Oleh :
Anang Eko Herdiyanto
L2F 300 497
ABSTRAK
Penggunaan konverter berbasis rangkaian elektronik mengakibatkan pembangkitan harmonisa tegangan dan
arus disisi sumber. Salah satu aplikasinya adalah DC Chopper yang digunakan untuk mengkonversikan tegangan
searah tetap menjadi tegangan searah yang dapat divariasikan dengan mengatur waktu membuka dan menutupnya
saklar statis yang terhubung di antara sumber dan beban terpasang.
Pengujian pembangkitan harmonisa tegangan dan arus dilakukan dengan bantuan alat ukur HIOKI 3286-20
untuk mengetahui perbandingan besar kecilnya magnitudo harmonisa tegangan dan arus yang dibangkitkan disisi
sumber (tegangan jala-jala) akibat penggunaan dan proses switching DC Chopper dengan variasi beban terhubung R
dan RL dan pengaturan duty cycle rangkaian kontrol chopper dari 0,1 (minimal) hingga 0,9 (maksimal).
Hasil evaluasi dan analisa dalam studi kasus ini menunjukkan pembangkitan harmonisa tegangan tidak terlalu
signifikan ( 3% pada masing-masing orde harmonik dan 4% pada THDv terhadap nilai fundamental), sedangkan
harmonisa arus disisi sumber menghasilkan kuantitas persentase harmonisa yang sangat signifikan, ( 40% pada
masing-masing orde harmonik dan 30% pada THDi terhadap nilai fundamental). Level distorsi arus termasuk dalam
kategori medium ( 20% THDi 50%).
Vd Dm C RL Vo
Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang tidak
berkaitan langsung dengan judul Tugas Akhir ini, maka
penulis memberikan batasan : Gambar 2.1 Rangkaian Dasar DC Chopper
1
Apabila saklar S ditutup, maka tegangan sumber Vd di
L VO ……………………………….………….(2.5)
akan terkirim ke beban dan apabila saklar S terbuka, dt
maka beban RL akan terlepas dari sumber. Dengan Ldi VO dt VO .toff ………………………………...(2.6)
mengatur perbandingan waktu saat saklar menutup (ton)
dan saat saklar membuka (toff) pada rentang frekuensi Penggabungan persamaan (2.3) dan (2.6) akan
yang tetap, maka tegangan keluarannya dapat diatur. menghasilkan sebuah persamaan baru yang
Tegangan keluaran DC Chopper dapat dihitung dengan mengandung parameter duty cycle (D), yaitu :
persamaan :[17] Vd VO .ton VO .t off ………………………………...(2.7)
t on
Vo .Vd Vd .t on VO t on t off VO .Ts …………….…………(2.8)
t on t off
f .t on .Vd ……………………………………...(2.1) Persamaan (2.8) dapat disederhanakan :
VO ton …………………………………...(2.9)
D
Dari persamaan (2.1) diatas jelas bahwa tegangan Vd ton toff
keluaran DC Chopper dapat diatur dengan cara : VO D.Vd …………………………………………(2.10)
1. Mengatur perbandingan waktu on dan waktu off
dengan frekuensi tetap. Harmonisa
2. Mengatur frekuensi dengan waktu on tetap. Harmonisa adalah gangguan yang muncul akibat
terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Pada
DC Chopper Step-Down Satu Fasa dasarnya harmonisa adalah gejala pembentukan
Sesuai dengan namanya, tegangan keluaran DC gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang
Chopper step-down satu fasa nilainya selalu lebih kecil merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi
dari tegangan DC masukannya[15]. dasar atau frekuensi fundamentalnya, yaitu frekuensi
harmonisa yang timbul pada bentuk gelombang
1. DC Chopper Kondisi ON aslinya, sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi
Jika saklar S pada posisi menutup dalam interval waktu dasar disebut angka urutan harmonik. Apabila
tertentu (ton), maka tegangan Vd akan terkirim ke beban frekuensi dasar ditetapkan sebesar 50 Hz, maka
RL melalui inductor L, sedangkan dioda D mendapat harmonisa keduanya adalah gelombang dengan
prategangan balik sehingga arus tidak mengalir melalui frekuensi sebesar 100 Hz, harmonisa ketiga adalah
dioda. gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan
iL seterusnya. Gelombang-gelombang harmonisa ini akan
L iC ia menumpang pada gelombang murni atau aslinya,
Vd C beban sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan
jumlah antara gelombang murni sesaat dengan
gelombang harmonisanya.
Gambar 2.2 DC Chopper Kondisi ON Parameter yang memiliki korelasi dengan
permasalahan harmonisa :
Berdasarkan gambar diatas, diperoleh persamaan :
2
di
V V V L V …………………………….(2.2) M n
x100% …………………….…….(2.11)
d L O O n 2
dt THD
M1
Ldi Vd VO .dt Vd VO .ton …………………...(2.3) dengan :
2. DC Chopper Kondisi OFF Mn : nilai rms komponen harmonisa tegangan atau arus
Jika saklar S dalam posisi hubung terbuka dalam orde ke-n
interval waktu tertentu (toff), maka beban RL terlepas
dari sumber Vd, namun arus induktor tetap mengalir M1 : nilai rms komponen harmonisa tegangan atau arus
melalui dioda D dan memindahkan energi yang orde ke-1
tersimpan pada induktor ke beban.
Jika tegangan atau arus masukan mengalami
iL distorsi, berarti telah terjadi penyimpangan bentuk
L iC ia
gelombang arus bolak-balik terhadap bentuk
Dfw C beban
gelombang sinus yang merupakan gelombang ideal
dari arus bolak-balik yang dibangkitkan pada sistem
tenaga listrik. THD menunjukkan tingkat kecacatan
Gambar 2.3 DC Chopper Kondisi OFF gelombang secara keseluruhan dibandingkan dengan
bentuk gelombang aslinya dan biasanya dinyatakan
Dari gambar rangkaian 2.3 diatas, sumber tegangannya dalam persentase.
diperoleh dari induktor (VL), maka akan didapatkan
persamaan berikut : 2.4 Harmonisa Dalam Sistem Tenaga Listrik
Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis
VL VO ………………………………….…………(2.4)
beban yaitu beban linier dan beban non linier. Beban
linier adalah beban yang memberikan bentuk
2
gelombang keluaran yang linier artinya arus yang blok rangkaian catu daya DC dan blok rangkaian uji ke
mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan dua adalah DC Chopper.
tegangan. Sedangkan beban non linier adalah bentuk
gelombang keluarannya tidak sebanding dengan AC Beban
R, RL
tegangan dalam setiap setengah siklus sehingga bentuk
220 VAC
gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak
sama dengan gelombang masukannya (mengalami
Titik
distorsi). Pengukuran
R
Irms
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Uji Pertama
AC Beban
V.sin.(wt) Non Linier
AC Chopper Beban
D=0,1-0,9 R, RL
220 VAC
Penggunaan beban non linier, seperti konverter Gambar 3.2 Diagram Blok Rangkaian Uji Ke dua
daya berbasiskan rangkaian elektronik ternyata
menyebabkan pembangkitan harmonisa arus disisi
sumber nilainya sangat signifikan. Sehingga, perlu 3.2 Pengukuran Dengan Alat Ukur HIOKI 3286-20
dilakukan evaluasi dan analisa untuk memperoleh Keseluruhan pengambilan data, baik harmonisa
solusi mengeliminir persentase pembangkitan tegangan maupun arus dilakukan dengan bantuan alat
harmonisa, karena penggunaan beban non linier pada ukur HIOKI 3286-20. Alat ini didesain khusus untuk
berbagai sektor kehidupan akan terus meningkat melakukan fungsi pengukuran terhadap harmonisa
seiring dengan kemajuan teknologi. tegangan dan arus pada rangkaian satu fasa maupun
tiga fasa dengan orde harmonik yang dapat terukur
Analisa Fourier adalah orde pertama sampai orde ke dua puluh.[27]
Teori deret Fourier menyebutkan bahwa semua
bentuk gelombang asalkan gelombang tersebut adalah
periodik dan juga memenuhi syarat-syarat Dirichlet,
maka gelombang tersebut dapat dideretkan menjadi
penjumlahan dari sejumlah sinyal sinus, kosinus, dan
sebuah harga rata-rata atau sinyal konstan.
a0
1
f t dt
....................................................(2.13)
T 0
sedangkan nilai an dan bn didapatkan dari : Gambar 3.4 Proses Pengukuran Harmonisa Arus
2T
an f t cos n. 0 .t.dt ……………………...(2.14) Pengukuran harmonisa tegangan dilakukan dengan
T0
menggunakan kabel probe tegangan, dengan kabel
merah dihubungkan pada kabel fasa rangkaian dan
T
2 kabel hitam dan kuning dihubungkan ke kawat netral
bn f t sin n. 0 .t .dt …………………………...(2.15)
T 0 (rangkaian satu fasa dua kawat).
Pengukuran harmonisa arus dilakukan dengan
III. PENGUKURAN HARMONISA diSISI menggunakan sensor arus yang berupa clamp yang
MASUKAN DC CHOPPER STEP DOWN dicapitkan pada kabel fasa dari rangkaian yang akan
SATU FASA diukur harmonisa arusnya.
3.1 Blok Diagram Uji Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
Untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi pengukuran adalah bahwa kabel fasa tidak boleh dalam
dan analisa, proses pengujian dilakukan dalam dua keadaan tanpa isolasi. Jika hal tersebut dilakukan,
blok rangkaian uji. Blok rangkaian uji pertama adalah maka akan dapat merusakkan sensor arus.[27]
3
IV. EVALUASI dan ANALISA DATA HASIL 4.2.2 Blok Rangkaian DC Chopper
PENGUJIAN HARMONISA diSISI MASUKAN Pengujian parameter harmonisa, baik harmonisa
DC CHOPPER STEP DOWN SATU FASA tegangan maupun harmonisa arus pada blok rangkaian
4.1 Metode Evaluasi dan Analisa DC Chopper dilakukan dengan mengubah duty cyle
Evaluasi dan analisa data dilakukan dengan chopper dari 0,1 (Dmin) sampai dengan 0,9 (Dmax),
membandingkan karakteristik harmonisa tegangan dan dimana tegangan DC masukannya diperoleh dari
arus, THD, dan perbandingan dengan standarisasi yang rangkaian catu daya DC tak terkontrol satu fasa yang
memiliki korelasi dengan parameter harmonisa. sebelumnya merupakan obyek uji pertama.
Karakteristik harmonisa tegangan dan arus pada
4.2 Karakteristik Harmonisa sisi masukan ditampilkan dalam bentuk bar-chart.
4.2.1 Blok Rangkaian Catu Daya DC Grafik tersebut merepresentasikan kandungan
Pengujian dilakukan untuk memperoleh grafik harmonisa tegangan dan arus disisi sumber pada setiap
karakteristik harmonisa tegangan dan arus yang orde harmoniknya akibat penggunaan dan proses
ditampilkan dalam bentuk bar-chart. Grafik tersebut switching DC Chopper.
merepresentasikan kandungan harmonisa tegangan dan
arus disisi sumber pada setiap orde harmoniknya akibat 2,5
penggunaan catu daya DC.
2,0
Berikut ini akan ditampilkan karakteristik
harmonisa tegangan hasil pengujian pada blok 1,5
rangkaian catu daya DC. Magnitudo harmonisa
1,0
tegangan ditampilkan dalam persentase.
0,5
2,5 0,0
1,0
0,0
Sedangkan karakteristik harmonisa arus hasil
D=0,1 D=0,5 D=0,9
pengujian pada blok rangkaian catu daya DC dapat
ditampilkan sebagai berikut, dengan ketentuan
Gambar 4.4 Karakteristik Harmonisa Tegangan
karakteristik harmonisa arus yang ditampilkan hanya
Dengan Beban RL
orde harmonik ganjil saja (3,5,7,9,11,13,15,17,19) :
Sedangkan karakteristik harmonisa arus hasil
0,0600 pengujian pada blok rangkaian DC Chopper
0,0500 ditampilkan dalam satuan Ampere sebagai berikut,
0,0400 dengan ketentuan karakteristik harmonisa arus yang
ditampilkan hanya orde harmonik ganjil saja
0,0300
(3,5,7,9,11,13,15,17,19) :
0,0200
0,0100
0,0000 0,1000
0,0800
Beban R Beban RL 0,0600
0,0400
Gambar 4.2 Karakteristik Harmonisa Arus 0,0200
0,0000
Berbeda dengan karakteristik harmonisa tegangannya,
D=0,1 D=0,5 D=0,9
karakteristik harmonisa arus magnitudonya
ditampilkan dalam satuan Ampere.
Gambar 4.5 Karakteristik Harmonisa Arus
Dengan Beban R
4
4.3 Evaluasi Standarisasi
0,1000
Penggunaan rangkaian DC Chopper yang
0,0800
mendapat suplai tegangan DC dari rangkaian
0,0600 penyearah dan duty cycle chopper diubah dari Dmin
0,0400 sampai Dmax tidak terlalu berpengaruh besar terhadap
0,0200 pembangkitan harmonisa tegangan disisi sumber.
0,0000
Berdasarkan perbandingan dengan standarisasi IEEE
519-1992 dan yang dipakai Swedia, menyatakan
D=0,1 D=0,5 D=0,9 nilainya masih dalam batas yang diijinkan.
Demikian pula dengan pembangkitan harmonisa
arus (dalam Ampere), nilainya juga tidak melebihi dari
Gambar 4.6 Karakteristik Harmonisa Arus standar batas maksimum arus harmonik berdasarkan
Dengan Beban RL standarisasi IEC 555 Kelas D dan IEC 1000-3-2 Kelas
D.
5
5.2 Saran Power, The Institute of Electrical and
1. Untuk mereduksi tingginya pembangkitan Electronics Engineers, Inc, New York.
harmonisa arus disisi sumber pada rangkaian [15.] Rashid, Muhammad H., Power Electronics
penyearah dapat dilakukan dengan menggunakan Circuits, Devices, and Applications-Second
rangkaian penyearah polyphase dan teknologi Edition, Prentice-Hall International, Inc.
filter aktif dan pasif. [16.] Rusmadi, Dedi, Aneka Catu Daya (Power
2. Akibat proses switching DC Chopper, arus akan Supply), CV. Pionir Jaya Bandung, 2001.
memiliki komponen-komponen frekuensi tinggi [17.] Sen, P. C., Power Electronics, Tata McGraw-
disekitar frekuensi switching-nya, dapat dengan Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
mudah dihilangkan dengan filter frekuensi tinggi [18.] Sutrisno, Elektronika Teori dan
sederhana. Penerapannya, Penerbit ITB Bandung.
3. Untuk membatasi pembangkitan harmonisa yang [19.] Thorborg, Kjeld, Power Electronics, Prentice
cukup tinggi, perlu dibuat regulasi yang bersifat Hall.
tidak permanen. [20.] Tse, Chi Kong, Analisis Rangkaian Linier,
4. Sebaiknya tidak saling didekatkan antara kawat Penerbit Erlangga.
telepon dengan saluran tenaga listrik meskipun itu [21.] Van Valkenburg, M. E., Nasution, S. H.,
kawat netral. Analisis Jaringan Listrik Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, 1994.
[22.] Wasito, S., Vademekum Elektronika Edisi –
DAFTAR PUSTAKA 2, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2001.
[23.] Wasito, S., Data Sheet Book 1 (Data IC
[1.] Arrilaga, J, Bradley, D. A, Bodger, P. S., Power Linier, TTL, dan CMOS), Penerbit PT. Elex
System Harmonics, John Wiley & Sons, 1985. Media Komputindo, Jakarta, 1995
[2.] Barkhordarian, Vrej, Power MOSFET Basics, [24.] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika
International Rectifier, El Segundo, Ca. Daya, Gramedia, 1995.
[3.] Boldea, Ion and Nasar, S. A., Electric Drives, [25.] ………….. , Elektronika Daya dan
Crc Press. Penggunaan Motor Listrik Retraining D3,
[4.] Dugan, Roger C., McGranaghan, Mark F., PEDC Bandung, 1993.
Beaty, H. Wayne, Electrical Power Systems [26.] ………….., SPICE for Power Electronics and
Quality, Mc. Graw Hill. Electric Power, Prentice Hall International.
[5.] Hayt, William H., Kemmerly, Jack E., Silaban, [27.] …………..., HIOKI 3286-20 Instruction
Pantur, Ph.D, Rangkaian Listrik Jilid 2, Manual Book, HIOKI E. E. Corporation, 2002.
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1982.
[6.] Humpries, James T. and Sheets, Leslie P.,
Industrial Electronics, Breton Publisher,
Massachusetts. Menyetujui/Mengesahkan:
[7.] Jackson, K. G. and Feinberg, R., Kamus
Teknik Listrik, PT. Elex Media Komputindo, Pembimbing I Pembimbing II
Jakarta.
[8.] Kiat Ng, Aik, Thesis For Bachelor of Electrical
and Electronic Engineering (Honours) Degree,
Power Electronics Building Blocks,
Queensland, Australia, 1999. Ir. Agung Warsito, DHET Karnoto, ST
[9.] Lundquist, Johan, Thesis For Degree Of NIP. 131 668 485 NIP. 132 162 547
Licentiate Of Engineering On Harmonic
Distortion in Power Systems, Department of
Electric Power Engineering Chalmer University
of Technology, 2001.
[10.] Malvino, Albert Paul, Ph. D, Prof. M. Barnawi,
Ph. D, M. O. Tjia, Ph. D, Aproksimasi
Rangkaian Semikonduktor, Penerbit Erlangga,
1994.
[11.] Mismail, Budiono, Rangkaian Listrik Edisi
Kedua, Lembaga Penerbitan Universitas
Brawijaya, Malang, 1982.
[12.] Mohan, Ned, Undeland, Tore M., and Robbins,
William P., Power Electronics Converter,
Applications, and Design Second Edition,
John Wiley and Sons, Inc.
[13.] Morris, Noel M. and W. Senior, Frank, Electric
Circuits, MacMillan Work Out Series.
[14.] Paice, Derek A., Power Electronic Converter
Harmonics Multipulse Methods for Clean
6
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
2,5000
2,0000
1,5000
1,0000
0,5000
0,0000