LISTRIK LANJUTAN
(SUPERVISI TRANSAKSI
ENERGI LISTRIK)
POKOK BAHASAN
www.pln.co.id |
BAB 1. PROSES BISNIS
TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
01 RUANG LINGKUP & DEFINISI
PENYELESAIAN TRANSAKSI /
SETELMEN
DEFINISI
TRANSAKSI :
Suatu kegiatan jual beli antara ke dua belah pihak yang telah mufakat dan kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian yang mengikat serta mengandung unsur win win solution.
SETELMEN :
Cara/Proses penyelesaian Transaksi antara 2 belah pihak atas entitas yg diperjualbelikan dalam
periode tertentu yang mana ada proses pengakuan sampai dengan pembayaran yang diatur
berdasarkan perjanjian mengikat antara kedua belah pihak.
www.pln.co.id |
RUANG LINGKUP (1)
www.pln.co.id |
RUANG LINGKUP (2)
4. INVOICE/TAGIHAN
Dasar atas penagihan pembayaran yang dilakukan oleh Pembeli kepada Penjual atas jual beli energi
listrik. Dasar penerbitan Invoice adalah BA atas pengakuan energi listrik yang diperjualbelikan.
Proses terakhir yang dilakukan oleh Pembeli untuk menyelesaikan transaksi/ Setelmen yang didasari
oleh Invoice/tagihan yang diterbitkan Penjual. Pecatatan dilakukan oleh Pembeli untuk keperluan
laporan keuangan dan akuntansi.
www.pln.co.id |
BAB 1. PROSES BISNIS
TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
MAKSUD DAN TUJUAN PENYELESAIAN
02 TRANSAKSI / SETELMEN
MAKSUD DAN TUJUAN TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
• Menyelenggarakan bisnis jual beli tenaga listrik yang sehat dan baik di Indonesia
• Agar tidak ada pihak yang dirugikan (kedua belah pihak melakukan kewajibannya
dan mendapatkan haknya sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat)
www.pln.co.id |
BAB 1. PROSES BISNIS
TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
03 PROSES BISNIS PLN SEBAGAI
SINGLE BUYER
STRUKTUR PASAR KETENAGALISTRIKAN – PRA 90-AN
Sebelum
SebelumTahun
Tahun 90-an
90-an • Struktur pasar umumnya berbentuk pasar Terintegrasi
Vertikal (Vertical Integrated) Proses pengelolaan
produksi listrik dilakukan secara satu kesatuan oleh
institusi yang sama (monopoli) mulai dari
Pembangkitan ~
pembangkitan, transmisi, distribusi sampai ke
Vertical Integrated
konsumen akhir (end-user);
Transmisi
Distribusi
• Sistem ketenagalistrikan lebih didominasi oleh aspek-
aspek teknis menyangkut keandalan instalasi,
Konsumen
Monopoli
keamanan pasokan listrik, teknologi dll.
www.pln.co.id |
RESTRUKTURISASI PASAR KETENAGALISTRIKAN –
PASCA 90-AN
www.pln.co.id |
MODEL STRUKTUR PASAR TENAGA LISTRIK
Struktur 1: Struktur 2: Struktur 3: WHOLE- Struktur 4: RETAIL
MONOPOLI SINGLE BUYER SALE COMPETITION COMPETITION
Retail
RetailMarket
Market
Consumers
Consumers (C)
(C) Consumers
Consumers (C)
(C) LC
LC CC CC CC
LC
LC CC CC CC
www.pln.co.id |
REGULASI KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA
Macam regulasi yang mengatur Ketenagalistrikan di Indonesia:
• Undang-undang Ketenagalistrikan (UUK)
• Peraturan Pemerintah (PP)
• Peraturan Presiden (PerPres)
• Peraturan Menteri (PerMen)
www.pln.co.id |
MODEL SINGLE BUYER DI PLN (1)
Sistem Jawa Bali & Sumatera Sistem Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa Tenggara
Awalnya model Vertical Integrated menjadi Single Awalnya model Vertical Integrated menjadi Single Buyer sejak 2000
Buyer sejak 1995 setelah adanya IPP dan terbentuknya setelah terlibatnya IPP dan Excess power (Single Buyer oleh PLN
IP, PJB, P2B, P3B, Unit2 Dist, Unit Wilayah, Unit Pusat sejak 2018 setelah terbentuknya UIKL)
Transmisi (Single Buyer oleh PLN Pusat)
www.pln.co.id |
MAKSUD & TUJUAN SINGLE BUYER
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan fairness bagi semua pelaku transaksi tenaga
listrik di bidang usaha/fungsi Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi.
2. Mendorong efisiensi penyediaan tenaga listrik serta meningkatkan mutu dan keandalan
tenaga listrik, dan sebagai sarana untuk pengukuran dan pengendalian kinerja serta pelaporan
keuangan bagi unit-unit di PLN di bidang usaha Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi.
www.pln.co.id |
MODEL STRUKTUR SINGLE BUYER DI PLN (1)
Single Buyer
Transmisi
(PLN Pusat)
GAMBARAN UMUM
Distribusi
Konsumen
www.pln.co.id |
MODEL STRUKTUR SINGLE BUYER DI PLN (2)
Unit Induk
Distribusi/Wilayah
TTL
Konsumen
www.pln.co.id |
BAB 1. PROSES BISNIS
TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
04 KESEPAKATAN TRANSFER
TENAGA LISTRIK
POLA TRANSAKSI TENAGA LISTRIK
Pada struktur pasar tenaga listrik model Single Buyer, pola transaksi antar fungsi usaha penyediaan tenaga listrik dapat
dikelompokkan ke dalam tiga pola transaksi utama sebagai berikut :
Kesepakatan/Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (atau PPA/ Power Purchase Agreement) adalah kesepakatan
atau perjanjian jual beli tenaga listrik antara entitas Pembangkit sebagai penjual dan entitas Single Buyer
sebagai pembeli tenaga listrik.
Kesepakatan/Perjanjian Jasa Penggunaan dan Pelayanan Sistem Transmisi (Transmission Service
Agreement, TSA) dan Jasa Pelayanan Operasi Sistem (System Service Agreement, SSA) adalah kesepakatan atau
perjanjian jasa penggunaaan dan pelayanan sistem transmisi tenaga listrik antara pengelola transmisi sebagai
entitas penyedia jasa transmisi dan Single Buyer sebagai entitas penerima jasa transmisi, dan jasa
pelayanan operasi sistem antara Single Buyer dan Operator Sistem (Pusat pengatur Beban)
Kesepakatan/Perjanjian Transfer atau Penjualan Tenaga Listrik (Power Sale Agreement, PSA) adalah
kesepakatan atau perjanjian transfer atau penjualan tenaga listrik antara entitas Single Buyer sebagai
penjual dan entitas Ditribusi sebagai pembeli tenaga listrik.
Dalam perjanjian PPA, TSA dan PSA, ditetapkan mengenai besaran tarif (ditetapkan setiap tahun) dan parameter transaksi
yang disepakati para pihak/entitas yang bertransaksi.
