FARMAKOTERAPI - 8.anatomi Dan Fisiologi Ginjal
FARMAKOTERAPI - 8.anatomi Dan Fisiologi Ginjal
Fisiologi Ginjal
Anatomi Ginjal
Ginjal berjumlah 2 buah, berat ± 150 gr
(125 – 170 gr pada Laki – laki, 115 – 155 gr
pada perempuan); panjang 5 – 7,5 cm;
tebal 2,5 – 3 cm
Letak retroperitoneal sebelah darsal
cavum abdominale, ginjal kiri bagian atas
V. Lumbal I, bagian Bawah V. Lumbal IV,
pada posisi berdiri letak ginjal kanan lebih
rendah
Ginjal dilapisi:
Luar : Capsula Adiposa
Dalam : Capsula Renalis
Struktur ginjal
bila dibuat irisan memanjang dari medial
ke lateral tampak dua bagian Cortex
sebelah luar dan medula sebelah dalam
Cortex
Tampak agak pucat
Terdapat :
Corpusculi Renalis
Tubuli Contorti
Permulaan Tubulus Collectus
Medulla :
Terdiri bangunan berbentuk piramid disebut
Piramid Renalis, Ujung Piramid akan
menjadi Colix Minor, beberapa Colix Minor
bergabung menjadi Colix Major, beberapa
Colix Major bergabung menjadi Pelvis
Renalis dan berlanjut sebagai ureter.
Pada Medulla ditempati :
Ansa Henle, sebagian pars descendens dan pars
ascendens tubulus Henle
Capiler
ini meninggalkan Glomerolus dan
membentuk Arteriolle Efferent, Arteriolle Efferent ini
membentuk kapiler yang mengelilingi tubulus
Struktur nefron
Struktur nefron
Fungsi normal ginjal
1. Ultrafiltrasi glomerulus
2. Reabsorbsi tubulus terhadap solut dan
air
3. Sekresi tubulus terhadap zat-zat organik
dan anorganik
Populasi glomerulus ada 2
macam
TubulusProximalis
Menampung hasil filtrasi Glomerolus, berkelok-
kelok disebut Tubulus Contortus Proximalis
Fungsi
Ginjal :
Mengendalikan keseimbangan dengan cara :
Mengatur keseimbangan air dalam tubuh
Mengatur keseimbangan elektrolit
Mengatur keseimbangan asam basa
Turut mengatur tekanan darah
Sebagai Eritrhopoetic System
Pengaturan keseimbangan asam basa
H+
: disekresi aktif pada tubulus proximalis
bag distal
Urea : difiltrasi sempurna, direabsorbsi 40 –
50%
Kreatinin :
Difiltrasi sempurna
Tidak direabsorbsi
Disekresi di tubulus proximalis
Inulin :
Difiltrasi sempurna
Tidak direabsorbsi
Tidak disekresi
Reabsorbsi dan sekresi tubulus dilakukan
dengan 2 cara:
1. Difusi pasif mengikuti gradien kimia atau
gradien listrik
2. Transport aktif melawan gradien-gradien
tersebut
Reabsorbsi dan sekresi
pada tubulus
Tubulus proksimal
• Meresobsi 60-70% cairan ultrafiltrat
secara isotonik
• Na masuk tubulus proksimal secara pasif
menuruni gradien kimia dipompa keluar
sel melawan gradien kimia
• Reabsorbsi berbagai zat lain berjalan
berpasangan dengan Na, mis. glukosa,
fosfat dan berbagai macam asam amino,
bikarbonat. Penyerapan bersifat isotonik
Ansa Henle
• Ramus descenden ansa Henle punya
dinding yang tidak permeabel terhadap
zat-zat terlarut tetapi permeabel terhadap
air → a i r akan keluar dari ansa henle
karena medula bersifat hipertonik
• Pada ramus asenden yang berdinding
tebal terjadi transpor klorida secara aktif
dan Na secara pasif tetapi tidak diikuti air
→ diujung atas ansa Henle cairan jadi
hipotonik
Tubulus distal
• Pada tubulus distal dan koligen kortikal
terjadi reabsorbsi Na 25%
• Transpor Na terjadi secara aktif
• Terjadi sekresi K dan hidrogen menuruni
gradien listrik akibat dari transpor Na
• Adanya hormon aldosteron meningkatkan
permeabilitas membran terhadap Na dan
peningkatan Na-K-ATPase yang
s e b a n d i n g reabsorbsi Na lebih
efisien
Tubulus distal
• Ion H+ disekresi ke dalam lumen dan
HCO3- yang baru terbentuk masuk
kembali ke sirkulasi
• pH sel tubulus sekitar 7,3 sedang pH
cairan lumen tubulus turun sampai 4,5
• Ion hidrogen dalam sel tubulus
membentuk ion kompleks dengan fosfat
dan amonia yang tidak permeabel
terhadap membran sel→difusi kembali
dapat dicegah
Duktus koligens
• Dinding medula epitelnya tak dapat dilalui
air kecuali bila ada ADH atau vasopressin
→t a k ada ADH →urin encer (hipotonik)
• ADH berikatan dengan reseptor V2 pada
membran basolateral sel epitel duktus
koligens dan merangasang adenilsiklase
yang terikat pada membran air
merembes melalui membran sel yang
semula tak permeabel
Ekskresi air
• Jumlah filtrasi melalui cairan glomerulus
tiap hari = 125 ml/menit = 180l/24 jam,
rata2 volume urin per hari 1-2 liter
• Penyerapan air di tubulus distal dan
koligen diatur oleh hormon ADH (suatu
oktapeptida yang dikeluarkan oleh
kelenjar hipofise posterior) dengan
meningkatkan permeabilitas epitel duktus
terhadap air
Pengeluaran ADH dipengaruhi oleh: