Anda di halaman 1dari 23

Perengkahan Katalitik Metil Ester dari Minyak Jelantah Menggunakan

Katalis Ni/ZSM5 yang Dihasilkan dengan Metode Ion Exchange

Titin Anggraini
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Jambi

Abstrak
Kebutuhan dan penggunaan bahan bakar saat ini semakin meningkat yang
mengakibatkan ketersedianan bahan bakar itu sendiri menurun dan berkurang.
Maka harus dikembangkan energi alternatif yang dapat diperbarui. Sumber daya
alam yang dapat digunakan salah satunya limbah kelapa sawit yaitu minyak
jelantah. Minyak jelantah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan metil ester,
yang selanjutnya direngkah menggunakan katalis ZSM5. Katalis ZSM5 disintesa
menggunakan metode sintesis yang di kembangkan Nazarudin (2012). Proses ion
exchange logam Ni dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi logam Ni
dalam larutan ion-exchange. Adapun variabel yang diterapkan dalam penelitian
ini yaitu variasi konsentrasi katalis Ni/ZSM5 yaitu 1%, 2%, dan 3% dengan
variasi temperatur yaitu 400 °C, 450 ºC, 500 °C dengan rasio 1:30 dan waktu 100
menit operasi. Karakteristik katalis dilakukan analisa menggunakan XRD dan
SEM-EDX. Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa ZSM5 dan Ni/ZSM5 yang
berhasilkan disintesis mempunyai tingkat kristalinitas dan sesuai standar
Collection of Simulated XRD Powder Patterns for Zeolits, serta hasil analisa
SEM-EDX sesuai dengan morfologi untuk ZSM5. Persen cairan hasil
perengkahan (CHP) tertinggi dihasilkan sebesar 77,91% dihasilkan pada suhu 450
o
C dengan katalis ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%. Studi kinetika reaksi yang
dilakukan menunjukkan bahwa nilai K tertinggi terdapat pada perengkahan
katalitik ZSM5 dengan perlakuan Ni 3% pada suhu 500 oC.

Kata Kunci : Metil Ester, ZSM5, logam Ni, Perengkahan Katalitik, Ion Exchange.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah Minyak jelantah dapat
satu negara didunia terkenal akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan
sumber daya alam (SDA) yang bakar alternatif dan bahan baku
melimpah, terutama minyak bumi pembuatan biodiesel. Biodiesel dapat
dan gas alam. Minyak bumi dan gas disintesis melalui esterifikasi asam
alam merupakan salah satu sumber lemak bebas atau transesterifikasi
daya yang tidak dapat diperbaharui trigliserida dengan metanol sehingga
(fossil fuel). Maka dari itu menghasilkan metil ester. (Budiman,
dibutuhkan energi alternatif yang 2015).
dapat terus menerus diperbaharui. Secara umum penelitian yang
Salah satunya yaitu biodiesel yang dilakukan adalah penelitian yang
dapat dibuat dari minyak nabati ingin menghasilkan produk bahan
maupun minyak hewani. bakar minyak dan gas yang
Pemanfaatan minyak nabati salah dihasilkan dari berbagai macam jenis
satunya adalah minyak jelantah. sumber hidrokarbon yang terdiri dari
dua katagori yakni hidrokarbon yang pengembanan logam dengan ion
berasal dari limbah dan non limbah, exchange menghasilkan katalis
seperti residu minyak bumi dengan efisiensi lebih tinggi.
(Nazarudin, 2014). Selain itu
biodiesel yang diproduksi dari TINJAUAN PUSTAKA
minyak jelantah memiliki kualitas Minyak Jelantah
yang hampir sama dengan biodiesel Minyak jelantah (waste
standar ASTM, sehingga hasil cooking oil) adalah minyak bekas
konversi minyak memiliki peluang atau limbah dari minyak goreng
untuk dipasarkan (Wijaya, 2011). yang pemakaiannya dilakukan
Teknologi yang digunakan berulang-ulang untuk kebutuhan
untuk mengubah metil ester dari rumah tangga pada umumnya.
minyak jelantah menjadi bahan bakar Minyak yang telah dipakai setelah
minyak, yaitu dengan proses melakukan penggorengan akan
cracking (perengkahan). Proses yang menjadi lebih kental dan berwarna
sering digunakan dalam proses kecokelatan, serta memiliki asam
perengkahan adalah proses catalytic lemak bebas yang cukup tinggi.
cracking. Proses ini dipilih karena
tidak memerlukan energi yang besar Metil Ester
dibanding thermal cracking. Selain Biodiesel adalah metil atau etil
itu, konversi yang dihasilkan lebih ester dari asam lemak yang
besar dibanding dengan proses bersumber dari minyak tanaman
hydrocracking. (Hassan, 2015). (atau hewan) melalui reaksi trans-
Pada proses konversi esterifikasi dengan bantuan katalis
hidrokarbon rantai panjang maupun (Meher dkk., 2006). Biodiesel juga
polimer membutuhkan peran katalis. dapat diproduksi dari
Dimana peran katalis berfungsi transesterifikasi metanol.
untuk menurunkan energi aktivasi Penggunakan supercritical methanol
dari suatu reaksi. Salah satu dari sifat dalam produksi biodiesel
katalis yang penting adalah total mengakibatkan konversi lebih tinggi
asamnya serta kestabilan termal yang dari pada ethanol. Biodiesel yang
tinggi, seperti katalis ZSM5 diperoleh dari metanol secara kimia
(Trisunaryanti dkk., 2005, Widiawati, merupakan asam lemak metil ester
2017). yang memiliki lubrisitas lebih baik
Untuk meningkatkan kinerja dari pada asam lemak etil ester.
katalis dibutuhkan modifikasi dengan (Budiman, Arif. Dkk, 2015)
cara pengembanan logam. Salah satu Proses pembuatan Metil ester
logam yang dapat digunakan adalah dilakukan dengan proses
logam Nikel. Pemilihan logam Nikel transesterifikasi. Reaksi
dikarenakan harganya jauh lebih transesterifikasi adalah suatu reaksi
murah dibandingkan logam Pd dan yang mengubah trigliserida/minyak
Pt, stabilitas termal tinggi dan daya (96-98 %) dan alkohol menjadi ester
tahan yang kuat terhadap racun sebagai produk utama, serta produk
katalis (Bijang dkk., 2002). Metode samping yaitu gliserol. (Encinar,
pengembanan logam yang digunakan 1999).
adalah metode ion exchange. Metode
Proses Perengkahan (Cracking) Logam Ni (Nikel)
1. Thermal Cracking Logam Ni merupakan logam
Proses thermal cracking transisi golongan VIIIB pada sistem
merupakan proses perengkahan yang periodik unsur dengan kofigurasi
membutuhkan panas yang sangat elektron [Ar] 3d8 4s2. Selain itu,
tinggi. Perengkahan termal logam Ni memiliki konfigurasi
membutuhkan suhu operasi yang elektron yang belum penuh sehingga
tinggi yakni 850 ºC, selain itu jenis logam Ni sangat berperan baik jika
bahan baku yang digunakan akan digunakan dalam berbagai reaksi
menentukan jenis produk yang katalitik, terutama dalam reaksi
dihasilkan (Hassan dalam Tambun hidrogenasi. (Trisunaryanti W, 2018).
dkk, 2016). Logam Ni selain memiliki
2. Catalytic Cracking kelebihan sebagai katalis, logam Ni
Proses catalytic cracking juga dapat digunakan sebagai logam
merupakan proses perengkahan pengemban pada katalis. Karena
dengan cara menambahkan katalis keuntungan yang dimiliki dari
pada saat proses berlangsung dengan pengembangan logam Ni terhadap
suhu yang tidak terlalu tinggi. Proses katalis, yaitu komponen aktif yang
perengkahan ini biasanya terjadi dimiliki logam dapat didistribusikan
pada temperatur yang sangat rendah secara merata ke seluruh pori-pori
dan bentuk hidrokarbon yang didapat pengemban sehingga luas permukaan
berada dalam range fraksi-fraksi katalis menjadi besar. Serta
minyak bumi (Tiwari dkk, 2009). menghasilkan katalis dengan
Reaksi perengkahan efisiensi yang tinggi dan luas
berkatalis merupakan suatu cara permukaan spesifik logam
untuk memecah hidrokarbon maksimum (Triyono dalam Yusnani,
kompleks menjadi molekul yang 2008).
lebih sederhana sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan juga Katalis ZSM5
dapat menurunkan jumlah residu ZSM5 (Zeolit Socony Mobil-5)
yang dihasilkan. Salah satu proses merupakan salah satu jenis zeolit
katalitik perengkahan ialah dengan sintesis yang pertama kali dibuat
menggunakan katalis berupa zeolit oleh divisi katalis Mobil Oil
(Fatimah, 2002). Corporation pada tahun 1972. ZSM5
merupakan suatu jenis zeolit yang
Katalis memiliki struktur MFI yang
Katalis merupakan suatu zat memiliki sifat fisik serta kimia yang
yang dapat mempercepat laju reaksi sangat di pengaruhi oleh berbagai
tanpa mengalami suatu perubahan keadaan yaitu antara faktor kisi dan
kimia atau terpakai oleh reaksi itu pori. (Purnamasari, 2011).
sendiri. Katalis juga berfungsi untuk Kandungan unsur Si pada katalis
menurunkan energi aktivasi reaksi ZSM-5 lebih tinggi dibandingkan
saat reaksi berlangsung. (Atkins, dengan unsur Al (Buzeztzki dkk.,
2006) 2009).
ZSM5 katalis dapat digunakan
untuk memproduksi berbagai produk
melalui proses catalytic cracking. yang dapat ditukar sehingga dapat
Jenis produk yang dapat diproduksi dilakukannya pertukaran ion dengan
oleh ZSM5 katalis dipengaruhi oleh suatu logam tertentu yang sesuai
sifat-sifat fisik dari bahan katalitik untuk katalis. Untuk memperoleh
dan konstituen dari katalis ZSM5. katalis ZSM5 yang baik, dibuat suatu
Ada beberapa parameter yang dapat sistem logam pengemban yaitu
mempengaruhi sifat-sifat katalis dengan cara menempelkan
ZSM5. Parameter ini adalah sumber komponen aktif logam Ni.
silika, sumber alumina, template, dan Tujuan dari pemodifikasian
kondisi kristalisasi. Untuk katalis dengan logam pengemban
memahami parameter ini, akan memberikan kondisi stabil
karakterisasi katalis dilakukan sehingga dapat memperpanjang
dengan cara morfologi, kristalinitas, waktu pemakaian katalis dan luas
dan analisis struktur kerangka katalis permukaan pengemban yang besar
(Widayat dan Annisa, 2017). akan meningkatkan dispersi logam
serta dapat meningkatkan keasaman
Metode Ion Exchange katalis. (Nurhayati, 2016)
Proses pertukaran ion/resin
penukar ion (ion exchange) yang Analisa XRD
dimaksud dengan pertukaran ion Analisa Difraksi sinar X dan
adalah proses, dimana ion-ion dari X-Ray Diffraction (XRD) adalah
suatu larutan elektrolit diikat pada suatu metode analisa yang digunakan
permukaan bahan padat. Sebagai untuk mengidentifikasi fasa kristalin
pengganti ion-ion dari bahan padat dalam material dengan cara
diberikan ke dalam larutan menentukan parameter struktur kisi
(Bernasconi,1995). Dalam penelitian serta untuk mendapatkan ukuran
kali ini, dicoba menggunakan metode partikel pada suatu katalis. Profil
ion exchange. Metode ion exchange XRD juga dapat memberikan data
memiliki kelebihan yaitu kualitatif dan semi kuantitatif pada
kemampuan dalam menangkap padatan atau sampel (Ramadhani et
logam berat dengan efisiensi yang al, 2017).
tinggi. Pertukaran ion menyangkut
antara penempatan ion yang Analisa SEM-EDX
diberikan sama dari pertukaran Analisa SEM dapat
material yang tidak akan larut digunakan mengukur ketebalan
dengan ion-ion yang berbeda sample serta sebagai pengukuran
sehingga larutan yang terakhir ukuran partikel yang mutlak karena
dibawa sampai mengontak, dapat memeriksa setiap partikel,
berhubungan atau pun bercampur. termasuk partikel agregat, secara
(Lenvil G.Rich, 2008). individual (Ashok, 2016). SEM-EDX
dapat mengidentifikasi komposisi
Modifikasi Sintesis Katalis unsur-unsur yang terkandung dalam
Modifikasi ZSM5 dapat suatu material.
dilakukan dengan penukaran ion,
karena ZSM5 memiliki sifat yang Energi Aktivasi
baik sebagai katalis, yaitu adanya ion
Energi aktivasi adalah energi Tempat dan Waktu Penelitian
minimum yang dibutuhkan oleh Penelitian ini dilaksanakan di
suatu reaksi kimia agar dapat Laboratorium Energi dan Nano
berlangsung. Temperatur reaksi Material Universitas Jambi. Waktu
mempengaruhi harga konstanta laju pelaksanaan penelitian ini dimulai
reaksi sesuai dengan persamaan bulan Juli 2018 sampai dengan
Arhenius k = koe-Ea/RT. Kenaikan Januari 2019.
temperatur berbanding lurus dengan
kenaikan laju reaksi. Alat
Energi aktivasi (Ea) diperoleh Alat yang digunakan dalam
