Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN


KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK
MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Arman Jaya1, Endro Wahjono2, dan Ainii Siti Khodijah3
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
arman@pens.ac.id, endro@pens.ac.id,
ainikhodijah@yahoo.com

Abstrak --- Pengereman mesin secara elektrik pada dengan penggerak motor bakar. Metode pengereman mobil
mobil listrik perlu dilakukan untuk menjaga keamanan listrik ini adalah pengerman regenerative. Beban generator
mobil tersebut bila dikendarai. Mobil listrik dengan yang digunakan adalah rangkaian kapasitor yang berfungsi
penggerak motor induksi tiga fasa dapat dilakukan juga sebagai pembangkit arus eksitasi generator. Rangkaian
sistem pengereman regenerative dengan penambahan kapasitor tersebut terhubung secara delta yang dihubungkan
rangkaian kapasitor pada motor induksi. Kapasitor ke bagian stator untuk menghasilkan Back EMF sehingga
digunakan untuk menghasilkan arus eksitasi pada menyebabkan motor mengalami perlambatan dan putaran
generator sehingga generator dengan beban kapasitor motor akan berkurang.
dapat menghambat laju putaran mobil. Rata-rata Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pengereman
penurunan kecepatan yang mampu dihasilkan sebesar yang baik sebagai pengganti pengereman mesin secara
370 rpm dari kecepatan nominal motor 1500 rpm. elektrik.

Kata kunci — Generator induksi, kapasitor, pengereman


regenerative II. DASAR TEORI
Motor induksi yang digunakan sebagai penggerak adalah
I. PENDAHULUAN motor induksi tiga fasa. Saat kondisi jalanan menurun motor
penggerak akan mengalami kenaikan kecepatan di sisi rotor
Ada beberapa jenis sistem pengereman yang digunakan walau sumber listriknya dilepas. Putaran motor saat kondisi
pada motor listrik yang digunakan di industri. Diantaranya jalanan menurun ini menghasilkan putaran rotor melebihi
yaitu pengereman dinamis, plugging, dan regenerative [1]. putaran sinkronnya. Kondisi demikian memerlukan
Pengereman dinamis dilakukan pada motor induksi dengan alternative pengereman mesin pada motor penggerak
memberi arus DC pada belitan stator sehingga dapat tersebut.
menghentikan putaran motor [2]. Sedangkan untuk Menggunakan metode pengereman regenerative pada
pengereman plugging dilakukan pada motor DC dan motor motor penggerak maka ketika mobil listrik berada di kondisi
induksi dengan cara membalikkan arah putaran motor jalanan menurun dapat diberlakukan sebagai generator.
melalui pembalikan polaritas/fasa yang menyebabkan motor
dapat menghasilkan torsi penyeimbang dan membentuk
daya perlambatan. Selama ini, pengereman regenerative A. Motor Induksi Sebagai Generator
dilakukan pada motor DC dengan memanfaatkan sisa Mesin induksi dapat dioperasikan sebagai motor maupun
putaran motor saat sumber tegangan dilepas dan motor sebagai generator. Bila dioperasikan sebagai motor, mesin
berubah fungsi menjadi generator, kemudian generator induksi harus dihubungkan dengan sumber tegangan (jala–
diberi beban resistif sehingga menghasilkan torsi jala) yang dapat menghasilkan energi mekanis pada mesin
pengereman [3-4]. tersebut dengan mengambil arus eksitasi dari jala–jala dan
Mengubah fungsi motor induksi menjadi generator telah mesin bekerja dengan slip lebih besar dari nol hingga satu
banyak dibahas dan diaplikasikan dalam penelitian yang lalu (0≤S≤ 1).
[5]. Generator tersebut hanya difungsikan sebagai sumber Untuk mengoperasikan motor induksi sebagai generator
tegangan untuk melayani beban [6-9]. Selain itu, generator dibutuhkan daya mekanis sebagai penggerak mula yang akan
induksi digunakan untuk mengikatkan efisiensi mobil listrik memutar rotor melebihi kecepatan sinkronnya. Dengan kata
agar dapat beroperasi lebih lama [10]. lain, pada generator induksi slip selalu bernilai negatif. Hal
Saat ini, pemakaian motor listrik sudah merambah dalam ini dapat dilihat melalui persamaan 2.1.
dunia transportasi seperti mobil listrik. Sistem pengereman
mobil listrik yang digunakan hanya mengandalkan ωSL
S= ....................................................................... (2.1)
pengereman mekanik. Penggerak mobil listrik dapat berupa ωS
sebuah motor induksi tiga fasa. Sistem pengereman yang ωS = 2𝜋FS .................................................................. (2.2)
sesuai untuk digunakan pada mobil listrik berpenggerak ωSL = ωS − ωR ................................................ (2.3)
motor induksi tiga fasa ini adalah pengereman regenerative. 2πN
Pengeraman ini sangat penting pada mobil listrik agar mobil ωR = 60 R ........................................................... (2.4)
listrik dapat melakukan pengereman mesin seperti mobil
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx

Dimana : searah penguatan sendiri, yaitu memerlukan adanya remanensi


S = Slip (fluks sisa). Berikut rangkaian pengganti per-phasa generator
ωS = Kecepatan angular stator (rad/sec) induksi penguatan sendriri pada Gambar 2. dibawah ini.
ωR = K ecepatan angular rotor (rad/sec)
ωSL = K ecepatan angular slip (rad/sec)

Jika mesin dioperasikan sebagai generator, maka


diperlukan daya mekanis untuk memutar rotornya searah
dengan arah medan putar melebihi kecepatan sinkronnya
dan sumber daya reaktif untuk memenuhi kebutuhan arus
eksitasinya.
Kebutuhan daya reaktif dapat diperoleh dari jala–jala atau
dari suatu kapasitor. Tanpa adanya daya reaktif, mesin
induksi yang dioperasikan sebagai generator tidak
menghasilkan tegangan. Jika generator induksi terhubung
dengan jala–jala, maka kebutuhan daya reaktif diambil dari
jala – jala. Namun, jika generator induksi tidak tehubung
dengan jala–jala, maka kebutuhan daya reaktif dapat Gambar 2. Rangkaian Ekivalen per-Phasa Generator Induksi [1].
disediakan dari suatu unit kapasitor. Karena generator dapat
melakukan eksitasi sendiri maka generator tersebut Maka arus kerja IRC berasal dari I2 sehingga diperoleh nilai IM
dinamakan generator induksi penguatan sendiri. = IC menyebabkan nilai XM = XC . Persamaan ini menunjukkan
Pada generator induksi yang beroperasi standalone, keadaan setimbang besar reaktansi magnet XM sama dengan
bank kapasitor harus digunakan untuk mensuplai daya besar reaktansi XC .
reaktif. Daya reaktif yang diberikan harus sama atau lebih Proses timbal balik tersebut dimungkinkan dengan adanya
besar daripada daya reaktif yang diambil mesin ketika ragkaian resonansi yang dibentuk oleh XC = XM seperti yang
beroperasi sebagai motor. Tegangan terminal generator akan terlihat pada Gambar 3. dibawah ini.
bertambah seiring dengan pertambahan kapasitansi pada
kapasitor.

Gambar 3. Rangkaian Resonansi Beban nol Generator Induksi [3].

Resonansi yang terjadi mempunyai frekuensi dan


kecepatan perputaran rotor tanpa beban. Frekuensi arus
penguat sama dengan frekuensi osilasi dari rangkaian
resonansi tersebut. Sedangkan frekuensi tegangan keluaran
Gambar 1. Generator Induksi dengan Eksitasi Sendiri (Kapasitor)
[1]. sama dengan frekuensi arus eksitasinya. Sehingga untuk
perputaran rotor dengan harga yang tertentu, nilai kapasitor
Kapasitor berperan menarik daya reaktif kapasitif – kapasitor eksitasi menentukan frekuensi generator.
(leading) atau dengan kata lain kapasitor memberikan daya Dalam resonansi yang umum tanpa adanya sumber
reaktif induktif (lagging) pada mesin induksi. Kerja tegangan, maka adanya tahanan akan selalu bersifat
kapasitor ini dapat dipandang sebagai suatu sistem penguat menurunkan arus. Dalam pembahasan disini hal tersebut
(eksitasi), sehingga generator induksi juga dikenal dengan sama sekali tidak terjadi. Ini disebabkan karena dalam
sebutan Generator Induksi Penguatan Sendiri (Self Excited generator induksi akan mempunyai slip yang negatip dan
of Induction Generator). tahanan rotor bekerja dengan harga yang negatip dan ada
Generator induksi penguatan sendiri dapat membangkitkan dalam posisi melakukan arus (teorema expedansi). Dengan
tegangannya sendiri dengan prinsip seperti halnya generator adanya "expedansi" dalam tahanan rotor ini yang juga
merupakan bagian dari rangkaian resonansi seluruhnya pada
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx

waktu berbeban, maka generator induksi dapat bekerja medan magnet stasioner pada stator sehingga putaran rotor
dengan penguatan sendiri. akan berkurang dengan sendirinya, pengereman secara
Dengan adanya fluksi sisa dan perputaran rotor akan elektrik lebih halus dan tidak ada hentakan yang terjadi.
menimbulkan tegangan induksi pada rotor. Tegangan ini Pengereman secara elektrik tidak dapat menghasilkan torsi
akan terinduksi pula pada sisi stator dan akan menimbulkan untuk menahan beban dalam keadaan sudah berhenti dan
arus yang mengisi kapasitor hingga terjadi keseimbangan. membutuhkan sumber energy listrik untuk
mengoperasikannya.

C. Kapasitor
Kapasitor yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan kapasitor jenis Polipropilena Metallized
Filem dengan kapasitansi dari kapasitor ditentukan
berdasarkan perhitungan kebutuhan daya reaktif motor
induksi tersebut [10].
Kapasitor berperan menarik daya reaktif kapasitif
(leading) atau dengan kata lain kapasitor memberikan daya
reaktif induktif (lagging) pada mesin induksi. Oleh sebab
itu kerja kapasitor ini dipandang sebagai suatu sistem
penguat (eksitasi). Hal ini bertujuan untuk membuat motor
induksi berfungsi sebagai generator saat dihubungkan pada
kapasitor [4-5].
Untuk mengubah sifat motor sebagai generator pada saat
Gambar 4. Pembangkitan Tegangan Generator Iinduksi. [1] pengereman, maka diperlukan kapasitor yg disusun seperti
pada Gambar 1.
Seperti pada Gambar 1. dengan menghubungkan kapasitor
Nilai kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari nilai
pada terminal stator, akan terbentuk suatu rangkaian tertutup
kapasitor minimum yang diperlukan untuk proses eksitasi.
yang menghasilkan tegangan awal generator. Dengan adanya
Besar nilai kapasitor yang diperlukan adalah :
tegangan awal tersebut, pada rangkaian akan mengalir arus.
Arus yang megalir akibat adanya tegangan tersebut akan QGNL 460
menghasilkan arus di stator dan menambah fluksi, sehingga C > Cmin = 2 = = 5,07 μF
2Vs 2πFs 2x3802 𝑥2𝑥3,14𝑥50
pada stator akan terbangkit tegangan sebesar V 1.
Tegangan V1 ini menyebabkan aliran arus di kapasitor
Nilai diatas tersebut adalah nilai kapasitansi minimum
sebesar I1. Dengan adanya arus sebesar I1, akan menambah
yang dibutuhkan generator induksi untuk membangkitkan
jumlah fluksi di stator, sehingga tegangan stator menjadi
eksitasi tanpa memperhatikan reaktansi magnetis yang
V2. Tegangan V2 akan mengalirkan arus di kapasitor
dihasilkan oleh mesin induksi. Jika memperhatikan nilai
sebesar I 2 yang menyebabkan fluksi bertambah dan tegangan
reaktansi magnetis, sebesar 146,262Ω, dari mesin induksi
yang dibangkitkan juga akan meningkat. Proses ini terjadi
tersebut maka didapatkan nilai kapasitansi kapasitor sebagai
hingga mencapai titik keseimbangan V=Vc atau grafik Xm
berikut,
berpotongan dengan grafik Xc seperti ditunjukkan pada
Gambar 4. Jika telah tercapai keseimbangan tegangan, maka
XC = Xm = 146,262Ω
tidak terjadi lagi penambahan fluksi atau pun tegangan yang 1
dibangkitkan. Maka, C = = 21,763 μF
2 x π x 50 x XC

B. Pengereman Regenerative Dari kedua perhitungan diatas ditentukan nilai C yang


Pengereman jenis regenerative pada motor AC adalah akan digunakan pada tugas akhir ini adalah nilai kapasitor
sebuah sistem pengoperasian pengereman dimana motor diatas 5,07 μF dan di bawah 21,763 μF. Jika mesin induksi
induksi digerakkan oleh beban diatas kecepatan sinkron. diberi nilai kapasitansi melebihi 21,763 μ F, maka mesin
Pada saat motor digerakkan diatas kecepatan sinkron, maka induksi akan bersifat kapasitif sehingga dapat menyebabkan
motor listrik berfungsi seperti sebuah generator induksi dan kerusakan pada mesin induksi tersebut akibat panas yang
menghasilkan torsi pengereman. Torsi pengereman berlebih yang dihasilkan oleh mesin induksi tersebut.
dihasilkan berdasarkan nilai arus injeksi yang diberikan Dari analisa perhitungan dan uji coba yang dilakukan
pada belitan stator. [5] penulis, maka penulis menggunakan tiga variasi nilai
Pada pengereman secara elektris energy putaran rotor kapasitor yang berbeda dengan nilai kapasitansi kapasitor
diubah menjadi energy elektrik yang kemudian sebesar 10μF, 15μF, dan 20μF untuk mendapatkan nilai
dikembalikan ke suplai daya, atau dengan memberikan suatu efektif pengereman regenerative.
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx

III. BLOK DIAGRAM SISTEM ekivalen generator dengan melakukan pengukuran resistansi
stator, percobaan beban nol, dan percobaan hubung singkat.
Pada gambar 5 berikut ini merupakan konfigurasi sistem
Setelah parameter generator induksi diketahui, maka dapat
pengereman regenerative menggunakan motor induksi tiga
ditentukan nilai rugi inti dan nilai kapasitor minimum yang
fasa.
diperlukan untuk membangkitkan tegangan keluaran
generator induksi.

Tabel 1. Data Parameter Motor Induksi Tiga Fasa

Gambar 5. Blok Diagram Sistem Keseluruhan

Pada Gambar 6. diatas untuk membuat motor melakukan Tabel 1. merupakan tabel hasil pengujian parameter motor
pengereman regenerative adalah dengan melepas sumber induksi tiga fasa yang meliputi, pengukuran resistansi stator
tiga fasa. (R1), Resistansi rotor (R2), Reaktansi stator (X1), Reaktansi
Digunakan tiga nilai kapasitor yang berbeda sesuai rotor (X2), Reaktansi magnetisasi (XM).
dengan range kebutuhan daya reaktif dari motor induksi
agar dapat dilakukan pengereman secara regenerative.
Pengereman aktif secara otomatis ketika kecepatan yang B. Pengujian Generator Induksi Tiga Fasa
dibaca oleh sensor kecepatan menunjukkan nilai yang Pengujian selanjutnya yaitu pengujian generator induksi
sesuai dengan setting point pada mikrokontroler tiga fasa. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka
ATMega16. Pembacaan nilai kecepatan dilakukan didapatkan hasil pengujian seperti Tabel 2.
mikrokontroler melalui sensor photoreflector.
Ketika kecepatan motor (prime over) mencapai 1500 rpm, Tabel 2. Pengujian Tanpa Beban dengan Variasi Nilai Kapasitor
secara otomatis relay akan mengaktifkan kontaktor (K1)
terlebih dahulu dengan delay 15 detik kontaktor (K2) dan
kontaktor (K4) yang interlock dengan beban juga akan aktif.
Setelah kontaktor (K2) aktif maka dibutuhkan delay 15 detik
untuk mengaktifkan kontaktor (K3).
Ketika kapasitor tersambung dengan motor ini
menyebabkan rotor motor mempunyai kecepatan yang lebih
besar dari kecepatan stator. Hal inilah yang akan
menimbulkan energy balik pada motor sehingga motor akan
beralih fungsi menjadi generator selama beberapa waktu
hingga tegangan sisa di stator motor sama dengan tegangan
charging kapasitor dan motor pun terhenti. Energi balik
yang dihasilkan motor saat proses pengereman ini
dimanfaatkan kembali untuk pengisian baterai 4x12V/10ah.

