yang lama dapat merusak ginjal. (Lehmann dkk.,
1996)
Terdapat potensi interaksi obat pada penelitian ini pada tabel 5.5 yaitu interaksi
atau hanya menimbulkan efek ringan dan biasanya secara klinis tidak penting
perubahan pada tingkat serum aspirin dan OAINS. Lebih penting lagi antagonis H2-
reseptor (ranitidine) dapat melindungi mukosa lambung dari efek iritan OAINS.
(Baxter, 2007)
Potensi interaksi obat lainnya yaitu interaksi obat OAINS dengan glucosamin
dan neurodex. Secara umum, tidak memiliki efek klinis yang signifikan terhadap
penyerapan dari OAINS, namun penundaan penyerapan itu mungkin terjadi pada
Pada tabel 5.6 diketahui bahwa harga OAINS yang sering diresepkan oleh dokter
dan yang paling rendah adalah harga Rp 13.605,00 untuk sediaan padat. Walaupun
meloxicam yang paling tinggi diantara natrium diklofenak dan asam mefenamat,
meloxicam paling banyak diresepkan karena mungkin pertimbangan dari manfaat dan
31
BAB VII
7.1. Kesimpulan
dari periode Januari – Desember 2016 sebanyak 15 data rekam medik dengan
persentase laki – laki 53% dan perempuan 47%. Penggunaan obat terbanyak adalah
golongan oksicam yaitu meloxicam dengan efek samping yang minimal namun harga
yang relatif lebih tinggi dibandingkan natrium diklofenak dan asam mefenamat. Dari
hasil penelitian juga didapatkan Drug Therapy Problem (DTPs) yaitu resep
meloxicam dengan dosis lebih. Dan ditemukan potensi interaksi obat OAINS
7.2. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Lukman Zulkifli. 2015. “ Osteoartritis”. Jurnal Medicinus. Vol. 28, No. 2: 53 –
55.
Braund H.J. dan Gold G.E. 2012. “Diagnosis of Osteoartritis : Imaging, Bone”. 51(2),
278-288.
Barus Jimmy. 2015. “ Penatalaksanaan Farmakologis Nyeri Pada Lanjut Usia”. CDK-
Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley, P.C. 2004. “Drug – related problem and quality
of life in arthritis and low back pain sufferers”. Value in health. 6(1) : 51 – 58.
Felson D.T. 2000. “Osteoartritis : New Insight, Part 2 : Treatment Approach, Ann
Firestein Gary S, Ralph C.Budd, Edward D. Harris, Iain B.McInnes, Shaun Ruddy,
33
Hasibi, W.A. 2014. “prevalensi dan distribusi osteoarthritis lutut berdasar
susut 1 kecamatan susut kabupaten Bangli pada tahun 2014”. Bali : Fakultas
Kedokteran Udayang.
Joern, M., Klaus, S.B. Peer, E. 2010. “The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and
– 162.
Diponogoro.
Nur, A.S.W. 2009. “Hubungan Obesitas dengan Osteoartritis Lutut pada Lansia di
34
Pratiwi, Anisa Ika. 2015. ”Diagnosis And Treatment Osteoartritis”. Jurnal J.
2007. “Body mass index associated with onset and progression of osteoartritis of
the knee but not of the hip”. The Rotterdam Study, Ann Rheum Dis.
Setiati Siti, Alwi Idrus, Sudoyo Aru W., Simadibrata Marcellus, Setiyohadi
Bambang, Syam Ari Fahrial. 2014. "Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam”. Jilid III,
Soeroso, S., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., Pramudiyo, R. 2006. "Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam”. Jilid II, 1195 – 1201. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
LAMPIRAN. Data Sampel
Dokumen Lain
Fullboard Tafiggal.
Ketua KomisiNama “
n Tanggal
.Komisi: Etik : -dr• Agussalim
• Menyerahkan Laporan Kemajuan (priigress reprint) :setiap ñ .bulan untuk penelitia:n resiko tinggi: dan setiap
Penelitian.eesiko reridali
iporan alihJr.sdteJah Penelitian berakhir.
ayimpangan dari.,pr.okol yang disetujui {protocol.deviation / violanon):
ia peraturan yang ditent'ukan..
Optimization.Software: