Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak., CA

DISUSUN OLEH :

1. Syafira Paramitha Siregar 7161142034


2. Emalya Tarida Asima S. 7162142010
3. Mestri Shalsa Damanik 7163142028
4. Putri Bungsu Manurung 7163142033

KELAS B-REGULER

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen yang diampu oleh Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak. ini dengan baik dan
tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan para pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca serta dapat berguna bagi
saya sendiri maupun pembaca. Sebelumnya, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Medan, 01 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan


melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu – individu. Aktivitas individu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal – hal
yang sering dilupakan orang adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga memiliki
tujuan pribadi. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi
maupun individu. Untuk itu diperlukan suatu pengendalian kerja sehingga tujuan pribadi maupun
organisasi tercapai dengan seleras. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah sistem
pengendalian manajemen.
Pengendalian manajemen merupakan keharusan dalam suatu organisasi yang mempraktikan
desentralisasi. Salah satu pandangan beragumentasi bahwa sistem pengendalian manajemen
harus sesuai dengan strategi perusahaan. Salah satu perspektif alternative mengatakan bahwa
strategi muncul eksperimen yang dipengaruhi oleh sistem manajemen perusahaan. Menurut
pandangan ini, sistem pengendalian manajemen dapat mempengaruhi perkembangan strategi.
Strategi akan mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen yang akan dibangun dalam
suatu organisasi atau perusahan.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dasar sistem pengendalian manajemen?
b. Apa yang dimaksud dengan perumusan strategi?
c. Bagaimana pusat pertanggungjawaban sistem pengendalian manajemen?
d. Bagaimana proses pengendalian manajemen?
e. Bagaiamana perbedaan perumusan strategi dengan pengendalian manajemen?
f. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kontijensi?
3. Tujuan
a. Mengetahui konsep dasar sistem pengendalian manajemen?
b. Memahami yang dimaksud dengan perumusan strategi?
c. Mengetahui pusat pertanggungjawaban sistem pengendalian manajemen?
d. Mengetahui proses pengendalian manajemen?
e. Mengetahui perbedaan perumusan strategi dengan pengendalian manajemen?
f. Memahami yang dimaksud dengan pendekatan kontijensi?

BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR
Sebelum membahas bagaimana sistem pengendalian manajemen, ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami yaitu :

1. 1 Sistem
Menurut Kurniawan Tjakrawala 2005 : , suatu sistem adalah suatu cara tertentu
dan bersifat repetitive untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem
memiliki karakteristik berupa rangkaian langkah langkah yang berirama, terkoordinasi
dan berulang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Hanif Ismail, dkk, 2009 : 7, Sistem adalah sekumpulan dan bagian-
bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung yang diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu kesatuan. Sedaangkan, menurut Marciariello, ada 2 bentuk
sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang
memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur,
kebijakan, dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Sedangkan, sistem
informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antara pribadi yang tidak
ditunjukkan dalam struktur formal. Biasanya dalam organisasi ada dimensi informal
seperti itu dimana suatu kegiatan organisasi banyak tindakan manajemen yang tidak
sistematis. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang
manajer untuk menggunakan Aturan sistem yang telah ditetapkan sehingga manajer
menggunakan pertimbangan pribadinya dalam bertindak.
Jadi, sistem adalah jaringan prosedur yang bekerja bersama-sama melalui elemen-
elemen yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sama.

1. 2 Pengendalian
Menurut Hanif, Ismail dkk, Pengendalian adalah proses mengarahkan semua
sumber daya, semua variabel variabel untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan, menurut
Hansen & Mowen, pengendalian merupakan proses penetapan standar dengan menerima
umpan balik berupa kinerja sesungguhnya dan mengambil tindakan yang diperlukan jika
kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa elemen yang
memungkinkan pengendalian berjalan dengan baik yaitu :
a. Detektor / Sensus yakni Sebuah alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang
terjadi dalam suatu proses
b. Alat Pembanding / Assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketetapan.
Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah
ditetapkan
c. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari
assesor.
d. Jaringan Komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan
assesor dan antara assesor dan efektor.

