Anda di halaman 1dari 21

PERAN JEJARING KERJA

DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL


TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS
DI PANTI SOSIAL BINA KARYA PANGUDI LUHUR BEKASI

THE ROLE OF NETWORKING AND PARTNERSHIP ON SOCIAL SERVICES FOR


HOMELESS DRIFTER AND BEGGARS IN PANTI SOSIAL BINA KARYA PANGUDI
LUHUR BEKASI

Ruaida Murni
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI
Jl. Dewi Sartika No. 200, Cawang III Jakarta Timur
E-mail : ruaidamurni@yahoo.coo.id

Diterima: 18 Maret 2016; Direvisi: 26 Mei 2016; Disetujui : 30 Mei 2016

Abstrak
Penelitian ini merupakan studi kasus dan bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
peran jejaring kerja di panti sosial Bina Karya Pangudi Luhur dalam memberikan pelayanan prima kepada
warga binaan sosial, sehingga dapat mewujudkan tujuan panti sosial yaitu eks warga binaan sosial yang
mandiri dan dapat berpartisipasi di masyarakat. Informan dalam penelitian ini pekerja sosial, instansi
terkait dan eks warga binaan sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam,
focus group discussion (FGD) dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran jejaring kerja dalam pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi
sosial terlihat mulai dari pra rehabilitasi, rehabilitasi (intervensi) dan pasca rehabilitasi. Jejaring kerja
dapat membantu mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi yang diberikan PSBKPL Bekasi
kepada warga binaan sosial, namun peran jejaring kerja pada setiap tahap kegiatan belum dimanfaatkan
secara maksimal oleh PSBKPL Bekasi.
Kata Kunci : peran, jejaring kerja, pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Abstract
This study has aimed to describe the role of partnership on social rehabilitation for homeless drifter and
beggars in Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur. Its a kind of case study that uses qualitative approach.
Informans covers social workers, related institutions and ex beneficiaries. Data has compiled by indepth
interview, focused group discussion (FGD)and documentary study. The result of study shows that
networking and partnership has conducted since pre rehabilitation, during rehabilitation and after
rehabilitation. Networking and partnership have seen as significant factors on optimizing social services
for beneficiaries. However, those partnership has not optimum worked.

Keywords: role, networking, social services and rehabilitation.

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 45
Ruaida Murrnii
PENDAHULUAN kecenderungan bahwa kompleksitas kehidupan
Gelandangan dan pengemis merupakan gelandangan dan pengemis yang semakin rumit.
fenomena sosial di kota-kota besar, karena Bahkan satu individu dapat mengalami dua atau
sulitnya kehidupan di pedesaan sebagai lebih kategori permasalahan sekaligus. Mereka
akibat laju pertumbuhan penduduk dan mengalami keterbatasan untuk memenuhi
tanah garapan yang semakin hari semakin kebutuhan hidupnya, dalam kondisi seperti
berkurang. Sementara masyarakat desa pada ini mereka membutuhkan dukungan, terutama
umumnya adalah para petani, yang sebagian dari negara melalui peran pemerintah. Data
besar merupakan petani penggarap dan Pusdatin Kesos tahun 2014 yang dihimpun dari
miskin. Terpaksa mereka mencari tempat data program unit teknis, menunjukkan jumlah
penghidupan lain yang diharapkan dapat gelandangan 19.799 dan pengemis 19.861.
memberikan harapan masa depan yang lebih
Salah satu program pemerintah melalui
baik, dengan pergi merantau ke kota. Daya
Kementerian Sosial RI adalah rehabilitasi
tarik perkembangan pembangunan fisik, sosial
sosial melalui Panti Sosial Bina Karya Pangudi
dan ekonomi di kota-kota yang cukup pesat,
Luhur. Panti ini bertugas untuk melaksanakan
menimbulkan arus perpindahan penduduk dari
pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang
perdesaan ke daerah perkotaan. Arus penduduk
masalah kesejahteraan sosial, khususnya
ini lebih lagi bertambah parah dengan adanya
gelandangn dan pengemis. Panti Sosial Bina
daya dorong yakni pembangunan di perdesaan
Karya Pangudi Luhur (selanjutnya disebut
sangat ketinggalan.
PSBKPL) Bekasi sebagai lembaga pelayanan
Urbanisasi ini mengakibatkan berbagai rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis,
masalah sosial, ekonomi, budaya, seperti melaksanakan kegiatannya untuk membantu
meningkatnya kepadatan penduduk di daerah menyelesaikan permasalahan gelandangan
perkotaan yang dapat menimbulkan benturan dan pengemis, agar mampu berperan dalam
nilai-nilai sosial, karena sebagian besar pembangunan, minimal untuk dirinya sendiri
merupakan warga miskin, tidak mempunyai dan keluarganya.
keterampilan, pendidikan terbatas sehingga
Kebijakan pemerintah dalam penanganan
tidak mampu menyesuaikan diri dengan pola
masalah gelandangan dan pengemis telah
kehidupan perkotaan.
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP)
Akibat ketidak-mampuan dalam Nomor 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan
menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaan Gelandangan dan Pengemis. Kemudian
di kota-kota besar terutama di sektor formal, Keputusan Presiden RI No. 40 /1983 tentang
maka mereka menerima pekerjaan apapun Koordinasi Penanggulangan Gelandangan dan
dengan upah berapapun, hanya sekedar untuk Pengemis. Serta Keputusan Menteri Sosial
mempertahankan hidupnya. Akibatnya mereka RI Nomor 30/HUK/96 tentang Rehabilitasi
terpaksa tinggal di kolong jembatan, pinggiran Sosial Gelandangan dan Pengemis di Dalam
rel kereta api, bantaran sungai bahkan di Panti. Melalui usaha ini para gelandangan dan
kaki lima pertokoan dan sebagainya, karena pengemis mendapat pembinaan dan pendidikan
tidak mampu menyediakan tempat tinggal untuk memulihkan mereka agar dapat
bagi keluarganya. Hal ini terlihat baik secara berfungsi secara sosial dan ekonomi. Wujud
kuantitatif maupun secara kualitatif, ada usaha yang bersifat rehabilitatif adalah dengan
ditentukannya metode pelayanan yang dikenal

46 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


dengan sistem dalam panti yang sebelumnya belum optimal sehingga eks klien yang
dikenal dengan sistem Lingkungan Pondok seharusnya masih mendapatkan bimbingan
Sosial (Liposos), sesuai dengan Kep. Mensos dari pihak-pihak yang terkait, pada saat
yang telah dilakukan oleh Kementerian Sosial mereka memulai pengembangan dirinya di
RI. masyarakat dengan menerapkan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang didapat di
Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur panti, akhirnya mendapat berbagai masalah,
Bekasi adalah salah satu Unit Pelaksana seperti sulitnya mendapat pekerjaan di dunia
Teknis Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial usaha karena adanya stigma dari masyarakat,
Kementerian Sosial RI yang mempunyai kemudian sebagian eks warga binaan sosial
tugas memberikan bimbingan, pelayanan belum bisa mengembangkan keterampilan yang
dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, sudah dimiliki karena masih membutuhkan
rehabilitasi, promotif dalam bentuk bimbingan modal untuk sewa lahan, dan membutuhkan
pengetahuan dasar pendidikan fisik, mental, kelengkapan peralatan keterampilan yang akan
sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi, dikembangkan. Menurut eks warga binaan
bimbingan lanjut bagi gelandangan, pengemis sosial paket stimulan usaha produktif berupa
dan orang terlantar agar mampu mandiri, dan
peralatan keterampilan yang diberikan PSBKPL
berperan aktif dalam kehidupanbermasyarakat belum lengkap, sehingga membutuhkan
serta pengkajian dan penyiapan standart tambahan modal awal untuk melengkapi
pelayanan dan rujukan (PP Mensos Nomor: keperluan tersebut. Sejalan dengan temuan ini,
106/HUK/2009). maka perlu meneliti peran jejaring kerja dalam
Namun pada kenyataannya PSBKPL masih proses pelayanan dan rehabilitasi sosial yang
memiliki keterbatasan, baik dari segi SDM dilaksanakan oleh PSBKPL Bekasi.
maupun sarana prasarana, dalam melaksanakan Peranan berasal dari kata peran, menurut
pelayanan sosial dan rehabilitasi terhadap Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
gelandangan dan pengemis. Situasi ini diatasi pemain. Orang yang menjadi atau melakukan
dengan membangun kemitraan dengan berbagai
sesuatu yang khas, atau “perangkat tingkah
pihak. Lembaga ini membangun jejaring kerja yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
dengan harapan bahwa kinerja panti ini akan berkedudukan di masyarakat”Pengertian Peran
meningkat. Persoalan yang muncul kemudian (role) merupakan aspek dinamis kedudukan
adalah, bagaimana bentuk relasi atau kerjasama (status). Apabila seseorang melaksanakan hak
yang dibangun dengan jejaring kerja sehingga
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
berpengaruh positif kepada panti ini, dan maka ia menjalankan suatu peranan. Triastuti
bagaimana peran jejaring kerja dalam proses (2012) mengutip pendapat Soekanto.S (2002),
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilakukan peranan mencakup 3 hal, yaitu : 1) peranan
panti selama ini. meliputi norma-norma yang dihubungkan
Pertanyaan ini penting, mengingat hasil dengan posisi atau tempat seseorang dalam
penelitian Widodo dkk (2009), menunjukkan masyarakat; 2) peranan suatu konsep tentang
bahwa beberapa tahap pelaksanaan kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
yang seyogyanya melibatkan tenaga ahli masyarakat sebagai organisasi; 3) peranan
di bidangnya belum terlaksana, peran dari dikatakan juga perilaku individu yang penting
lembaga pengirim maupun masyarakat sekitar bagi struktur sosial masyarakat.

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 47
Ruaida Murrnii
Jejaring kerja adalah proses aktif utama pelayanan sosial salah satunya adalah
membangun dan mengelola hubungan- pelayanan sosial merupakan aktivitas profesi
hubungan yang produktif. Jejaring kerja pekerjaan sosial bersama dengan profesi lain
merupakan hubungan yang luas dan kokoh (bukan monopoli profesi pekerjaan sosial).
baik personal maupun organisasi. Selanjutnya Sejalan dengan pendapat tersebut, Standarisasi
dikatakan jejaring dalam organisasi merupakan Panti Sosial (2004) memuat standar umum dan
suatu proses pemeliharaan, penumbuhan serta standar khusus panti sosial. Standar khusus
pengintegrasian kemampuan-kemampuan memuat sejumlah kegiatan yang sistematis
terpilih, bakat-bakat, hubungan dan partner sebagai proses pelayanan profesional yang
dengan cara mengembangkan kemitraan yang diberikan oleh pekerja sosial, psikolog,
kreatif dan strategis untuk meningkatkan kinerja paramedis, pendidik dan tenaga profesional
organisasi (Wayne E. Braker,1984 dikutip oleh lainnya. Sebagai lembaga pelayanan
Sipagimbar (2013). kesejahteraan sosial, dalam melaksanakan
kegiatannya, panti sosial terikat dengan
Noval (2008) menjelaskan bahwa dalam prinsip-prinsip dalam praktek pekerjaan
prinsip manajemen moderen, suatu organisasi sosial. Salah satu diantaranya disebutkan
atau lembaga akan mampu memberikan
bahwa panti menyelenggarakan pelayanan
hasil optimal apabila memiliki jejaring kesejahteraan sosial secara terpadu antara
kerja (networking) yang kuat. Jejaring yang profesi pekerjaan sosial dengan profesi lainnya
dimaksud adalah 2 (dua) kelompok atau lebih yang berkesinambungan.
organisasi yang membentuk suatu komunitas
atau lembaga atas dasar keselarasan peran dan Dalam Pedoman Teknis Pelayanan dan
fungsi, ataupun tujuan dan sasaran yang akan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis
dicapai oleh masing-masing organisasi tersebut. Sistim Panti (2007) dicantumkan salah satu
kebijakan penanganan gelandangan dan
Mencermati berbagai uraian tersebut, pengemisadalahMeningkatkandanmemperkuat
maka membangun jejaring kerja dalam peran masyarakat dalam penyelenggaraan
menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial
sosial menjadi sangat penting baik secara dengan melibatkan seluruh unsur dan komponen
individu maupun kelembagaan, dengan tujuan masyarakat, termasuk dunia usaha, atas dasar
untuk memberikan kemudahan dalam mencapai swadaya dan kesetiakawanan sosial. sedangkan
tujuan yang diharapkan, membangun kerjasama salah satu strategi yang harus dilaksanakan
dengan jejaring kerja dapat memperkuat adalah kemitraan; melakukan kerjasama,
strategi pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi kepedulian, kebersamaan, kesetaraan dan
di PSBKPL, dalam meningkatkan tarap jaringan kerja untuk menumbuh kembangkan
hidup warga binaan sosial, karena akan dapat kemanfaatan timbal balik antara pemerintah
melengkapi kekurangan pada Panti Sosial Bina pusat dan daerah serta masyarakat/orsos dan
Karya Pangudi Luhur Bekasi sebagai pelaksana dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan
kegiatan. dan rehabilitasi sosial gepeng.
Ilmu pekerjaan sosial tidak bisa berdiri Rehabilitasi sosial sebagaimana dalam
sendiri dalam menyelesaikan permasalahan UU No. 11 Tahun 2009, diartikan sebagai
sosial yang ada di masyarakat. Seperti yang proses refungsionalisasi dan pengembangan
dikatakan oleh Sukoco (n.d), bahwa tiga unsur

48 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


untuk memungkinkan seseorang mampu METODE
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
dalam kehidupan masyarakat. Rehabilitasi mendeskripsikan peran jejaring kerja dalam
sosial gelandangan dan pengemis ditujukan pelaksananaan pelayanan dan rahabilitasi sosial
untuk : memulihkan fungsi sosial gelandangan di PSBK Pangudi Luhur Bekasi. Sejalan dengan
dan pengemis, antara lain dapat dilihat dari hal ini, hasil penelitian ini diharapkan dapat
gelandangan dan pengemis dapat merubah memberi sumbang saran kepada unit terkait,
cara hidup dan cara mencari penghasilannya terutama panti sosial yang bersangkutan dan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di direktorat yang menaungi panti tersebut dalam
masyarakat; gelandangan dan pengemis mampu perumusan kebijakan panti, terutama terkait
menjalankan fungsi dan peran sosialnya di dengan pengembangan kerjasama dengan
masyarakat secara wajar (Standar Pelayanan jejaring kerja.
Minimal, Pelayanan dan Rehabilitasi Sosil
Gepeng, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian studi
kasus dilakukan di Panti Sosial Bina Karya
Pelayanan sosial yang dimaksud menurut Pangudi Luhur (selanjutnya disebut PSBKPL)
Romansyshyn yang dikutip oleh Fahrudin (2011) Bekasi. Sejalan dengan hal ini, penelitian
adalah sebagai usaha untuk mengembalikan, ini bersifat deskriftip kualitatif, yang berarti
mempertahankan dan meningkatkan peneliti fokus pada proses dan makna serta
keberfungsian sosial individu dan keluarga pemahaman yang didapat dari kata dan atau
melalui (1) sumber-sumber sosial pendukung, (2) gambaran dengan menggunakan metode
proses-proses untuk meningkatkan kemampuan evaluasi dan pendekatan kualitatif.
individu dan keluarga dalam mengatasi stres
dan tuntunan kehidupan sosial. Pelayanan Informan penelitian ditentukan secara
sosial merupakan suatu bentuk aktivitas purposive dengan pertimbangan bahwa
yang bertujuan untuk membantu individu, informan terpilih memahami proses
kelompok, ataupun kesatuan masyarakat pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial
agar mereka mampu memenuhi kebutuhan- di panti. Informan dimaksud adalah pejabat
kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka struktural dan fungsional panti, instansi terkait
diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan dan
yang ada melalui tindakan-tindakan kerjasama rehabilitasi sosial seperti, Dinas Sosial setempat,
ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber dunia usaha, dan eks warga binaan sosial sebagai
yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kontrol informasi dan memperkaya informasi
kondisi kehidupannya. Layanan sosial (social sebagai data penguat. Untuk mendapatkan data
services) itu sendiri pada dasarnya merupakan yang akurat maka pengumpulan data dilakukan
suatu program ataupun kegiatan yang didesain melalui wawancara mendalam, focus group
secara konkrit untuk menjawab masalah, discussion (FGD) dan studi dokumentasi.
kebutuhan masyarakat atapun meningkatkan Analisis data dilakukan secara deskriptif
taraf hidup masyarakat, dapat ditujukan pada kualitatif, meliputi reduksi data, penyajian,
individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam penafsiran dan menyimpulkan.
komunitas ataupun komunitas dalam suatu
kesatuan. (Adi, 2013).

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 49
Ruaida Murrnii
HASIL DAN PEMBAHASAN sosial empat orang, SLTA non kesejahteraan
sosial 27 orang SLTP satu orang dan sekolah
Gambaran Umum Panti Sosial Bina Karya
Pangudi Luhur. dasar satu orang. Sedangkan menurut
1. Kelembagaan jabatannya terdapat 4 (empat) orang pejabat
struktural, 15 orang fungsional pekerja
Berdasarkan SK menteri Sosial Nomor
sosial, arsiparis 1 (satu) orang, psikolog 2
59/HUK/2009 tgl 23 juli 2003 tentang
(dua) orang, dokter umum dan dokter gigi
Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di
masing-masing 1 (satu) orang, perawat 3
lingkungan Departemen Sosial RI, maka
(tiga) orang, instruktur 10 orang, pranata
struktur organisasi PSBKPL Bekasi terdiri
komputer 1 (satu) orang, empat orang
dari 1 (satu) kepala, 1 (satu) Subbag Tata
Satpam, tujuh orang tukang kebun, supir
Usaha dan 2 (dua) seksi yaitu Seksi Program
satu orang dan pramu kantor dua orang serta
dan Advokasi, Seksi Rehabilitasi Sosial
staf pendukung lainnya.
dan kelompok jabatan fungsional. Masing-
masing seksi bertanggung jawab langsung Perbandingan antara pekerja sosial yang
kepada kepala panti. hanya 15 orang dengan warga binaan sosial
masih belum sesuai dengan kebutuhan
Tujuan rehabilitasi sosial yang
pelayanan, yaitu 1 (satu) berbanding 15
dilaksanakan PSBKPL Bekasi, adalah untuk
sampai 16, idealnya 1 (satu) berbanding
memulihkan fungsi sosial gelandangan dan
9 (sembilan) sampai 10 (standarisasi
pengemis, antara lain dapat dilihat dari
pelayanan dan rehabilitasi sosial PSBK).
gelandangan dan pengemis mampu merubah
Sedangkan berdasarkan Standarisasi Panti,
cara hidup dan cara mencari penghasilannya
perbandingan antara pekerja sosial dan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku
warga binaan sosial adalah 1 (satu) : 5
di masyarakat; gelandangan dan pengemis
(lima) (Kep.Mensos RI No. 50/HUK/2004).
dapat dijangkau dan mau mengikuti
Menurut Kepala PSBKPL Bekasi: “saat
program pelayanan dan rehabilitasi
ini pegawai baru sudah diarahkan untuk
sosial; gelandangan dan pengemis mampu
menjadi pekerja sosial, sehingga jumlah
menjalankan fungsi dan peran sosialnya di
yang dibutuhkan dapat terpenuhi.”
masyarakat secara wajar (Dit. Pelayanan
dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Ditjen. Tingkat pendidikan pekerja sosial
Yanrehsos, 2007). adalah setingkat SMA sembilan orang,
(2 orang diantaranya adalah SMPS),
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
D3 (kesejahteraan sosial) satu orang,
Jumlah pegawai PSBKPL Bekasi pada D4 (kesejahteraan sosial) empat orang
tahun 2014 adalah 70 orang, terdiri dari dan sarjana sosial satu orang. Hanya
Pegawai Negeri Sipil 53 orang (75,71%), sebagian kecil saja yang sudah mengikuti
dan tenaga honorer 17 orang (24,28%), pendidikan/pelatihan yang berkaitan
dengan tingkat pendidikan Sarjana dengan pelayanan yang berbasiskan
kesejahteraan sosial tujuh orang, Sarjana kesejahteraan sosial. Sebagian besar telah
non kesejahteraan sosial lima orang, sarjana memiliki sertifikat pekerja sosial fungsional
muda kesejahteraan sosial dua orang, sesuai dengan jenjang fungsionalnya.
sarjana muda non kesejahteraan sosial Menurut pekerja sosial,” sertifikasi ini
delapan orang, SLTA jurusan kesejahteraan belum memuat kebutuhan pelayanan

50 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


yang dilaksanakan pekerja sosial, karena ruang tamu Taman Penitipan Anak, ruang
sertifikasi hanya menetapkan bahwa peksos tamu kelas, ruang tamu poliklinik, ruang
yang bersangkutan adalah fungsional koperasi. Selain ruangan yang dimiliki,
pekerja sosial pada tingkat yang ditetapkan. PSBKPL juga didukung oleh berbagai
Sedangkan pada pelayanan dan rehabilitasi jenis sarana peralatan kantor yang cukup
yang dilakukan membutuhkan keahlian lengkap, baik sarana kerja maupun sarana
sesuai dengan permasalahan yang ditangani, transportasi, namun diakui masih dalam
seperti pekerja sosial anak, pekerja sosial jumlah yang terbatas terutama computer
remaja, pekerja sosial Lanjut Usia dsb”. dan sarana transportasi. PSBKPL memiliki
tiga unit kendaraan roda empat dan empat
Selain pekerja sosial fungsional, tenaga
unit kendaraan roda dua.
lain yang berperan dalam proses rehabilitasi
di PSBKPL Bekasi adalah instruktur Sarana pelayanan dan rehabilitasi;
keterampilan. Sebagian instruktur tidak PSBKPL Bekasi memiliki 31 asrama/
memiliki sertifikat yang terkait dengan ilmu pondok untuk tempat tinggal warga binaan
keterampilan yang diberikan kepada warga sosial, masing masing pondok terdiri dari
binaan sosial. Meskipun demikian mereka lima pintu/rumah, masing-masing pintu/
telah mendapatkan ilmu keterampilan rumah terdiri dari dua kamar tidur, satu
langsung dari lembaga praktek keterampilan, ruang tamu dan satu ruang dapur (sebagian
atau belajar sendiri secara otodidak. tidak memiliki ruang dapur). Satu pintu
Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, dihuni oleh satu keluarga (ibu, bapak, anak
“para instruktur cukup menguasai dan mahir usia sekolah) sedangkan keluarga yang
dalam jenis keterampilan yang diberikan memiliki anak remaja bergabung dengan
kepada warga binaan sosial. Mereka juga remaja lain dalam satu rumah/pintu. Untuk
bukan termasuk tenaga honor panti”. bimbingan keterampilan PSBKPL Bekasi
memiliki sembilan unit ruang keterampilan,
3. Sarana Dan Prasarana.
ruang pendidikan, ruang TPA, aula, sarana
PSBKPL memiliki lahan seluas kesenian, dua unit ruang rehabilitasi dan
51.616 m², terdiri dari 4.204 m² untuk satu unit Musholla. Panti ini juga dilengkapi
bangunan (bangunan kantor, ruang dengan sarana olah raga, sarana kesenian
keterampilan, aula, taman penitipan anak, dan satu unit Guest House. Kemudian untuk
poliklinik, MCK, Ruang isolasi dan pondok/ pelayanan kesehatan, terdapat poliklinik
asrama warga binaan sosial dan sarana dan ruang rawat inap, sedangkan untuk
pendukung pondok dll) dan 3.000 m² untuk kesejahteraan pegawai, PSBKPL memiliki
lahan percobaan pertanian. Ruang kantor rumah dinas, satu unit tipe C, 14 unit tipe D
yang dimiliki adalah ruang kepala panti, dan 19 unit tipe E.
ruang Tata Usaha, ruang bendahara, ruang
seksi Program dan Advokasi Sosial, ruang 4. Gambaran Warga Binaan Sosial (WBS)
seksi Rehabilitasi Sosial, ruang pekerja Pada tahun 2014, warga binaan sosial
sosial, ruang psikologi, ruang bendahara, (selanjutnya disebut WBS) berasal dari
ruang dokter gigi. Selain itu PSBKPL juga Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat,
memiliki ruang untuk menunjang kegiatan Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Lampung
rehabilitasi yang dilaksanakan, seperti dan provinsi sumatera utara.
ruang rapat, ruang tamu pekerja sosial,

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 51
Ruaida Murrnii
Jumlah warga binaan sosial per angkatan identifikasi masalah, motivasi dan seleksi
(6 bulan) adalah 300 orang yang terdiri dari penerimaan. Sosialisasi program dilakukan
balita, anak usia sekolah, remaja dan orang melalui Dinas Sosial Tk. II. Selain itu
tua serta lanjut usia yang masih produktif. pekerja sosial dan seksi PAS terjun langsung
Mereka ada yang datang dengan status ke kantong-kantong gelandangan dan
keluarga (istri, suami, anak) maupun sendiri pengemis serta orang terlantar, termasuk
(bujang/gadis, janda/duda). yang rentan gepeng yang tersebar di pusat-
pusat kota seperti pasar tradisional, stasiun
Tingkat pendidikan WBS yang dewasa
kereta api, terminal bus, kolong jembatan,
bervariasi mulai dari SD sampai tingkat
emperan toko.
SMA bahkan ada yang tidak tamat SD
dan tidak pernah sekolah. Sebagian besar Menurut Peksos pada tahap ini PSBKPL
warga binaan sosial di PSBKPL Bekasi mensosialisasikan programnya kepada
berasal dari keluarga atau masyarakat yang Dinas Sosial setempat dan instansi terkait,
rawan menjadi gelandangan dan pengemis. untuk mendapatkan dukungan dan peran
Menurut pekerja sosial hal ini dilakukan serta dalam pelaksanaan program. Pada
untuk mengantisipasi bertambah banyaknya kesempatan ini petugas panti sekaligus
jumlah gelandangan dan pengemis dijalanan, melakukan orientasi dan konsultasi
sementara yang sudah terjun di jalanan, tentang wilayah-wilayah yang menjadi
juga dilakukan agar mereka tidak lagi hidup kantong calon warga binaan sosial untuk
sebagai gelandangan dan pengemis. menumbuhkan peran serta aktif dari instansi
terkait dan para tokoh masyarakat. Pada
Untuk mendapatkan pelayanan dan
saat yang sama pekerja sosial melakukan
rehabilitasi sosial di PSBKPL, calon warga
identifikasi masalah terhadap calon WBS
binaan sosial perorangan maupun keluarga
serta potensi lingkungan yang mendukung
harus memenuhi persyaratan yang ada
proses pelayanan dan rehabilitasi warga
yaitu, tidak memiliki penyakit menular/
binaan sosial ketika kembali dari panti,
kronis; tidak cacat fisik/mental; tidak sedang
baik potensi alam, sumber daya manusia
berurusan dengan penegak hukum; bersedia
dan nilai-nilai setempat. Selanjutnya seleksi
mengikuti program pelayanan panti; usia
dilakukan berdasarkan data yang diperoleh
produktif (secara fisik dan mental mampu
dari Dinas Sosial setempat dan gelandangan
dilatih).
dan pengemis yang sudah dimotivasi oleh
Pelaksanaan Pelayanan Dan Rehabilitasi pekerja sosial untuk mendapatkan calon
Sosial. warga binaan sosial.
Mengacu pada. Pedoman Teknis Pelayanan 2. Penerimaan dan pengasramaan.
dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pada tahap penerimaan dilakukan
Pengemis Sistim Panti (2006), PSBKPL registrasi, studi kasus dan penempatan
melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam program rehabilitasi sosial.
terhadap warga binaan sosial seperti berikut. Registrasi dilakukan oleh pekerja sosial dan
1. Pendekatan awal psikolog, untuk memastikan calon WBS
memenuhi syarat untuk diterima sebagai
Pendekatan awal dilakukan melalui
warga binaan sosial. Sebelumnya calon
sosialisasi program, orientasi dan konsultasi,
WBS diperiksa kesehatannya di poliklinik