www.pln.co.id |
TUJUAN PEMBUATAN KESEPAKATAN DI INTERNAL PLN
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI PEMBANGKIT (PPA)
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (2)
Dimana :
Harga tarif TSA = harga satuan TSA per tahun (Rp/MVAavailable – Tahun)
ARR = kebutuhan pendapatan tahunan (annual revenue requirement UIT JBB, dalam satuan Rupiah)
MVAavailable (tahunan) = ketersediaan kapasitas sistem transmisi pada tahun terkait yang
dideklarasikan oleh UIT JBB, dalam satuan MVA)
Kompensasi Distribusi
untuk perhitungan kompensasi / biaya pengurang power sales aggreement (PSA)
per distribusi menggunakan formula sebagai berikut :
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (2)
Dimana :
MVAactual avaibility = realisasi ketersediaan
Dimana : kapasitas STLJB pada setiap periode setelmen,
dalam satuan MVA
Pinalti TMP total_UID = seperti disebutkan sebelumnya
Harga tarif TSA = seperti disebutkan sebelumnya
Harga tarif TSA = harga satuan TSA per tahun
PHm = seperti disebutkan sebelumnya (Rp/MVAavailable Tahun)
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (2)
Pinalti TMPtotal_UID = besarnya pinalti yang disebabkan adanya deviasi tegangan diluar
rentang tegangan disisi tegangan menengah dan deviasi kesiapan MVA dibawah deklarasi
kesiapan, dalam satuan MVA
Tata cara dan perhitungan pinalti TMP disepakati oleh kedua belah pihak dan tertuang
dalam PROTAP TSA, pinalti TMP ini digunaka sebagai dasar untuk menghitung
kompensasi (Pengurang biaya PSA) ke PLN Distribusi yang terdampak oleh TMP UIT
JBB
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (3)
Perhitungan MVAactual Avaiability Untuk Konsumen Tegangan Tinggi
MVAactual Avaiability dihitung dengan rumus sebagai berikut : (KTT), MVAactual Availibility dihitung
dengan rumus :
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (3)
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (3)
PKT TM = Pinalti Kualitas Tegangan di titik Tegangan Menengah (TM), dalam satuan MVA
Deviasi Tegangan = Jumlah lama terjadinya Deviasi Tegangan (diluar rentang tegangan sesuai
Kesepakatan masing-masing UIT dengan UID yang tertuang dalam PROTAP TSA) dalam periode
setelmen, dalam satuan Jam
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (4)
Dimana :
Dimana : DMN : daya mampu netto pembangkit yang ada
di STLJB dalam satuan MW
Harga tarif SSA = harga satuan SSA per tahun (Rp/MW-
tahun) PO : planned outage, dalam satuan MW
ARR = kebutuhan pendapatan tahunan (Annual revenue MO : maintenance outage, dalam satuan MW
requirement UIP2B, dalam satuan Rupiah) XO tahunan : adalah jenis gangguan yang tidak
DMP(tahunan) = kemampuan memasok daya sistem tenaga dapat dikendalikan oleh UIP2B dalam satuan
listrik pada tahun terkait, dalam satuan MW WB
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (4)
Perhitungan XO tahunan :
Dimana :
FO : forced outage dalam satuan MW
Derating : penurunan daya pembangkit, dalam satuan MW
Variasi musim : penurunan daya pembangkit karena adanya variasi musim dalam satuan MW
Data FO, PO, MO, Derating dan variasi musim diambil dari dokumen Rencana Operasi Tahunan yang
diterbitkan UIP2B setiap tahunnya. Adapun besaran angka yang digunakan adalah rata-rata beban puncak
harian dalam ROT
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (5)
Pembebanan biaya SSA
Dimana :
DMPrssa = daya mampu realisasi SSA, yaitu besarnya kemampuan memasok daya sistem tenaga l istrik
pada setiap periode setelmen dalam satuan MW
Pinalti TMP = besarnya pinalti yang disebabkan adanya deviasi tegangan dan atau deviasi frekuensi
diluar rentang tegangan dan frekuensi yang ditetapkan Grid code, dalam satuan MW
Harga tarif SSA = harga satuan SSA per tahun (Rp/MW – Tahun)
PHm = jumlah jam pada bulan periode setelmen, dalam satuan jam
Pha = jumlah jam pada satu tahun terkait, dalam satuan jam
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (5)
Daya mampu pasok realisasi SSA (DMPssa)
Daya mampu pasok realisasi SSA untuk STLJB dihitung sebagai berikut :
Dimana :
DMN = Daya Mampu Netto Pembangkit Yang Ada Di STLJB, Dalam Satuan MW
PO = Planned Outage Pada Periode Setelmen, Dalam Satuan MW
MO = Maintenance Outage Pada Periode Setelman, Dalam Satuan MW
Data FO, PO, MO, Derating Dan Variasi Musim Diambil Dari Laporan Evaluasi Operasi Bulanan
Yang Diterbitkan Oleh UIP2B Setiap Bulannya
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (5)
Perhitungan XObulanan :
Dimana :
FO = forced outage pada periode setelmen, dalam satuan MW
Derating = penurunan daya pembangkit pada periode setelmen, dalam satuan MW
Variasi musim = penurunan daya pembangkit karena adanya variasi musim pada periode setelmen, dalam satuan
MW
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (5)
Kompensasi Distribusi
Untuk Perhitungan Kompensasi / Biaya Pengurang Power Sales Aggreement (PSA)
Per Distribusi Menggunakan Formula Sebagai Berikut :
Dimana :
Pinalti TMP = besarnya pinalti yang disebabkan adanya deviasi tegangan dan atau deviasi
frekuensi diluar rentang tegangan dan frekuensi yang ditetapkan Grid code,
dalam satuan MW
Harga Tarif SSA = harga satuan SSA per tahun (Rp/MW – tahun)
PHm = jumlah jam pada bulan periode setelmen, dalam satuan jam
PHa = jumlah jam pada satu tahun terkait, dalam satuan jam
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (6)
Pinalti tingkat mutu pelanggan (TMP)
Pinalti TMP dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Realisasi Deviasi Tegangan = Jumlah Lama Terjadinya Deviasi Tegangan (Diluar Rentang Tegangan Yang
Ditetapkan Grid Code) Dalam Periode Setelmen, Dalam Satuan Jam
Daya Kontrak = Besarnya Daya Kontrak Dari Konsumsi Tegangan Tinggi Dipersamakan Dalam Satuan MW
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (6)
Dimana :
• Deviasi Frekuensi = Realisasi Jumlah Lama Terjadinya Deviasi Frekuensi (Diluar Rentang Frekuensi Yang
Ditetapkan Grid Code) Dalam Periode Setelmen, Dalam Satuan Jam
• Dmprssa = Daya Mampu Realisasi SSA, Yaitu Besarnya Kemampuan Memasok Daya Sistem Tenaga Listrik Pada
Setiap Periode Setelmen Dalam Satuan MW.
• Phm = Jumlah Jam Pada Bulan Periode Setelmen, Dalam Satuan Jam
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI TRANSMISI (TSA/SSA) (6)
Realisasi Deviasi Frekuensi tidak dihitung deviasi yang terjadi diluar kendali
UIP2B seperti yang disebabkan karena gangguan pembangkit dan gangguan
penyaluran. Pinalti kualitas frekuensi dibatasi maksimum 5% dari DMPrssa dan
nilainya didistribusikan sesuai dengan proporsi beban puncak konsiden masing-
masing unit induk distribusi
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (1)
• Pertama kali diterapkan di Sistem Jawa Bali pada tahun 2006 (Amandemen tahun 2019).
• Pada tahun 2018 dibuat dengan Sistem Kalimantan dan Sulawesi (karena adanya Re-
organisasi) dengan penyempurnaan dari PSA Jawa-Bali yang dibuat pada tahun 2006.
Selanjutnya diberlakukan juga di sistem Sumatera pada thn 2019.
• Menjadi Dasar penetapan Harga Transfer TL PSA per tahun utk UID/UIW di Sumatera,
Jawa-Bali, Kalimantan dan Sulawesi.
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (2)
Struktur Pembebanan Biaya
Harga PSA Dihtiung Berdasarkan Masing-masing Sistem Transmisi Yang Dikelola Oleh UIP2B :
Harga kelebihan daya reaktif (HK vARh), dalam Rp./kVARh. Harga kelebihan daya reaktif
dikeluarkan dan ditetapkan oleh Direktur perencanaan korporat (DIRREN) setiap tahun
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (2)
Harga kelebihan daya reaktif (HK vARh), dalam Rp./kVARh Harga energi rata-rata (HE rata-rata) dalam Rp/kWh
Harga kelebihan daya reaktif dikeluarkan dan ditetapkan oleh Direktur
perencanaan korporat (DIRREN) setiap tahun
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (3)
Harga waktu beban puncak (WBP), waktu luar beban puncak 1 (LWBP1) dan waktu beban puncak 2
(LWBP2)
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (3)
Periode pemberlakuan tarif
Periode pemberlakuan tarif diatur sebagai berikut :
Waktu beban puncak (WBP) : pukul 18.00 s/d 22.00 (waktu setempat)
Waktu luar beban puncak 1 (LWBP1) : pukul 22.00 s/d 06.00 (waktu setempat)
Waktu luar beban puncak 2 (LWBP2) : pukul 06.00 s/d 18.00 (waktu setempat)
Dimana D < E
Nilai variabel D dan E ditentukan oleh single buyer
Sehingga perhitungan harga energi WBP (HE wbp) adalah sebagai berikut :
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (3)
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (4)
Rumus perhitungan setelman Dimana :
6.2.1 perhitungan setelman kapasitas, dalam rupiah HE WBP = harga energi waktu beban puncak dalam
Rp/kWh
E WBP = energi netto disalurkan pada waktu beban
puncak, dalam kWh
Dimana :
Perhitungan setelman energi luar waktu beban puncak satu,
HK = Harga kapasitas per bulan (Rp/kW-bulan) dalam rupiah
BPS UID BALI = kontribusi beban puncak serempak UID BALI pada saat
beban puncak STLJB, dalam kW
Dimana :
6.2.2 perhitungan setelmen energi, dalam rupiah
HE LWBP1 = harga energi luar waktu beban puncak satu,
6.2.2.1 perhitungan setelmen energi waktu beban puncak, dalam rupiah dalam Rp/kWh
E LWBP1 = energi netto disalurkan pada luar waktu beban
puncak satu dalam KWh
www.pln.co.id |
KESEPAKATAN DI SISI DISTRIBUSI (PSA) (4)
Perhitungan setelman energi luar waktu beban puncak dua, dalam
Dimana :
rupiah
Biaya kapasitas = sesuai dengan formula 6.2.1
www.pln.co.id |
TARIF ADJUSTMENT PSA
www.pln.co.id |
TARIF ADJUSTMENT PSA
HTB = harga transfer baru yang berlaku setelah penyesuaian harga transfer
www.pln.co.id |
PEMBAHARUAN PADA KESEPAKATAN TSA/SSA/PSA
PEMBANGKIT
Alur Penjaminan Kualitas
www.pln.co.id |
PRASYARAT MEKANISME TRANSAKSI
TENAGA LISTRIK
• Mekanisme Bisnis Tenaga Listrik umumnya diterapkan pada sistem tenaga listrik dengan pengelolaan
fungsi-fungsi: pembangkitan, transmisi, distribusi sudah dilakukan oleh institusi yang berbeda
(terpisah).
www.pln.co.id |
PROSES TRANSAKSI TENAGA LISTRIK
www.pln.co.id |
PEDOMAN TRANSAKSI TENAGA LISTRIK
• Kesepakatan/Perjanjian Jual Beli / Transfer Tenaga Listrik (PPA, PSA) dan Kesepakatan/Perjanjian Jasa
Penggunaan dan Pelayanan Transmisi (TSA): memuat aspek teknis, legal, operasional dan komersial jual beli.
• Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik (Grid Code): memuat tata cara pemrosesan data transaksi, penagihan dan
pembayaran serta penyelesaian perselisihan.
• Aturan Transaksi Pembangkitan: memuat tata cara transaksi pembangkitan, pemrosesan data transaksi, penagihan dan
pembayaran serta penyelesaian perselisihan transaksi di sistem pembangkitan.
