PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. MEKANISME TRANSAKSI TENAGA LISTRIK
Secara fisik, bisnis tenaga listrik dibagi dalam tiga bagian, yaitu pembangkitan,
transmisi, dan distribusi. Tenaga listrik yang diperlukan oleh konsumen akhir dibangkitkan oleh
pembangkit, disalurkan melalui sistem penyaluran (transmisi) dan didistribusikan melalui
jaringan distribusi seperti pada Gambar 1.1.
Pasar tenaga listrik adalah interaksi antara pembeli tenaga listrik dan penjual tenaga
listrik. Struktur pasar tenaga listrik adalah penggolongan sistem penjualan dan pembelian
tenaga listrik berdasarkan banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau
masuk kedalam industri.
Struktur pasar tenaga listrik pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 tingkatan, sebagai berikut :
a. Monopoli
b. Single Buyer
c. Wholesale
d. Retail
1.1.1. Monopoli
Struktur pasar monopoli adalah suatu struktur pasar dimana penjualan di suatu daerah
atau area di monopoli oleh satu perusahaan. Pada bisnis tenaga listrik, perusahaan yang
mempunyai monopoli umumnya berbentuk integrasi vertical, yaitu semua fungsi, mulai dari
pembangkit sampai penjualan ke konsumen akhir di laksanakan oleh satu perusahaan. Pada
struktur ini, tidak ada persaingan di sisi pembangkitan dan tidak ada pilihan untuk menentukan
pemasok. Perusahaan monopoli menangani bisnis tenaga listrik dari sisi pembangkitan sampai
dengan distribusinya.
Pembangkit
1 institusi
Transmisi
Distribusi
Pelanggan
Dalam struktur monopoli tidak ada ada jual beli, kecuali antar utilitas.
Distribusi
Pelanggan
Dalam struktur Single Buyer terdapat Power Purchase Agreement, Transmission Service
Agreement dan Power Sales Agreement
Transmission Wires
Wholesale Market
Konsumen mempunyai pilihan untuk membeli tenaga listrik. Akses transmisi dan
distribusi harus dibuka. Perusahaan distribusi terpisah dengan Perusahaan Retail. Antara
Perusahan Retail ada kompetisi.
Transmission Wires
Wholesale Market
Distribution Wires
Retail Market
a. Regulasi
UUK adalah regulasi yang tertinggi, telah mengalami perubahan sebagai berikut:
Sari dari UUK No 30/2009 yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK), PLN tidak lagi
memonopoli bisnis tenaga listrik.
2. Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi jenis usaha :
- pembangkitan tenaga listrik;
- transmisi tenaga listrik;
- distribusi tenaga listrik; dan/atau
- penjualan tenaga listrik
3. Pihak yang dapat berpartisipasi dalam bisnis tenaga listrik adalah : Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), swasta, koperasi, dan
swadaya masyarakat
4. Struktur pasar tenaga listrik adalah Single Buyer, tidak ada pasar kompetisi
5. Subsidi diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
6. Pemerintah Pusat menentukan wilayah kerja untuk distribusi dan/atau penjualan
tenaga listrik, dan terintegrasi
7. Dalam satu wilayah usaha, tarif listrik bisa berbeda
9. BUMN diberi prioritas pertama melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan umum.
10. BUMN wajib melistriki suatu daerah bila tidak ada institusi kelistrikan yang
melayani daerah tersebut.
11. Rencana umum ketenagalistrikan nasional disusun berdasarkan pada kebijakan
energi nasional, dan ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Rencana umum ketenagalistrikan
daerah disusun berdasarkan pada rencana umum ketenagalistrikan nasional dan
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setelah berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Struktur pasar tenaga listrik di Indonesia pada awalnya adalah monopoli dan berubah ke
model Single Buyer sejak tahun 1996, ditandai dengan mulai beroperasinya pembangkit
listrik swasta (Independent Power Producer, IPP). PLN sebagai satu-satunya BUMN
kelistrikan dan Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan di Indonesia (PKUK) diberi kewenangan
untuk bertindak sebagai pembeli tunggal (Single Buyer).
Sebagai pembeli tunggal maka PLN bisa membeli tenaga listrik dari Anak Perusahaan
maupun IPP dan menyalurkannya ke konsumen melalui jaringan transmisi dan distribusi
yang asetnya masih milik PLN.
Di internal PLN sendiri institusi/bidang yang terkait dengan penanganan fungsi single buyer
dapat dijelaskan dibawah ini :
i. Struktur Monopoli
Sampai dengan Tahun 1995 kelistrikan di Indonesia dimonopoli oleh PLN yang
mengoperasikan sistem tenaga listrik dari pembangkitan sampai dengan distribusinya.
1. 1996-2000
Dengan mulai beroperasinya IPP maka era monopoli berakhir. Pasar tenaga listrik di
Indonesia beralih ke model Single Buyer. Yang melaksanakan Fungsi Single Buyer
adalah institusi transmisi yaitu PLN P3B.
2. 2001-2003
Pada periode ini Fungsi Single Buyer dilaksanakan oleh PLN Pusat. Untuk
mengantisipasi UUK No. 20/2002, dimungkinkan pembentukan 3 institusi baru yang
selama ini pengoperasiannya ditangani PLN P3B, yaitu System Operator (SO),
Transmission Owner (TO), dan Market Operator (MO) yang ketiganya dikenal
dengan SoToMo.
3. 2004-2006
Pada periode ini fungsi Single Buyer tetap di PLN Pusat. Wacana SoToMo tidak
berlanjut seiring dibatalkannya UUK 20/2002. Dengan diberlakukannya bidding
energy untuk alokasi energi pembangkit Anak Perusahaani (AP), maka di PLN Pusat
dibentuk fungsi IPP Trader. Pembentukan IPP trader dimaksudkan agar pembangkit
AP dan IPP mendapat perlakuan yang sama (fair) dalam mendapatkan alokasi
energi. Dengan demikian IPP trader diharapkan dapat menjadi peserta dalam
bidding energy sebagai wakil IPP.
Pada era ini, PLN Distribusi/Wilayah telah banyak melakukan pembelian tenaga
listrik dari para pemasok skala kecil, seperti distibuted generation, captive power,
dan embeded generation.
4. 2007-sekarang
Fungsi Single Buyer tetap di PLN Pusat dan IPP Trader ditiadakan. Pemasok tenaga
listrik di sisi tegangan tinggi semakin beragam dengan dibentuknya Unit
Pembangkitan PLN. PLN juga membeli kelebihan (excess) tenaga listrik dari
Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) yang mempunyai/membangun pembangkit skala
besar. Demikian juga di sisi tegangan menengah dan tegangan rendah telah dibuka
akses sebesar-besarnya bagi pengembang pembangkitan tenaga listrik skala kecil
yang menggunakan energi terbarukan (renewable energy) untuk menjual produknya
kepada PLN.