3. Bercorak Demokrasi
Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan rasa kebersamaan, kepentingan bersama
lebih diutamakan dari pada kepentingan-kepentingan pribadi sesuai dengan asas
permusyawaratan dan perwakilan sebagai system pemerintahan. Adanya musyawarah di Balai
Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkan hasil musyawarah dan lain sebagainya.
4. Bercorak Kontan/Tunai
Biasanya dalam masyarakat Indonesia transaksi itu bersifat kontan / tunai, yaitu : Prestasi dan
kontra-prestasi dilakukan sekaligus bersama-sama pada waktu itu juga. Ini mengandung
pengertian bahwa dengan suatu perbuatan nyata, suatu perbuatan simbolis atau suatu pengucapan
tindakan hukum yang dimaksud telah selesai seketika itu juga, dengan serentak bersamaan
waktunya tatkala berbuat atau mengucapkan yang diharuskan oleh adat.Pemindahan atau
peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada saat yang bersamaan yaitu peristiwa
penyerahan dan penerimaan harus dilakukan secara serentak, ini dimaksudkan agar menjaga
keseimbangan didalam pergaulan bermasyarakat.Dengan demikian dalam Hukum Adat segala
sesuatu yang terjadi sebelum dan sesudah transaksi (timbang-terima) secara kontan itu adalah
diluar akibat-akibat hukum dan memang tidak bersangkut paut atau bersebab akibat menurut
hukum. Perbuatan hukum yang dimaksud yang telah selesai seketika itu juga, adalah suatu
perbuatan hukum yang dalam arti Yuridis berdiri sendiri.Dalam arti urutan kenyataan-kenyataan,
tindakan-tindakan sebelum dan sesudah perbuatan yang bersifat kontan itu mempunyai arti logis
terhadap satu sama lain. Contoh yang tepat dalam Hukum Adat tentang suatu perbuatan yang
kontan adalah : Jual Lepas, Perkawinan, jujur melepaskan hak atas tanah, adopsi dan lain-lain.
Contoh jelas perbuatan kontan :
Jual Beli lepas tanah, Amin menjual tanah kepada Bejo sebidang tanah dan telah disepakati
harganya Rp. 1 juta dan disepakati juga oleh mereka Bejo membayar Rp. 800.000,-.
Kekurangan pembayaran Bejo pada Amin ini merupakan hutang Bejo pada Amin dan tidak
ada sangkut pautnya dengan Transaksi tanah antara Amin dan Bejo.
Sesuai sifat kontan ini transaksi tanah antara Amin dan Bejo telah selesai dengan
pembayaran Rp. 800.000,- di muka. Sedangkan kekurangan pembayaran Bejo kepada Amin
menjadi transaksi hutang-piutang antara Amin dan Bejo secara sendiri, tidak ada
hubungannya dengan transaksi tanah antara Amin dan Bejo seperti tersebut di atas.
5. Bercorak Konkrit/visual
Pada umumnya dalam masyarakat Indonesia kalau melakukan atau mengadakan perbuatan
hukum (Transaksi) itu selalu dalam bentuk yang nyata (Konkrit). Yang dimaksud disini,
didalam alam berfikir yang tertentu senantiasa dicoba dan diusahakan supaya hal-hal yang
dimaksudkan, diinginkan, dikehendaki atau akan dikerjakan ditransformasikan atau Di beri
wujud suatu benda, diberi tanda yang kelihatan baik langsung maupun hanya menyerupai obyek
yang dikehendaki (Simbol Benda yang Magis). Contoh :
• Panjer, dalam melakukan perjanjian jual beli
• Peningset, Penyancang, dalam pertunangan atau akan melakukan perkawinan.
• Perbuatan Tenung / Santet, yaitu membalas dendam baik sendiri maupun melalui orang
lain (Dukun) terhadap seseorang dengan membuat patung, boneka atau barang lain, lalu
barang itu dilukai, ditusuk, dibakar, dipancung atau dimusnahkan.
Jadi kontannya itu adalah sesuatu yang visual, kelihatan, biarpun hanya menyerupai obyek
yang dikehendaki. Selain merupakan penegasan, tanda-tanda (visual) kelihatan ini merupakan
pula suatu pemberitahuan untuk pihak ketiga.