Anda di halaman 1dari 12

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
DENGAN
KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH DKI JAKARTA
NOMOR: HK.09.01.92.10.17.9364
NOMOR: 357/SK/KPID-DKI/VIII/2017
TENTANG
PENGAWASAN ISI SIARAN TERHADAP IKLAN, PUBLIKASI DAN PROMOSI
OBAT DAN MAKANAN PADA LEMBAGA PENYIARAN DI DKI JAKARTA

Pada hari ini, Senin tanggal tiga puluh bulan Oktober tahun dua ribu tujuh belas (30 - 10 -
2017), kami, yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Dewi Prawitasari : Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di
Jakarta, berdasarkan kuasa khusus dari Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.15.1.23.10.12.5114 tanggal 23 Oktober 2017,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan
Pengawas Obat dan Makanan, berkedudukan di Jalan
As-Syafi'iyah Nomor 133, Cilangkap Kota
Administrasi Jakarta Timur untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
II. Adil Quarta Anggoro : Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)
DKI
Jakarta, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DKI Jakarta,
berkedudukan di Gedung Graha Mental Spiritual
Lantai 7 Jalan Awaludin II Nomor 1 Jakarta Pusat,
dalam hal ini menjalani jabatannya sebagaimana
tersebut di atas berdasarkan Keputusan Gubernur DKI
Jakarta Nomor 04/SK/KPID-DKI/XI/2014 Tahun
2014, oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas
nama KPID DKI Jakarta Untuk selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan unit pelaksana teknis di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan yang melaksanakan tugas pengawasan Obat dan
Makanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. bahwa PIHAK KEDUA merupakan lembaga negara bersifat independen di Provinsi
DKI Jakarta yang berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan
masyarakat akan penyiaran serta menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi
yang layak dan benar sesuai dengan Hak Asasi Manusia dan memelihara tatanan
informasi nasional yang adil, merata dan seimbang.
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bawah ini:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara.
Nomor 3821);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun .2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4252);
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5062);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063)
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5360);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1.998 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 131 Tambahan Lembaran Negara Nomor
3867);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4485);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4486);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4487);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2005 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 4565);
14. Peraturan .Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4566);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Komunitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4567);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Berlangganan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4568);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor Farmasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5126);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5380);
19. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Menkes/IV/ 1994 tentang Pedoman
Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetik, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan Minuman;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 007 Tabun 2012 tentang Registrasi Obat
Tradisional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 226);
22. Keputusan Kepala Badan Pengawas HK.00.05.23.3644 Tahun 2004 tentang Suplemen
Makanan; Obat dan Ketentuan Makanan Nomor Pokok Pengawasan
23. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.41.1381
Tahun 2005 tentang Tata Laksana Pendaftaran Suplemen Makanan;
24. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Rena Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1714);
25. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.4 1.1384
Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat
Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.
26. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02/P/KPI/3/2012 tentang Standar
Program Siaran;
27. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/ KPI/2012 tentang Pedoman
Perilaku Penyiaran;
28. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01 /P/KPI/ 07/2014 tentang
Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dalam rangka mendukung pelaksanaan togas dan
fungsinya masing-masing, PARA PIHAK sepakat menjalin kerja sama dalam
Pengawasan Penyiaran Terhadap Publikasi, Promosi, dan Iklan Obat dan Makanan pada
Lembaga Penyiaran DKI Jakarta, termasuk Pengawasan Promosi dan IkIan Rokok
dengan ketentuan:

BAB I
DEFINISI
Pasal 1

Dalam Kesepakatan Bersama ini yang dimaksud dengan:


1. Obat dan Makanan adalah produk obat, obat tradisional, kosmetika, suplemen
kesehatan, pangan olahan dan rokok.
2. Obat adalah bahan atau panduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau
meyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan
termasuk kontrsepsi dan sediaan biologis.
3. Obat Tadisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun- temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
4. Kosmetika adalah panduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (kulit,
rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubag penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhan suatu penyakit.
5. Suplemen Kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan •
zat gizi, memelihara, meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan,
mempunyai nilai gizi dan/atau efek fisiologis, mengandung satu atau lebih bahan
berupa vitamin, mineral, asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang dapat
dikombinasi dengan tumbuhan.
6. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode
tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
7. Rokok adalah salah satu Produk Tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan
dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacurn, nicotiana rustica, dan
species lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan
atau tanpa bahan tambahan.
8. Iklan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Obat dan Makanan dalam
bentuk gambar, tulisan atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk
pemasaran dan atau perdagangan Obat dan Makanan.
9. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu Obat dan
Makanan yang memiliki izin edar untuk menarik minat beli konsumen terhadap Obat
dan Makanan yang akan dan sedang diperdagangkan .
10. Publikasi adalah dan/atau • pengumuman memperkenalkan/mempromosikan melalui
penyebaran informasi atau pernyataan untuk kebijakan dan atau program kegiatan
komunikasi pembangunan kesehatan maupun jasa pelayanan kesehatan di berbagai
media.
11. lzin Edar adalah bentuk persetujuan registrasi produk obat, obat tradisional, suplemen
kesehatan, dan pangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
12. Notifikasi adalah izin edar untuk kosmetik yang diterbitkan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
13. Lembaga .Penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik Lembaga penyiaran
publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, maupun lembaga
penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, tanggung jawabnya,
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB II
MAAKSUD DA TUJUAN
Pasal 2

