Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ERGONOMI &K3

Ergonomi dalam Toilet Pria di Lingkungan Kampus

Dosen Pengampu

Didi Junaedi, ST, MT

Disusun oleh

Luthfi Dio Agir Restian (41618210006)

PROGRAM SARJANA TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

2020
ERGONOMI DALAM TOILET PRIA DI LINGKUNGAN KAMPUS

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari antara hubungan manusia dengan


lingkungan kerja. Dasarnya ergonomi untuk mengatur bagaimana manusia dapat bekerja.
Istilah ergonomi berasal dari Yunani yaitu Ergo artinya kerja, dan Nomos yang berarti
peraturan dan hukum kerja. Maka, ergonomi adalah suatu bagian dari perencanaan dari
pekerjaan manusia yang diatur oleh alat atau mesin guna menciptakan lingkungan kerja yang
efisien sehingga manusia dapat bekerja dengan aman dan nyaman. Sebuah benda dapat
dilihat dari keergonomisannya ketika benda tersebut sesuai dengan kriteria seseorang ketika
memakai benda tersebut dan dapat menjaga kenyamanan saat digunakan. Tujuan suatu benda
perlu dilihat tingkat ergonomisnya untuk membantu kekurangan dan keterbatasan fisik
manusia yang sangat beragam sehingga mampu dimaksimalkan. Manusia memiliki tingkat
kenyamanan yang berbeda-beda. Ergonomi benda di negara Asia memiliki standar yang
berbeda dengan ergonomi benda di negara Amerika karena kondisi fisik antara orang Asia
dan Amerika perbedaannya cukup signifikan. Hal ini tentu perlu melihat budaya dari suatu
negara. Apakah prinsip standar suatu negara bisa digunakan negara lain.

Salah satu contoh benda yang memiliki beragam jenis ukuran adalah toilet. Toilet
merupakan sebuah alat rumah yang biasanya digunakan sebagai tempat pembuangan kotoran
yaitu, urin dan feses. Toilet di berbagai negara berbeda sesuai dengan budaya dari negara
tersebut. Pada toilet Eropa cenderung menggunakan kloset dengan posisi duduk dan otomatis
dimana guyuran air untuk membersihkan kotoran secara otomatis. Biasanya toilet ini
memiliki tungkai atau tuas untuk mengalirkan air yang tempat berasal air tersebut terletak
tepat di belakang toilet tersebut. Biasanya tempat tersebut berbentuk bak berbentuk persegi
yang dapat mengairkan air secara otomatis dengan prinsip katrol. Apabila bak sudah terisi
penuh maka airnya akan berhenti secara otomatis. Apabila air sudah kosong atau dipakai
untuk mengguyurkan air untuk mendorong kotoran ke septic tank, air tersebut akan terisi
kembali. Negara Asia khususnya di Indonesia memiliki setidaknya dua tipe toilet duduk dan
jongkok. Namun masih banyak sekali di Indonesia, orang-orang yang masih nyaman atau
terbiasa menggunakan toilet jongkok.

Sasaran dari ergonomi adalah individu pada saat berkegiatan dalam suatu sistem.
Ergonomi dapat dikatakan untuk penyesuaian pekerjaan sesaui dengan kapasitas tiap
individu. Penerapan ergonomi di tempat berkegiatan dimaksudkan agar individu saat bekerja
selalu atau sebisa mungkin dalam keadaan selamat, sehat, produktif dan menghasilkan output
berkualitas. Adapun 5 faktor utama dalam ergonomi yaitu :

1. Efektif

Dalam penggunaannya maka keefektifan dalam pekerjaan menjadi faktor penting


agar tidak mengganggu produksi ataupun pekerjaan lainnya.

2. Nyaman

Suatu benda diperlukan memiliki kenyamanan tertentu sesuai dengan kondisi


seseorang agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan nyaman. Contohnya adalah
ketika menggunakan toilet dimana posisi dudukan pada toilet tersebut harus
disesuaikan dengan standar postur tubuh manusia jika sedikit membungkuk ataupun
terlalu lebar maka akan menyebabkan pegal atau sakit pada badan.

3. Aman

Salah satu contoh aman adalah jarak pandang antara pekerja kantoran dengan
layar computer. Hal ini sangat diperhatikan karena jika jarak tersebut tidak sesuai
dengan pekerja maka pekerja tersebut bisa saja kelelahan mata karena terlalu banyak
menangkap cahaya pada layar komputer

4. Sehat

Tentu dalam lingkungan kerja maupun sekolahan perlu diciptakan lingkungan


kerja yang sehat seperti perlunya ventilasi di ruangan kerja ataupun pada toilet karena
membutuhkan kelembapan yang harus dijaga.