52 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


PSBKPL, untuk memastikan tidak memiliki dan peksos bekerjasama menyelesaikan
penyakit menular atau penyakit lainnya masalah warga binaan sosial. Jika belum
yang menghambat pelaksanaan rehabilitasi. terselesaikan juga maka akan diadakan Case
Menurut peksos, pada kesempatan ini Conference atau pembahasan kasus, yang
pekerja sosial dan psikolog berusaha melibatkan pekerja sosial, seksi rehabilitasi
menggali informasi dan mempelajari latar sosial, psikolog, pembimbing agama dan
belakang warga binaan sosial, riwayat medis. Untuk mengupayakan penyelesaian
permasalahan yang dihadapi warga binaan masalah WBS, tidak jarang dilakukan home
sosial, dan lain-lain yang berkaitan dengan visit, untuk mengetahui lebih jauh kondisi
permasalahan warga binaan sosial. Pekerja keluarga sebelum masuk ke panti.
sosial dan psikolog menggali informasi 4. Pelaksanaan Bimbingan dan Rehabilitasi
dari WBS dengan cara wawancara. Hasil Sosial.
wawancara akan dijadikan data dasar untuk
Pelayanan dan rehabilitasi terhadap
penempatan dalam pondok dan dalam
gelandangan dan pengemis di PSBKPL
program rehabilitasi sosial sesuai dengan
mencakup :
minat dan bakat yang dimiliki masing-
masing WBS dan tingkat pendidikan, serta a. Bimbingan sosial
disesuaikan dengan sarana dan prasarana Bimbingan yang ditujukan kearah
yang dimiliki oleh PSBKPL. WBS yang tatanan kerukunan dan kebersamaan
berasal dari satu daerah, tidak ditempakan hidup bermasyarakat, sehingga
dalam satu pondok. diharapkan dapat menimbulkan
kesadaran dan tanggung jawab sosial
3. Asesmen (Pengungkapan dan Pemahaman
baik di lingkungan keluarga maupun
Masalah)
dilingkungan masyarakat. Bimbingan
Assesmen dapat dilakukan sepanjang sosial dilakukan melalui teori dan
WBS menerima bimbingan dan rehabilitasi praktek hidup berteman, berrelasi dan
sosial di PSBKPL Bekasi. Asesmen yang bersosialisasi; hidup bermasyarakat,
dilakukan pada awal penerimaan untuk bergotong royong, bertanggung
menelusuri, menggali data WBS, faktor- jawab dan bertoleran; hidup tertib dan
faktor penyebab masalahnya, tanggapannya berperilaku sesuai aturan dan tata nilai
serta kekuatan-kekuatannya dalam rangka yang berlaku di masyarakat; hidup selalu
membantu dirinya sendiri. Aspek-aspek optimis, bekerja keras dan percaya diri;
bimbingan pengetahuan dasar; kesehatan,
dalam asesmen meliputi fisik, mental
keluarga berencana; kewirausahaan
spiriitual, sosial dan keterampilan. Menurut
dan keteraturan bermasyarakat dan taat
kepala panti, asesmen juga dilakukan
hukum. Menurut peksos, teori bimbingan
apabila WBS bermasalah di panti, baik sosial dilakukan secara klasikal,
masalah dalam keluarganya, maupun Warga Binaan Sosial dikelompokkan
dengan tetangga sesama warga binaan berdasarkan latar belakang pendidikan
sosial. Assesmen dilakukan oleh pekerja (SD, SMP, SMA). Kemudian diskusi
sosial, sedangkan penyelesaian masalah kelompok dan dinamika kelompok, serta
dilakukan oleh pembimbing pondok. terapi komuniti yang dilakukan melalui
Menurut peksos, jika melalui pembimbing pertemuan pagi, bimbingan kelompok,
belum terselesaikan, maka pembimbing curahan hati/pengalaman hidup.

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 53
Ruaida Murrnii
b. Bimbingan fisik dan kesehatan. lain melalui bimbingan keagamaan,
Bimbingan fisik dan kesehatan merupakan etika/budi pekerti dan disiplin diri.
bimbingan untuk pengenalan dan praktek Bimbingan spiritual dilakukan melalui
cara-cara hidup sehat secara teratur dan ceramah agama dua kali/minggu,
disiplin agar kondisi fisik selalu dalam pengajian satu kali seminggu, belajar
keadaan sehat. Pelayanan dan kegiatan membaca Al Qur’an satu kali seminggu.
yang mendukung bimbingan fisik dan Bimbingan mental diberikan oleh
kesehatan melalui pelayanan menu pekerja sosial yang dianggap mampu
makanan yang diberikan dalam bentuk dalam bimbingan agama.
natura 5 (lima) hari sekali. Kemudian d. Bimbingan keterampilan kerja
bimbingan fisik berupa Pelajaran Baris Bimbingan keterampilan kerja ditujukan
Berbaris dan kedisiplinan dibimbing agar warga binaan sosial terampil
oleh kepolisian, olah raga, outbound, dibidangnya sehingga memungkinkan
kebersihan ketertiban dan keindahan mereka mampu memperoleh pendapatan
(K3) dan senam kesegaran jasmani yang layak sebagai hasil pendayagunaan
(SKJ) dibimbing oleh peksos dan keterampilan kerja yang dimiliki.
petugas lainnya dari PSBKPL. Selain itu Masing-masing jenis keterampilan
bimbingan kesehatan dilakukan dengan di bimbing oleh seorang instruktur
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan yang didampingi oleh seorang pekerja
di poliklinik milik panti, bimbingan sosial. Menurut pekerja sosial, dalam
hidup sehat, kesehatan reproduksi, bimbingan keterampilan pekerja sosial
penyuluhan HIV/AIDS dan pelayanan bertugas memantau dan memotivasi
Keluarga Berencana. Sedangkan khusus warga binaan sosial agar setiap
untuk ibu hamil diadakan pemeriksaan bimbingan dilakukan dengan tekun.
kehamilan dan imunisasi. Bagi anak balita Keterampilan yang diberikan sesuai
selain pemeriksanaan kesehatan secara dengan minat dan bakat WBS yang
rutin, juga diberikan imunisasi sesuai mencakup pertukangan kayu, bengkel
kebutuhan anak balita serta pemberian las, olahan pangan dan pembuatan tahu/
vitamin A. Warga Binaan Sosial yang tempe, sablon, tata rias, montir mobil,
sakit yang tidak bisa diobati di poliklinik montir motor, servis elektro, menjahit,
panti, dirujuk ke rumah sakit Umum budi daya perikanan dan pertanian.
Bekasi, atau ke rumah sakit terdekat yang
5. Resosialisasi
telah diadakan kerjasama seperti Klinik,
Rumah Bersalin/Bidan dll. Resosialisasi merupakan serangkaian
Dalam pemeriksanaan kesehatan, kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah
kadangkala terdeteksi penyakit yang berat yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan
yang diderita oleh warga binaan sosial WBS agar dapat berintegrasi penuh ke dalam
yang tidak terdeteksi saat penerimaan penghidupan dan kehidupan masyarakat
seperti ini dirujuk ke panti lain yang secara normatif, dan di satu pihak lagi untuk
sesuai dengan permasalahannya untuk mempersiapkan masyarakat khususnya
penanganan lebih lanjut. masyarakat daerah asal atau lokasi
c. Bimbingan Mental Spiritual penempatan kerja WBS agar mereka dapat
menerima, memperlakukan dan mengajak
Bimbingan mental spiritual ditujukan serta untuk berintegrasi dengan kegiatan
untuk memahami diri sendiri dan orang masyarakat. Resosialisasi dilakukan satu

54 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


bulan atau dua bulan sebelum terminasi atau transmigrasi. Penyaluran dilakukan setelah
pemulangan WBS. PSBKPL melakukan selesai masa bimbingan dan rehabilitasi.
kegiatan resosialisasi ke lembaga pengirim/ Hasil FGD diketahui bahwa, secara khusus
Dinas Sosial untuk memberitahukan penyaluran ke tempat kerja pada saat ini
pemulangan WBS yang dikirim oleh belum sepenuhnya dapat dilakukan, oleh
lembaga/Dinas Sosial setempat, karena telah karena kepercayaan dunia usaha terhadap
selesainya pelayanan dan rehabilitasi yang sebagian eks WBS masih rendah. Dunia
dilakukan PSBKPL Bekasi, dan kemudian usaha pernah mempekerjakan eks WBS
menjalin kerjasama dalam melaksanakan namun banyak keluhan yang dihadapinya
binjut, dengan harapan instansi terkait serta seperti keterampilan eks WBS yang masih
masyarakat dapat mempasilitasi eks WBS kurang, sikap terhadap pekerjaan juga
dalam mengembangkan keterampilan yang masih kurang, masih malas-malasan,
sudah di dapat dari PSBKPL Bekasi. setelah beberapa bulan bekerja sering
meninggalkan pekerjaan tanpa pamit
Resosialisasi warga binaan sosial
dan membawa beberapa peralatan kerja.
dilakukan melalui kegiatan Praktek
Menurut pekerja sosial sikap eks WBS
Belajar Kerja (PBK) selama 1 (satu)
masih sulit dikendalikan ketika sudah
bulan. PBK dilakukan melalui kerja
kembali ke masyarakat. Kepercayaan
sama dengan dunia usaha sesuai dengan
yang sudah diberikan oleh pemilik usaha
jenis keterampilanWBS. Beberapa jenis
sering disalahgunakan dengan membawa
keterampilan tertentu, seperti olah pangan,
barang-barang dari tempat usahanya,
PBK dilakukan dengan mengolah makanan
sehingga berimbas kepada eks warga
di panti, kemudian menjualnya sendiri ke
binaan sosial yang lain yang benar-benar
masyarakat sekitar.
mau memanfaatkan keterampilan yang
Pada akhir pelayanan dan rehabilitasi dimiliki dan benar-benar mau merubah
sosial sebelum pemulangan, WBS diberikan hidupnya. Sementara untuk mencari sendiri
paket kerja sesuai dengan jenis keterampilan. pekerjaan dengan modal keterampilan yang
Paket ini merupakan bantuan stimulan usaha dimiliki hasil bimbingan dari PSBKPL, eks
produktif berupa bahan dan peralatan kerja WBS merasa kesulitan, walaupun sudah
untuk melaksanakan praktek keterampilan menunjukkan sertifikat yang diberikan oleh
yang sudah diberikan, bertujuan agar PSBKPL. Menurt Eks WBS sertifikat yang
mereka memiliki mata pencaharian dan didapat dari PSBKPL Bekasi belum diakui.
berpenghasilan untuk memenuhi kebutuhan
Kemudian dari hasil FGD juga diketahui
hidupnya sehari-hari. Menurut Kasie
bahwa, penyaluran juga dilakukan dengan
Rehabilitasi Sosial, paket diberikan secara
mengikutkan WBS dalam program
kelompok dan perorangan, sesuai dengan
transmigrasi ke daerah Kalimantan Tengah,
jenis keterampilan yang diikuti.
Gorontalo, Morotai dan Maluku Utara.
6. Penyaluran.
7. Bimbingan lanjut, Evaluasi dan Terminasi
Penyaluran warga binaan sosial
Merujuk pada Standart Pelayanan
diwujudkan dalam bentuk pengembalian
Minimal dan Pedoman Teknis, bimbingan
ke masyarakat, menyalurkan ke tempat
lanjut merupakan serangkaian kegiatan
kerja, dan menyalurkan sebagai peserta
bimbingan yang diarahkan kepada WBS dan

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 55
Ruaida Murrnii
masyarakat guna lebih dapat memantapkan, Bekasi juga melaksanakan kegiatan yang
meningkatkan, dan mengembangkan menunjang keberhasilan program kegiatan
kemandirian WBS dalam penghidupan serta pokok, seperti :
kehidupan yang layak. a. Pernikahan masal, ditujukan bagi WBS
Kegiatan yang dilakukan PSBKPL yang belum memiliki buku nikah/akta
dalam binjut adalah melihat kondisi eks nikah, dan bagi WBS yang kebetulan
WBS, pemanfaatan paket stimulan usaha menemukan jodohnya di panti.
produktif yang diberikan, pekerjaan yang b. Khitanan masal untuk anak dari keluarga
ditekuni, kondisi ekonomi dan tempat warga binaan sosial
tinggal. Sejak tahun 2013 selain kegiatan c. Widyawisata yang dilakukan setiap
tersebut, PSBKPL juga memberikan angkatan/ setiap 6 bulan sekali.
bantuan modal pengembangan usaha bagi d. Mengikuti Bazaar/pameran, untuk
eks WBS yang mampu mengembangkan mensosialisasikan kepada masyarakat
usahanya. Berdasarkan hasil bimbingan tentang visi misi dan kegiatan pelayanan
lanjut, eks WBS yang terpilih membuat dan rehabilitasi serta hasil-hasil shelter
proposal yang ditujukan kepada PSBKPL workshop dan produksi hasil warga
untuk mendapatkan bantuan modal binaan sosial.
pengembangan usaha yang disebut dengan e. Kegiatan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang
Jadup (jaminan hidup), pada tahun 2014 dilakukan oleh pegawai PSBKPL, untuk
jadub diberikan sebesar Rp. 4. 500.000,- . membantu penanganan permasalahan
sosial secara cepat, tepat dan terukur,
Sedangkan evaluasi dilakukan
terutama permasalahan gelandangan
pada setiap tahapan pelaksanaan proses dan pengemis dan orang terlantar yang
rehabilitasi, untuk memastikan apakah belum tertangani oleh dinas atau instansi
proses pelayanan dan rehabilitasi secara terkait, sedangkan permasalahan sosial
keseluruhan dapat dilakukan dan berjalan di luar gelandangan dan pengemis
dengan baik. Kemudian terminasi atau hanya sebatas mediator ke lembaga
pengahiran pelayanan dilakukan berdasarkan kesejahteraan lainnya
hasil evaluasi secara keseluruhan,
Jejaring Kerja dan Perannya Dalam
apakah Warga Binaan Sosial telah dapat
Rehabilitasi Sosial di Panti Sosial Bina
menjalankan fungsi sosialnya secara wajar
Karya Pangudi Luhur (PSBKPL) Bekasi
dan mampu menjadi warga masyarakat
Meskipun era globalisasi semua sarana
yang baik. Pengahiran pelayanan sedapat
prasana dapat digunakan dengan metode yang
mungkin tidak menimbulkan konflik
demikian canggih, namun dalam melaksanakan
psikologis yang mengganggu WBS karena
suatu kegiatan, akan dapat mencapai hasil
belum mampu mandiri. Menurut peksos
yang optimal jika dilaksanakan secara bersama
binjut tidak bisa dilakukan secara maksimal
antar unit/instansi terkait, perorangan maupun
karena terbatasnya anggaran. Binjut hanya
lembaga. Demikian halnya dengan PSBKPL
dilakukan untuk lokasi yang terdekat saja.
Bekasi, untuk menghasilkan eks WBS yang
8. Kegiatan Penunjang: mampu memiliki posisi tawar, maka merupakan
Selain kegiatan yang dilakukan suatu keharusan menjalin kerjasama dengan
berdasarkan panduan yang ada, PSBKPL jejaring kerja (networking) yang potensial untuk

56 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


bersama-sama melaksanakan pelayanan dan atau alamat calon WBS. Hal ini juga
rehabilitasi. Panti membutuhkan jejaring kerja terungkap pada saat fgd, peserta fgd dari
(networking) untuk menjadikan warga binaan instansi sosial mengakui hal ini karena
sosial memiliki posisi tawar atau mandiri. kurangnya petugas dan sarana lainnya
untuk melakukan pendataan calon
Beberapa lembaga baik pemerintah maupun WBS. PSBKPL mengharapkan pihak
swasta yang berperan sebagai jejaring kerja instansi sosial Tk. II selalu melakukan
PSBKPL Bekasi, sesuai dengan tahap-tahap updating data PMKS Gepeng yang ada
kegiatan yang dilaksanakan. Dalam tulisan ini di wilayahnya. Kemudian instansi Sosial
keterlibatan jejaring kerja dibagi dalam tiga juga memberikan surat rekomendasi
tahap kegiatan yaitu pada tahap pra rehabilitasi bagi calon WBS untuk mendapatkan
(Pra Intervensi), tahap Rehabilitasi (Intervensi) pelayanan dan rehabilitasi di PSBKPL
Bekasi.
dan pasca rehabilitasi (pasca Intervensi):
b. Polsek Bekasi Timur
1. Pra Rehabilitasi (Pra Intervensi).
Polsek Bekasi Timur merupakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada salah satu instansi yang bekerjasama
pra rehabilitasi (pra intervensi) adalah dengan PSBKPL Bekasi, terutama
pendekatan awal, penerimaan, penelaahan dalam hal perikrutan calon WBS
dan pengungkapan dan pemahaman dan keamanan. PSBKPL melakukan
masalah (asesmen) dan rencana intervensi/ sosialisasi tentang kegiatannya kepada
penempatan ke dalam program. Sesuai masyarakat termasuk pihak kepolisian.
dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan Berdasarkan hal ini PSBKPL secara
tersebut, pada pra intervensi PSBKPL tidak langsung membangun kerjasama
Bekasi menjaring kerjasama dengan dengan kepolisian dalam hal perikrutan
beberapa instansi/lembaga dan disiplin ilmu calon WBS. Seperti yang dikatakan
sebagai berikut : informan kepolisian bahwa, pihak
a. Instansi sosial Tk II (Kabupaten/ Kota) : kepolisian merujuk orang terlantar
dan PMKS lainnya ke PSBKPL
PSBKPL Bekasi bekerjasama dengan
berdasarkan informasi atau sosialisasi
Instansi Sosial Tk II dalam perikrutan
yang dilakukan. Sosialisasi ini telah
calon WBS. Pihak instansi sosial Tk.
dilakukan sejak lama, berdasarkan hal
II yang merupakan instansi pengirim
tersebut setiap tahun bahkan setiap
WBS mendampingi petugas PSBKPL
saat ada orang terlantar yang sesuai
Bekasi dan bersama-sama melaksanakan
dengan permasalahannya, maka mereka
sosialisasi program dan menyiapkan data-
akan merujuk ke PSBKPL Bekasi,
data terkait dengan calon WBS. Menurut
walaupun tidak ada pemberitahuan
pekerja sosial hal ini merupakan bagian
tentang pelaksanaan program dari
dari koordinasi dengan pihak instansi
PSBKPL Bekasi. Informan kepolisian
sosial Tk. II yang dilaksanakan setiap
mengatakan hal ini sudah terbiasa,
periode pelaksanaan pelayanan dan
sehingga tidak perlu pemberitauan
rehabilitasi sosial terhadap gelandangan
setiap periode kegiatan PSBKPL, dan
dan pengemis atau dua kali setahun.
ini juga merupakan salah satu dari tugas
Menurut peksos masalah yang terkait
kepolisian.
dengan kegiatan ini adalah data yang
diberikan oleh instansi sosial sering tidak Menurut peksos, orang terlantar yang
akurat, baik jumlah maupun keberadaan dirujuk kepolisian sebagian besar

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 57
Ruaida Murrnii
mengalami masalah psikotik, sehingga membutuhkan pemeriksaan lebih lnjut
pihak PSBKPL ada kendala menerima untuk memastikan tidak mengidap
rujukan tersebut, karena PSBKPL penyakit menular, sehingga bisa diterima
memberikan pelayanan dan rehabilitasi sebagai WBS di PSBKPL Bekasi.
kepada gelandangan dan pengemis Informan dari RSUD mengatakan
yang tidak bermasalah dengan psikotik, bahwa RSUD selalu memberikan
sehingga PSBKPL harus merujuk lagi pelayan kesehatan bagi pasien rujukan
calon WBS tersebut ke panti lain yang dari PSBKPL Bekasi, walaupun tidak
sesuai dengan permasalahan calon WBS ada perjanjian kerjasama/MoU, karena
tersebut. Selain bermasalah dengan sudah terbiasa setiap tahun melakukan
psikotik, calon WBS yang sering dirujuk pelayanan kesehatan bagi WBS
kepolisian adalah anak terlantar dan PSBKPL Bekasi, selain itu memberikan
penyandang disabilitas. pelayanan kesehatan kepada masyarakat
c. Panti Sosial/ Yayasan luas merupakan tugas dan fungsi RSUD,
apalagi WBS dari PSBKPL Bekasi yang
Panti sosial/yayasan merupakan salah
notabene adalah orang-orang terlantar
satu jejaring kerja yang bekerjasama
atau orang yang tidak mampu, sehingga
pada tahap penempatan WBS dalam
surat perjanjian kerjasama dianggap
program rehabilitasi sosial. PSBKPL
tidak terlalu diutamakan. namun
melakukan rujukan ke panti sosial lain
menurut peksos kalau ada perjanjian
bagi calon WBS yang tidak memenuhi
kerjasama/MoU akan lebih bagus
syarat. PSBKPL memengirim surat
lagi karena pihak RSUD akan lebih
permohonan rujukan ke panti yang
aktif memberikan pelayanan kepada
dituju, seperti PSBR Bambuapus, Panti
WBS, bahkan mungkin akan datang
Sosial Bina Laras (PSBL) Phala Martha
ke PSBKPL Bekasi untuk memberikan
Sukabumi, Yayasan Galuh Bekasi,
pelayanan kesehatan.
Trauma Centre Bambuapus, PSBRW
Melati Bambuapus. Menurut peksos 2. Rehabilitasi /Intervensi
setiap periode pelaksanaan rehabilitasi a. Polsek Kota Bekasi Timur.
sosial selalu ada calon WBS yang tidak PSBKPL bekerjasama dengan Polsek
memenuhi syarat, namun tidak semua Bekasi Timur dalam memberikan
dirujuk ke panti sosial lain. Peksos pengarahan dan bimbingan fisik dalam
mengatakan calon WBS yang dirujuk bentuk Pelajaran Baris Berbaris (PBB)
ke panti sosial lain sesuai permasalahan dan kedisiplinan. Peksos mengatakan
calon WBS. pada permulaan pelaksanaan kegiatan,
d. Dinas Kesehatan/ RSUD Bekasi dilakukan PBB dan kedisiplinan bagi
PSBKPL menjalin kerjasama dengan WBS remaja dan dewasa dibimbing
Dinas Kesehatan melalui RSUD oleh petugas dari polisi sektor Bekasi
Bekasi dalam rangka pengungkapan Timur. Informan kepolisian mengatakan,
dan pemahaman masalah (asassmen) kegiatan PBB ini dilakukan pada setiap
yang dilakukan oleh peksos, PSBKPL periode pelaksanaan pelayanan dan
Bekasi mengajukan surat permohonan rehabilitasi bagi WBS PSBKPL Bekasi,
rekomendasi untuk mendapatkan dan ini merupakan kegiatan rutin yang
pelayanan kesehatan bagi calon WBS dilakukan kepolisian sektor Bekasi
yang menderita sakit yang harus dirujuk Timur berdasarkan surat permintaan dari
ke RSUD, dan bagi calon WBS yang PSBKPL Bekasi. Kemudian dikatakan

58 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


bahwa belum pernah ada perjanjian pelayanan yang diberikan pada tahap pra
kerjasama antara PSBKPL Bekasi intervensi. Hal seperti ini sudah terbiasa
dengan kepolisian dalam pelaksanaan dilakukan sehingga tidak terjadi kendala
kegiatan ini, namun menurut informan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
melakukan perjanjian kerjasama akan atau pengobatan bagi WBS. Informan
lebih baik karena akan memudahkan RSUD mengatakan bahwa pelayanan
pelaksanaan kegiatannya. Karena kesehatan terhadap WBS PSBKPL
akan lebih detail apa saja yang harus Bekasi yang merupakan orang tidak
dilakukan oleh pihak kepolisian, artinya mampu merupakan salah satu tugas yang
hak dan kewajiban masing-masing akan harus dilaksanakan RSUD. Pihak RSUD
lebih jelas dan komunikasi tidak saja hanya membutuhkan surat keterangan
datang dari PSBKPL Bekasi tetapi bisa dari Dinas Sosial dan PSBKPL yang
juga dari pihak kepolisian. Selama ini menyatakan bahwa mereka benar-benar
yang aktif melakukan komunikasi hanya Warga Binaan Sosial dari PSBKPL
PSBKPL Bekasi. Bekasi, sehingga tidak menyulitkan
b. Kantor Urusan Agama (KUA) dalam pelayanan kesehatan, karena
Kecamatan Bekasi Timur. identitas WBS pada umumnya bukan
dari wilayah Bekasi.
PSBKPL Bekasi bekerjasama
dengan Kantor Urusan Agama untuk d. Lembaga Pendidikan
melaksanakan pernikahan masal WBS PSBKPL Bekasi adalah
bagi WBS yang akan menikah di merupakan keluarga yang terdiri dari
PSBKPL Bekasi dan bagi WBS yang balita, anak, remaja, orang dewasa dan
sudah menikah tetapi tidak memiliki lanjut nusia. Bagi anak usia sekolah
surat nikah. Pada saat fgd terungkap ketika orangtuanya mengikuti kegiatan
bahwa berdasarkan surat permintaan di PSBKPL Bekasi sudah jelas akan
untuk melaksanakan pernikahan bagi berhenti sementara dari sekolahnya. Hal
WBS PSBKPL Bekasi, pihak KUA ini disikapi oleh PSBKPL bahwa WBS
mengirimkan petugas/penghulu untuk anak usia sekolah, harus terus sekolah
melaksanakan pernikahan masal dengan cara titip belajar di sekolah lain.
tersebut pada waktu yang sudah Sekolah yang menjadi jejaring kerja
disepakati bersama. Peksos mengatakan PSBKPL Bekasi adalah :
petugas KUA yang datang ke PSBKPL SDN 15 Nusa Indah Kota Bekasi
3-5 orang, karena yang akan dinikahkan Timur
dalam jumlah banyak, sampai 20 pasang.
PSBKPL Bekasi menitipkan WBS
c. Dinas Kesehatan / RSUD Kota Bekasi usia SD di SDN 15 Nusa Indah Kota
PSBKPL Bekasi melakukan rujukan Bekasi Timur untuk melanjutkan belajar
pelayanan kesehatan lanjutan bagi dengan sebutan “titip belajar”. Hasil
WBS yang membutuhkan pelayanan fgd terungkap bahwa, pihak sekolah
kesehatan lanjutan, apabila tidak menerima siswa titip belajar dari
bisa diobati di Poliklinik PSBK atau PSBKPL Bekasi, hal ini terkait dengan
Puskesmaas. Menurut peksos ketika wajib belajar sembilan tahun sehingga
melakukan rujukan ke RSUD, tidak setiap sekolah mempunyai kewajiban
dilakukan surat menyurat atau perjanjian untuk menjalankan tugas tersebut.
kerjasama. Pelayanan kesehatan bagi Informan sekolah mengatakan, mereka
WBS oleh RSUD merupakan lanjutan menerima siswa dari PSBKPL Bekasi

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 59
Ruaida Murrnii
untuk titip belajar selama 3-4 bulan. binaan sosial bersama sama dengan
Mereka hanya dititipkan belajar bersama peksos dan melaksanakan pendampingan
siswa yang lain. Semua kebutuhan WBS pada saat pelaksanaan bimbingan
dan keperluan sekolah dipenuhi oleh keterampilan maupun bimbingan sosial.
PSBKPL. Menurut informan jika e. Dunia Usaha.
memungkinkan perjanjian kerjasama
Dunia usaha yang menjadi jejaring kerja
perlu dilakukan sehingga ada kejelasan
PSBKPL Bekasi adalah bengkel motor,
tugas masing-masing antara PSBKPL
bengkel mobil, My Salon, Tomi Salon,
Bekasi dan pihak sekolah, seperti pihak
usaha pembuatan tempe tahu, usaha
PSBKPL bertanggung jawab terhadap
sablon, konveksi. PSBK mengirim surat
bimbingan siswa di rumah, kebutuhan
permohonan kepada dunia usaha untuk
apa saja yang harus dipenuhi PSBKPL
tempat warga binaan sosial melaksanakan
Bekasi dan mana saja yang harus
praktek belajar kerja (PBK). Harapan
dipenuhi oleh sekolah.
PSBKPL dunia usaha dapat ikut
SMP Amal Ma’ruf Bekasi Timur membimbing WBS dalam dunia usaha.
Bagi warga binaan sosial usia SMP maka Menurut informan dari dunia usaha,
PSBKPL Bekasi berkoordinasi dengan mereka menerima WBS untuk melakukan
SMP Amal Ma’ruf. Seperti halnya praktek belajar kerja sambil memberi
dengan SDN 15, PSBKPL titip belajar arahan dan membimbing ke arah usaha
bagi warga binaan sosial usia sekolah mandiri. Namun menurut informan lain,
SMP di SMP Swasta Amal Ma’ruf. keterampilan yang dimiliki WBS masih
Peksos mengatakan warga binaan sosial sangat dangkal untuk dapat bekerja
usia sekolah dasar lebih banyak dari mandiri, mereka masih butuh bimbingan
usia SMP. Kebutuhan sekolah untuk lanjutan untuk mampu mendirikan usaha
siswa SMP dipenuhi oleh PSBK. Pihak mandiri. Belum ada perjanjian kerjasama
sekolah mengatakan mereka mereka yang tertulis sehingga dunia usaha
menerima siswa titip belajar dari PSBK terlihat belum maksimal melakukan
2-4 orang setahun selama 4-5 bulan bimbingan bagi WBS yang melakukan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PBK di tempat usahanya. Hal ini terlihat
dari ungkapan salah satu informan dunia
SMK Karya Guna Bekasi merupakan
usaha yang mengatakan bahwa dia
salah satu SMK yang menjadi jejaring
menerima WBS untuk melaksanakan
kerja PSBKPL Bekasi. Siswa SMK
PBK hanya mempraktekkan apa yang
melaksanakan PKL di PSBKPL. Menurut
sudah mereka dapat di PSBKPL, pihak
bagian TU, siswa SMK melaksanakan
dunia usaha tidak berkewajiban untuk
PKL selama 1-3 bulan, mereka banyak
membimbing WBS yang sedang PBK,
membantu di bagian administrasi.
dunia usaha hanya menyediakan tempat
Perguruan Tinggi bagi WBS untuk melaksanakan PBK
Perguruan tinggi yang menjadi jejaring sesuai dengan permintaan dari PSBKPL
kerja PSBK adalah STKS Bandung, Bekasi.
UNJ, UHAMKA dan UIN. Mahasiswa 3. Pasca Intervensi
terkait melakukan PKL di PSBKPL.
a. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Mahasiswa menjadikan PSBK sebagai
Kota Bekasi.
laboratoriumnya. Mereka melakukan
kegiatan bimbingan terhadap warga Dinas Tenakertrans merupakan jejaring

60 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


kerja PSBKPL Bekasi dalam penyaluran c. Dunia Usaha
eks WBS sebagai transmigrasi. PSBKPL melakukan koordinasi dengan
PSBKPL mengikutsertakan WBS dunia usaha untuk dapat menerima
sebagai transmigrasi, yang merupakan eks WBS bekerja di tempat usaha
program dari Disnakertrans. Menurut tersebut. Namun tidak semua dunia
peksos tujuan daerah transmigrasi WBS usaha yang dihubungi PSBKPL Bekasi
adalah kalimantan tengah, sulawesi, mau menerima eks WBS bekerja di
gorontalo, morotai dan maluku utara. tempat usahanya. Sertifikat dan surat
Informan Disnakertrans mengatakan rekomendasi belum cukup untuk bekal
transmigrasi merupakan salah satu eks WBS untuk diterima bekerja di
program Disnakertrans, sehingga dengan dunia usaha.
adanya informasi dari PSBKPL adanya
Informan dunia usaha mengatakan
WBS yang ingin ikut bertransmigrasi,
keterampilan eks WBS masih dangkal
maka Disnakertrans merasa terbantu
untuk merikrut warga calon transmigrasi. sehingga belum cukup untuk langsung
Kemudian PSBKPL memintak bantuan bekerja di tempat usaha, eks WBS masih
kepada disnakertrans untuk membantu butuh bimbingan lebih lanjut. Namun
proses pembuatan syarat transmigrasi. demikian menurut peksos ada dunia
Menurut peksos jika ada warga binaan usaha yang memintak langsung kepada
sosial yang ingin ikut bertransmigrasi, PSBK eks WBS yang ingin bekerja, hal
PSBKPL Bekasi berkoordinasi dengan ini biasanya dunia usaha dimana WBS
Disnakertrans Kota Bekasi. Kemudian ditempatkan untuk PBK, pihak dunia
petugas Disnakertrans datang ke PSBKPL usaha sudah tau kemampuan WBS
untuk membantu melengkapi data-data tersebut. Dunia usaha yang banyak
yang dibutuhkan. Belum ada perjanjian menerima eks WBS adalah bengkel
kerjasama/MoU dengan Disnakertrans. motor.
b. Dinas sosial Tk.II. Merujuk pada pernyataan Sigit dan
PSBKPL Bekasi berkoordinasi dengan Nizar (2012), bahwa meskipun kita berada
Dinas Sosial sebagai lembaga pengirim, di era modern, dimana segala sesuatu dapat
dalam rangka rencana pemulangan dikendalikan dengan tehnologi mutakhir,
warga binaan sosial. Melalui koordinasi tetapi kesuksesan lembaga atau organisasi
ini diharapkan Dinas Sosial sebagai masih sangat bergantung pada keberhasilan
lembaga pengirim dapat memantau, menciptakan Jejaring Kerja (networking).
memberikan pendampingan dan Kemudian Kaloh (2007) dalam Sipagimbar
melakukan pembinaan lanjut bagi warga (2013) mengatakan bahwa dalam kondisi yang
binaan sosial yang sudah dikembalikan kompleks, suatu organisasi dapat melakukan
ke masyarakat. Namun pada saat sesuatu dengan lebih baik, bila dikerjakan
fgd terungkap bahwa pendampingan
bersama-sama pihak lain, saling bekerja
terhadap eks WBS oleh instansi sosial/
sama, saling percaya-mempercayai, dan saling
instansi pengirim sulit dilakukan karena
mendukung. Menciptakan jejaring kerja dengan
terbatasnya anggaran dan sumber daya
manusia. Sementara PSBKPL Bekasi menghimpun kekuatan, tetapi menyebarkan
juga tidak bisa melakukan binjut secara apa yang ada pada suatu organisasi dan
keseluruhan di lokasi eks WBS, karena mendorong pihak lain melakukan hal yang
keterbatasan anggaran. sama. Hal ini sejalan dengan apa yang

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 61
Ruaida Murrnii
dilakukan oleh PSBKPL Bekasi, sebagian besar Jejaring kerja begitu bermanfaat bagi eks
pelaksanaan kegiatan baik pada pra rehabilitasi warga binaan sosial, eks warga binaan sosial
(pra intervensi) maupun dalam pelaksanaan mengatakan, setelah selesai mengikuti program
rehabilitasi dan pasca rehabilitasi, PSBKPL rehabilitasi di PSBKPL, belum sepenuhnya
Bekasi melakukannya dengan jejaring kerja eks warga binaan sosial mampu berwirausaha
yang dianggap mampu menjalin kerjasama yang sendiri, selain merasa belum mampu bekerja
baik. PSBKPL melakukan jejaring kerja dengan sendiri, stimulan berupa tolkit/peralatan
lembaga pemerintah, swasta mapun masyarakat keterampilan yang diberikan dari PSBKPL
secara kelompok maupun perorangan. Bekasi masih belum lengkap dan belum
mempunyai lahan/tempat untuk melakukan
PSBKPL Bekasi mempunyai tanggung usaha. Sehingga membutuhkan lembaga lain
jawab sosial dan moral terhadap keberhasilan untuk memberi peluang kerja bagi mereka. Dari
pelayanan dan rehabilitasi terhadap warga eks warga binaan sosial terungkap juga bahwa,
binaan sosial sebagai warga binaan sosial. mereka sangat membutuhkan dukungan dari
Tanggung jawab tersebut juga menjadi sangat instansi terkait terutama instansi sosial, untuk
luas ketika penerima pemanfaat dan masyarakat mempasilitasi mereka mendapatkan tempat
sebagai individu maupun komunitas yang
usaha bagi yang sudah mampu berwirausaha,
berperan sebagai pemantau atau sebagai dan mendapatkan kelengkapan peralatan usaha
penilai kinerja panti yang diharapkan dapat yang sudah diberikan oleh PSBKPL Bekasi.
menghasilkan kinerja yang optimal. Artinya Namun hal tersebut belum didapatkan oleh
dapat membentuk manusia seutuhnya ketika eks warga binaan sosial dari instansi terkait
sudah diberi pelayanan, bimbingan dan setempat.
rehabilitasi di PSBKPL Bekasi. Untuk itu
PSBKPL sebagai lembaga yang berperan Jejaring kerja yang dibangun PSBKPL
membentuk manusia seutuhnya, dituntut selalu Bekasi, mampu meningkatkan kinerja PSBKPL,
berusaha untuk memberikan pelayanan prima dan memberi kemudahan bagi PSBKPL dalam
terhadap warga binaan sosial. Ketika PSBKPL melaksanakan kegiatannya. Seperti yang
Bekasi memberikan pelayanan, bimbingan dikatakan pekerja sosial dengan adanya jejaring
dan rehabilitasi kepada warga binaan sosial, kerja seperti dengan dunia usaha, pelaksanaan
dan mendapatkan hasil yang optimal, akan PBK bagi WBS dapat dilaksanakan dengan
meningkatkan posisi tawar warga binaan lancar, demikian juga dengan pihak kesehatan
sosial ketika masih berada dalam panti dan dan lainnya dapat meningkatkan kinerja PSBK.
setelah kembali ke masyarakat. Artinya dengan
pelayanan, bimbingan dan rehabilitasi yang KESIMPULAN
diberikan, eks warga binaan sosial memiliki Berdasarkan bahasan di atas dapat diambil
keahlian yang mampu memberikan nilai yang kesimpulan sebagai berikut :
memposisikannya ke personil yang dibutuhkan
1. PSBKPL Bekasi melakukan pelayanan dan
di pasar kerja maupun di masyarakat. Untuk
rehabilitasi sosial terhadap penyandang
mewujudkan hal tersebut PSBKPL sudah
disabilitas tubuh melalui tahap-tahap
melakukan tahapan kegiatan pelayanan sosial kegiatan yang telah direncanakan. Setiap
dan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas tahapan kegiatan dilaksanakan oleh pekerja
tubuh dengan berkolaborasi dengan jejaring sosial dan struktural serta tenaga fungsional
kerja. lainnya, berkolaborasi dengan jejaring

62 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


kerja. Walaupun PSBKPL telah memiliki membutuhkan pendampingan dari instansi
SDM untuk melaksanakan tahapan kegiatan pengirim. Instansi pengirim/Pemerintah
tersebut, untuk mencapai keberhasilan yang Daerah/instan sosial setempat mempunyai
optimal, PSBKPL Bekasi tidak bekerja peran penting dalam keberhasilan eks
sendiri baik pada tahap pra rehabilitasi warga binaan sosial untuk mendapatkan
(pra intervensi), pada saat rehabilitasi kemandiriannya, baik dari segi ekonomi
(intervensi) dan pasca rehabilitasi. PSBKPL maupun perannya di masyarakat. Ketika
Bekasi memanfaatkan jejaring kerja yang eks warga binaan sosial sudah merasa
dianggap peduli dan mampu melakukan mampu melakukan wira usaha sendiri,
kerjasama dengan PSBKPL baik dari sementara belum memiliki lahan untuk
instansi pemerintah, swasta. Pada tahap tempat berwirausaha maka pemerintah
Pra intervensi jejaring kerja PSBKPL daerah/instansi sosial setempat perlu
Bekasi adalah Instansi Sosial Tk II, Panti memfasilitasi untuk mereka berwira usaha.
sosial, RSUD Bekasi, kepolisian. Pada Kemudian peralatan yang diberikan oleh
tahap intervensi, kepolisian, Kantor Urusan PSBKPL Bekasi ketika warga binaan sosial
Agama, RSUD Bekasi, Lembaga pendidikan dikembalikan ke masyarakat, hanyalah
dan dunia usaha. Pasca intervensi Dinas bersifat stimulan, artinya tidak semua
tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Sosial perlengkapan usaha yang diterima eks
dan dunia usaha. warga binaan sosial dapat dilengkapi oleh
2. Peran jejaring kerja pada setiap tahap PSBKPL Bekasi, untuk itu pemerintah
kegiatan belum dilakukan secara maksimal, daerah perlu memberikan kelengkapan
seperti pada pasca rehabilitasi, peran usahanya selain memberikan tempat usaha.
instansi terkait/lembaga sosial sebagai Hal ini juga untuk memaksimalkan peran
lembaga pengirim belum berperan sebagai dan tanggung jawab pemerintah daerah
pendamping dan pembimbing eks warga terhadap warganya yang membutuhkan
binaan sosial, sementara ketika warga binaan bimbingan dan bantuan.
sosial kembali ke masyarakat, seharusnya 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
yang paling berperan adalah instansi terkait, merupakan salah satu instansi yang
karena esk warga binaan sosial merupakan bertanggung jawab terhadap pekerjaan ex
tanggung jawab dari lembaga pengirim. warga binaan sosial, sehingga perannya
Kemudian hubungan kerja antara PSBKPL perlu ditingkatkan, bukan saja hanya
Bekasi dengan jejaring belum berdasarkan mengikutkan eks warga binaan sosial untuk
MoU atau perjanjian kerjasama yang memuat mengikuti transmigrasi, tetapi juga PSBKPL
tugas dan fungsi masing-masing pelaku. Bekasi bersama-sama dengan Disnakertrans
mengupayakan sumber penghasilan eks
SARAN warga binaan sosial, baik usaha mandiri
1. Instansi Sosial/Pemerintah Daerah Tk II maupun bekerja sebagai pekerja gajian,
setempat sebagai lembaga pengirim, perlu artinya mendapatkan gaji rutin setiap bulan
dioptimalkan perannya, bukan saja hanya dengan bekerja di dunia usaha.
sebagai penyedia data dan pendaftaran
3. PSBKPL sebaiknya bekerjasama dengan
calon warga binaan sosial pada tahap pra
Dunia usaha bukan hanya pada pelaksanaan
intervensi, dan pada pasca intervensi dalam
PBK, tetapi juga pada pelaksanaan latihan
rangka pemulangan warga binaan sosial
keterampilan dan pasca rehabilitasi guna
ke masyarakat. Akan tetapi justru setelah
memberi peluang kerja kepada eks warga
warga binaan sosial dikembalikan ke
binaan sosial. Sedangkan pada pelaksanaan
masyarakat sebagai eks warga binaan sosial,

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 63
Ruaida Murrnii
latihan keterampilan, dunia usaha diperankan DAFTAR PUSTAKA
sebagai tenaga instruktur keterampilan, Adi, Isbandi Rukminto, (2013). Kesejahteraan
karena dunia usaha lebih memahami Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan
perkembangan pasar, sehingga pelaksanaan Sosial, dan Kajian Pembangunan).
kegiatan keterampilan yang dilaksanakan
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
di PSBKPL bisa menyesuaikan dengan
perkembangan pasar/kebutuhan pasar. Departemen Sosial RI, (2004). Standarisasi
4. Tokoh Masyarakat memiliki posisi penting Panti Sosial. Jakarta: Badan Pelatihan
di masyarakat, tokoh masyarakat perlu dan Pengembangan Sosial.
diperankan sebagai pendamping eks warga
binaan sosial, tokoh masyarakat merupakan ............, (2006). Pedoman Teknis Pelayanan
jejaring kerja yang dapat dioptimalkan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan
dalam pendampingan eks warga binaan dan Pengemis Sistim Panti. Jakarta :
sosial, memonitor dan memberi suport atas Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial,
perkembangan eks warga binaan sosial. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi
5. Kerjasama dengan Instansi pemerintah Sosial Tuna Sosial.
maupun dunia usaha perlu di tingkatkan
............, (2007). Standart Pelayanan Minimal
dengan membuat perjanjian kerjasama, guna
memperjelas peran masing-masing instansi/ Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
lembaga sehingga dapat berperan penuh Gelandangan dan Pengemis. Jakarta :
dalam melaksanakan rehabilitasi terhadap Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial,
WBS sesuai dengan perannya masing- Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi
masing, untuk mengatasi permasalahan Sosial Tuna Sosial.
WBS. Harapan selanjutnya ketika WBS
kembali ke masyarakat, mampu mengakses Fahrudin, A. (2011). Kesejahteraan Sosial.
dunia usaha maupun menciptakan usaha Sebuah Pengantar, Jakarta : P3KS Press.
sendiri dengan keterampilan yang dimiliki,
Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial. (2010),
pada akhirnya eks WBS dapat mandiri.
http://hassansaja.blogspot.com /2010/
6. Dalam menentukan keterampilan yang 10/kesejahteraan-dan-pelayanan-sosial.
diberikan kepada WBS, bukan hanya html, diakses 7-3- 2015
berdasarkan minat dan bakat WBS, tetapi
juga diarahkan berdasarkan kebutuhan Maryanto. (2013). Cara Mudah Membangun
pasar/marked need, sehingga tenaga kerja Jejaring Kerja (Networking), http://www.
eks WBS akan terserap di pasar kerja. bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang/
index.php/pojok -sentir/233-cara-
UCAPAN TERIMAKASIH
mudah-membangun-jejaring-kerja-
Disampaikan terimakasih kepada nara
networking-2, diakses 20-3-2015.
sumber, teman peneliti dan semua pihak yang
telah memberikan masukan untuk kelancaran Murni, Ruaida (2014). Pelayanan dan
penulisan naskah ini, mulai dari penelitian, Rehabilitasi Terhadap Gelandang
penulisan sampai pada diterbitkannya. Semoga dan Pengemis di Panti Sosial Bina
tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah Karya Pangudi Luhur Bekasi. Jurnal
wawasan bagi pembacanya terkait dengan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol.
Gelandangan dan Pengemis. 13, No.2, Juni, Jogyakarta. B2P3KS

64 SOSIO KONSEPSIA Vol. 5, No. 02, Januari - April, Tahun 2016


Noval, Muhammad, (2008). Pengembangan Widati, Sri, M. Pd., (2012), Rehabilitasi .http://
Jejaring Litbang Dalam Peningkatan file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PEND.
Peran Dan Fungsi Litbang Bagi LUAR _BIASA /195310141987032-
Pembangunan Daerah (Tinjauan SRI_WID A TI/MK_REHAB/
Kebijakan Depdagri), http://noval- REHABILITASI _PSIKO_ FISIKAL.
labadjo.blogspot.com/2008/07/ Pdf, diakses 12-2-2015
pengembangan-jejaring-litbang-dalam.
Widodo, N dkk. (2009) . Studi Pelayanan
html , diakses 11-3-2015
Sosial Remaja Putus Sekolah Terlantar
Suharto, Edi, (2004). Peran Pekerja Sosial Melalui Panti Sosial Bina Remaja.
Dalam Penanganan Masalah Sosial Jakarta: P3KS Press
Global , http/www.policy/suharto/
modul_ a/makindo_33.html, diakses Widodo, N. (2012). Evaluasi Pelaksanaan
Rehabilitasi Sosial Pada Panti Sosial.
Tanggal 20 -1 - 2015
Jakarta : P3KS Press.
Sukoco, Dwi Heru (n.d). Isu-Isu Tematik
Pembangunan Sosial, bagian 6;
Kemitraan Dalam Pelayanan Sosial,
Badan Pelatihan dan Pengembangan
Sosia. Jakarata : Departemen sosial RI

Sipagimbar, Putra Banjar, (2013). Jejaring


Kerja Diklat, http://sdnegeri2sibuhuan.
blogspot.com/2013/05/jejaring-kerja-
diklat.html, diakses tanggal 20 -2-2015

Sigit, B dan Nizar, (2012). Membangun


Jejaring Kerja dan Kemitraan, http://
www.google. com/url?sa=t&rct=j&q=
&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0C
CIQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdikl
at.jogjaprov.go.id, diakses 20-2-2015

Triastuti, S. (2012). Peranan Panti Asuhan


Bina Amal Shaleh Amanah Klepu
Sumberarum Moyu dan Sleman
Yogyakarta Dalam Pemberdayaan
Anak MelaluiI Keterampilan Sablon.
thesis, Universitas Negeri Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan.

Teori Stakeholder, (2012). http://anahuraki.


lec ture.ub.ac.id/fi les/2012/03/
STAKEHOL DERS.3.pdf, diakses 7-3-
15.

Peran Jejaring Kerja dalam Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Terhadap
Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasii 65
Ruaida Murrnii

Anda mungkin juga menyukai