dari plot ln k vs 1/T diperoleh penelitian ini adalah condenser, labu
intersep ln k0 dan slope Ea/R leher tiga, gelas beaker, pemanas,
digunakan untuk menentukan Ea dan pompa vakum, timbangan digital,
faktor frekwensi (k0) (Nurjanah and thermometer, reaktor perengkahan,
Ifa, 2012). rangkaian sintesis katalis ZSM5,
sortal, saringan 100 mesh, desikator,
Uji Densitas krus porselen, oven, magnetik stirrer,
Densitas adalah suatu angka pompa, furnace silinder.
yang menyatakan perbandingan berat
dari bahan bakar minyak terhadap Bahan
volume pada temperatur yang sama. Bahan yang digunakan dalam
Bahan bakar diesel pada umumnya penelitian ini adalah Aquades,
mempunyai densitas antara 0,86 – Metanol, dan minyak jelantah yang
0,89 gr / ml dengan kata lain bahan didapat dari hasil sisa penggorengan
bakar minyak lebih ringan dari pada dengan pemakaian sebanyak 3 kali
air. Berat jenis (specific gravity) penggorangan, Tetraethyl
minyak adalah perbandingan antara Orthosilicate (Si(Ott)4), Sodium
rapat minyak pada suhu tertentu Hydroxide (NaOH),
rapat air pada suhu tertentu (Siswani, Tetrapropylammonium Hydroxide
2012). (TPAOH), Aluminium Isopropoxide
(Al(OPr)3), dan larutan Ni-Nitrat
Uji Kalor (Ni(NO3)2.9H2O) , kertas pH, gas
Nilai kalor (Calorific Value) nitrogen dan gas oksigen.
adalah suatu angka yang menyatakan
jumlah panas atau kalori yang PROSEDUR KERJA
dihasilkan dari proses pembakaran
sejumlah tertentu bahan bakar Persiapan Bahan Baku
dengan udara atau oksigen. Nilai
kalor dari bahan bakar minyak
Transesterifikasi Metil Ester
umumnya berkisar antara 18,300 –
19,800 Btu/lb atau 10,160 -11,000
kkal/kg. Nilai kalori umumnya Pembuatan
Sintesis Katalis
Larutan
ZSM5
Ni
dinyatakan dalam satuan Kcal/kg
atau Btu/lb (satuan british). Modifikasi Katalis Ni-ZSM5
Dengan Ion Exchange
METODE PENELITIAN
pada suhu 80 °C sampai alkohol dan
Perengkahan Katalitik minyak terpisah.
Setelah dilakukan destilasi
Analisa Data larutan akhir di masukan ke dalam
corong pisah yang berfungsi untuk
Hasil memisahkan metil ester dengan
gliserol yang terbentuk. Lalu diam
kan selama 24 jam. Kemudian
Persiapan Bahan Baku didiamkan selama 24 jam di lakukan
Minyak jelantah yang dipakai proses pencucian menggunakan
dalam penelitian ini harus dilakukan aquades pada suhu 50 °C sebanyak 3
proses penyaringan terlebih dahulu kali. Lalu panaskan kembali hingga
menggunakan arang aktif. Sediakan suhu 100 °C untuk memisahkan air
pipa berukuran 50 cm dengan dan metil ester. Kemudian diukur
diameter pipa sebesar 6 cm. Minyak volume dan ditimbang, setelah itu
jelantah yang di saring diukur larutan metil ester di uji bakar.
sebanyak 600 ml. Kemudian
masukkan arang aktif tadi kedalam Pembuatan Larutan Ni-Nitrat
pipa hingga batas 25 cm. Setelah (Ni(NO3)2.9H2O)
masukkan minyak jelantah yang Larutan Ni-Nitrat 3% dibuat
telah di ukur tadi kedalam pipa dan terlebih dahulu dan untuk membuat
tunggu hingga minyak tersaring dan larutan Ni-Nitrat 1% dan 2%
ukur volume yang didapat. dilakukan dengan pengenceran.
Ni(NO3)2.9H2O ditimbang
Proses Pembuatan Metil Ester terlebih dahulu sebanyak 44,1105
Minyak jelantah diukur sesuai gram untuk labu ukur 250 ml dengan
rasio perbandingan bahan baku. konsentrasi 3 %. Setelah ditimbang
Rasio yang digunakan dalam Ni(NO3)2.9H2O akan dilarutkan
pembuatan metil ester adalah 1:3 terlebih dahulu dalam beaker gelas
yaitu 100 ml minyak jelantah dan dengan aquades sampai semua
300 ml metanol. Pembuatan metil Ni(NO3)2.9H2O larut. Setelah larutan,
ester menggunakan minyak jelantah, Ni(NO3)2.9H2O dimasukkan kedalam
metanol dan NaOH 0,25 %. Bahan labu ukur 250 ml dan ditambahan
baku yang akan di gunakan di ukur aquades hingga volume menjadi 250
volumenya sesuai perbandingan rasio ml, kemudian larutan di kocok
bahan baku. NaOH padat yang hingga merata. Setelah itu, larutan
digunakan sebanyak 1 gram dan Ni(NO3)2.9H2O dipindahkan
sebagai katalis di larutkan terlebih kedalam botol kaca dan di simpan
dahulu dengan alkohol (metanol). dilemari es. Untuk pembuatan
Kemudian campurkan larutan larutan Ni(NO3)2.9H2O 1 %
alkohol dan NaOH dengan minyak sebanyak 100 ml. Larutan
jelantah yang telah disiapkan dan Ni(NO3)2.9H2O diambil sebanyak
panaskan hingga suhu 65 °C selama 33,33 ml. Larutan Ni(NO3)2.9H2O
1 jam. Setelah di lakukan pemanasan dimasukkan kedalam labu ukur 100
dilanjutkan dengan proses destilasi ml, ditambahkan aquades sampai
volume 100 ml. Setelah itu larutan
Ni(NO3)2.9H2O 1 % disimpan Modifikasi Katalis ZSM5 Dengan
dibotol kaca disimpan dilemari es. Logam Ni Dengan Metode Ion
Untuk pembuatan larutan Exchange
Ni(NO3)2.9H2O 2 % sebanyak 100 Pembuatan katalis Ni/ZSM5
ml. Larutan Ni(NO3)2.9H2O diambil menggunakan larutan Ni-Nitrat
sebanyak 66,66 ml. Larutan (Ni(NO3)2.9H2O) dengan variasi
Ni(NO3)2.9H2O dimasukkan kedalam konsentrasi, yaitu 1%, 2% dan 3%.
labu ukur 100 ml, ditambahkan Lalu katalis dan larutan yang sudah
aquades sampai volume 100 ml. dibuat dicampur dengan rasio
Setelah itu larutan Ni(NO3)2.9H2O perbandingan 1:10. Pencampuran
2% disimpan dibotol kaca disimpan larutan Ni-Nitrat dan katalis ZSM5
dilemari es. dilakukan selama 24 jam dengan
suhu kamar. Setelah larutan Ni-Nitrat
Sintesis Katalis ZSM5 dan katalis ZSM5 tercampur,
Katalis ZSM5 adalah katalis dilakukan pencucian dan
sintesis yang dimana dalam penyaringan. Hasil saringan
penelitian ini di buat dari bahan dikeringkan di dalam oven dengan
utama. Tetraethyl orthosilicate suhu 105oC selama 24 jam,
digunakan sebagai sumber zeolit. sedangkan sisa larutan disimpan dan
Pembuatan sintesis katalis ZSM5 dapat digunakan untuk metode
meliputi persiapan bahan baku dan impregnasi. Padatan katalis yang
ditimbang sesuai dengan data yaitu dihasilkan selanjutnya dikalsinasi
H2O sebanyak 4,178 gram, NaOH pada suhu 550oC selama 5 jam
sebanyak 0,0043 gram, Si(Ott)4 dengan aliran gas oksigen di dalam
sebanyak 6,348 gram, TPAOH reaktor.
sebanyak 3,098 gram dan Al(Opr)3
sebanyak 0,138 gram. Kemudian Proses Perengkahan Katalitik
dicampurkan dan diaduk selama ± 24 (Catalytic Cracking)
jam didalam strirer. Kemudian Pada proses perengkahan
campuran ZSM5 dimasukkan katalitik ini, reaktor yang digunakan
kedalam oven dengan suhu 165 °C adalah reaktor kaca. Sampel biji
selama 5 hari. Campuran ZSM5 plastic yang telah disiapkan,
dikeluarkan dari oven, kemudian ditimbang sesuai dengan rasio yang
katalis dicuci dengan aquades sambil telah ditentukan.Lalu sampel yang
disaring menggunakan pompa vakum telah ditimbang dan katalis Ni/ZSM5,
hingga mencapai pH netral yaitu 7. dimasukkan ke dalam beaker glass.
Katalis ZSM5 ditempatkan didalam Pada proses perengkahan,
cawan kemudian dimasukkan metil ester dalam bentuk liquid di
kedalam oven dengan suhu 105 °C masukan ke dalam furnace (B2).
selama 24 jam. Kemudian katalis Kemudian di alirkan ke reaktor (B1).
dikeluarkan dari oven dan Setelah bahan baku dimasukkan
dipindahkan ke botol kecil dan kedalam reaktor, kemudian dialirkan
ditimbang. gas nitrogen selama proses
perengkahan katalitik berlangsung.
Hasil keluaran reaktor dialirkan ke
ice trap untuk di dinginkan. Kondisi
operasi yang digunkan yaitu dengan mencari presentase-presentase
variable suhu, 400 °C, 450 ºC, tersebut adalah:
500 °C dan waktu 100 Menit operasi. a.
Hasil perengkahan berbentuk liquid % Produk Perengkahan =
berupa minyak berwarna coklat.
‫ࣿﷻ‬ ࣿ ‫ݐ‬ ‫ﷻࣿﷻ‬ ℎ
100 %
Analisa Data ‫ࣿﷻ‬ ‫ݐﷻﷻ‬ − 
Analisa Katalis b.
% sisa perengkahan =
Analisa XRD digunakan ‫ࣿﷻ‬ ‫ݐﷻﷻ‬ 
100 %
untuk mengidentifikasi tingkat ‫ࣿﷻ‬ ‫ݐﷻﷻ‬ − 
kekristalan dalam suatu material. (Nazarudin, 2012)
Serta analisa SEM-EDX untuk
mengetahui dan menggambarkan
morfologi serta kandungan atau HASIL PENELITIAN DAN
unsur yang terkandung didalam PEMBAHASAN
material. Penelitian ini menggunakan
metil ester sebagai bahan baku serta
menggunakan katalis ZSM5 hasil
Analisa Energi Aktivasi
sintesis dengan dimodifikasi
Cairan hasil perengkahan
menggunakan larutan Ni yang
yang didapat, didata menggunakan
konsentrasinya divariasikan. Metode
Microsoft Excel dimana
perengkahan yang digunakan adalah
menggunakan aplikasi data analysis
perengkahan katalitik dimana dalam
untuk mencari regresi tiap suhu
perengkahan membutuhkan peran
dalam satu konsentrasi untuk
dari katalis. Suhu untuk perengkahan
mendapatkan nilai K, lalu mencari
divariasikan, yaitu 400oC, 450oC dan
nilai ln K untuk mendapatkan nilai
500oC selama 100 menit.
slope. Nilai slope digunakan untuk
mencari nilai energi aktivasi hasil
Modifikasi Dan Karakterisasi
perengkahan tiap konsentrasi katalis.
Katalis
Hasil sintesis katalis yang
Analisa Cairan Hasil Perengkahan
dihasilkan menunjukkan bahwa hasil
Cairan hasil perengkahan
katalis ZSM5 berupa bubuk atau
dilakukan analisa uji densitas yang
serbuk halus berwarna putih.
dilakukan di Laboratorium Energi
Kemudian katalis dimodifikasi atau
Pusat Studi Energi dan Nano
proses pengembanan dengan larutan
Material Universitas Jambi.
logam Ni (Nitrat) menggunakan
Sedangkan untuk uji kalor dilakukan
metode ion exchange, katalis yang
di pertamina. Untuk menentukan
dihasilkan menjadi berwarna hijau.
persen konversi masing-masing
Kemudian dilakukan proses
produk perengkahan dapat
pencucian dan kalsinasi, katalis
menggunakan analisis gravimetri.
berubah warna menjadi putih. Katalis
Analisis ini dilakukan dengan
divariasikan dengan berbagai
menimbang berat produk
konsentasi. Setelah itu dilakukan uji
perengkahan. Perhitungan untuk
karakteristik dengan melakukan
analisa menggunakan XRD (X-ray standarisasi dengan tipe
Diffractometer) dan SEM-EDX tetrapropylammonium ZSM5,
(Scanning Electron Microscopy dan berdasarkan data dari Collection of
Energy Dispersive X-ray Simulated XRD Powder Patterns for
Spectroscopy). Zeolits (Treacy and Higgins, 2001).

XRD
Analisa XRD digunakan SEM-EDX
untuk mengidentifikasi tingkat Analisa SEM-EDX ini
kekristalan dalam suatu material. digunakan untuk mengetahui dan
Analisa XRD dilakukan pada sampel menggambarkan morfologi serta
katalis ZSM5 murni, katalis ZSM5 kandungan atau unsur yang
dengan berbagai konsentrasi yaitu terkandung di dalam katalis. Hasil
dengan perlakuan Ni 1%, 2% dan 3%. analisa SEM-EDX untuk katalis
Hasil analisa XRD pada sampel ZSM5 dapat dilihat pada gambar
katalis dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
dibawah ini.

Gambar 2. Struktur Katalis ZSM5

Dari gambar diatas dapat


dilihat bahwa morfologi dari katalis
ZSM5 dengan pembesaran 20000x,
Gambar 1. Pola difraksi XRD a) katalis memiliki bentuk agregat dengan
ZSM5 b) Katalis ZSM5 dengan perlakuan ukuran sangat kecil dan diprediksi
ion-exchange Ni 1% c) Katalis ZSM5 mempunyai ukuran nano.
dengan perlakuan ion-exchange Ni 2% d)
Katalis ZSM5 dengan perlakuan ion-
exchange Ni 3%

Berdasarkan pola difraksi


diatas dapat dilihat dari semua pola
difraksi memiliki bentuk yang
hampir sama. Sedangkan untuk
semua puncak atau pola difraksi Gambar 3. Spektra EDX Katalis ZSM5
katalis ZSM5, memiliki intensitas
yang cukup tinggi di 2θ = 7.9º; 8.1º; Berdasarkan grafik diatas, dapat
8.8º; 23.1º; 23.3º; 23.9º. Puncak- dilihat bahwa didalam sampel katalis
puncak ini sesuai dengan puncak- ZSM5 terdapat unsur O, Si dan Al
puncak ZSM-5 yang berstruktur MFI dengan melihat puncak-puncak pada
Hal ini juga menunjukkan bahwa grafik diatas.
pola difraksi diatas memenuhi
Tabel 1.Unsur SEM-EDX ZSM5 Spektra EDX Katalis ZSM5 dengan
No Unsur Kadar (%) perlakuan Ni 3%
1. Si 33,98
2. Al 2,31 Berdasarkan grafik diatas, dapat
3. Na 63,71 dilihat bahwa hasil menunjukkan
adanya unsur Na, Si, dan Al didalam
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa sampel katalis dengan melihat
jumlah kadar (%) untuk unsur yang puncak-puncak grafik pada sektrum.
ada di dalam sampel katalis ZSM5. Untuk data kandungan unsur per
Jumlah rasio Si/Al yang didapat konsetrasi katalis ZSM5 dengan
adalah 14,71. Untuk hasil morfologi perlakuan Ni dapat dilihat pada tabel
dari analisa SEM-EDX pada katalis 2 dibawah ini.
ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%, 2% Tabel 2.Data SEM-EDX dengan
dan 3% dilakukan pada pembesaran Variasi konsentrasi ZSM5 dengan
1000x dengan bentuk agregat dengan perlakuan Ni
ukuran partikel nano (Gambar 2). Rasio
Adapun unsur yang terkandung Sampel
Kandungan Unsur Si/Al
dalam katalis ZSM5 dengan (%)
Si Al Na Ni
perlakuan Ni 1%, 2% dan 3% dapat 1% 95,5 4,1 0,4 0 23,5
dilihat pada grafik dibawah ini. 2% 94,9 4,5 0 0,5 21,1
3% 93,7 3,6 1,2 1,5 25,9
cps/eV

Berdasarkan data tabel diatas


50

untuk kandungan unsur Si memiliki


40

kandungan yang paling tinggi


30

Ni Si
Na Al Ni

dibanding unsur lainnya. Selain itu


20

pula semakin tinggi konsetrasi


10

0
2 4 6
keV
8 10 12 14
katalis unsur Si dan Al semakin
cps/eV
(a) menurun, kecuali pada konsetrasi
ZSM5 dengan perlakuan Ni 2% lebih
tinggi. Sehingga dapat diketahui
50

jumlah rasio untuk unsur Si/Al pada


40

konsetrasi ZSM5 dengan perlakuan


30

Ni Si
Na Al Ni

Ni 3% memiliki rasio yang lebih


20

tinggi dibandingkan yang lainnya


10

yaitu sebesar 25,96%. Untuk unsur


0
2 4 6 8 10 12 14
keV

(b)
50
cps/eV Na pada ZSM5 dengan perlakuan Ni
2% tidak ada dikarenakan unsur Na
habis pada saat perlakuan ion
40

30

exchange dengan logam Ni, tetapi


meningkat pada konsentrasi ZSM5
Ni Si
Na Al Ni
20

10 dengan perlakuan Ni 3%. Maka


0
dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi katalis maka
2 4 6 8 10 12 14
keV

