Askep Pada Pasien Terminal
Askep Pada Pasien Terminal
KELOMPOK 12
SULKIFARMAN
NURHIDAYATI
2016/2018
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian , kelengkapan isi, dan lain-lainnya.
Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para
pembaca guna memperbaikan makalah ini di kemudian hari.Pembuatan makalah ini
diharapkan dapat berguna bagi pembaca yang ingin mempelajari tentang
keperawatan menjelang ajal dan paliatif lebih dalam. Saya mengharapkan partisipasi
dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang
yang membacanya.
Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................ii
BAB I pendahuluan
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
C. Rumusan masalah.........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi
proses penyakit terminal ?
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena peran
perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari
bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-
sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat
kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan
WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu
unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984).
Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi
kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut
pasien senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien
diakhir hayatnya sesuai dengan Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan
yang terakhir sangat menentukan, sehingga perawat dapat bertindak sebagai
fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal
mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan
oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien
terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul
maut.
1|Page
B. Tujuan
1. Mendefinisikan bagaimana kondisi seseorang yang berada pada tahap terminal
2. Mengetahui konsep teori dari kebutuhan terminal atau menjelang ajal.
3. Mengkaji dan memaparkan diagnosa dari kebutuhan terminal.
4. Memberi intervensi serta mengevaluasi pada klien yang menjelang ajal.
C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Penyakit Terminal
2. Apa Jenis-jenis Penyakit Terminal
3. Bagaimana Manifestasi Klinik Fisik
4. Bagaimana Tahap Berduka
5. Bagaimana Rentang Respon Kehilangan
6. Apa Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian
7. Apa Tanda-tanda Meninggal secara klinis Secara tradisional
8. Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian Pasien dan
Keluarganya Terhadap Kematian
9. Bagaimana Bantuan yang Dapat Diberikan Saat Tahap Berduka
BAB II
PEMBAHASAN
D. Tahap Berduka
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat
terjadi pada pasien dengan penyakit terminal :
1. Denial ( pengingkaran )
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya.
2. Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal.
3. Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu
untuk hidup.
4. Depetion ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan
segera mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi
bersama keluarga dan teman-teman.
5. Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa
ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
yang belum terselesaikan.
4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah,
akhirnya saya harus operasi “
A. PengkajianRiwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang
2. Riwayat kesehatan dahulu
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan
penyakit yang sama
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
4. Head To Toe
Perubahan fisik saat kematian mendekat:
a. Pasien kurang rensponsif
b. Fungsi tubuh melamban
c. Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
d. Rahang cendrung jatuh
e. Pernafasan tidak teratur dan dangkal
f. Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah.
g. Kulit pucat
h. Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas/ ketakutan individu , keluarga ) yang berhubungan diperkirakan
dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan
takut akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang
tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negative pada gaya hidup.
Criteria Hasil
Klien atua keluarga akan :
1. mengungkapkan ketakutannya yang brhubungan dengan gangguan
2. menceriktakan tentang efek ganmguan pada fungsi normal, tanggungn
jawab, peran dan gaya hidup
No Intervensi Rasional
Kaji tingkat ansietas klien : rencanakan Beberapa rasa takut didasari oleh
pernyuluhan bila tingkatnya rendah atau informasi yang tidak akurat dan dapat
2
sedang dihilangkan denga memberikan informasi
akurat. Klien dengan ansietas berat
atauparah tidak menyerap pelajaran
Berika klien dan keluarga kesempatan Menghargai klien untuk koping efektif
4
dan penguatan koping positif dapat menguatkan renson koping positif
yang akan datang
Diagnosa II
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain
No Intervensi Rasional
Berikan kesempatan pada klien da Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan
keluarga untuk mengungkapkan yang dibutuhkan dan bahwa kematian sedang
perasaan, didiskusikan kehilangan menanti dapat menyebabkan menimbulkan
secara terbuka , dan gali makna perasaan ketidak berdayaan, marah dan
1
pribadi dari kehilangan.jelaskan kesedihan yang dalam dan respon berduka
bahwa berduka adalah reaksi yang yang lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat
umum dan sehat membantu klien dan anggota keluarga
menerima dan mengatasi situasi dan respon
mereka terhdap situasi tersebut
Berikan dorongan pada klien untuk Memfokuskan pada atribut yang positif
3 mengekpresikan atribut diri yang meningkatkan penerimaan diri dan penerimaan
positif kematian yang terjadi
No Intervensi Rasional
Anjurkan untuk sering berkunjung dan Kunjungan dan partisipasi yang sering dapat
5 berpartisipasi dalam tindakan perawan meningakatkan interaksi keluarga
berkelanjutan
Konsul dengan atau berikan rujukan Keluarga denagan masalah-masalh seperti
kesumber komunitas dan sumber kebutuhan financial , koping yang tidak
lainnya berhasil atau konflik yang tidak selesai
6
memerlukan sumber-sumber tambahan
untuk membantu mempertahankankan
fungsi keluarga
Diagnosa IV
No Intervensi Rasional
Gali apakah klien menginginkan untuk Bagi klien yang mendapatkan nilai
melaksanakan praktek atau ritual tinggi pada do,a atau praktek spiritual
keagamaan atau spiritual yang lainnya , praktek ini dapat memberikan
1 diinginkan bila yang memberi arti dan tujuan dan dapat menjadi
kesemptan pada klien untuk sumber kenyamanan dan kekuatan
melakukannya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit
atau sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat
dengan proses kematian.
Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,
psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap
individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang
ditunjukan oleh pasien terminal.
Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan
menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai
kondisi peredaan terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa
kematian sebagai jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya
dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan yang lain beranggapan takut
akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau mengalami
penderitaan sepanjang hidup.
3. Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan
klien menjelang ajal, untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka
citanya dan untuk mempertahankan kualitas hidup pasien
DAFTAR PUSTAKA
http://kikiyogi.blogspot.com/2009/12/terminal-dan-menjelang-ajal.html
http://keperawatanreligionmentariwardhani.wordpress.com
13.