IV. PENGUJIAN DAN ANALISA


A. Pengujian Parameter Motor Induksi Tiga Fasa
Dalam perancangan generator induksi perlu dilakukan
beberapa percobaan untuk menentukan parameter rangkaian
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx

Dari data tersebut terlihat bahwa untuk nilai kapasitor


10 μ F pada putaran 3000 rpm hingga 2500 rpm nilai
tegangan output yang dihasilkan generator berbanding lurus
dengan tinggi rendahnya putaran yang diatur. Namun ketika
putaran mengalami penurunan dari 2500 rpm ke 2400 rpm,
tegangan keluaran generator yang dihasilkan perbedaannya
cukup jauh dari 150V menjadi 65,8V. begitupun dengan
nilai arusnya juga mempunyai penurunan yang signifikan
jika disbandingkan saat putaran motor 2500 rpm.
Untuk nilai kapasitor 15 μ F tegangan luaran yang
dihasilkan tentu berbeda dengan nilai kapasitor 10μF. Pada
penggunaan nilai kapasitor ini diperoleh tegangan keluaran
dengan penurunan yang signifikan saat putaran motor 1900
rpm diturunkan menjadi 1800 rpm. Saat putaran motor 1900
Gambar 6. Grafik Pengereman Menggunakan Kapasitor 10 µF
rpm, tegangan keluaran yang dihasilkan sebesar 225,6V dan
turun drastic menjadi 165,6V saat putaran 1800 rpm.
Lain halnya pada penggunaan nilai kapasitor sebesar
20 μ F. Tegangan luaran generator induksi mengalami
penurunan drastis ketika putaran motor ditrunkan dari 1500
rpm menjadi 1400 rpm. Pada putaran 1500 rpm tegangan
keluaran yang terbaca di alat ukur sebesar 122,4V menjadi
8,2V saat putaran turun menjadi 1400 rpm.

C.Pengujian Pengereman Regenerative


Untuk pengujian pengereman regenerative pada motor
induksi ini dirangkailah sesuai dengan blok diagram sistem.
Motor induksi dioperasikan dengan putaran nominal 1500
rpm.
Secara otomatis kontaktor (K1) yang menghubungkan
kapasitor 10µF ke stator motor induksi tiga fasa berlogic 1
bersamaan dengan penekanan tombol stop pada VSD. Gambar 7. Grafik pengereman menggunakan kapasitor 15 µF
Kapasitor yang berfungsi sebagai pembangkit arus eksitasi
pada motor akan menghasilkan Back EMF (Electromotive
Force) sehingga menyebabkan seketika itu juga putaran
motor induksi akan turun dari 1497 rpm menjadi 1307 rpm
selama 14,05 detik.
Untuk mengetahui pengaruh dari pemasangan kapasitor
terhadap penurunan kecepatan motor induksi tiga fasa, maka
diujilah menggunakan alat ukur XY-Recorder. Alat ukur ini
akan merekam nilai kecepatan terhadap waktu. Sehingga
akan terlihat grafik penurunan kecepatan yang berbeda-beda
pada setiap pemasangan nilai kapasitor.
Pada Gambar 6. dibawah ini terlihat tingkat penurunan
kecepatan motor induksi yang sangat rendah. Dengan
menggunakan skala 5V/cm pada sumbu X serta skala 0,2
V/cm pada sumbu Y serta 862rpm/V untuk tachogenerator,
menghasilkan nilai putaran yang sebenarnya sebesar , Gambar 8. Grafik pengereman menggunakan kapasitor 20 µF

Rpm sebenarnya = 0,2 x 8,7cm (garis di millimeter) x 862 Setelah dipastikan menggunakan XY Recorder untuk
= 1499 rpm setiap penyambungan variasi nilai kapasitor, maka dibuatlah
control otomatis pada masing-masing kontaktor yang
Berikut gambar grafik hasil pengujian pengereman terhubung dengan kapasitor.
dengan penyambungan kapasitor 10µF, 15µF, dan 20 µF Saat putaran motor induksi 1300 rpm, maka kontaktor
menggunakan alat ukur XY-Recorder di bawah ini. (K2) yang menghubungkan kapasitor 15µF akan berlogic 1
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx

(ON), dan putaran motor akan turun dari 1300 rpm menjadi [3]. Hossein-zadeh, Naser, dkk. 2007. A
829 rpm selama 12,97 detik. Karena nilai kapasitansi MATLAB/Simulink Model of SEIG for An Electrical
kapasitor yang terhubung sebesar 15µF tentu sangat Brake Application.
mempengaruhi nilai tegangan sisa yang dihasilkan selama [4]. Yunus Tjandi. 2008. Fungsi Arus Searah Pada
proses pengereman berlangsung. Adapun tegangan sisa yang Pengereman Motor Induksi. Media Elektrik: Vol.3.
dihasilkan saat penyambungan kapasitor 15µF ini sebesar [5]. Samala, Lintang Perdana. 2013. Perancangan Dan
290VDCmax. Maka diperlukan delay waktu sebesar 7 detik Implementasi Pengendali Tegangan Generator
sebelum kontaktor (K4) aktif dan menyambungkan ke Induksi Satu Fasa 370 W. Surabaya: Politeknik
rangkaian charger baterai. Nilai tegangan input dari buck Elektronika Negeri Surabaya
converter yang didesain, yakni 150 VDC. [6]. Lubis, Muhammad Habibi. 2012. AnalisisPengaruh
Untuk mempercepat pemberhentian motor induksi tiga Besar Nilai Kapasitor Eksitasi Terhadap
fasa ini, saat putaran motor 829 rpm ini disambungkan lagi Karakteristik Beban Nol dan Berbeban Pada Motor
dengan kapasitor sebesar 20µF. Maka putaran motor Induksi Sebagai Generator (MISG) Penguatan
berkurang sebesar 520 rpm dari 829 rpm menjadi 309rpm Sendiri. Medan: Universitas Sumatera Utara
atau selama 10,07 detik. [7]. Linda Amaliyah. 2008. Rancang Bangun Generator
Dalam proses pemanfaatan energy sisa yang dihasilkan Induksi Satu Fasa (Split Phase). Bandung : Teknik
selama proses pengereman berlangsung. Digunakan metode Elektro Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri
yang sama dengan ketika penyambungan kapasitor 15µF Bandung.
dan 20µF, yakni penggunaan jeda waktu selama 7 detik [8]. Chairul Gagarin Irianto. 2004. Studi Penggunaan
untuk pengaktifan kontaktor (K4). Motor Induksi Sebagai Generator: Penentuan Nilai
Kapasitor untuk Penyedia Daya Reaktif. Jakarta:
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti.
V. KESIMPULAN
[9]. G. Raina, and O.P. Malik, Wind energy conversion
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan using a self-excited induction generator, IEEE
sistem yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian Transaction on Power Apparatus and Systems,
dan analisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Vol.102, No.12, 1983, pp.3933-3936.
1. Pengereman regenerative pada motor induksi tiga fasa [10]. Maulana, Davitra Fajar. 2008. Pemanfaatan Energi
dapat dilakukan dengan menghubungkan kapasitor AC Balik Untuk Memperbaiki Efisiensi Mobil Listrik.
sesuai dengan perhitungan nilai kapasitor yang Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
dibutuhkan untuk eksitasi minimum sebesar 5,07 µF
serta maksimum sebesar 21,763 µF.
2. Dalam penelitian ini digunakan kapasitor dengan range
nilai kapasitansi antara nilai kapasitansi minimum dan
maksimum yakni sebesar 10µF, 15µF, dan 20µF secara
parallel.
3. Dari hasil pengujian menggunakan XY Recorder,
penurunan kecepatan yang dihasilkan akibat adanya
Back EMF saat penggunaan kapasitor 10µF sebesar
1499rpm menjadi 1300rpm selama 14,05 detik. Untuk
penyambungan kapasitor 15µF terjadi penurunan
kecepatan dari 1499rpm menjadi 1040rpm selama
12,97 detik. Serta penurunan selama 10,05 detik dari
1499rpm menjadi 904rpm untuk penyambungan
kapasitor 20 µF.
4. Nilai kapasitansi kapasitor pada penelitian ini akan
mempengaruhi Back EMF yang dihasilkan motor
induksi. Back EMF inilah yang menyebabkan motor
induksi mengalami penurunan kecepatan

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Stephen J Chapman 4th edition. 2005. Electric


Machinery Engineering.
[2]. Agung Warsito, dkk,. 2006. Pengereman Dinamik
Pada Motor Induksi Tiga Fasa. Transmisi, Vol. 11,
No. 1.

Anda mungkin juga menyukai