Subang
Dugaan ini muncul setelah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim
Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Karawang dan Karang Taruna Kecamatan Kota Baru sengaja
menyusuri aliran sungai Cilamaya mulai dari hilir hingga ke hulu.
"Setelah kami menyusuri sungai Cilamaya mulai dari hilir hingga ke hulu ada salah satu pabrik
kertas PCP yang berlokasi di Kabupaten Subang yang salurannya pembuangannya secara
terus menerus mengalirkan limbah ke sungai. Air limbah yang ke luar dari saluran itu
mengeluarkan buih dan berwarna hitam. Debit limbah yang ke luar diperkirakan mencapai 5
hingga 10 llitet per detik." kata salah satu pengurus LPBI NU Karawang, Dian Nugraha, Minggu
(16/9/2018).
Atas temuan itu, LPBI NU akan melapor ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Polda
Jabar. Mereka berharap aparat tidak menuntup mata atas kasus pencemaran tersebut. Sebab,
limbah yang ke luar dari pabrik tersebut sudah merusak ekosistem Sungai Cilamaya.
Padahal, air sungai itu banyak dimanfaatkan untuk mengairi areal pertanian di wilayah
Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang Timur dan Kabupaten Subang bagian barat.
"Ini sudah belasan tahun belum juga bisa terungkap pelakunya hingga pencemaran sungai
selalu terjadi hingga saat ini. Kami harapkan laporan kami nanti bisa ditindaklanjuti pihak
berwenang untuk menindak tegas pelakunya," katanya.
Bahkan, tidak sedikit warga masyarakat yang menderita gatal-gatal setelah terkena air
sungai. Lahan pertanian pun menjadi gersang karena terkena air limbah yang mengalir melalui
Sungai Cilamaya itu.
Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/1338616/21/sungai-cilamaya-karawang-tercemar-
diduga-dari-limbah-pabrik-di-subang-1537076736