dimana saja, baik di darat maupun di air. Habitat serangga sangat bervariasi, masing-masing
spesies mempunyai kekhasan tempat hidup oleh karena itu perlu dipikirkan metode penangkapan
dan koleksi yang tepat untuk mendapatkan spesies serangga yang diinginkan. Masing-masing
metode dikembangkan untuk menangkap serangga yang khas yang didasarkan pada perilaku dan
habitatnya.
Untuk mengoleksi serangga kita memperlukan alat-alat bantu untuk menangkap serangga
tersebut karena serangga memiliki gerakan yang sangat cepat. Alat-alat bantu untuk menangkap
serangga dapat berupa jaring, aspirator ataupun berupa perangkap serangga.
1. Lokasi - Nama lokasi serangga itu ditemukan perlu dicatat sedemikian rupa sehingga
tempat itu dapat ditemukan pada peta dengan baik. Nama kota atau desa tidak boleh
disingkat untuk mencegah diartikan keliru dengan tempat lain oleh seseorang yang kurang
mengenal daerah tersebut. Dengan meningkatnya penggunaan koleksi data-base dan
kebutuhan yang berkaitan dengan standarisasi data secara internasional maka label-label di
museum spesimen perlu mencantumkan pula garis lintang utara dan selatan seperti contoh
sebagai berikut: 36°02’S 142°38’E.
2. Tanggal koleksi - Tanggal koleksi akan memberi data tentang musim saat koleksi. Tulis
hari/tanggal, bulan, dan tahun. Pergunakan sesuai perjanjian internasional dalam menulis hari
dan tahun merujuk angka Arab dan bulan dengan angka Roman; sebagai alternative bulan
dapat disingkat seperti 03.viii.1993 atau 03 Aug. 1993. jangan ditulis seperti ini: 03.08.1993
sebab dapat diartikan di beberapa Negara sebagai bulan Maret tanggal 8, 1993. Jangan
menyingkat tahun 1993 dengan ’93. apabila beberapa hari berturut-turut dipergunakan untuk
koleksi di sebuah lokasi, maka hari-hari tersebut dapat ditulis sebagai berikut: 03-06.xi.1994.
3. Kolektor - Nama kolektor memungkinkan untuk berhubungannya kolektor dari suatu
tempat (dalam/luar negeri) untuk saling bekerjasama dalam mencari informasi lebih lanjut
atau menimbang kebenaran dari label yang tercantum. Tulis ejaan nama akhir kolektor atau
nama depan disingkat.
4. Data lain - banyak informasi yang penting, tetapi tidak ada relevansinya atau tidak
tersedia untuk semua serangga. Biasanya ditulis dalam label tersendiri sebagai tambahan
data-data primer. Misalnya: Catatan tentang inang serangga parasitik dan tanaman inang dari
serangga fitopagus (apabila informasi tersebut dapat diketahui) dan macam habitat secara
rinci yang meliputi ketinggian tempat, tipe ekologi, dan kondisi cuaca saat koleksi.
Label untuk spesimen yang dipin dan atau dikarding harus dicetak rapi dengan tinta
hitam yang tidak luntur dan berkualitas baik. Ukuran label tidak boleh lebih besar dari 18 mm x
8 mm dan apabila label pertama terlalu kecil untuk data, beberapa data harus ditulis lagi pada
label kedua yang dideretkan di bawah label pertama di bawah pin spesimen tersebut. Label harus
berjarak dari spesimen agar mudah dibaca dari atas. Label untuk spesimen di dalam alkohol
harus ditulis dengan tinta hitam yang tidak luntur dengan kertas yang baik. Ukuran label tidak
boleh lebih dari 5 x 2 cm; klasifikasi spesimen dan data koleksi harus ditulis pada label tersebut.
Label harus dimasukkan ke dalam botol bersama-sama dengan spesimen tidak ditempel dengan
lem diluar botol.
Sumber : Yos F. da-Lopez & Abdul Kadir Djaelani - Jurusan Manajemen Pertanian Lahan
Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT)
Yayuk, S., Hartini, U. & Sartiami, E. 2010. Koleksi, Preservasi, Identifikasi,Kurasi dan
Manajemen Data. Bandung: Angkasa Duta