(c)
Gambar 8. (a) Spektra EDX Katalis ZSM5 semakin banyak pula kandungan Ni
dengan perlakuan Ni 1% (b) Spektra EDX yang terdapat pada katalis ZSM5.
Katalis ZSM5 dengan perlakuan Ni 2% (c)
Perengkahan Termal Reaktor B1 (Vertikal) dan bahan
Perengkahan Termal Metil Ester baku dimasukkan kedalam furnace
dilakukan tanpa menggunakan atau Reaktor B2 (Horizontal). Hasil
katalis selama 1 jam (60 menit) CHP yang didapatkan dianalisis
dengan bahan baku yang digunakan menggunakan analisis gravimetri.
sebanyak 30 gram. Perengkahan ini
dilakukan untuk mengetahui Konversi Cairan Hasil
temperatur yang tepat dalam proses Perengkahan
perengkahan metil ester. Pada Berdasarkan pengamatan secara
perengkahan metil ester dilakukan visual untuk perengkahan katalitik
dengan suhu 400oC, 450oC dan ZSM5 Murni, CHP yang dihasilkan
500oC. berwarna kekuning-kuningan dan
tidak beku pada suhu 15oC.
Table 3. Hasil CHP Perengkahan
Termal Tabel 3. Hasil CHP Perengkahan
No. Suhu CHP Gas Sisa Katalitik ZSM5 Murni
(%) (%) (%) No Suhu CHP Gas Sisa
1. 400 41,29 55,45 3,26 (oC) (%) (%) (%)
2. 450 54,56 44,70 0,74 1 400 60,12 38,31 1,57
3. 500 58,10 41,22 0,68 2 450 59,70 39,17 1,12
3 500 37,94 57,24 4,82
Dari data tabel diatas bahwa
hasil perengkahan termal meningkat Data dari tabel diatas dapat
seiring dengan semakin tingginya dilihat bahwa semakin tinggi suhu
suhu. Sedangkan gas yang dihasilkan semakin sedikit pula CHP yang
dari perengkahan menurun seiring dihasilkan. Hal ini menyebabkan
tingginya suhu perengkahan. semakin tinggi suhu produk yang
dihasilkan berupa gas, serta untuk
Perengkahan Katalitik (Catalytic hasil CHP semakin sedikit. Untuk
Cracking) persen sisa reaksi yang dihasilkan
Perengkahan katalitik Metil Ester dari semua perengkahan berkisar
yang dilakukan menggunakan antara ±1-5%. Sedangkan pada suhu
beberapa variasi suhu yaitu 400oC, 500oC memiliki persen sisa lebih
450oC dan 500oC dengan tinggi dibandingkan yang lain yaitu
memvariasikan konsentrasi larutan sebesar 4,82% dikarenakan bahan
Ni yaitu 1%, 2% dan 3% pada katalis baku didalam furnace tidak
ZSM5 serta ZSM5 murni. terkonversi menjadi uap dengan baik.
Perbandingan katalis dan sampel, CHP yang dihasilkan dari
yaitu 1:30 dimana berat katalis 1 gr perengkahan katalitik (ZSM5
dan berat bahan baku yaitu etil ester Dengan Perlakuan Ni 1%) berwarna
sebanyak 30 gr. Katalis yang kekuning-kuningan dan tidak pada
digunakan merupakan katalis suhu 15oC. Hal ini berdasarkan dari
modifikasi dengan menggunakan pengamatan secara visual.
metode ion exchange. Proses Tabel 5. Hasil CHP Perengkahan
perengkahan dilakukan di dalam Katalitik (ZSM5 Dengan Perlakuan
reaktor batch dengan memasukkan Ni 1%)
katalis kedalam bed katalis pada No Suhu CHP Gas Sisa
(oC) (%) (%) (%) Dilihat dari pengamatan
1 400 63,50 35,83 0,67 secara visual untuk perengkahan
2 450 77,91 21,04 1,05 katalitik (ZSM5 Dengan Perlakuan
3 500 41,45 41,73 16,82
Ni 3%), CHP yang dihasilkan
berwarna kekuning-kuningan dan
Data dari tabel diatas dapat tidak beku pada suhu 15oC.
dilihat bahwa pada suhu 450oC
persen CHP yang dihasilkan lebih Tabel 7. Hasil CHP Perengkahan
tinggi dibandingkan dengan suhu Katalitik (ZSM5 Dengan Perlakuan
lainnya. Untuk persen residu yang Ni 3%)
dihasilkan dari semua perengkahan No Suhu CHP Gas Sisa
berkisar antara ±0,6-1%. Sedangkan (oC) (%) (%) (%)
pada suhu 500oC memiliki persen 1 400 47,50 51,90 0,60
residu lebih tinggi dibandingkan 2 450 64,74 34,25 1,01
3 500 36,25 62,10 1,65
yang lain yaitu sebesar 16,82%
dikarenakan bahan baku didalam
furnace tidak terkonversi menjadi Berdasarkan analisis
uap dengan baik selama proses gravimetri, dari tabel diatas bahwa
perengkahan berlangsung. pada suhu 450oC persen CHP yang
CHP yang dihasilkan dari dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
perengkahan katalitik (ZSM5 dengan suhu yang lain. Persen residu
Dengan Perlakuan Ni 2%) berwarna yang dihasilkan dari semua
kekuning-kuningan dan tidak pada perengkahan berkisar antara ±0,5-
suhu 15oC. Hal ini berdasarkan dari 1,6%.
pengamatan secara visual.
Persen CHP Kumulatif
Tabel 6. Hasil CHP Perengkahan Perengkahan Katalitik ZSM5
Katalitik (ZSM5 Dengan Perlakuan Berdasarkan Suhu
Ni 2%) Untuk persen CHP kumulatif
No Suhu CHP Gas Sisa dengan suhu 400oC yang sama
(oC) (%) (%) (%) dengan konsentrasi yang berbeda
1 400 58,29 40,62 1,09 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
2 450 70,72 26,11 3,18
3 500 39,30 52,79 7,91

Dari data tabel diatas, pada


suhu 450oC persen CHP yang
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
dengan suhu yang lain. Persen residu
yang dihasilkan dari semua
perengkahan berkisar antara ±1-3%. Gambar 9. Grafik Persen Kumulatif Suhu
Sedangkan pada suhu 500oC 400oC Dengan Variasi Konsentrasi Katalis
memiliki persen residu lebih tinggi Berdasarkan dari grafik dapat
dibandingkan yang lain yaitu sebesar dilihat bahwa persen CHP terbanyak
7,91% dikarenakan bahan baku didapat pada katalis ZSM5 dengan
didalam furnace tidak terkonversi perlakuan Ni 1% di menit ke-100.
menjadi uap dengan baik. Perengkahan katalitik dilakukan
selama 100 menit dengan
pengamatan hasil (berat) yang
dilakukan per 25 menit. Sedangkan
untuk ZSM5 murni dan ZSM5
dengan perlakuan Ni 2% dan 3%
persen CHP yang dihasilkan
mengalami kenaikan yang tidak
signifikan.
Untuk persen CHP dengan
suhu 450oC yang sama dengan Gambar 12. Grafik Kumulatif Suhu 500oC
konsentrasi yang berbeda dapat Dengan Variasi Konsentrasi Katalis
dilihat pada grafik di bawah ini.
Dari grafik dapat dilihat
bahwa persen CHP terbanyak
didapatkan pada ZSM5 dengan
perlakuan Ni 1% di menit ke-100.
Perengkahan katalitik dilakukan
selama 100 menit dengan
pengamatan hasil (berat) yang
dilakukan per 25 menit. Sedangkan
untuk ZSM5 dengan perlakuan Ni
2% Persen CHP pada menit ke-50
Gambar 10. Grafik Persen Kumulatif Suhu menghasilkan persen yang lebih
450oC Dengan Variasi Konsentrasi Katalis banyak dibandingkan ZSM5 dengan
perlakuan Ni 1% serta untuk
Dari grafik di menit ke-75 perengkahan katalis ZMS5 Murni
persen CHP terbanyak didapatkan dan ZSM5 dengan perlakuan Ni 3%
pada ZSM5 dengan perlakuan Ni persen CHP yang dihasilkan tidak
1%. Perengkahan katalitik dilakukan mengalami kenaikan yang signifikan
selama 100 menit dengan dengan jumlah hasil CHP yang
pengamatan hasil (berat) yang hampir sama.
dilakukan per 25 menit. Sedangkan
untuk ZSM5 murni dan ZSM5 Persen Hasil CHP Dengan Variasi
dengan perlakuan Ni 3% dan 2% Konsentrasi Katalis
persen CHP yang hasilkan Berdasarkan dari data persen
mengalami kenaikan yang tidak % CHP hasil CHP disetiap suhu pada
signifikan. masing-masing konsentrasi katalis
Untuk persen CHP dengan ZSM5 Murni dan ZSM5 dengan
suhu 500oC yang sama dengan perlakuan Ni 1%, 2% dan 3%. Maka
konsentrasi katalis yang berbeda dapat dibuat grafik perbandingan
dapat dilihat pada grafik di bawah ini. antara persen CHP, persen sisa dan
persen gas, grafik dapat dilihat
dibawah ini.
Gambar 8. Diagram Perbandingan Gambar 10. Diagram Perbandingan Persen
Persen CHP dengan Suhu di Setiap Sisa Reaksi dengan Suhu di Setiap
Konsentrasi Katalis ZSM5 Konsentrasi Katalis ZSM5

Berdasarkan data diatas Berdasarkan data diatas


bahwa penggunaan katalis ZSM5 bahwa penggunaan katalis ZSM5
dengan perlakuan Ni 1% pada suhu dengan perlakuan Ni 1% pada suhu
450°C memiliki persen CHP lebih 500°C memiliki persen sisa reaksi
tinggi dibandingkan penggunaan lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi katalis ZSM5 dengan penggunaan konsentrasi katalis
perlakuan Ni lainnya. ZSM5 lainnya. Maka dari itu,
didapat rasio CHP/Gas pada setiap
konsentrasi katalis dengan variasi
temperatur dilihat pada diagram
dibawah ini.

Gambar 9. Diagram Perbandingan


Persen Gas dengan Suhu di Setiap
Gambar 11. Diagram Perbandingan Rasio
Konsentrasi Katalis ZSM5 CHP/Gas dengan Suhu di Setiap Konsentrasi
Katalis ZSM5
Berdasarkan data diatas
bahwa penggunaan katalis ZSM5 Berdasarkan diagram diatas,
dengan perlakuan Ni 3% memiliki rasio CHP/Gas yang memiliki rasio
persen gas lebih tinggi dibandingkan tertinggi pada penggunaan katalis
penggunaan konsentrasi katalis ZSM5 dengan perlakuan Ni 1% pada
ZSM5 dengan perlakuan Ni lainnya. suhu 450° C. Hal ini menunjukkan
bahwa rasio CHP/Gas dapat
menentukan selektifitas dari produk
CHP yang dihasilkan. Sehingga
semakin besar selektifitas yang
didapat maka semakin banyak
produk CHP yang dihasilkan.

Studi Kinetik
Energi aktivasi merupakan
suatu energi minimum yang
dibutuhkan agar terjadinya suatu (c)
reaksi kimia tertentu, yang mana Gambar 12. (a) Nilai K dengan Temperatur
memerlukan nilai 1/T serta ln K 400oC (Termal) (b) Nilai K dengan
untuk mengetahui berapakah energi Temperatur 450oC (Termal) (c) Nilai K
dengan Temperatur 500oC (Termal)
aktivasi pada perengkahan tersebut.
Nilai K didapatkan melalui nilai
Berdasarkan dari grafik diatas,
persen CHP per waktu.
untuk nilai K didapat dari hubungan
nilai ln A/Ao per waktu, sehingga
Menentukan Nilai K Pada
terbentuk regresi dimana dari regresi
perengkahan Termal Metil Ester
ini akan menghasilkan nilai R. Dari
Untuk mencari kinetika suatu
hasil regresi, nilai R yang didapat
reaksi pada perengkahan termal ini,
pada setiap temperatur yaitu 0,9839,
diperlukan mencari nilai K terlebih
0,9869, 0,7720. Nilai R dari regresi
dahulu dari data yang telah ada.
ini dapat diterima. Maka regresi ini
Hasil dari regresi untuk suhu 400oC,
termasuk ke dalam regresi linear
450oC, 500oC dapat dilihat dari
sederhana. Sehingga nilai K, 1/T dan
grafik dibawah ini.
ln K untuk perengkahan termal dapat
dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 8. Hubungan 1/T dan ln K
Perengkahan Termal
T T
1/T (K) K Ln K
(oC) (K)
400 673 0,00148 0,00111 -6,8019

450 723 0,00138 0,00046 -7,6746

(a) 500 773 0,00129 0,00120 -6,7229

Dari data diatas, maka grafik


hubungan 1/T dan ln K dimana
diperoleh regresi seperti pada
gambar dibawah ini.

(b)
Gambar 4.13 Grafik Hubungan ln K dan (b)
1/T(K) Termal

Persamaan Arhenius
merupakan suatu persamaan yang
menyatakan bahwa adanya hubungan
linear tetapi laju reaksi dengan
temperatur. Hubungan tersebut
menghasilkan nilai Ea yang
merupakan nilai dari Slope. Dari
hasil regresi diatas, maka didapatkan (c)
nilai R, yaitu 0,00121. Nilai R dari Gambar 14. (a) Nilai K dengan Temperatur
regresi ini tidak dapat diterima. 400oC (ZSM5 Murni) (b) Nilai K dengan
Temperatur 450oC (ZSM5 Murni) (c) Nilai
Sehingga diperlukan menggunakan K dengan Temperatur 500oC (ZSM5 Murni)
metode lain dalam regresi, seperti
metode regresi multivle atau non Berdasarkan dari grafik diatas,
linear. untuk nilai K didapat dari hubungan
ln A/Ao per waktu, sehingga
Menentukan Nilai K Pada terbentuk regresi dimana dari regresi
Perengkahan Katalitik Metil Ester ini akan menghasilkan nilai R. Dari
dengan Katalis ZSM5 Murni hasil regresi, nilai R yang didapat
Untuk mencari nilai kinetika pada setiap temperatur yaitu 0,9666,
suatu reaksi dari perengkahan 0,9570. 0,9145. Nilai R dari regresi
katalitik dengan mencari nilai K ini dapat diterima. Maka regresi ini
terlebih dahulu dari data yang telah termasuk ke dalam regresi linear
ada. Hasil dari regresi untuk suhu sederhana. Sehingga nilai K, 1/T dan
400oC, 450oC, 500oC ZSM5 Murni ln K untuk perengkahan katalitik
dapat dilihat dari grafik dibawah ini. ZSM5 murni dapat dilihat dari tabel
dibawah ini.

Tabel 10. Hubungan 1/T dan ln K


Perengkahan Katalitik ZSM5 Murni
T (oC) T (K) 1/T (K) K Ln K
400 673 0,00148 0,00014 -8,8286

450 723 0,00138 0,00014 -8,8563

(a) 500 773 0,001294 0,00037 -7,90540


Dari data diatas, maka grafik
hubungan 1/T dan ln K dimana
diperoleh regresi seperti gambar
dibawah ini.

(a)

Gambar 15. Grafik Hubungan ln K dan


1/T(K) Katalis ZSM5 Murni

Persamaan Arhenius
merupakan suatu persamaan yang
menyatakan bahwa adanya hubungan
(b)
linear tetapi laju reaksi dengan
temperatur. Hubungan tersebut
menghasilkan nilai Ea yang
merupakan nilai dari Slope. Dari
hasil regresi diatas, maka didapatkan
nilai R, yaitu 0,6913. Nilai R dari
regresi ini tidak dapat diterima.
Sehingga diperlukan menggunakan
metode lain dalam regresi, seperti
metode regresi multivle atau non
linear. (c)
Gambar 16. (a) Nilai K dengan Temperatur
400oC (ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%) (b)
Menentukan Nilai K Pada Nilai K dengan Temperatur 450oC (ZSM5
Perengkahan Katalitik (ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%) (c) Nilai K dengan
Dengan Perlakuan Ni 1%) Temperatur 500oC (ZSM5 dengan perlakuan
Ni 1%)
Untuk mencari nilai kinetika
suatu reaksi dari perengkahan Berdasarkan dari grafik diatas,
katalitik dengan mencari nilai K untuk nilai K didapat dari hubungan
terlebih dahulu dari data yang telah persen CHP per waktu, sehingga
ada. Hasil dari regresi untuk suhu terbentuk regresi dimana dari regresi
400oC, 450oC, dan 500oC (ZSM5 ini akan menghasilkan nilai R. Dari
dengan perlakuan Ni 1%) dapat hasil regresi, nilai R yang didapat
dilihat dari grafik dibawah ini. pada setiap temperatur yaitu 0,8825,
0,8727, 0,9618. Nilai R dari regresi
ini dapat diterima. Maka regresi ini Menentukan Nilai K Pada
termasuk ke dalam regresi linear Perengkahan Katalitik (ZSM5
sederhana. Sehingga nilai K, 1/T dan Dengan Perlakuan Ni 2%)
ln K untuk perengkahan katalitik Untuk mencari nilai kinetika
(ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%) suatu reaksi, maka nilai K dicari
dapat dilihat dari tabel dibawah ini. terlebih dahulu dengan menggunakan
Tabel 11. Hubungan 1/T dan ln K data yang telah ada. Hasil dari
Perengkahan Katalitik (ZSM5 dengan regresi untuk suhu 400oC (ZSM5
perlakuan Ni 1%)
dengan perlakuan Ni 2%) dapat
T (oC) T (K) 1/T (K) K Ln K
dilihat dari grafik dibawah ini.
400 673 0,00148 0,00051 -7,57948

450 723 0,00138 0,00019 -8,56149

500 773 0,00129 0,00237 -6,04132

Dari data diatas, maka grafik


hubungan 1/T dan ln K dimana
diperoleh regresi seperti pada
gambar dibawah ini.
(a)

Gambar 17. Grafik Hubungan ln K dan


(b)
1/T(K) (ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%)

Persamaan Arhenius
merupakan suatu persamaan yang
menyatakan bahwa adanya hubungan
linear tetapi laju reaksi dengan
temperatur. Hubungan tersebut
menghasilkan nilai Ea yang
merupakan nilai dari Slope. Dari
hasil regresi diatas, maka didapatkan
nilai R, yaitu 0,3285. Nilai R dari (c)
regresi ini tidak dapat diterima. Gambar 18. (a) Nilai K dengan Temperatur
Sehingga diperlukan menggunakan 400oC (ZSM5 dengan perlakuan Ni 2%) (b)
metode lain dalam regresi, seperti Nilai K dengan Temperatur 450oC (ZSM5
dengan perlakuan Ni 2%) (c) Nilai K dengan
metode regresi multivle atau non Temperatur 500oC (ZSM5 dengan perlakuan
linear. Ni 2%)
Dari grafik diatas, maka di hasil regresi, nilai R yang didapat
dapatkan nilai R yaitu 0,9311, yaitu 0,6561. Nilai R yang ini tidak
0,9600, dan 0,7784. Nilai R dapat dapat diterima. Maka metode ini
diterima. Berdasarkan dari nilai R tidak termasuk merode regresi linear
disetiap suhu hasil dari regresi dapat sederhana. Sehingga diperlukan
diterima. Maka regresi ini termasuk menggunakan metode lain dalam
ke dalam regresi linear sederhana. regresi, seperti metode regresi
Sehingga nilai K, Hubungan 1/T dan multivle atau non linear.
ln K untuk perengkahan katalitik
(ZSM5 dengan perlakuan Ni 1%) Menentukan Nilai K Pada
dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Perengkahan Katalitik (ZSM5
Dengan Perlakuan Ni 3%)
Tabel 12. Hubungan 1/T dan ln K Nilai K didapatkan dari data
Perengkahan Katalitik (ZSM5 dengan yang telah ada. Hasil dari regresi
perlakuan Ni 2%)
untuk suhu 400oC, 450oC, 500oC
T ( C) T (K) 1/T (K)
o
K Ln K
(ZSM5 dengan perlakuan Ni 3%)
400 673 0,00148 0,00031 -8,0715 dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
450 723 0,00138 0,00027 -8,1996
500 773 0,00129 0,00169 -6,3812

Dari data diatas, maka energi


aktivasi pada perengkahan katalitik
(ZSM5 dengan perlakuan Ni 2%)
dapat dicari dengan grafik hubungan
1/T dan ln K dimana diperoleh
regresi seperti pada gambar dibawah (a)
ini.

(b)

Gambar 19. Grafik Hubungan ln K dan 1/T


(ZSM5 dengan perlakuan Ni 2%)

Persamaan Arhenius
merupakan suatu persamaan yang
menyatakan bahwa adanya hubungan
linear tetapi laju reaksi dengan
temperatur. Hubungan tersebut (c)
Gambar 20. (a) Nilai K dengan Temperatur
menghasilkan nilai Ea yang 400oC (ZSM5 dengan perlakuan Ni 3%) (b)
merupakan nilai dari Slope. Dari Nilai K dengan Temperatur 450oC (ZSM5
dengan perlakuan Ni 3%) (c) Nilai K dengan menghasilkan nilai Ea yang
Temperatur 500oC (ZSM5 dengan perlakuan merupakan nilai dari Slope. Dari
Ni 3%)
hasil regresi, didapatkan nilai R,
Berdasarkan dari grafik diatas, yaitu 0,2927. Nilai R yang didapat
hasil regresi nilai R yang didapatkan, tidak dapat diterima. Sehingga
yaitu 0,9682, 0,9357 dan 0,8831. diperlukan menggunakan metode
Nilai R dari regresi ini dapat diterima. lain dalam regresi, seperti metode
Berdasarkan data nilai R tiap suhu regresi multivle atau non linear.
hasil regresi dapat diterima. Maka
regresi ini termasuk ke dalam regresi Nilai K
linear sederhana. Sehingga nilai K, Untuk melihat perbandingan
1/T dan ln K untuk perengkahan nilai K pada setiap katalis ZSM5 dan
katalitik (ZSM5 dengan perlakuan Ni Beebagai Konsentrasi ZSM5 dengan
3%) dapat dilihat dari tabel dibawah perlakuan Ni dapat dilihat pada tabel
ini. dibawah ini.
Tabel 14. Nilai K
Tabel 13. Hubungan 1/T dan ln K Suhu Termal ZSM5 1% 2% 3%
Perengkahan Katalitik (ZSM5 dengan 0,000 0,00 0,00 0,00
400 0,0001
perlakuan Ni 3%) 2 02 03 05
0,000 0,00 0,00 0,00
T ( C) T (K) 1/T (K)
o
K Ln K 450 0,0005
1 01 03 02
400 673 0,00148 0,00021 -8,4692 0,000 0,00 0,00 0,00
500 0,0121
4 05 15 24
450 723 0,00138 0,00011 -9,0951
500 773 0,00129 0,00049 -7,6174
Grafik nilai K secara
Dari data diatas, maka energi keseluruhan dari suhu 400oC sampai
aktivasi pada perengkahan katalitik 500oC dapat dilihat pada gambar
(ZSM5 dengan perlakuan Ni 3%) dibawah ini.
dapat dicari dengan grafik hubungan
1/T dan ln K dimana diperoleh
regresi seperti dibawah ini.

Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Nilai K


dengan Konsentrasi Pada Setiap Temperatur
Gambar 21. Grafik Hubungan ln K dan 1/T
Suhu (ZSM5 dengan perlakuan Ni 3%) Berdasarkan data yang
didapat bahwa nilai K yang didapat
Persamaan Arhenius mengalami kenaikan yang tidak
merupakan suatu persamaan yang signifikan. Untuk nilai K tertinggi
menyatakan bahwa adanya hubungan yaitu terdapat pada perengkahan
linear tetapi laju reaksi dengan katalitik ZSM5 dengan perlakuan Ni
temperatur. Hubungan tersebut 3% pada suhu 500 oC. Sedangkan
untuk nilai K terendah terdapat pada Perengkahan (CHP) terbanyak yaitu
perengkahan katalitik ZSM5 dengan pada perengkahan dengan temperatur
perlakukan Ni 1% pada suhu 450 oC. 450°C konsentrasi katalis 1%.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin Berdasarkan pengamatan secara
besar nilai K pada suatu reaksi maka visual untuk data hasil uji kalor dapat
laju reaksi akan semakin besar. dilihat tabel dibawah ini.