(1) Maksud Kesepakatan Bersama ini adalah:


a. untuk melindungi kepentingan publik, menjamin hak masyarakat memperoleh
informasi yang layak dan benar dalam isi siaran terkait publikasi, promosi dan iklan
obat dan makanan, terkait dengan keamanan, khasiat/ manfaat dan mutunya; dan
b. sebagai pedoman PARA PIHAK dalam rangka menyamakan pemahaman tentang
pengawasan isi siaran terkait publikasi,promosi, dan iklan produk produk terapetik,
obat tradisional, kosmetika, produk kuasi, pangan, suplemen kesehatan, dan rokok.
(2) Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah untuk meningkatkan komitmen, koordinasi,
kerjasama, dan sinergi antara PARA PIHAK sebagai tanggung jawab bersama untuk
melaksanakan tindak lanjut dalam pengawasan isi siaran terkait publikasi, promosi,
dan iklan produk terapetik, obat tradisional, kosmetika, produk kuasi, pangan,
suplemen kesehatan, dan rokok sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3

Ruang Lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi:


1. Koordinasi dalam pengawasan isi siaran terhadap iklan, publikasi dan promosi Obat
dan Makanan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
2. Pengawasan isi siaran terhadap iklan, publikasi dan promosi Obat dan Makanan, yang
diduga tidak atau belum mempunyai izin edar, notifikasi kosmetik, dan persetujuan
oleh PIHAK PERTAMA.
3. Pertukaran informasi, temuan dan/atau data, serta permintaan data rekaman isi siaran
terhadap iklan, publikasi, dan promosi Obat dan Makanan.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak- sebagai berikut:


a. menerima laporan tindak lanjut hasil pengawasan isi siaran terhadap iklan, promosi
dan publikasi Obat dan Makanan dari PIHAK KEDUA;
b. menerima data dan informasi hasil pemantauan langsung atau pengaduan masyarakat
tentang dugaan pelanggaran berkenaan publikasi, promosi, dan iklanObat dan
Makanan; dan
c. menerima data rekarnan isi siaran terhadap iklan, promosi dan publikasi Obat dan
Makanan
(2) PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. memberikan rekomendasi hasil pengawasan isi siaran terhadap iklan, publikasi dan
promosi Obat dan Makanan dari Lembaga Penyiaran kepada PIHAK KEDUA untuk
ditindaklanjuti;
b. memberikan data dan informasi hasil pemantauan langsung atau pengaduan
masyarakat tentang dugaan pelanggaran berkenaan publikasi, promosi, dan iklan Obat
dan Makanan; dan
c. memberikan informasi peraturan perundangan-undangan terkait iklan, promosi dan
publikasi obat dan makanan
Pasal 6
(1) PIFIAN KEDUA mempunyai hak sebagai berikut:
a. menerima. rekomendasi hasil pengawasan isi siaran terhadap iklan, publikasi dan
promosi Obat dan Makanan pada Lembaga Penyiaran dari PIHAK PERTAMA untuk
ditindaklanjuti:
b. menerima data dan informasi hasil pemantauan langsung atau pengaduan masyarakat
tentang dugaan pelanggaran berkenaan publikasi, promosi, dan iklanObat dan
Makanan; dan
c. menerima informasi peraturan perundangan-undangan terkait isi siaran ikian,
publikasi dan promosi obat dan makanan.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban:


a. memberikan informasi hasil pengawasan isi siaran terhadap ikian, promosi dan
publikasi Obat dan Makanan dan tindak lanjutnya kepada PIHAK PERTAMA;
b. menindaklanjuti rekomendasi basil pengawasan PIHAK PERTAMA dengan
memberikan sanksi kepada Lembaga Penyiaran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. memberikan data dan informasi hasil pemantauan langsung atau pengaduan
masyarakat tentang dugaan pelanggaran berkenaan publikasi, promosi, dan iklanObat
dan Makanan; dan
d. memberikan data rekaman sebagai bukti pelanggaran isi siaran terhadap ikian,
promosi dan publikasi Obat dan Makanan jika diperlukan

BAB V
KOORDINATOR
Pasal 7

Untuk efektifitas pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, PARA PIHAK
sepakat untuk menunjuk koordinator sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA menunjuk Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan; dan
b. PIHAK KEDUA menunjuk Koordinator Pengawasan Isi Siaran sebagai Koordinator
pelaksana isi Perjanjian
BAB VI
JANGKA WAKTU
Pasar 8

(1) Kesepakatan Bersama ini berlaku berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun scjak
tanggal ditandatangani, clan apabila dikehendaki dapat diperpanjang, diubah atau
diakhiri atas kesepakatan PARA PIHAK.
(2) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk memperpanjang, mengubah atau
mengakhiri Kesepakatan Bersama ini sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berakhir, maka PIHAK tersebut wajib memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK lainnya paling lambat 1 (satu) bulan sebelurnnya.

BAB VII
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 9

Kesepakatan Bersama ini berakhir apabila:


a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana diatur dalam Kesepakatan Bersama ini;
b. adanya kesepakatan PARA PIHAK untuk mengakhiri sebelum berakhirnya jangka
waktu Kesepakatan Bersama ini; atau
c. adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang tidak mcmungkinkan
berlangsungnya Kesepakatan Bersama ini.

BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 10

(1) Dalam rangka memperlancar dan mengatasi kemungkinan adanya hambatan dalam
pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK sepakat untuk melakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala.
(2) Monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktuwaktu sesuai
kebutuhan.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 11

Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan menjadi
tanggung jawab PARA PIHAK sesuai tugas dan tanggung jawab masingmasing berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
Pasal 12

(1) Apabila terjadi hal-hal diluar kemampuan PARA PIHAK atau disebut sebagai
keadaan kahar dan mengakibatkan isi Kesepakatan Bersama ini tidak dapat
dilaksanakan baik sebagian maupun seluruhnya maka PARA PIHAK akan
menyesuaikan isi Kesepakatan Bersama ini dan apabila tidak memungkinkan untuk
dilakukan penyesuaian, masing-masing pihak tidak akan mengadakan tuntutan
apapun dan kerugian yang timbul karenanya akan diselesaikan secara musyawarah
oleh PARA PIHAK demi tercapainya penyelesaian yang sebaik-baiknya.
(2) Yang dimaksud dengan keadaan kahar dalam Kesepakatan Bersama ini antara lain
bencana alam, huru hara, pemberontakan, pemogokan yang dengan jelas dinyatakan
sebagai keadaan kahar serta perubahan kebijakan pemeritah yang mendasar dalam
bidang keuangan/moneter, serta keadaankeadaan terse but mengakibatkan hubungan
sebab akibat secara langsung dengan kerugian yang dialami PARA PIHAK.

BAB XII
KORESPONDENSI
Pasal 13

(1) Segala hal sehubungan dengan pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini harus
disampaikan secara tertulis dan dapat disampaikan melalui surat, surat tercatat
dan/atau faksimili kepada masing-masing pihak sebagai berikut :

PIHAK PERTAMA:
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta
Alamat : Jl. As Syafiiyah No. 133 Cilangkap Jakarta Timur
Telepon : (021) 84304046/ 84304048/84306936
Faximile : (021) 84304047/ 84304049.
Email : bpom_ jakarta@pom.go.id dan bbpom,jakarta@gmail.com .

PIHAK KEDUA :
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DKI Jakarta
Alamat : Graha Mental Spiritual Lt. 7 Jalan Awaludin II no 1 Jakarta Pusat
Telepon : (021) 3911975
Faximile : (021) 3911975
Email : kpid@j akarta. go . id
(2) Setiap perubahan alamat PIHAK PERTAMA dan alamat PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diberitahukan secara tertulis kepada pihak
lainnya paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelumnya.
(3) Dalam hal tidak ada pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), maka alamat yang sah secara hukum sebagaimana tercantum pada ayat (1).

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 14

(1) Apabila terjadi perbedaan penafsiran dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini,
PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
(2) Kesepakatan Bersama ini tidak mengurangi kewenangan PARA PIHAK sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi berdasarkan ketentuan perundangundangan.

BAB XV
PENUTUP
Pasal 15

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini, akan diatur dan
ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan secara
tertulis dalam kesepakatan tambahan (addendum) yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini. Kesepakatan Bersama ini dibuat dan
ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat sebagaimana disebutkan
pada awal Kesepakatan Bersama ini, dalam rangkap 2 (dua) ash, masing-masing
bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda tangani
PARA PIHAK

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

Adil Quarta Anggoro Dewi Prawitasari

Anda mungkin juga menyukai