• Standard Operating Procedure (SOP) Transaksi Tenaga Listrik: memuat prosedur pengambilan dan pemrosesan data
transaksi, prosedur perhitungan dan penagihan serta penyelesaian perselisihan transaksi.
• Prosedur Tetap Deklarasi Kondisi Pembangkit dan Indeks Kinerja Pembangkit: memuat prosedur deklarasi kondisi
pembangkit dan perhitungan indeks kinerja pembangkit yang terkait dengan aspek operasional dan komersial jual beli
tenaga listrik di sistem pembangkitan.
• Prosedur Tetap di sisi PSA dan TSA
www.pln.co.id |
POLA TRANSAKSI TENAGA LISTRIK (SINGLE BUYER)
SISTEM JAMALI
www.pln.co.id |
POLA TRANSAKSI TENAGA LISTRIK (SINGLE BUYER)
SISTEM SUMATERA
www.pln.co.id |
POLA TRANSAKSI TENAGA LISTRIK (SINGLE BUYER)
SISTEM KALIMANTAN
www.pln.co.id |
POLA TRANSAKSI TENAGA LISTRIK (SINGLE BUYER)
SISTEM SULAWESI
www.pln.co.id |
BAB 1. PROSES BISNIS
TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
05 KEBIJAKAN TRANSAKSI ENERGI
LISTRIK
KEBIJAKAN TRANSAKSI ENERGI LISTRIK
1. Protap IPP
4. Perdir No.1781.P/DIR/2018 tentang Pedoman Pemantauan dan Pelaporan Kinerja Proyek Fast
Track Program (FTP)
5. Perdir No. 0283.P/DIR/2016 tentang Pemakaian Tenaga Listrik PT PLN (Persero) oleh Penyedia
Tenaga Listrik Non PLN yang diperbaharui dengan Surat Dirut PLN
No.1804/REN.04.02/DIRUT/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Pemberlakuan Perdir No.
0283.P/DIR/2016
www.pln.co.id |
PROTAP IPP
Merupakan dokumen petunjuk prosedur sistem Operasi pembangkit yang bersangkutan yang mengacu dan
terikat dengan PPA pembangkit IPP yang bersangkutan.
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjelaskan hak dan kewajiban setiap Pihak, dan pedoman yang
harus diikuti dalam hal:
• Pemeliharaan
• Pemulihan Black-out
• Komunikasi Operasional
www.pln.co.id |
PROTAP PSA DAN TSA
• Merupakan dokumen turunan dari PSA dan TSA (dan mengikat) yang bertujuan sebagai
panduan resmi dan mengikat untuk melaksanakan tahapan proses setelmen agar berjalan
lancar, memenuhi aspek transparansi, akuntabel dan penyelesaiannya tepat waktu serta
mengurangi adanya dispute .
• Setiap sistem Kelistrikan memiliki Protap PSA dan TSA masing-masing yang isinya
menyesuaikan dengan kondisi kelistrikan di masing-masing sistem.
www.pln.co.id |
BUKU MANUAL SOP VERIFIKASI IPP
Dokumen yang bertujuan untuk :
• Dapat digunakan sebagai pedoman korporat dalam hal aktivitas pemrosesan pembayaran listrik
kepada IPP (Independent Power Producer).
• Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan terhadap dokumen input dan output yang
diperlukan pada setiap aktivitas, serta pihak yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas tersebut.
• Mengeliminir kesalahan (human error) terkait parameter-parameter perhitungan tagihan tenaga
listrik yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi.
Dengan ruang lingkup yaitu :
• Kegiatan pencatatan data transaksi, perhitungan tagihan Transaksi Tenaga Listrik dan pembuatan
Berita Acara Transaksi Tenaga Listrik IPP.
• Kegiatan verifikasi tagihan tenaga listrik sebelum dilakukan pembayaran oleh PLN Pusat kepada
IPP.
www.pln.co.id |
PERDIR NO.1781.P/DIR/2018
www.pln.co.id |
PERDIR NO. 0283.P/DIR/2016
www.pln.co.id |
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH