Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI


TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI
POSITIF

Affiyani Pramono

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah: dapat
Diterima Oktober 2013 ditemukannya model bimbingan kelompok melalui teknik psikodrama yang efektif untuk
Disetujui Oktober 2013 mengembangkan konsep diri positif siswa kelas IX SMP 2 Mejobo Kudus Tahun Pelajaran
Dipublikasikan November 2012/2013. Untuk menghasilkan model bimbingan kelompok melalui teknik psikodrama
2013 untuk mengembangkan konsep diri positif siswa tersebut, penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian pengembangan dengan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: (1) Studi
Pendahuluan, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan Model Hipotetik, (4) Penelaahan Model
Keywords:
Hipotetik, (5) Revisi, (6) Uji Coba Terbatas. Sedangkan subjek uji coba adalah kelas IX SMP
Group guidance;
N 2 Mejobo kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada tataran teknis diterapkan: metode
Psychodrama; analisis deskriptif, metode partisipatif kolaboratif, dan metode Quasi eksperimen. Hasil secara
Self concept umum dalam penelitian ini yakni ditemukannya model bimbingan kelompok melalui teknik
psikodrama yang efektif untuk mengembangkan konsep diri positif. Serta berdasarkan hasil
analisis, kemudian dikonsultasikan dengan tabel uji t dengan N=10 taraf signifikan 5%=2,228
ternyata hasil perhitungan lebih besar dari harga tabel (17,2>2,228) maka dapat dikatakan
signifikan.

Abstract
This research uses developmental research. The purpose of this study is can be found a model group
guidance service through psychodrama technique to develop the positive self concept for student of class IX
SMP N 2 Mejobo Kudus in the academic year 2012/2013. To obtain a model of group guidance model
through psychodrama technique and develop a positive self-concept of students, this study uses research
and development design. The stages are as follows: (1) preliminary studies, (2) planning, (3) development
of hypothetical model, (4) review of hypothetical model, (5) revision and (6) limited test group. The subject
are students on grade IX of SMP Negeri 2 Mejobo in the academic year 2012/ 2013. At the technical
level, the researcher used a descriptive analysis method, collaborative participatory method and quasi-
experimental method. The result found an effective model group guidance service through psychodrama
technique to develop a positive self concept. This result can be proved by t the test = 17.2 > ttable 5% =
2.262. It can be concluded that taccount > ttable.

© 2013 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi:
ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: pps@unnes.ac.id
Affiyani Pramono / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

Pendahuluan akademik maupun sikapnya di lingkungan


sekolah, maka perlu adanya konsep diri dari
Pikunas (dalam Yusuf, 2011: 184) siswa tersebut yang positif.
mengemukakan bahwa “masa remaja Berdasarkan observasi di sekolah tersebut
digambarkan sebagai masa badai dan tekanan diperoleh data bahwa masih terdapat siswa kelas
(storm & stress), frustasi dan penderitaan, konflik IX belum mempunyai konsep diri yang positif.
dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun dan Gejala yang nampak adalah masih adanya siswa
perasaan teralineasi dari kehidupan sosial”. Siswa yang bersikap pesimis terhadap kompetisi, belum
usia remaja di sekolah sebagai individu yang mempunyai kepercayaan diri untuk berpendapat,
sedang mengalami taraf perkembangan pribadi adanya siswa yang memiliki perasaan rendah
secara optimal di berbagai aspek kehidupan. diri, dan adanya siswa yang mempunyai
Dalam kehidupan sehari-hari, sering peneliti perasaan tidak mampu melaksanakan tugas
jumpai siswa ber-IQ (Intelligence Quotions) tinggi dan tanggungjawabnnya. Siswa yang demikian
gagal dalam menempuh ujian. Tetapi sering itu dapat dikatakan memiliki konsep diri yang
peneliti dengar pula bahwa banyak siswa yang negatif.
memiliki IQ sedang, ternyata mereka berhasil Agar remaja, khususnya kelas IX SMP
dalam menempuh ujian.. Bila siswa berpikir N 2 Mejobo Kudus memiliki konsep diri yang
bahwa dirinya bisa, maka siswa cenderung akan positif maka perlu adanya bimbingan yang tepat
sukses, sebaliknya bila siswa berpikir bahwa dari guru bimbingan dan konseling di SMP
dirinya akan gagal, maka sebenarnya siswa tersebut. Bimbingan dan konseling dengan pola
mempersiapkan diri untuk gagal. Dengan kata 17plus memiliki sembilan jenis layanan yang
lain harapan terhadap diri sendiri merupakan semuanya merupakan kegiatan bantuan dan
prediksi untuk mempersiapkan diri sendiri. tuntutan yang diberikan kepada siswa khususnya
Siswa yang merasa tidak memiliki kemampuan di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya
menunjukkan sikap negatif terhadap kualitas dan mengembangkan sikap yang positif kepada
kemampuan yang dia miliki. Pandangan dan siswa. Layanan bimbingan kelompok merupakan
sikap negatif terhadap kualitas kemampuan, salah satu jenis layanan yang dianggap tepat
mengakibatkan siswa memandang seluruh untuk memberikan kontribusi pada siswa untuk
tanggungjawabnya sebagai sesuatu yang sulit mengembangkan konsep diri.
diselesaikan. Menurut Prayitno (2004: 1) layanan
Pandangan dan sikap individu terhadap bimbingan kelompok merupakan proses
dirinya inilah yang dikenal dengan konsep diri. pemberian informasi dan bantuan pada
Konsep diri merupakan pandangan menyeluruh sekelompok orang dengan memanfaatkan
individu tentang totalitas dari diri sendiri dinamika kelompok guna mencapai suatu
mengenai karakteristik kepribadian, nilai- tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam
nilai kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan
kelemahan dan segala yang terbentuk dari media penyampaian informasi sekaligus juga
segala pengalaman dan interaksinya dengan bisa membantu siswa menyusun rencana
orang lain (Burn, 1993: 50). Selanjutnya Adelia dalam membuat keputusan yang tepat sehingga
(2011: 115) menegaskan bahwa seseorang yang diharapkan akan berdampak positif bagi siswa
memiliki konsep diri positif akan memandang yang nantinya akan menumbuhkan konsep
kelemahannya sebagai motivasi untuk terus diri yang positif. Selain itu apabila dinamika
berjuang, dan memandang keterbatasan ekonomi kelompok dapat terwujud dengan baik maka
sebagai suatu sarana untuk hidup sederhana demi anggota kelompok saling menolong, menerima
mencapai kebahagiaan. dan berempati dengan tulus.
SMP N 2 Mejobo adalah salah satu sekolah Bimbingan kelompok merupakan
menengah pertama yang ada di daerah Kudus. lingkungan yang kondusif yang memberikan
Sekolah ini tergolong sekolah yang berada di kesempatan bagi anggotanya untuk menambah
daerah cukup terpencil di Kota Kudus. SMP N penerimaan diri dan orang lain, memberikan
2 Mejobo walaupun berada di daerah yang jauh ide, perasaan, dukungan, bantuan alternatif
dari perkotaan, akan tetapi SMP ini juga berhak pemecahan masalah dan mengambil keputusan
memiliki kesempatan yang sama untuk maju yang tepat, dan bertanggung jawab atas pilihan
dalam hal akademik. Memiliki prestasi akademik yang ditentukannya sendiri. Suasana ini dapat
yang tinggi juga perlu didukung dengan adanya menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota
konsep diri yang positif pada diri siswa. Untuk yang selanjutnya juga dapat menambah konsep
mewujudkan siswa yang berkualitas, baik dalam diri yang positif.

100
Affiyani Pramono / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

Berdasarkan wawancara terhadap guru wahana pemahaman nilai-nilai positif bagi


bimbingan dan konseling, diperoleh informasi siswa, khususnya konsep diri positif dibentuk
bahwa di SMP N 2 Mejobo Kudus sudah yang tidak hanya dengan pendekatan personal
dilaksanakan layanan bimbingan kelompok. namun dengan pendekatan kelompok seperti
Namun, teknik-teknik yang digunakan bimbingan kelompok yang akan lebih optimal
dalam layanan bimbingan kelompok tersebut karena para siswa tidak akan merasa terhakimi
belum sesuai dengan informasi serta bantuan oleh keadaan sendiri, mereka juga akan merasa
yang dibutuhkan siswa, khususnya dalam mendapat pembinaan dan informasi yang positif
mengembangkan konsep diri. Hal itu tercermin untuk pengembangan konsep diri yang positif,
pada siswa merasa belum puas ketika setelah apalagi masalah konsep diri merupakan masalah
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. yang banyak dialami oleh remaja.
Mereka merasa konsep dirinya belum bisa
berkembang positif. Selanjutnya, layanan Metode
bimbingan kelompok tersebut terkesan tidak
hidup dan monoton karena selalu menggunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan
teknik diskusi dalam memecahkan masalah. penelitian pengembangan (research and
Teknik tersebut belum dapat membantu development). Adapun pengembangan model
mengembangkan konsep diri untuk siswa. Hal Bimbingan kelompok melalui teknik psikodrama
tersebut terlihat bahwa masih banyak siswa yang untuk mengembangkan konsep diri siswa
memiliki pandangan negatif terhadap dirinya. mengadopsi 10 tahapan pengembangan menurur
Ada beberapa macam teknik yang Borg & Gall, dimodifikasi menjadi enam tahap.
dapat digunakan dalam pelaksanaan layanan Hal ini dilakukan dengan alasan disesuaikan
bimbingan kelompok, salah satunya adalah teknik dengan kebutuhan penelitian. Keenam tahapan
psikodrama. Menurut Corey (dalam Romlah, tersebut adalah sebagai berikut: tahap 1 studi
2006: 108), psikodrama merupakan permainan pendahuluan, tahap 2 perencanaan, tahap
peranan yang dimaksudkan individu yang 3 pengembangan model hipotetik, tahap 4
bersangkutan dapat memperoleh pengertian lebih penelaahan model hipotetik, tahap 5 revisi, tahap
baik tentang dirinya, menyatakan kebutuhan- 6 uji coba terbatas. Visualisasi pengembangan
kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap Model terdapat pada gambar 1.
tekanan-tekanan terhadap dirinya. Dalam Dalam penelitian ini melalui beberapa
psikodrama ini, siswa dapat memperoleh tahap dengan subyek yang berbeda. Pada studi
pengertian yang baik tentang dirinya sehingga pendahuluan, subjeknya adalah siswa kelas IX
dapat menemukan konsep dirinya. yang berjumlah 158. Pada tahap pengembangan
Menurut Moreno (dalam Prawitasari, dan validasi model hipotetik subjeknya adalah
2011: 177) psikodrama memberikan kesempatan Ahli pakar yang berjumlah 2 orang dan Guru BK
orang untuk melihat kehidupan pribadi dengan yang berjumlah 1 orang. Sedangkan pada tahap
cara pandang berbeda setelah kehidupan uji coba terbatas, subjek penelitian adalah 10
pribadi itu didramakan dan dimainkan oleh siswa kelompok kontrol dan 10 siswa kelompok
orang tak dikenal yang berada dalam kelompok eksperimen yang ditentukan secara purposive
bersamanya. sampling atau sampel bertujuan.
Asumsi yang dipakai dalam penelitian Untuk mengungkap data pada tahap studi
ini adalah bahwa dengan model bimbingan pendahuluan, instrumen yang digunakan adalah
kelompok melalui teknik psikodrama dapat wawancara, observasi dan skala psikologi konsep
mengembangkan konsep diri positif. Dalam diri.
pelaksanaan bimbingan kelompok melalui Penelitian ini menggunakan dua metode
teknik psikodrama akan terjadi proses interaksi penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif secara
antar individu. Dengan berakting dalam sebuah terpadu, maka teknik analisa data pun dilakukan
drama yang sudah diskenario dengan topik secara terpadu. Analisa data kualitatif dilakukan
tentang konsep diri, maka diharapkan hal ini dengan mengelompokkan informasi-informasi
akan dapat menyadarkan seseorang (insight) dan data kualitatif berupa tanggapan, masukan,
juga menggali (to explore) permasalahan yang kritik dan saran yang di dapat dari para ahli.
sedang dihadapinya. Psikodrama memberikan Selanjutnya analisis data kuantitatif di peroleh
kesempatan untuk melatih dengan aman peranan dari angket lembar evaluasi yang diperoleh dari
baru, melihat diri sendiri, serta memberikan hasil uji coba ahli.
perubahan yang positif bagi seseorang. Selanjutnya, untuk membuktikan
Diharapkan bimbingan kelompok menjadikan hipotesis penelitian berupa pengujian efektifitas

101
Affiyani Pramono / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

1.Kajian Lapangan 3.Pengembangan Model


Awal
Kegiatan menggali data Model Bimbingan Kelompok
tentang: profil konsep diri 2. Perencanaan
melalui teknik psikodrama
siswa dan profil layanan untuk mengembangkan
Bimbingan Kelompok konsep diri positif
yang telah dilaksanakan

Model Yang Direvisi 4.Uji Kelayakan


Model bimbingan kelompok
(Judgement pakar)
melalui teknik psikodrama
Melalui masukan dan arahan
untuk mengembangkan konsep 5. Perbaikan
dari dosen pembimbing dan
diri positif siswa yang telah Model
guru bimbingan dan
teruji berdasarkan uji
konseling di tempat
kelayakan (Judgement Pakar)
penelitian

6.Uji Coba Terbatas


Subyek penelitian: Siswa
kelas IX SMP N 2 Mejobo

Gambar 1. Pengembangan Model

model digunakan uji beda rata-rata (t-test). serta merasa tidak percaya diri dengan apa yang
Analisis data secara keseluruhan dilakukan dimilikinya.
menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS Hal ini menandakan bahwa konsep diri
12.0 for windows. siswa masih negatif, para siswa belum mampu
mengenal baik kelebihan dan kelemahannya,
Hasil dan Pembahasan serta merasa tidak percaya diri dengan apa yang
dimilikinya.
Kondisi objektif di lapangan Kondisi seperti disebut di atas tidak
Pelaksanaan layanan bimbingan boleh dibiarkan begitu saja, perlu adanya
kelompok di tempat penelitian telah terencana penanganan yang serius agar dapat diatasi
dalam program bimbingan konseling, namun persoalan rendahnya konsep diri yang positif
dalam pelaksanaannya sering kali tidak sesuai siswa SMP 2 Mejobo Kudus. Hal ini mengginggat
dengan rencana. Pelaksanaannya hanya ketika kecerdasan emosi yang baik merupakan salah
dibutuhkan serta dalam pelaksanaannya masih satu modal dalam kehidupan manusia yang harus
menggunakan cara-cara konvensional yaitu ditumbuhkan pada setiap siswa agar mereka
hanya dengan diskusi tanpa mempertimbangkan dapat menjadi manusia yang mampu mengontrol
teknik yang tepat untuk membantu siswa dalam berbagai aspek yang ada pada dirinya..
menyelesaikan permasalahan secara tepat. Rangkuman Hasil Penyajian Data
Selanjutnya paparan perhitungan skor Penelitian.Berikut ini di uraikan tentang
skala konsep diri, diketahui bahwa profil konsep rangkuman hasil penyajian data model
diri siswa di SMP 2 Mejobo Kudus rata-rata bimbingan kelompok melalui teknik psikodrama
berada pada kategori sesuai (cukup). Meskipun untuk mengembangkan konsep diri positif siswa.
ada yang memiliki tingkat konsep diri yang tinggi Paparan lebih jelasnya disajikan dalam tabel 1.
tapi presentasenya sangat kecil. Diperkuat lagi Tabel 1 menunjukkan bahwa rerata skor
dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kedua kelompok tersebut pada posttest sama-
dengan guru pembimbing dan kepala sekolah sama meningkat jika dibandingkan dengan
bahwa memang ada siswa yang belum memiliki rerata skor pretest. Rerata skor perolehan siswa
keutuhan dan kestabilan dalam diri, belum kelompok ekperimen adalah 197, sedangkan
mengenal baik kelebihan dan kelemahannya, rerata skor perolehan siswa kelompok kontrol

