Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya ucapkan atas kehadiran ALLAH Yang Maha Esa karna-Nyalah saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Hukum Islam Di Dunia dan Di
Indonesia” tanpa ada suatu masalah.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang saya buat ini masih
jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,saya mengharapkan kritik dan saran dari Bapak
Dosen untuk menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
A. Masa Nabi Muhammad (610 M – 632 M)....................................................................
B. Masa Khulafaur Rasyidin ( 632 M – 662 M )...............................................................
C. Masa Pembinaan, Pengembangan dan Pembukuan (Abad VII-X M) ..........................
D. Masa Kelesuan Pemikiran (Abad X-XI-XIX M). ........................................................
E. Masa Kebangkitan Kembali ( Abad XIX sampai sekarang ). ......................................
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA
A. Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda.......................................................
B. Hukum Islam pada Masa Penjajahan Belanda.............................................................
C. Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang.............................................................
D. Masa Kelesuan Pemikiran (Abad X-XI-XIX M). .......................................................
E. Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru..........................................................
F. Hukum Islam di Era Reformasi....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
1. Kami mengutus Nabi Muhammad sebagai untuk menjadi rahmat bagi alam semesta
(Q.s.21:107).
2. Hai orang-orang yang beriman, ikutilah Allah dan ikutilah RasulNya (Q.s.4:59).
3. Barang siapa yang taat kepada Rasul berarti taat kepada Allah (Q.s.4:80).
4. Pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik (Q.s.33:21).
Waktu Nabi Muhammad masih hidup tugas untuk mengembangkan dan menafsirkan
hukum itu terletak pada diri beliau sendiri, melalui ucapan, perbuatan, sikap diam yang
disebut sunnah. Dengan mempergunakan Al Qur’an sebagai norma dasar Nabi Muhammad
SAW memecahakan setiap masalah yang timbul pada masanya dengan sebaik-baiknya.
Pengakuan terhadap hukum Islam ini terus berlangsung bahkan hingga menjelang
peralihan kekuasaan dari Kerajaan Inggris kepada Kerajaan Belanda kembali. Setelah
Thomas Stanford Raffles menjabat sebagai gubernur selama 5 tahun (1811-1816) dan
Belanda kembali memegang kekuasaan terhadap wilayah Hindia Belanda, semakin nampak
bahwa pihak Belanda berusaha keras mencengkramkan kuku-kuku kekuasaannya di wilayah
ini. Namun upaya itu menemui kesulitan akibat adanya perbedaan agama antara sang
penjajah dengan rakyat jajahannya, khususnya umat Islam yang mengenal konsep dar al-
Islam dan dar al-harb. Itulah sebabnya, Pemerintah Belanda mengupayakan ragam cara untuk
menyelesaikan masalah itu. Diantaranya dengan (1) menyebarkan agama Kristen kepada
rakyat pribumi, dan (2) membatasi keberlakuan hukum Islam hanya pada aspek-aspek
batiniah (spiritual) saja.
Bila ingin disimpulkan, maka upaya pembatasan keberlakuan hukum Islam oleh
Pemerintah Hindia Belanda secara kronologis adalah sebagai berikut :
- Pada pertengahan abad 19, Pemerintah Hindia Belanda melaksanakan Politik Hukum
yang Sadar; yaitu kebijakan yang secara sadar ingin menata kembali dan mengubah
kehidupan hukum di Indonesia dengan hukum Belanda.
- Atas dasar nota disampaikan oleh Mr. Scholten van Oud Haarlem, Pemerintah
Belanda menginstruksikan penggunaan undang-undang agama, lembaga-lembaga dan
kebiasaan pribumi dalam hal persengketaan yang terjadi di antara mereka, selama
tidak bertentangan dengan asas kepatutan dan keadilan yang diakui umum. Klausa
terakhir
ini kemudian menempatkan hukum Islam di bawah subordinasi dari hukum Belanda.
- Atas dasar teori resepsi yang dikeluarkan oleh Snouck Hurgronje, Pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1922 kemudian membentuk komisi untuk meninjau ulang
wewenang pengadilan agama di Jawa dalam memeriksa kasus-kasus kewarisan
(dengan alasan, ia belum diterima oleh hukum adat setempat
- Pada tahun 1925, dilakukan perubahan terhadap Pasal 134 ayat 2 Indische
Staatsregeling (yang isinya sama dengan Pasal 78 Regerringsreglement), yang intinya
perkara perdata sesama muslim akan diselesaikan dengan hakim agama Islam jika hal
itu telah diterima oleh hukum adat dan tidak ditentukan lain oleh sesuatu ordonasi.
Lemahnya posisi hukum Islam ini terus terjadi hingga menjelang berakhirnya
kekuasaan Hindia Belanda di wilayah Indonesia pada tahun 1942.
C. Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang
Setelah Jendral Ter Poorten menyatakan menyerah tanpa syarat kepada panglima
militer Jepang untuk kawasan Selatan pada tanggal 8 Maret 1942, segera Pemerintah Jepang
mengeluarkan berbagai peraturan. Salah satu diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1942, yang menegaskan bahwa Pemerintah Jepag meneruskan segala kekuasaan yang
sebelumnya dipegang oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda. Ketetapan baru ini tentu saja
berimplikasi pada tetapnya posisi keberlakuan hukum Islam sebagaimana kondisi terakhirnya
di masa pendudukan Belanda.
Meskipun demikian, Pemerintah Pendudukan Jepang tetap melakukan berbagai
kebijakan untuk menarik simpati umat Islam di Indonesia. Diantaranya adalah:
- Janji Panglima Militer Jepang untuk melindungi dan memajukan Islam sebagai agama
mayoritas penduduk pulau Jawa.
- Mendirikan Shumubu (Kantor Urusan Agama Islam) yang dipimpin oleh bangsa
Indonesia sendiri.
- Mengizinkan berdirinya ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan NU.
- Menyetujui berdirinya Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) pada bulan
oktober 1943.
- Menyetujui berdirinya Hizbullah sebagai pasukan cadangan yang mendampingi
berdirinya PETA.
Berupaya memenuhi desakan para tokoh Islam untuk mengembalikan kewenangan
Pengadilan Agama dengan meminta seorang ahli hukum adat, Soepomo, pada bulan Januari
1944 untuk menyampaikan laporan tentang hal itu. Namun upaya ini kemudian
“dimentahkan” oleh Soepomo dengan alasan kompleksitas dan menundanya hingga
Indonesia merdeka. Dengan demikian, nyaris tidak ada perubahan berarti bagi posisi hukum
Islam selama masa pendudukan Jepang di Tanah air. Namun bagaimanapun juga, masa
pendudukan Jepang lebih baik daripada Belanda dari sisi adanya pengalaman baru bagi para
pemimpin Islam dalam mengatur masalah-masalah keagamaan. Abikusno Tjokrosujoso
menyatakan bahwa, Kebijakan pemerintah Belanda telah memperlemah posisi Islam. Islam
tidak memiliki para pegawai di bidang agama yang terlatih di masjid-masjid atau pengadilan-
pengadilan Islam. Belanda menjalankan kebijakan politik yang memperlemah posisi Islam.
Ketika pasukan Jepang datang, mereka menyadari bahwa Islam adalah suatu kekuatan di
Indonesia yang dapat dimanfaatkan.
Perkembangan Hukum Islam Di Dunia dan Di Indonesia menjadi sangat menarik untuk
memahami alur perjalanan sejarah hukum Islam di tengah-tengah komunitas Islam terbesar di
dunia itu. Pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa jauh pengaruh kemayoritasan kaum
muslimin Indonesia itu terhadap penerapan hukum Islam di Tanah Air ? Maka dapat dijawab
dengan memaparkan sejarah hukum. Di samping itu, kajian tentang sejarah hukum Islam di
juga dapat dijadikan sebagai salah satu pijakan bagi umat Islam secara khusus untuk
menentukan strategi yang tepat di masa depan dalam mendekatkan dan “mengakrabkan”
bangsa ini dengan hukum Islam. Proses sejarah hukum Islam yang diwarnai “benturan”
dengan tradisi yang sebelumnya berlaku dan juga dengan kebijakan-kebijakan politik-
kenegaraan, serta tindakan-tindakan yang diambil oleh para tokoh Islam Indonesia terdahulu
setidaknya dapat menjadi bahan telaah penting di masa datang
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang), 1971.
[2] Farrukh. Al-Arab Wa Al-Islam Fi Al-Haudl Alsyarqiy Al- Bahr Al-Abyad Al-
Mutawassith, (Beirut: Dar al kutub), 1966.
[3] Hanafi, Ahmad. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang), 1977.
[4] Ali, Muhammad Daud, Prof. H. SH., Hukum Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 42.
[5] http://kopikejuenak.blogspot.com/2008/07/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan-
hukum isla
——————–http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum
islam/perkembangan-hukum-islam/
——————–http://www.slideworld.com/slideshows.aspx/SEJARAH PERTUMBUHAN-
DAN-PERKEMBANGAN-HUKUM-ISLAM-ppt-906543
——————-http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/hukum-
islam/perkembangan-hukum-islam-pada-era-reformasi-di-indonesia.
——————-http://wawasanhukum.blogspot.com/2008/04/periodisasi-perkembangan-
hukum-islam.html