Uji CHP (Cairan Hasil Tabel 16. Nilai Kalor


Perengkahan) Sampel Nilai Kalor (cal/g)
Densitas Etil Ester 9237,3671
Berdasarkan pengamatan
9381,8221
secara visual untuk perengkahan Biodiesel (B20)
katalitik CHP yang dihasilkan dari CHP Etil Ester 8707,5525
katalis ZSM5 dengan perlakuan Ni
dengan konsetrasi 1%, 2%, dan 3%
dapat dilihat tabel dibawah ini. Berdasarkan data diatas dapat
dibandingkan bahwa nilai kalor yang
Tabel 15. Densitas CHP Perengkahan dihasilkan CHP etil ester yang
Katalitik ZSM5 dengan perlakuan Ni dihasilkan lebih kecil dibandingkan
Densitas dengan kalor etil ester dan biodiesel
No. Suhu Konsentrasi product (B20). Nilai kalor pada biodiesel
(ºC) Katalis (gr) B20 (20% etil ester dan 80% solar)
1 400 0,91312 memiliki nilai yang paling tinggi, hal
2 450 1% 0,90608 tersebut bisa terjadi dikarenakan
3 500 0,90068 pengaruh dari kandungan solar pada
4 400 0,91204 biodiesel B20. Sedangkan solar
memiliki nilai kalor sebesar 10.667
5 450 0,91286
2% kal/gr.
6 500 0,90124
7 400 0,90254 PENUTUP
8 450 3% 0,90802 Kesimpulan
9 500 0,90766 1. Katalis ZSM5 berhasil disintesa
dan berhasil dimodifikasi dengan
Berdasarkan tabel diatas menggunakan metode ion
dapat dibandingkan bahwa densitas exchange. Hasil sintesis katalis
CHP yang dihasilkan lebih kecil Zeolit ZSM5 berupa bubuk atau
dibandingkan dengan densitas etil serbuk halus berwarna putih.
ester sebagai bahan baku yaitu Sedangkan untuk hasil katalis
0,9154 gr. Zeolit ZSM5 dengan perlakuan
Ni 1%, 2%, dan 3% berupa
Nilai Kalor bubuk putih halus setelah proses
Nilai kalor digunakan sebagai kalsinasi.
identifikasi kualitas dari Cairan Hasil 2. Hasil analisa XRD dari katalis
Perengkahan (CHP) yang dihasilkan ZSM5 Murni, ZSM5 dengan
sebagai bahan bakar. Uji kalor perlakuan Ni 1%, 2%, dan 3%
dilakukan pada Cairan Hasil menunjukkan pola difraksi yang
memiliki puncak rata-rata New York W. H. Freeman
tertinggi pada sudut 8o dan 23o. and Company.
Sedangkan hasil dari analisa Bernasconi, G. H. Gerster, H. Hauser,
SEM-EDX pada katalis ZSM5 H. Stauble, E. Scheiter, 1995.
murni menunjukkan kandungan “Teknologi Kimia 2” PT.
Si dan Al dengan rasio sebesar Pradnya Paramita, Jakarta.
14,71. Untuk hasil analisa SEM- Bijang, A.M., Y. Arryanto, W.
EDX menunjukkan adanya Trisunaryanti. 2002.
kandungan Ni pada tiap Pengaruh Kadar Logam
konsentasi katalis. Kandungan Ni Nikel Terhadap Aktivitas
pada Ni/ZSM5 1% tidak ada, Katalis Ni/Zeolite-Y Dalam
pada Ni/ZSM5 2% dan 3% yaitu Reaksi Hidrorengkah Minyak
0,56% dan 1,52%. Bumi.
3. Hasil % konversi yang didapat Budiman, A. 2015. Konversi
pada temperatur 400 oC, 450 oC, Biodiesel : Bahan Baku,
500 oC pada konsentrasi Proses dan Teknologi.
Ni/ZSM5 1% yaitu 63,50%, Indonesian Journal of
77,91% dan 41,45%. Pada Chemistry, 35.
konsentrasi Ni/ZSM5 2% yaitu Buzeztzki, E., Svanova, K.,
58,29%, 70,72% dan 39,30%. Cvengros, J. (2009) Zeolite
Pada konsentrasi Ni/ZSM5 3% catalyst in cracking of natural
yaitu 47,50%, 64,74% dan triacylglycerols, 44th Inter-
36,25%. Adapun hasil dari uji national petroleum
densitas menunjukkan bahwa Conference, Bratislava,
densitas semua hasil perengkahan Slovak Republic, 1 – 8.
(CHP) lebih kecil dibandingkan Cardona, S.C dan Avelino C.
dengan metil ester sebagai bahan 1999. Tertiary recycling of
baku. polypropylene by catalytic
cracking in a semibatch
Saran stirred reactor Use of spent
Dari penelitian yang telah equilibrium FCC commercial
dilakukan, bahwa perlu dilakukan catalyst. Journal of Applied
metode dan penelitian lebih lanjut Catalysis B: Environmental
untuk mendapatkan hasil yang lebih 25 (2000)
baik. Enicar, J.M. 1999. Preparation and
Properties of Biodiesel from
DAFTAR PUSTAKA Cynara Cardunculus L.
Ashok, K. 2016. Chapter 4- Industrial and Engineering
Experimental Methodologies Chemistry Research, 38.
For The Characterization Of Fatimah, I. 2002. Optimasi Laju Alir
Nanoparticles. Journal Gas H2 dan Perbandingan
Engineered Nanoparticles. Berat Katalis Terhadap
125-170. Umpan Serta Kajian Kinetika
Antkins, P. & Paula, J. D. 2006. Pada Hydrocracking
Antkins’ Phyical Chemistry Isopropil Benzena
Menggunakan Katalis
Ni/zeolit Y. Universitas Islam katalitik minyak sawit untuk
Indonesia. menghasilkan biofuel
Hassan, S. N., Sani, Y. M., Aziz, A. menggunakan silika alumina
R. A., Sulaiman, N. M. N. & dan HZSM-5 Sintetis. Jurnal
Daud, W. M. A. W. 2015. Reaktor, 13, 37-43.
Biogasoline: An out-of-the- Purnamasari, I. & Prasetyoko, D.
box solution to the food-for- 2011. Sintesis dan
fuel and land-use Karakterisasi ZSM-5
competitions. Energy Mesopori serta Uji Aktivitas
Conversion and Management, Katalitik pada Reaksi
89, 349-367. Esterifikasi Asam Lemak
Lenvil, G. Rich, 1963. “Unit Stearin Kelapa Sawit. .
Processes of Sanitary Tambun, R., Saptawaldi, R. P.,
Engineering” John Wiley Nasution, M. A. & GUSTI, O.
N. 2016. Pembuatan Biofuel
Limited and Sons, Inc, New
dari Palm Stearin dengan
York. Proses Perengkahan Katalitik
Meher, L. C., Sagar, D. V. & Naik, S. menggunakan Katalis ZSM-5.
N. 2006. Technical Aspects of Jurnal Rekayasa Kimia dan
Biodiesel Production by Lingkungan, 11, 46 - 52.
Transesterification—A Review. Trisunaryanti, W., E. Trisunaryanti,
Renewable & Sustainable S. Sudiono. 2005. Preparasi,
Modifikasi Dan Karakterisasi
Energy Reviews. 10: 248-268.
Katalis Ni-Mo/Zeolite Alam
Nazarudin. 2013. Catalytic Cracking Dan Mo-Ni/Zeolit Alam.
of Plastic Waste Using TEKNOIN.10(4).
Nanoporous Materials. PhD Trisunaryanti, W. 2018. Konversi
Thesis, University College Fraksi Aspal Buton Menjadi
London. Fraksi Bahan Bakar.
Nazarudin. 2014a. Nanotechnology Indonesian Journal of
and Renewable Energy. Chemistry 2, 198.
Information and Widayat, W. and A.N. Annisa. 2017.
Communication and Synthesis
Technology for Education AndCharacterization Of
(Bringing Research, ZSM5 Catalyst At Different
Conference and Academic Temperatures. Article IOP
Programme Across Countries, Conference Series: Materials
Indonesia-Malaysia). Jambi. Science And Engineering.
Nazarudin. 2014b. Zeolite and
Zeotype (Sinthesis and Its
Application). Kuliah Umum
Mahasiswa Jurusan Kimia
FMIPA Lampung. Bandar
Lampung.
Nurjannah, Roesyadi, A. & Prajitno,
D. H. 2010. Konversi

Anda mungkin juga menyukai