Anda di halaman 1dari 5

Laporan biografi Filsuf

NICOLAUS COPERNICUS

Oleh: Rolly Junius Lontaan

Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Riwayat Hidup

Copernicus lahir pada 19 Februari 1473 di Torun, Kerajaan Polandia, dan merupakan
anak bungsu pasangan Mikolaj dan Barbara Watzenrode. Setelah ayahnya meninggal, dia dibawa
oleh sang paman, Lucas Watzenrode untuk diasuh dan diberi pendidikan memadai. Watzenrode
mengirim Copernicus untuk belajar di Sekolah St John di Torun, di mana sang paman menjadi
kepala sekolahnya. Kemudian, dia dimasukkan ke Sekolah Katedral di Wloclawek dekat Sungai
Vistula, institusi pendidikan untuk mempersiapkan muridnya masuk ke Universitas Krakow.

Di musim gugur 1492, Copernicus berkuliah di Jurusan Seni Fakultas Astronomi dan
Matematika. Dikatakan, dia adalah murid Albert Brudzewski. Brudzewski merupakan profesor
filsafat Aristotelian, namun juga mengajarkan astronomi secara privat di luar kampus. Kuliah
yang diikuti Copernicus memberikan dasar ilmu yang kuat dalam bidang matematika astronomi,
namun juga memahami dengan baik filsafat Aristotle. Selain itu, dia juga fasih berbicara dalam
beberapa bahasa. Antara lain Latin, Jerman, Polandia, Yunani, serta Italia. Empat tahun kuliah di
Krakow mengasah daya kritisnya dan membangun logikanya dengan membandingkan dua sistem
yang dikenal di astronomi, Aristotle dan Ptolemy. Pada musim gugur 1495, Copernicus
meninggalkan Universitas Krakow tanpa menggamit gelar. Sebab, saat itu pamannya dilantik
sebagai Pangeran-Uskup Warmia. Watzenrode lalu mencoba memasukkan keponakannya di
bagian kanonik Warmia yang kosong sejak mkematian Jan Czanow pada 26 Agustus 1495.
Namun, pengangkatan itu terhambat. Watzenrode lalu mengirim Copernicus untuk mempalajari
hukum kanonik di Italia di pertengahan 1496. Dia pindah ke Bologna, dan beberapa bulan
kemudian dia mendaftar di Universitas Bologna di Jurist sebagai "mahasiswa Jerman". Sejak
1496 hingga 1501, Copernicus dengan tekun mempelajari hukum kanonik gereja dan astronomi
di Universitas Bologna.
Dia bertemu dengan astronom bernama Domenico Maria Novara da Ferrara, dan
kemudian menjadi murid sekaligus asistennya. Sejarawan Edward Rosen menjabarkan
Copernicus sangat mengagumi Ferrara karena dia merupakan ilmuwan yang mempertanyakan
teori Ptolemy. Di 1501, Copernicus kemudian pindah ke Universitas Padua, dan belajar menjadi
dokter selama dua tahun sebelum memutuskan keluar. Dua tahun kemudian, dia menamatkan
pendidikan doktoral hukum gereja di Universitas Ferrara, dan kembali Polandia sebagai pastor.
Dia bergabung dengan pamannya di Istana Episkopal. Selama beberapa tahun, dia bekerja
membantu sang paman, dan mengasah ilmu astronominya1.

Di waktu senggangnya, Copernicus mempelajari karya para astronom zaman dahulu,


menjadi begitu larut dalam karya tersebut sampai-sampai ketika ia mengetahui karya Latin itu
tidak lengkap, ia mempelajari bahasa Yunani agar dapat meneliti naskah aslinya. Pada akhir
pendidikannya, Nicolaus telah menjadi doktor hukum gereja, matematikawan, dan dokter. Ia
juga pakar bahasa Yunani, menjadi orang pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen dari
bahasa Yunani langsung ke bahasa Polandia2.

Di akhir 1542, Copernicus didiagnosa menderita pendarahan dalam dan kelumpuhan. Dia
meninggal dalam usia 70 tahun pada 24 Mei 1543 di Frombork. Konon, sebelumnya Copernicus
sempat koma akibat stroke. Seseorang kemudian membawakannya buku De Revolutionibus, dan
diletakkan di dadanya. Copernicus lalu terbangun, dia kemudian mendekap buku tersebut seolah
untuk mengucapkan perpisahan kepada mahakaryanya, dan meninggal dengan tenang.

Penemuannya / Buah Pemikirannya

Sekembalinya ke Warmia, Copernicus bekerja sebagai dokter sekaligus sekretaris pribadi


bagi Watzenrode hingga 1510. Kemudian setelah pindah ke Lidzbark-Warminski, dia
melanjutkan mempelajari astronomi. Salah satu sumber yang dipakai adalah Epitome of the
Almagest karya Regiomontanus di abad ke-15. Buku tersebut menawarkan penjelasan alternatif
terhadap bentuk semesta yang ditawarkan Ptolemy, dan sangat mempengaruhi penelitian
Copernicus.

1
https://internasional.kompas.com/read/2018/05/24/17000091/biografi-tokoh-dunia--nicolaus-copernicus-
penemu-teori-heliosentris?page=all
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Copernicus
Copernicus dipercaya mulai menyusun teorinya yang paling terkenal, Heliosentris, di
1508 yang membutuhkan waktu hingga enam tahun. Kemudian pada 1514, dia berhasil
menyusun Commentariolus atau Komentar Kecil. Manuskrip setebal 40 halaman yang memuat
tentang Heliosentris. Baca juga: Peneliti Analisis DNA Bintang Untuk Temukan Saudara
Matahari yang Hilang Dalam teori "mentah" tersebut, Copernicus menyatakan kalau Matahari,
bukan Bumi, merupakan pusat dari tata surya. Dia mempercayai setiap planet mempunyai
kecepatan mengelilingi Matahari (revolusi) berbeda. Tergantung dari jarak dan ukurannya.
Copernicus bukanlah ilmuwan pertama yang memercayai kalau Matahari merupakan pusat tata
surya. Jauh di abad ke-3 Sebelum Masehi, seorang ilmuwan Yunani Aristarchus dari Samos juga
mengutarakannya. Namun, penjelasan yang ditawarkan Copernicus lebih akurat dibanding
Aristarchus. Dia juga memberikan formulasi efisien tentang kalkulasi posisi planet-planet.

Selain itu, dengan gamblang Copernicus menjelaskan kalau bintang tidak bergerak. Jika
mereka seolah bergerak, itu terjadi karena perputaran Bumi. Dia lalu mengirim hasil
penelitiannya ke koleganya sesama ilmuwan maupun para cendekiawan. Namun, mereka semua
tidak mempunyai respon positif.

Copernicus mulai mengumpulkan banyak data untuk menyempurnakan penelitiannya


sehingga menjadi buku yang dikenal sebagai De Revolutionibus Orbium Coelestium. Namun,
ketika selesai di 1532, dia menolak jika bukunya kemudian dicetak dan diseberluaskan secara
luas karena takut jika berpotensi menjadi kontroversi.

Di Tahun 1533, teolog bernama Johann Albrecht Widmannstetter mengirim beberapa


bahan khotbah dengan menyisipkan teori Copernicus ke Roma. Hasilnya, beberapa kardinal dan
Paus Clement VII menyatakan ketertarikannya setelah mendengarkan khotbah berisi teori
tersebut. Sejak saat itu, rumor mengenai teori Heliosentris dengnan cepat menyebar ke kalangan
terpelajar seantero Eropa. Meski begitu, Copernicus tetap menolak untuk memublikasikan
karyanya secara terbuka karena takut terhadsp kritik yang mungkin muncul. Ketika dia sedang
berada dalam proses penyusunan, seorang matematikawan bernama Georg Joachim Rheticus
sampai di Frombork, tempat tinggal terbaru Copernicus, pada 1539. Kedatangannya ke
Frombork untuk belajar bersama Copernicus sebagai bagian dari perintah Philipp Melanchthon,
teman dari penggagas Kristen Protestan, Martin Luther. Selama dua tahun, Rheticus tinggal
bersama Copernicus dan mnejadi muridnya. Dia menulis Narratio Prima, membahas soal isi teori
Copernicus. Dia membujuk gurunya untuk mencetak De Revolutionibus, yang akhirnya disetujui
oleh Copernicus. Buku itu diserahkan ke Uskup Chelmno, Tiedemann Giese. Dari Giese, buku
tersebut kemudian dikirim ke Rheticus, sebelum diberikan ke penerbit kondang di Nuernberg,
Johann Petreius. Pengawasan proses pencetakan dilakukan oleh Rheticus, sebelum digantikan
oleh pendeta Lutheran bernama Andreas Osiander. Buku tersebut terbagi dalam enam bab.
Pertama merupakan pandangan umum soal teori Heliosentris, dan eksposisi gagasannya kepada
dunia. Bab kedua lebih banyak diisi soal penjelasan teoritis soal bintang, dan pergerakannya
yang cenderung bulat di angkasa. Ketiga adalah penjelasan soal pergerakan semu Matahari, dan
berbagai fenomena yang berhubungan dengan pergerakan tersebut. Keempat berisi penjelasan
soal Bulan dan pergerakannya di orbit. Kelima menunjukkan pergerakan bujur dari planet non-
Bumi. Sementara bab terakhir berisi penjelasan tentang pergerakan lintang dari planet-planet
non-Bumi.

Kontroversi

Seperti dugaan Copernicus, buku De Revolutionibus langsung memantik kecaman baik


dari Gereja Katolik Roma maupun Lutheran. Kebanyakan argumen yang menyeruak adalah
Copernicus tidak mempunyai bukti apa yang menyebabkan Bumi mengorbit Matahari. Gereja
Katolik Roma kemudian menyatakan teori Copernicus sesat. Kecaman juga datang dari Martin
Luther ketika buku itu terbit. Selain Luther, Osiander juga menyuarakan keberatannya dengan
berkata "si bodoh Copernicus berusaha membalikkan astronomi". Osiander menyerang
Copernicus lebih jauh dengan berujar kalau teorinya abstrak, dan tidak perlu dilihat sebagai
kebenaran.

Kaum Lutheran merupakan yang pertama-tama menyebut buku itu "tidak masuk akal".
Gereja Katolik, meski pada mulanya tidak menyatakan kecaman, memutuskan bahwa buku itu
bertentangan dengan doktrin resminya dan pada tahun 1616 mencantumkan karya Copernicus ke
dalam buku-buku terlarang. Buku itu baru dicabut dari daftar ini pada tahun 1828. Dalam kata
pengantarnya untuk terjemahan bahasa Inggris dari buku itu, Charles Glenn Wallis menjelaskan,
"Pertikaian antara Katolik dan Protestan membuat kedua sekte itu takut pada skandal apa pun
yang tampaknya dapat merongrong respek terhadap Kegerejaan Alkitab, dan akibatnya mereka
menjadi terlalu harfiah dalam membaca ayat Alkitab dan cenderung mengutuki setiap pernyataan
yang dapat dianggap sebagai penyangkalan atas setiap penafsiran harfiah dari setiap ayat dalam
Alkitab". Sebagai contoh, kisah yang dicatat di Yosua 10:13, yang menceritakan tentang
Matahari yang dibuat tidak bergerak, digunakan untuk menegaskan bahwa Matahari, bukan
bumi, yang biasanya bergerak. Mengenai anggapan bahwa teori Kopernikus bertentangan dengan
ajaran Alkitab, Galileo menulis, " [Copernicus] tidak mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul
bahwa jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-
ayatnya dipahami dengan benar".

Pendapat saya tentang teori dari Nicolaus Copernicus

Saya sangat mendukung teori yang diberikan oleh Nicolaus Copernicus karena sekarang sudah
jelas dan menjadi fakta ilmu pengetahuan sekarang bahwa yang menjadi pusat tata surya adalah
matahari yang dikenal dengan teori Heliosentris sedangkan teori Geosentris sudah terbukti salah
dan apa yang kita lihat tentang pergerakan benda-benda langit adalah gerak semu dimana yang
sebenarnya bumilah yang berputar seperti ketika sedang naik kendaraan dimana terlihat pohon-
pohon yang bergerak lari dari depan kita menuju ke belakang kita dan menjauh. Padahal yang
bergerak maju adalah kendaraan yang kita tumpangi sedangkan pohon-pohon tidak bergerak
sama sekali..

Anda mungkin juga menyukai