102
Affiyani Pramono / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

Tabel 1. Rangkuman Hasil Skor Pretes dan Postes Model Bimbingan kelompok melalui Teknik Psiko-
drama untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
No. Kelompok Skor Pretes Skor Postes Rerata Skor
1 Eksperimen 822 1019 197
2 Kontrol 825 846 21

adalah 21. jika dilihat besarnya skor perolehan yang banyak dialami oleh remaja.
tersebut maka rerata skor perolehan siswa Berdasarkan hasil analisis data dengan
kelompok eksperimen lebih besar dari pada rerata uji t menunjukkan bahwa tujuan dari model
skor perolehan siswa kelompok kontrol. bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama
Pembahasan Hasil Uji Coba Keefektifan untuk mengembangkan konsep diri positif telah
Model tercapai, yakni dengan adanya perubahan dari
Model bimbingan kelompok yang hasil pretest dan posttest pada konsep diri yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah dimiliki oleh siswa kelas IX SMP N 2 Mejobo
bimbingan kelompok dengan memanfaatkan Kudus. Berdasarkan analisis dengan uji t
teknik psikodrama untuk mengembangkan kelompok eksperiment bahwa hasil pretest adalah
konsep diri siswa yang positif. Asumsinya 822 sedangkan posttest mengalami kenaikan
bahwa persoalan konsep diri siswa sekolah sebesar 197 yakni 1019. Maka berdasarkan
menengah pertama perlu untuk dikembangkan hasil analisis, kemudian dikonsultasikan dengan
secara optimal dikarenakan konsep diri tumbuh tabel uji t dengan N = 10 taraf signifikan 5% =
dan terbentuk dari interaksi seseorang dengan 2,228 ternyata hasil perhitungan lebih besar dari
orang-orang lain yang berpengaruh dalam harga tabel (17,2>2,228) maka dapat dikatakan
kehidupannya, biasanya orang tua, guru dan signifikan.
teman-teman. Serta konsep diri memiliki
sumbangan besar terhadap keberhasilan siswa Simpulan
dalam kehidupan yang sebenarnya di lingkungan
masyarakat dimana ia tumbuh dan berkembang. Hasil studi pendahuluan menunjukkan
Pertimbangan memanfaatkan teknik bahwa bimbingan kelompok belum dilaksanakan
psikodrama dalam bimbingan kelompok adalah secara berkesinambungan serta berdasarkan
psikodrama memberikan kesempatan orang penyebaran skala dan hasil wawancara mengenai
untuk melihat kehidupan pribadi dengan cara konsep diri siswa dapat disimpulkan bahwa
pandang berbeda setelah kehidupan pribadi itu konsep diri positif siswa kelas IX SMP 2 Bae
didramakan dan dimainkan oleh orang tak dikenal Kudus masih rendah.
yang berada dalam kelompok bersamanya. Model penelitian pengembangan ini
Dengan berakting dalam sebuah drama merupakan suatu proses pemberian bantuan
yang sudah diskenario dengan topik tentang kepada para siswa dalam memanfaatkan
konsep diri, maka diharapkan hal ini akan dinamika kelompok dalam bentuk drama
dapat menyadarkan seseorang (insight) dan untuk mengembangkan konsep diri positif
juga menggali (to explore) permasalahan yang mereka secara optimal melalui aktivitas yang
sedang dihadapinya. Psikodrama memberikan menyenangkan dalam situasi yang menyerupai
kesempatan untuk melatih dengan aman peranan kehidupan nyata yang terdiri dari tahap
baru, melihat diri sendiri, serta memberikan pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan
perubahan yang positif bagi seseorang. dan tahap pengakhiran.
Diharapkan bimbingan kelompok menjadikan Model bimbingan kelompok melalui
wahana pemahaman nilai-nilai positif bagi teknik psikodrama efektif bagi pengembangan
siswa, khususnya konsep diri positif dibentuk konsep diri positif siswa kelas IX SMP 2 Mejobo
yang tidak hanya dengan pendekatan personal Kudus. Hal ini dapat dilihat dari skor perolehan
namun dengan pendekatan kelompok seperti konsep diri siswa kelompok eksperimen lebih
bimbingan kelompok yang akan lebih optimal tinggi daripada skor perolehan kecerdasan emosi
karena para siswa tidak akan merasa terhakimi siswa kelompok kontrol.
oleh keadaan sendiri, mereka juga akan merasa Bagi konselor untuk memberikan
mendapat pembinaan dan informasi yang positif pendampingan dan penangganan siswa dengan
untuk pengembangan konsep diri yang positif, lebih cepat dan terarah serta dapat menggunakan
apalagi masalah konsep diri merupakan masalah model bimbingan kelompok melalui teknik

103
Affiyani Pramono / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

psikodrama untuk mengembangkan konsep diri Hurlock, E. 1990. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta:
positif siswa. Selain itu, kompetensi pemimpin Erlangga
kelompok seyogyanya adalah lulusan sarjana _________. 1994. Psikologi Perkembangan (Suatu
bimbingan dan konseling dan memahami Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga
mengenai pengembangan konsep diri kearah
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu
yang positif. Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Prawitasari, Johana E. 2011. Psikologi Klinis : Pengantar
Daftar Pustaka Terapan Mikro dan Makro. Jakarta : Erlangga
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling
Adelia, Winda. 2011. Kehebatan Berfikir Positif. Kelompok Dasar dan Profil. Jakarta: Ghalia
Yogyakarta : Sinar kejora Indonesia
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan _______. 2004. Seri Layanan L.6 L.7 Layanan Bimbingan
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang:
Aydin, Davut. 2009. Effectiveness of a Group Jurusan BK FIP UNP
Guidance Program On Realistic Study Field Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan
Choice Among First Year High School Studets. dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Journal. Journal of Theory and Practice in Rahardjo, Susilo. 2006. Pemahaman Individu I. Kudus :
Education ISSN: 1304-9496 2009, 5 (1): 67-84 Universitas Muria Kudus
Awan, Riffat Un Nissa. 2011. A Study of Relationship Rakhmat, Jalaludin. 2011. Psikologi Komunikasi.
between Achievement Motivation, Self Bandung: Remaja Rosda Karya
Concept and Achievement in English and Rini, Jacinta F. 2002. Konsep Diri. http://e-psikologi.
Mathematic at Secondary Level. Journal. com/dewasa/160110.htm
Journal Internasional Education Study. Vol 4 Romlah, Tatiek. 2006. Bimbingan Kelompok. Bandung:
No.3 August 2011 Remaja Rosda Karya
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta:
Pustaka Pelajar Bumi Aksara
Burn, R.B. 1993. Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Sarwono, W Sarlito. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:
Perkembangan dan Perilaku. (Alih bahasa: Eddy) Salemba Humanika
Jakarta: Arcan Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan
Centi, J. Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. (Alih Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
bahasa: A.M. Hardjana) Yogyakarta: Kanisius Jakarta: Rineka Cipta
Feist & Feist. 2010. Teori Kepribadian. (Alih bahasa: Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Smita Prathita Sjahputri) Jakarta : Salemba CV. Alfabeta
Humanika Wibowo, M.E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan.
Hadi, Sutrisno. 1987. Metode Research. Yogyakarta: Semarang: UPT Unnes Press
Andi Offset Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widia
Bandung: PT Refika Aditama Asmara Indonesia
Heydemans, Esther. 2009. Hubungan Antara Pola Wong, Josephine. 2006. Psychodrama as a preventive
Asuh Orang Tua, Konsep Diri, Motivasi measure : teenage girls confronting violence.
Diri, Iklim Sekolah dengan Kesadaran Emosi Journal. Journal of Group Psychoteraphy
Siswa SMP Negeri di Kota Malang. Disertasi. Psychodrama and Sosiometry
Universitas Negeri Malang Yusuf, Syamsu LN. 2011. Psikologi Perkembangan Anak
& Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

104

Anda mungkin juga menyukai