Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN

PENGENDALIAN IDENTIFIKASI RISIKO DAN INOVASI


DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SIDRAP

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR


WILAYAH SULAWESI SELATAN RUMAH TAHANAN NEGARA
KELAS IIB SIDRAP TAHUN ANGGARAN
2021
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH SULAWESI SELATAN
RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SIDENRENG RAPPANG
Jln. Pengayoman Galung Aserae, Pangkajene, Sidrap Telp. : (0421)7007804/7005332. Fax. (0421)7005330 Kp.(91611)
Email : rutansidenrengrappang@yahoo.co.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan penilaian risiko yang dilakukan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Sidrap terdiri dari kegiatan rinci untuk menetapkan kriteria dan skala kemungkinan
dan dampak, mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, memvalidasi risiko, dan
memutuskan cara menanggapi risiko.

Sebagaimana diketahui, setiap aktivitas yang dilakukan tidak terlepas dari


adanya risiko yang dapat berpengaruh dalam pencapaian tujuan. Resiko yang
dihadapi oleh Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap perlu dikembangkan lebih
lanjut.

Implementasi penilaian resiko di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap


dilaksanakan dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Republi Indonesia Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), yang secara
garis besar menyatakan bahwa setiap instansi diwajibkan untuk menerapkan Sistem
Pengendalian Intern. Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap diharapkan akan
berkontribusi pada pencapaian peningkatan layanan pemasyarakatan yang meliputi
layanan PB/CB/CMB/CMK, Layanan Kesehatan, Layanan Keamanan dan

Ketertiban, Layanan Pemberian Remisi,


Layanan Makanan, dan Layanan Pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan.
Tujuan tersebut akan dicapai melalui penguatan sistem dan pembinaan Sumber Daya
Manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan Pemasyarakatan.
Secara lebih spesifik, tujuan Rumah Tahanan Negara yang profesional,
berwibawa dan berwawasan global, sehingga terwujud pelayanan prima di bidang
Pemasyarakatan bagi masyarakat di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap
melalui:
1. Pelaksanaan Pelayanan yang cepat;
2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia;
3. Pemberian kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap
masyarakat;
4. Meningkatkan Sistem Informasi Pemasyarakatan;
5. Pelaksanaan pengawasan warga binaan pemasyarakatan dalam kerangka
mengamankan serta menunjang pembangunan nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut mengharuskan setiap instansi yang terkait
untuk melakukan penilaian risiko (Risk Assesment) dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

B. Tujuan
Tujuan penyususnan penilaian resiko pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Sidrap adalah:
1. Memberikan gambaran profik risiko pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Sidrap;
2. Memberikan pembelajaran dalam pemahaman risiko pada tugas dan kegiatan
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap; dan

3. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Rumah Tahanan Negara


Kelas IIB Sidrap.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian risiko adalah penilaian risiko atas peran Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap sebagai salah satu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
yang berada di bawah kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Sulawesi Selatan yang mempunyai peranan penting dan strategis terutama dalam
tugas dan fungsinya sebagai Instansi yang melaksanakan kebijakan dan standarisasi
teknis di bidang pemasyarakatan, melaksanakan tugas pemasyarakatan dibidang
Tata Usaha, Kamanan dan Ketertiban, Pembinaan dan Registrasi.

Penilaian risiko (Risk Assesment) difokusikan pada kegiatan-kegiatan utama


yang dilaksanakan oleh Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap baik pada bidang
teknis sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas pemasyarakatan maupun pada
bagian tata usaha sebagai pendukung kegiatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Sidrap.

D. Metodologi
Metode Penilaian risiko diawali dengan diskusi di antara pegawai Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap serta melakukan kajian risiko atas Strandard
Operating yang ada dan diterapkan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap,
menginventarisasi risiko dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Sidrap melalui Focus Group Discussion (FGD). Hasil kerja tersebut
kemudian disarikan oleh Tim dalam bentuk kuesioner yang kemudian dibagikan lagi
kepada pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap scara random sampling
untuk dilakukan penilaian risikonya. Hasil Penilaian risiko tersebut oleh Tim dianalsis
dan dievaluasi sehingga dapat menghasilkan simpulan dan saransaran bagi pimpinan
Rutan atas penilaian risiko dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Sidrap dan alternatif penanganan risiko di masa mendatang.
BAB II

MONITORING DAN EVALUASI

A. Menetapkan Kriteria dan Skala Kemungkinan dan Dampak


Kriteria evaluasi risiko, yaitu keputusan mengenai tingkat risiko yang dapat
diterima dan/atau mengenai tingkat risiko yang dapat ditoleransi dan yang mana
harus segera ditangani harus ditetapkan secara jelas. Kriteria penilaian risiko atau
kriteria evaluasi risiko terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu: probabilitas (kemungkinan),
dampak dan gabungan probabilitas-dampak.

Kriteria penilaian terhadap tingkat atau kemungkinan terjadinya (probabilitas)


risiko yang digunakan oleh Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Sidrap adalah skala
lima (Sangat signifikan, signifikan, sedang, kurang signifikan, dan tidak signifikan)
demikian juga kriteria penilaian terhadap tingkat konsekuensi atau dampak risiko
dipilih skala lima (Sangat signifikan/berbahaya/katastropik, signifikan, sedang, kurang
signifikan, dan tidak signifikan). Hasil kombinasi dari kedua kriteria penilaian resiko
tersebut (probabilitas dan dampak) selanjutnya dituangkan kedalam matriks sebagai
dasar atau template untuk penyusunan peta resiko sekaligus sebagai sarana untuk
membuat kesepakatan atas area risiko yang dapat diterima (acceptable) atau area
yang tidak dapat diterima (unacceptable).

Dalam menentukan respon terhadap risiko sesuai selera risiko (risk appetite)
pimpinan, risiko diprioritaskan dengan menggunakan peta risiko, dimana selera risiko
digambarkan sebagai sebuah garis diagonal yang berarti risiko yang berada di atas
dan kanan garis akan dipertimbangkan sebagai risiko yang tidak dapat diterima. Peta
risiko tersebut telah mendapat persetujuan pimpinan sehingga merupakan peta risiko
yang tervalidasi.
B. Mengidentifikasi risiko
Hasil identifikasi risiko atas 3 (empat) kegiatan utama Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB SIDRAP dapat disajikan sebagai berikut:

Jumlah Jumlah Tidak dapat


No Subseksi Kegiatan Risiko Dapat Dikendalikan
Dikendalika
n
Kepala Sub Seksi
1 Pengelolaan 9 4-9 √
Kepala Kesatuan
2 Pengamanan √
Rutan 9 2-4
Kepala Subseksi 2-8
3 Pelayanan 6 √
Tahanan
Jumlah 24

Berdasarkan tabel tersebut di atas, tampak bahwa banyaknya


kegiatan dengan resiko dapat dikendalikan (daftar terlampir).

C. Menganalisis dan Mengevaluasi Resiko


Tujuan dari tahapan ini adalah memisahkan risiko tingkat rendah dengan
risiko tingkat sangat tinggi serta menyediakan data untuk tahapan evaluasi dan
penanganan risiko. Analisis risiko dilakukan untuk menentukan probabilitas atau
seberapa sering timbulnya risiko dan seberapa besar pengaruh dampak
negatifnya terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Area risiko digambarkan tabel berikut:


Keterangan :

i. Warna Merah: Sisa risiko sangat tinggi, membutuhkan penanganan


dengan prioritas yang sangat tinggi (risiko tidak dapat diterima)

ii. Warna Kuning: Sisa risiko tinggi dan sedang, menjadi prioritas
penanganan berikutnya (risiko tidak dapat diterima).

iii. Warna Hijau: Sisa risiko rendah, berarti dapat ditoleransi (risiko dapat
diterima).

Kepala,

MANSUR
NIP. 19721228 199203 1 002

Anda mungkin juga menyukai