1. 3 Manajemen
Menurut Sirait, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses
pengendalian manajemen dalam hal ini adalah proses yang menjamin anggota satu unit
usaha melakukan apa yang telah menjadi strategi perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi :
a. Merencanakan apa yang akan dicapai perusahaan.
b. Mengkoordinasi kegiatan pada masing – masing bagian.
c. Mengkomunikasikan informasi yang ada.
d. Mengevaluasi informasi
e. Mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai dengan
yang digariskan.
Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang
dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jadi, apabila seoraang
manajer menemukan cara yang lebih baik dalam operasi sehari harinya, pengendalian
manajemen seharusnya tidak melarang manajer tersebut melakukan dengan cara yang
benar.

1. 4 Batasan Pengendalian Manajemen


Menurut Halim pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan
perencanaan dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian
manajemen merupakan kegiatan yang tepat berada ditengah dua kegiatan lainnya.
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas tersebut adalah :
a. Perumusan strategi merupakan yang paling sedikit sistematik tetapi pengendalian
tugas merupakan yang paling sistematik.
b. Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang sedangkan pengendalian tugas
difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen dalam hal ini
berada di tengah-tengahnya.
c. Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedangkan proses
pengendalian tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian.
Hubungan masing – masing aktivitas dalam hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Perumusan
Tujuan, Strategi dan Kebijakan
Strategi
Pengendalian
Implementasi Strategi
Manajemen

Pengendalian
Kinerja efisiensi dan Efektivitas tugas
Tugas
individual

1. 5 Pengendalian Manajemen
Menurut Halim pengendalian manajemen adalah proses dimana Manager
mempengaruhi anggotanya Untuk melaksanakan strategi organisasi.
a. Sifat keputusan
Keputusan pengendalian manajemen dibuat dalam kerangka kerja sesuai dengan
strategi organisasi tanpa pedoman yang jelas akan sulit menjalankan pengendalian
manajemen dengan benar. Dalam hal ini manajer mempunyai pertimbangan yang bisa
saja lain yang telah ditetapkan an-nas Al kan baik untuk peningkatan prestasi unit
bisnisnya. Pengendalian manajemen manajemen berperan dalam memfungsikan
organisasi dimana kegiatannya dibatasi oleh sifat dan jumlah sumber daya.
b. Sistematis dan Ritmis
Dalam proses pengendalian manajemen keputusan yang dibuat berdasarkan
prosedur dan jadwal yang dilakukan berulang-ulang tahun demi tahun. Prosedur tersebut
biasanya dimulai dari Perumusan strategi dimana strategi diterjemahkan dalam bentuk
anggaran kemudian perusahaan beroperasi berdasarkan anggaran, prosedur dan kebijakan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu sistem berlandaskan aspek keuangan di mana
sistem ini merupakan bagian dan koordinasi dan uang merupakan ukuran umum untuk
mengatur prestasi perusahaan.
c. Pertimbangan Perilaku
Proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antara individu dan
interaksi tersebut tidak sistematis. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah
menyelaraskan tujuan tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah rencana kompensasi optimum dan intensif
lainnya yang memuaskan.
d. Alat untuk mengimplementasikan strategi
Strategi yang dapat diterapkan selain pengendalian manajemen adalah melalui
pendekatan struktur organisas, manajemen sumberdaya, dan budaya organisasi. Struktur
organisasi mengkhususkan pada peranan hubungan pelaporan dan tanggung jawab yang
menyangkut tentang aktivitas atau tindakan anggota organisasi. Manajemen sumber daya
mempengaruhi tindakan melalui seleksi training, pengembangan, evaluasi, promosi dan
pemberhentian pegawai.

Kerangka kerja pengimplementasian strategi dapat dilihat pada gambar berikut :

Pengendalian

Manajemen

Struktur Manajemen
Strategi Kinerja
Organisasi SDM

Budaya

Organisasi

1. 6 Proses Pengendalian Manajemen


Menurut Halim pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara atasan dan
bawahan. Proses ini meliputi tiga aktivitas yaitu :
a. Komunikasi, dimana agar bawahan bertindak secara efektif dan mereka tahu apa
yang diharapkan dari mereka.
b. Motivasi, bawahan diberikan motivasi untuk menyelesaikan tugasnya.
c. Evaluasi, efisien atau efektifnya seorang bawahan melakukan tugasnya haruslah
evaluasi terlebih dahulu oleh manajer.

1. 7 Metodologi Pengendalian Manajemen


Penerapan proses pengendalian manajemen memerlukan tiga bentuk aktivitas,
yaitu :
a. Menentukan Tujuan
b. Pengukuran Prestasi
c. Evaluasi Prestasi

2. PERUMUSAN STRATEGI
Rumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-
langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam banyak bisnis untuk
memperoleh tingkat laba yang memuaskan adalah tujuan yang paling penting akan tetapi
ada juga perusahaan yang hanya sekedar memperoleh pangsa pasar yang luas sebagai
tujuan.
2. 1 Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen sebagai pemerolehan dan Penggunaan informasi
untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan
keputusan melalui organisasi dan untuk memandu perilaku karyawan. (Hongren, Foster,
dan Datar).
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan keputusan kolektif
di dalam sebuah organisasi. Sistem pengendalian manajemen didasarkan pada pendapatan
yakni sebagai suatu alat dari alat-alat lainnya untuk mengimplementasikan strategi yang
berfungsi untuk memotivasi anggota anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi.
(Anthony dan Govindarajan) untuk memahami suatu sistem dibutuhkan suatu
pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur yang penting dalam
sistem pengendalian adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
2. 2 Lingkungan Pengendalian Manajemen
Dua aspek dari lingkungan tersebut adalah aspek eksternal dan internal. Faktor
internal dalam hal ini adalah struktur organisasi, struktur program, struktur rekening,
faktor administratif, faktor perilaku, daan faktor budaya. Satu faktor penting adalah baik
lingkungan internal maupun eksternal bervariasi pada setiap organisasi yang berbeda.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi terhadap pengendalian manajemen yang meliputi
perilaku organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
2. 3 Perilaku Organisasi
Dalam perilaku organisasi proses pengendalian manajemen tetap meletakkan
manusia sebagai faktornya yang artinya ada proses mempengaruhi terhadap pencapaian
organisasi. Suatu perusahaan mempunyai tujuan dan fungsi pengendalian manajemen
adalah mendorong anggota organisasi mencapai tujuan yang ingin dicapai. Perilaku
organisasi juga berkaitan erat dengan motivasi gimana kemampuan manajer ataupun
pemimpin suatu organisasi dalam memotivasi mengarahkan dan berkomunikasi dengan
para bawahannya akan menentukan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

3. PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN

3. 1 Pusat Pendapatan

3. 2 Pusat Biaya

3. 3 Pusat Laba

3. 4 Pusat Investasi

4. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN

5. PERBEDAAN PERUMUSAN STRATEGI DENGAN PENGENDALIAN


MANAJEMEN

5. 1 Pengendalian Tugas

5. 2 Perbedaan Antara Pengendalian Tugas Dengan Pengendalian Manajemen

5. 3 Hubungan Pengendalian Manajemen Dengan Internal Auditnya

5. 4 Hubungan Pengendalian Manajemen Dengan Desain Organisasi Dan Sistem


Informasi Akuntansi
6. PENDEKATAN KONTIJENSI
Dasar dari pendekatan kontijensi adalah tidak adanya jawaban terbaik yang
berlaku terhadap semua masalah yang muncul. Dengan kata lain, Sistem Pengendalian
Manajemen perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan (kondisi) dalam
perusahaan atau organisasi.

6. 1 Teori Kontijensi Berbasis Organisasi


Cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi
adalah dengan menstrukturisasi kegiatan organisasi tersebut, denga memberi otoritas dan
pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai.
Namun struktur organisasi merupakan mekanisme yang bisa menjamin tugas yang
dibebankan dapat dilaksanakan, walau kesulitan yang biasanya muncul adalah perhatian
manajer yang hanya terfokus pada bagiannya saja. Akibatnya adalah pengabaian terhadap
tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan bagian lain.
Untuk setiap manajer pusat pertanggungjawaban bisa diberi target yang jelas
tentang rentang tugasnya, dan bertanggungjawab atas segala aspek pertanggungjawaban-
nya. Dari hasil penelitian empiris menyarankan bahwa manajer diminta bertanggung
jawab atas tugasnya yang tidak terbatas hanya pada bagiannya, dimana mereka bisa
melakukan pengendalian yang lebih baik. Banyak prosedur akuntansi, seperti harga
transfer harus telah ditentukan sebelumnya agar tercegah adanya kesalahan, sehingga
ukuran tingkat keuntungan seluruh bagian bisa diukur, tidak hanya bagian tertentu saja
yang menikmati harga transfer. Dengan demikian, aspek utama dari struktur organisasi
formal adalah segmentasi kegiatan ke bagian-bagian yang bisa ditangani oleh manajer
perorangan. Proses ini dikenal dengan nama diferensiasi yang berkaitan dengan
kecenderungan sub unit organisasi mengembangkan cara mereka sendiri untuk
menghasilkan produk/jasa sesuai dengan tugas spesifik.
Dengan pencapaian tujuan, proses pelengkap berupa integrasi diperlukan untuk
mengkoordinasikan kegiatan sub-unit yang berbeda dan dalam hal ini sistem akuntansi
manajemen memainkan peran yang penting dalam proses tersebut. Pendekatan dalam
memandang desain struktur formal organisasi telah di formalisasikan dengan pendekatan
teori kontijensi. Teori kontijensi struktur organisasi ini dapat dilacak dari temuan-temuan
awal seperti Burn Stalkers (1961), Woodeward (1958) "yang" disempurnakan oleh
Thompson (1967). Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dimaksudkan untuk
mencari berbagai variabel kontijensi yang diyakini memiliki pengaruh penting tentang
bagaimana suatu organisasi harus membuat struktur organisasinya. Variabel-variabel
kontijensi yang berpengaruh adalah ukuran organisasi, teknologi produksi, dan berbagai
aspek lingkungan eksternal seperti persaingan dan ketidakpastian intern dan juga aspek
teknologi internal. Akan tetapi studi yang pernah dilakukan gagal menunjukkan
hubungan yang konsisten dan kuat antara konteks, struktur dan kinerja organisasi. Alasan
yang disebutkan adalah kurang lengkapnya model yang digunakan dalam struktur
organisasi. Akan tetapi teori kontijensi ini diperlukan dalam merancang sistem
pengendalian. Hal ini disebabkan karena struktur itu sendiri merupakan mekanisme
pengendalian yang penting, dan struktur itu sendiri merupakan mekanisme awal dan
akuntansi manajemen.

6. 2 Teori Kontijensi Akuntansi Manajemen


Menurut (Halim, Abdul, dkk 2000:21) teori kontijensi akuntansi manajemen ini
menunjukkan suatu upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling
memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada suatu organisasi. Pada
prinsipnya, ide ini tidaklah baru, karena akuntansi manajemen praktis selalu mencoba
mengadaptasi sistem yang baru. Beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan adalah:

 Lingkungan. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen ini
adalah adanya pengaruh dari lingkungan dimana suatu organisasi tersebut
beroperasi.
 Teknologi. Sifat dari suatu proses produksi suatu produk ataupun jasa biasanya
ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
 Ukuran Organisasi. Ukuran organisasi merupakan faktor yang memperngaruhi
baik itu struktur maupun kesesuaian pengendalian dalam organisasi.
 Strategi. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh besar
terhadap sistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen.

6. 3 Ukuran Dan Penghargaan Kinerja


Dalam membentuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator kinerja yang perlu
diperhatikan adalah:
 Tujuan organisasional adalah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan mudah
menjadi satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun
tingkat keuntungan sering digunakan sebagai salah satu tujuan organsasi.
 Jika ukuran kinerja bertingkat (multiple performance measure) digunakan,
beberapa hal tentang kebutuhan pengurutan dan kepentingan harus
dikomunikasikan.
 Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer misalnya sistem harga transfer.
 Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif; ini mungkin sangat
penting, walaupun kecenderungan yang ada adalah ukuran kuantitatif lebih
banyak digunakan daripada ukuran kualitatif.
 Esensi kinerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering tidak bisa
ditentukan terlebih dahulu, pernyataan tentang kinerja sering merupakan
pernyataan subjektif.
 Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer
harus bertanggungjawab, namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan
yang tidak bisa dikendalikan tidak bisa dilihat dengan jelas.
 Manajemen berada dalam lingkungan yang tidak pasti dan kompleks sehingga
penghargaan prestasi yang diberikan mungkin tidak mencakup seluruh aspek
kerja anggota organisasi.

6. 4 Pengguna Informasi Dalam Penghargaan Kinerja


Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan informasi akuntansi bagi
perilaku manajerial terjadi pada saat penggunaan evaluasi kinerja. Jika manajer meyakini
bahwa kinerjanya akan dievaluasi berdasarkan informasi akuntansi, maka ia akan
berusaha untuk mempengaruhi informasi tersebut sehingga kelihatan menguntungkan
manajer tersebut. Perilaku ini bisa mengganggu kegiatan organisasi secara keseluruhan.
Dalam penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran
kinerja sering menghasilkan perilaku yang tidak baik, dan bisa berakibat negatif.
Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan perilaku manajerial yang layak
mengakibatkan perlunya monitoring dan penghargaan atas kinerja. Ukuran yang paling
sering digunakan dalam pengukuran kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntansi dan
menggunakan anggaran sebagai standar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja
anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun
target yang ditetapkan tidak tercapai. Misalnya, manipulasi yang dilakukan adalah pada
anggaran perbaikan dan pemeliharaan. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan karena
anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.

6. 5 Gaya Pengguna Informasi Akuntansi


Masalah dalam hal anggaran yaitu ada perbedaan antara anggaran yang statis dan
fleksibel. Anggaran statis melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara
ketat dalam memenuhi anggaran biayanya. Setiap selisih dianggap tidak layak.
Sebaliknya dengan anggaran fleksibel masih mempertimbangkan kelayakan pencapaian
anggaran, akan tetapi manajer senior hendaknya diberi penjelasan yang masuk akal atas
kelebihan pengeluaran tersebut. Jika informasi akuntansi tidak merupakan indikator yang
sempurna atas kinerja sesungguhnya anggota organisasi, maka penggunaan gaya statis
tidak layak dan membawa ke tingkat stres yang tinggi, konsekuensinya bisa timbul
perilaku negatif seperti manipulasi data akuntansi. Anggaran fleksibel jika dikaitkan
dengan hal di atas tampaknya lebih layak digunakan.
Menurut Briers dan Hirts studi yang dilakukannya dalam mengamati situasi
dimana penganggaran dan informasi ditunjukkan sebagai dasar evaluasi kinerja yang
lebih layak. Ditemukan bahwa, gaya evaluasi statis tidak membawa ke konsekuensi yang
baik. Akan tetapi manipulasi penganggaran yang dilakukan, dihubungkan dengan kinerja
unit-unit yang dikelola, dimana unit yang berkinerja jelek menunjukkan bias anggaran
yang paling besar. Hasil temuan ini, dengan konteks yang lebih luas dimana standar
akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang sedikit lengkap tentang kinerja pekerjaan
dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer
hendaknya dievaluasi dengan memperhatikan juga pendekatan subyektif jika unit tersebut
menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi. Temuan diatas relevan dengan pengaruh
pengendalian akuntansi. Temuan diatas dapat digunakan sebagai; Pertama, cara dimana
informasi akuntansi digunakan oleh manajer puncak dan penghargaan yang dibuat
kontijensi dengan pencapaian anggaran adalah kritis dalam penentuan pengaruh sistem
informasi akuntansi. Kedua, pengaruh penempatan kepercayaan yang tinggi atas ukuran
akuntansi terhadap kinerja kontijensi dengan keadaan karena tingkat pengetahuan yang
kita miliki tentang perilaku manajerial mengkontribusikan kearah kinerja yang baik dan
sukses. Salam hal menghadapi ketidakpastian eksternal dan internal maka diperlukan
adalah sistem penghargaan dimana diperlukan dukungan inovasi dan menghindari
kegagalan atau dengan kata lain lebih baik memanfaatkan kelemahan untuk mencapai
kesuksesan.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

Anda mungkin juga menyukai