BAB II-dikonversi
BAB II-dikonversi
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
5
6
3. Patofisiologi
Normalnya, sendi dan tendon dilumuri oleh cairan khusus
yang terkunci di dalam sebuah komponen kecil. Kadang akibat arthitis,
cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dan komponen
tersebut kental seperti madu, dan jika terjadi kebocoran tersebut maka
akan mengalir keluar dan tidak dapat masuk kembali. Dan akan
mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan tangan
kita untuk berkerja sendi akan meremas dan menyebabkan tekanan
yang besar pada komponenn yang berisi cairan tersebut ini dapat
menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras
tulang.
Bagan 2.1
Cairan sinovial keluar dari dalam komponen (tidak bisa masuk kembali bersifat kental dan peka
Di lanjutkan di halaman 7.
lanjutan dari patway pada bagan 2.1.
Nyeri
Keterbatasan gerak
Pembedahan
Resiiko infeksi
Defisit pengetahuan
4. Manifestasi Klinis
Pada klien dengan tumor ada dua manifestasi klinis yaitu
manifestasi setempat dan sistemik, rangkumanya sebagai berikut
menurut (Utama & dkk, 2011) :
a. Manifestasi setempat
Benjolan pada tumor merupakan keluhan utama yang
sering dikemukakan klien, sering kali klien meraba atau merasakan
benjolan di bagian tertentu tubuhnya. Benjolan dapat timbul di
segala bagian tubuh, yang lokasi nya dekat atau di permukaan
kulit, jaringan lunak seperti Ganglion. keluhan utama yang sering
dikemukakan klien yaitu nyeri, pada awalnya tumor biasanya tidak
nyeri, namun tumor pada saraf atau mendesak saraf di dekatnya,
atau bila tumor di dalam organ padat dan tulang rangka tumbuh
terlalu cepat menyebabkan kapsul organ atau periosteum teregang.
b. Manifestasi sistemik
dengan berkembangya tumor dapat timbul gejala ini :
1) Demam
leokosit dan sel normal dalam tubuh lainnya menghasilkan
‘patogen endogen’ yang dapat mempengaruhi hipotalamus
timbul disregulasi temparatur tubuh bereaksi alergik terhadap
protein asing.
2) Penurunan berat badan, anemia, anemia progresif merupakan
gejala yang umum pada tumor ganas.
3) Ikterus
Bila keluhan pasien utama adalah ikterus, pertama harus
dipikirkan kemungkinan menyebabkan desakan dan obstruksi
ujung duktus koledokus, hepatoma primer, kanker metastatik
ke hati mendesak duktus hepatikus di porta hati, juga dapat
timbul ikterus
5. Komplikasi
c. Atroskopi
Menurut Rahmah (2017), Pada operasi ini, biasanya membuat
sayatan dengan ukuran yang lebih kecil. Kmudian atroskop akan
dimasukan ke dalam sayatan untuk melihat lokasi kista.
Selanjutnya akan memasukan alat pada sayatan tersebut untuk
mengangkat kista ganglion.
C. Proses Keperawatan
3) Persiapan kulit
Jika insisi akan di buat di kulit, biasanya klien perlu beberapa
jam sebelum di lakukan pembedahan pasien mandi terlebih
dahulu, tempat operasi telah di persiapkan lebih lanjut tepat
sebelum atau setelah di anastesi.
4) Medikasi preoperatif
Terdapat 4 jenis medikasi yang umumnya digunakan selama
praoperasi adalah sedatif, antibiotik, narkotik, dan agen
pengering. Sedatif biasanya diprogramkan sebelum
pembedahan sehingga klien dapat tidur dan menstabilkan
tekanan darah dan nadi. Antibiotik untuk mencegah infeksi
post operasi biasanya diberikan selama beberapa hari sebelum
pembedahan. Narkotik untuk membantu mencegah infeksi
pasca operasi. Agens pengering / antikolinergik mengurangi
kemungkinanan aspirasi.
b. Fase postoperasi
1) Setelah dilakukan pembedahan klien akan di pantau di Post
anasthesia care unit sampai klien pulih dari anastesi dan
bersih secara medis untuk meninggalkan unit, pemantauan
spesifik termasuk airway, breathing, sirkulasi, circulation.
tindakan di lakukan sebagai upaya untuk mencegah komplikasi
postoperasi seperti gelisah, susah bernapas, sianosis.
D. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien tumor ganglion ada beberapa
yang dapat ditemukan menurut Doenges (2000) dalam Lukman & Ningsih
(2013), di bawah ini akan diuraikan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Diangnosa keperawatan preoperasi
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan preoperasi
klien bedah dapat mencakup :
Diagnosa
No Tujuan Rencana Tindakan
Keperawtan
1 2 3 4
1 Ansietas Tingkat Pengurangan kecemasan
berhubungan kecemasan 1. Tinjau ulang
dengan krisis 1. Tidak terjadi pengalaman klien/
situasi (tumor), distres orang terdekat sebelum
ancaman/peruba 2. Tidak ada mengalami penyakit
han pada setatus perasaan tumor.
kesehatan/sosial
gelisah 2. Dorong klien untuk
ekonomi, fungsi
3. Wajah tidak mengungkapkan pikiran
peran, pola
tampak tegang dan perasaan.
interaksi,
3. Berikan lingkungan
ancaman
terbuka, dimana klien
kematian,
merasa aman.
perpisahan dari
4. mendiskusikan
keluarga
perasaan atau menolak
untuk berbicara.
5. Pertahankan kontak
sering dengan klien,
berbicara dengan
menyentuh.
6. Berikan informasi
yangg dapat dipercaya
dan konsisten serta
dukungan orang
terdekat.
1 2 3 4.
Kurang Pengetahuan Pengajaran : prosedur
2.
pengetahuan :prosedur /perawatan
berhubungan penanganan 1. Tinja ulang dengan
dengan kurang 1. Prosedur klien/orang terdekat
informasi, tidak penanganan tentang pemahaman
mengenal diagnosis, alternatif
sumber pengobatan, dan sifat
informasi atau harapan
keterbatasan 2. Tentukan persepsi klien
kognitif. tentang tumor dan
pengobatan
sebelum/sesudah
menderita tumor atau
pengalaman orang lain
tentang tumor
3. Berikan informasi yang
jelas dan akurat, jawab
pertanyaan secara
khusus, tetapi tidak
memaksa detail detail
yang tidak penting
4. Beritahu perawatan
khusus di rumah,
misalnya kemampuan
untu aktivitas sendiri
5. Lakukan evaluasi
sebelum pulang
kerumah sesuai dengan
indikasi
6. Tinjau tanda dan gejala
kebutuhan evaluasi
medis, misalnya
infeksi, perlambatan
penyembuhan, reaksi
obat, peningkatan nyeri.
1 2 3 4
3. Nyeri : akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan
1. Tidak 1. Kaji nyeri misalnya,
dengan
melaporkan lokasi nyeri, frekuensi,
kompresi/
nyeri durasi, dan intensitas (0
destruksi
2. Tidak – 10), serta tindakan
jaringan saraf,
meringis menghilangkan nyeri
obstruksi
3. Tidak ada yang digunakan
jaringan saraf
ekspresi wajah 2. Evaluasi terapi tertentu,
atau inflamasi,
nyeri misalnya pembedahan
serta efek
3. Tingkat kenyamanan
samping
dasar misalnya,
berbagai agen
relaksasi napas dalam,
terapi saraf
aktivitas hiburan
misalnya, musik.
4. Kembangkan rencana
keperawatan nyeri
bersama klien dan tim
medis
Tabel 2.3
Rencana keperawatan pada klien postoperasi dengan kasus soft tissue tumor
Diagnosa
No Tujuan Rencana Tiindakan
keperawatan
1 2 3 4
1. Nutrisi Status nutrisi Manajemen nutrisi
kurang dari
1. Mengonsumsi 1. Pantau intake makanan
kebutuhan
asupan yang setiap hari, biarkan
tubuh
mengandung klien menyiapkan buku
berhubungan
protein. harian tentang makanan
dengan
2. Asupan gizi sesuai indikasi
pembedahan,
seimbang. 2. Ukur tinggi badan,
distress,
berat badan, dan
emosional,
ketebalan lipatan kulit
keletihan
trisep, dan pastikan
jumlah penurunan berat
1 2 3 4
badan saat ini
3. Kontrol faktor
lingkungan misalnya,
bau, bising.
4. Dorong klien untuk
makan denggan diet
tinggi kalori kaya
nutrien, dengan intake
caran yang adekuat.
Dorong penggunaan
suplemen dan makan
sedikit tapi sering
5. Dorong penggunaan
teknik relaksasi.
6. Identifikasi klien yang
mengalami mual
muntah yang
diantisipasi