Meskipun tingkat kebutuhan akan listrik sangat banyak, sistem penyaluran dan cara
pemasangan instalasi listrik tetap harus dapat menjamin keamanan pemakai dan
kehandalan instalasi. Oleh karena itu setiap pemasangan instalasi wajib mengikuti
aturan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik). PUIL terbaru yang dipergunakan
adalah PUIL 2011. PUIL adalah peraturan yang mengandung persyaratan wajib yang
Selain ketentuan pada PUIL, ada ketentuan lain yang wajib dipenuhi dalam
pemasangan instalasi listrik, yaitu:
1. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui.
2. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah kebakaran.
3. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standar tanda
pengenalnya (nama dan logo pembuat, tegangan dan daya/arus pengenal, data
teknis lain yang disahkan SNI) memenuhi ketentuan PUIL 2011 yaitu harus baik
dan dalam keadaan berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani
melebihi kemampuannya.
4. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi/pelindung untuk keselamatan, proteksi
kejut listrik, thermal dan arus lebih, dan proteksi tegangan lebih.
5. Instalasi listrik yang baru harus dipasang atau mengalami perubahan harus
diperiksa, diuji dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan, dan yang memenuhi
ketentuan PUIL diberi sertifikat.
6. Perencana, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik harus memiliki izin dan harus
menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai bidangnya.
Di Indonesia semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus melalui
uji kelayakan. Menurut PUIL ayat 202 A2 “semua peralatan listrik yang akan
dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL”. Seluruh peralatan listrik diuji
oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah
Kelistrikan disingkat LMK.
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk
memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya
berselubung PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada selubung luar kabel. Di
negara kita peralatan listrik yang telah diawasi mutu produksinya oleh LMK baru
kabel-kabel buatan dalam negeri.
Syarat-syarat instalasi listrik pada suatu bangunan atau suatu gedung adalah sebagai
berikut:
Digambarkan dalam diagram lingkaran yang pembagiannya sama besar artinya ketiga
syarat instalasi tersebut memiliki porsi yang sama pentingnya dan tidak dapat
diabaikan satupun.
1. Syarat ekonomis
Syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis apabila harga keseluruhan
instalasi listrik tersebut, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan
semurah mungkin. Rugi daya listrik yang hilang serendah mungkin. Oleh
karena itu instalasi listrik harus direncanakan sesederhana mungkin,
agar alat-alat yang dipakai sedikit. Mudah pemasangannya dan
pemeliharaannya, dan rugi-rugi daya sekecil mungkin.
Untuk instalasi listrik penerangan rugi tegangan 2% sedangkan untuk
instalasi listrik tenaga 5%. Oleh karena itu harus dipisahkan antara
instalasi listrik penerangan dengan instalasi listrik tenaga.
2. Syarat keamanan
Suatu instalasi listrik dikatakan aman, apabila tidak membahayakan
bagi manusia terjamin benda-benda disekitarnya, dari kerusakan akibat
adanya gangguan listrik. Gangguan listrik tersebut seperti; gangguan
tegangan lebih, beban lebih, gangguan hubungan singkat dan
sebagainya.
Untuk mengamankan instalasi listrik tersebut dari kerusakan akibat gangguan diatas,
maka pada instalasi listrik harus dipasang alat-alat pengaman instalasi yang sesuai,
misalnya sekring, otomat-otomat atau pemutus-pemutus hubungan yang digerakkan
oleh relay.
a. Syarat keandalan
Kelangsungan kerja suatu instalasi listrik dapat dicapai, apabila instalasi listrik
direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik sangat kecil. Kalau masih terjadi gangguan yang
mengakibatkan terhentinya aliran listrik, maka gangguan tersebut harus mudah dan
cepat diatasi atau diperbaiki. Berikut gambaran sistem kelistrikan di Indonesia,
mulai dari pembangkit hingga ke level pemakaian rumah tangga. Warna biru
menunjukkan milik produsen (PLN atau perusahaan kelistrikan) dan warna kuning
menunjukkan wilayah konsumen.
Gambar 4. Sistem Kelistrikan di
Indonesia (Sumber:
ttps://arifh80.files.wordpress.com)
Gambar 5. Pembagian Tanggung Jawab Instalasi Listrik (Sumber: https://pbs.twimg.com)
Setelah menyimak gambar, maka secara jelas dapat diketahui bahwa instalasi
penerangan satu fasa dipergunakan untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
rumah tangga. Sehingga Instalasi Listrik Penerangan satu fasa dapat
didefinisikan sebagai jenis instalasi listrik yang menggunakan 2 buah kawat
penghantar, yaitu 1 kawat penghantar fasa dan 1 kawat penghantar netral
yang difungsikan untuk konsumen rumah tangga dengan tegangan 220 Volt.
Pada level rumah tangga, PLN sebagai perusahaan milik Negara memiliki
batas tanggung jawab hanya pada APP dan MCB, selebihnya untuk PHB dan
instalasi merupakan tanggung jawab konsumen. Berikut ini adalah komponen
yang menjadi tanggung jawab PLN:
a. Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
Alat Pengukur dan Pembatas (APP) adalah nama lain dari KWH meter yaitu
alat yang digunakan untuk mengukur/mencatat besarnya pemakaian energi
listrik pelanggan. APP ini adalah milik PLN yang dipinjamkan ke pelanggan.
APP terdiri dari KWH meter dan pembatas arus (MCB). KWH meternya
berfungsi sebagai pencatat energi yang digunakan sedangkan MCB
berfungsi sebagai pembatas arus sekaligus pengaman terhadap rangkaian
instalasi.
KWH meter tempat penyambungan Saluran Masuk Pelayanan (SMP) ke
instalasi konsumen. Saat ini APP tersedia dalam 2 jenis yaitu KWH meter
Analog dan KWH meter digital/prabayar/pulsa.
Tabel 1. Perbedaan antara KWH meter analog dan KWH meter Digital
Perbedaan KWH meter Analog KWH meter
Digital
Jika notasi huruf dipakai pada pada bagian awal, maka bagian kedua atau ketiga
biasanya berupa indeks angka, berupa angka urut, contohnya 0, 1, 2, dan
seterusnya.
NO LAMBANG KETERANGAN
3 Hantaran pentanahan
(pengawatan)
a) Lampu
8 b) Lampu dipasang tetap
pada dinding
10 Lampu Floresen
Kesimpulan:
1. PUIL adalah peraturan yang mengandung persyaratan wajib yang harus dijadikan
A. KOMPONEN UTAMA
Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam
suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi
listrik banyak macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi
listrik dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Bahan penghantar listrik;
2. Bahan Isolasi (Isolator Rol);
3. Pipa Instalasi;
4. Kotak Sambung
5. Sakelar;
6. Fitting
7. Perlengkapan Bantu.
1. KABEL PENGHANTAR
3. KOTAK PENGAMAN.
Stop kontak atau Kotak Kontak atau Electric Outlet, berfungsi sebagai tempat
mendapatkan tenaga listrik untuk peralatan rumah tangga (TV, setrika, mesin
air, kulkas, dan peralatan- peralatan listrik rumah tangga lainnya).
5. FITTING LAMPU dan KAYU ROSET
Elektroda bumi atau ada juga yang menyebut batang arde atau pentanahan