5. Efisien

Salah satu satu contoh benda yang ergonomi adalah dalam kehidupan sehari hari
seperti penggunaan Flush pada toilet dimana hal tersebut membantu untuk membuang
urine atau feses ke tempat pembuangan kotoran sehingga tidak perlu menyiram dengan
gayung. Hal ini sangat diperlukan memiliki faktor efisien untuk mengurangi beban dalam
kerja manusia namun dan menghasilkan hasil yang optimal serta dapat menghemat
waktu lebih cepat.
Ergonomi tentu memiliki manfaat pada kehidupan sehari-hari karena hal ini berhubungan
dengan aktifitas seseorang dengan benda tersebut. Manfaatnya antara lain adalah :

Penerapan ergonomi di tempat berkegiatan dimaksudkan agar individu saat bekerja selalu
atau sebisa mungkin dalam keadaan selamat, sehat, produktif dan menghasilkan output
berkualitas. Ergonomi sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan dari individu dan
interaksi antara individu yang lain dengan unsur-unsur kerja misalnya alat atau mesin yang
berhubungan dengan apa yang tengah di lakukan atau dikerjakan. Ergonomi juga berperan
dalam pengembangan produk atau alat-alat kerja sehingga berbagai produk atau alat-alat
kerja yang canggih dan sangat membantu dapat ditemukan, hal ini pun akan banyak
membawa peningkatan kesejahteraan individu.

Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini dirancang sedemikian rupa
memperhatikan variasi pekerja dalam hal kapasitas atau kemampuan atau keterbatasan (fisik,
psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan Human-Centered Design (HCD). Dengan
ergonomi diperoleh rancangan sistem kerja yang aman dan sehat bagi pekerja serta produktif
dan berkualitas bagi perusahaan. Sasaran dari ergonomi adalah menunjang atau
menggalakkan efektifitas penggunaan dari objek-objek fisik atau non fisik dan fasilitas-
fasilitas yang digunakan oleh orang dan untuk memelihara atau menunjang nilai-nilai
individu tertentu yang baik dalam proses ini (misalnya : kesehatan, keselamatan, kepuasan).

Tujuan dari ergonomi adalah penerapan sistematis dari informasi yang relevan tentang
ciri-ciri atau kapasitas atau perilaku individu pada rancangan atau desain dari sistem kerja
yang biasanya terdiri dari alat-alat atau mesin-mesin kerja, lingkungan kerja dan unsur-unsur
lainnya yang terdapat dalam sistem kerja dan bahkan kehidupan. Ergonomi sangat
mementingkan sisi kenyamanan (atau lebih tepatnya keselamatan dan kesehatan) individu
dalam berinteraksi dengan kerjanya. Fokus ergonomi yaitu memaksimalkan kinerja atau
unjuk kerja dan sumber daya individu dengan memperhatikan kapasitas atau keterbatasan
individu itu sendiri.

Aplikasi ergonomi sangat mementingkan keefektifan dan efisiensi dari


kemampuankemampuan yang dimiliki individu namun tetap memikirkan dan berfokus untuk
meminimalisir tingkat stress atau resiko psikis lainnya yang mungkin dialami oleh individu
dan resiko fisik atau fisiologis yang mungkin ditimbulkan dari pekerjaannya, yaitu dengan
membuat sejumlah rancangan objek-objek fisik dan non fisik yang dapat menciptakan
keefektifan dan efisiensi.
Manfaat Ilmu Ergonomi menurut Wesley E Woodson yaitu Meningkatkan unjuk
kerja, seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi
serta kelelahan yang berlebihan. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan.
Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya individu melalui peningkatan ketrampilan
yang diperlukan. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan
peralatan yang disebabkan kesalahan individu. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam
bekerja.

Semua aspek lingkungan baik rumah, tempat kerja, kampus, sekolah, pabrik, dan lain-
lain perlu memperhatikan ergonomi sesuai dengan orang yang berada di lingkungan tersebut.
Yang menjadi perhatian kali ini adalah mengenai toilet umum di lingkungan kampus. Masih
banyaknya toilet umum di kampus terutama toilet laki-laki yang kebersihannya masih kurang
meskipun sudah ada petugas kebersihannya sendiri. Di kampus Mercu Buana Bekasi,
memiliki cukup toilet untuk laki-laki dan perempuan. Kampus Mercu Buana tepatnya di
gedung D tipe toilet yang digunakan adalah toilet duduk baik yang untuk laki-laki dan
perempuan. Tata letak toilet pada gedung D jangkauannya cukup dekat dengan tangga
sehingga mahasiswa lebih dekat jika ingin ke toilet. Namun kurangnya dari toilet tersebut
khusunya pada toilet laki-laki adalah kurang higenis pada bagian wastafel, gagang pintu
toilet, dan penekan tombol air pada urinoir. Kurangnya sabun cuci tangan dan tisu
menyebabkan toilet kurang higenis. Pada wastafel yang seharusnya menyediakan tempat
sabun disebelah kran air. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, sulit untuk meletakan
tempat sabun di toilet laki-laki. Karena jarak antara toilet wc, wastafel, dan urinoir sangat
dekat sehingga memungkinkan untuk bersentuhan dengan orang lain yang berada di toilet.
Penyebab lainnya tidak adanya tempat untuk sabun cair disediakan adalah adanya pembatas
kayu untuk menghalangi pandangan mata dari luar sehingga menutupi bagian urinoir.
Panjangnya kayu mengakibatkan kayu tersebut harus diletakan di dekat urinoir untuk
memberikan jarak dengan bagian masuk orang. Seharusnya pembatas kayu tersebut juga bisa
dimanfaatkan untuk meletakan sabun cair dan tisu agar mahasiswa dapat mencuci tangan dan
membersihkan air di tangan dengan higenis.

Pada ukuran urinoir di Gedung D kampus Mercu Buana Bekasi itu memiliki
jangkauan yang sama. Berdasarkan Asosiasi Toilet Indonesia, Normalnya jarak antar bilik
urinoir memiliki jarak minimal 80 cm. Namun kekurangan pada toilet umum disana adalah
tidak adanya standar khusus untuk membuat tempat urinoir untuk lansia setidaknya satu
tempat. Hal ini sangat penting dan dibutuhkan pada setiap tempat. Karena fasilitas untuk
lansia dalam penerapannya menggunakan aplikasi pendekatan pada fisiologi tubuh lansia
dimana kondisi fisik seorang lansia cenderung akan semakin menurun seperti kekuatan pada
otot dan tulang. Perlu diperhatikannya lansia karena tulang dan ototnya yang kekuatannya
menurun sehingga sulit untuk menopang tubuhnya saat akan bergerak atau bangkit dari
duduknya. Maka dari itu, perlu adanya tumpuan pada urinoir salah satunya seperti gagang
pada bagian atas dan samping urinoir agar seorang lansia dapat bertumpu pada gagang
tersebut dan akan terbantu saat ingin membuat urinenya. Pada toilet pun sebenarnya juga
diperlukan agar menghindari kecelakan fatal pada lansia seperti tergelincir karena lantai pada
toilet yang licin dan harus menyeimbangi tubuhnya saat ingin bangkit dari duduknya. Selain
itu, kurangnya tanda atau sign dimana tanda tersebut seharusnya dibutuhkan sebagai panduan
larangan atau pembatasan seperti dilarang merokok dalam ruangan. Tetapi melihat
kekurangannya, adapun kelebihan yang sudah cukup bisa membantu mahasiswa maupun
dosen yaitu ukuran toilet yang sesuai standard dan posisi dari ketinggian urinoir yang sudah
sesuai dengan rata-rata tinggi mahasiswa dan dosen disana.

Adapun bagian toilet yang sangat tidak ergonomis yaitu ada di Gedung C kampus
Mercu Buana Bekasi tepatnya dilantai dasar dan pada toilet pria. Pada bagian toilet tersebut
antar bilik sama sekali memiliki jarak yang sangat minim dan sempit. Parahnya adalah jarak
antara pintu dengan toilet ketika dibuka hanya memiliki jarak beberapa centi saja sehingga
ketika ingin membuang urine atau feses didalam perlu naik di sekitaran samping ubin toilet.
Yang sangat disayangkan juga pintu bilik tidak memiliki ventilasi bawahnya sehingga
keadaan bilik toilet tersebut sangat lembap. Hal ini tentu menyulitkan mahasiswa maupun
dosen ketika ingin menggunakan ruangan tersebut khususnya ketika hendak ingin membuang
urine sangat sulit untuk membuat jarak antara badan kita dengan toilet tersebut. Hal ini juga
memungkinkan untuk kuman menyebar lebih cepat. Dan pada toilet tersebut sama sekali
tidak diberikannya ventilasi dan lampu yang hanya mengandalkan cahaya dari luar toilet.
Ventilasi pada toilet sebenarnya sangat dibutuhkan untuk menjaga kelembapan ruangan agar
setidaknya tidak terlalu lembap dan perlu dijaga kelembapannya 45% - 50%. Maka dari itu
perlu adanya renovasi tata letak pada toilet di Gedung C yang sudah sangat mengkhawatirkan
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Aldhi. 2014. “Jurnal Tugas Universitas Telkom : Keterkaitan Ergonomi dengan
Toile”t, Bandung.

Widyaringnum, Retno. 2013. ” Tinjauan Ergonomi pada Toilet Lansia”, Surabaya.


https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2013/01/11/tinjauan-ergonomi-pada-toilet-lansia/.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2020.

Bella, Aulia. 2020. “Ergonomi Adalah”. https://pakdosen.co.id/ergonomi-adalah/. Diakses


pada tanggal 19 Maret 2020

_________,”Toilet”. https://id.wikipedia.org/wiki/Toilet. Diakses pada tanggal 19 Maret


2020.

_________, “Toilet? Restroom?”. Asosiasi Toilet Indonesia. Jakarta. http://asosiasitoilet-


indonesia.org/index.php/download/category/1-toilet?download=1:toilet-restroom. Diakses
pada tanggal 19 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai