Anda di halaman 1dari 6

KULIAH 5

A. Unsur-Unsur Identitas Nasional


Bangsa Indonesia yang berada di pelbagai pulau di Nusantara adalah
bangsa yang bhinneka atau bangsa yang majemuk, terdiri atas pelbagai
suku bangsa atau etnis, bermacam-macam agama, beraneka kebudayaan,
dan pelbagai bahasa daerah, yang dimanunggalkan. Semua ini merupakan
unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia.
a. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dan
kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan
kebudayaan, khususnya bahasa. Dengan demikian pembahasan tentang
suku bangsa tidak lepas dan kebudayaan dan bahasanya sebagai unsur-
unsur pembentuk identitas nasional. Indonesia terdiri atas pelbagai suku
bangsa atau kelompok etnis yang bertempat tinggal di pelbagai pulau
besar maupun kecil, dan Sabang sampai Merauke yang disebut
Nusantara. Pelbagai suku bangsa ini disatukan atau dimanunggalkan
dengan Bhinneka Tunggal Ika, keanekaragaman suku, agama, bahasa,
dan berbagai aspek kebudayaan yang lain di Indonesia, akan tetapi tetap
bersatu di dalam wadah keindonesiaan. Dengan demikian bangsa
Indonesia adalah bangsa majemuk yang dimanunggalkan, manunggal
dalam bangsa dan nusanya, maka perlu dibina kesadaran nasional, dan
membutuhkan tokoh-tokoh penyatuannya.
Kesadaran nasional merupakan hal yang paling dasar dalam
manunggalkan bangsa, yaitu sadar berbangsa dan bernegara Indonesia,
dengan semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita
bersama dalam satu organisasi kenegaraan. Bangsa Indonesia adalah
bangsa manunggal yang bersifat terbuka menerima bangsa lain sebagai
satu kesatuan, seperti etnis Tionghoa, etnis Arah, dan sebagainya, yang
menyadari dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya.
b. Agama
Bangsa Indonesia sejak dahulu sampai sekarang termasuk bangsa
yang beragama, balk agama Hindu, Buddha, Islam, Katolik, maupun
Kristen. Di antara kelima agama tersebut, againa Islam merupakan
agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia. Walaupun
demikian, tidak diharuskan bafiwa hukum Islam menjadi hukum negara,
kelompok Islam menghonnati kelompok agama lain, dengan sikap
tenggang rasa, yaitu: Jangan berbuat sesuatu terhadap kelompok agama
lain apa yang tidak saudara kehendaki orang lain berbuat demikian
terhadap agama saudara.
Indonesia merupakan negara yang multiagama, maka Indonesia
dapat dikatakan sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi
bangsa. Semua agama di Indonesia harus menganjurkan para umatnya
untuk bersatu dan saling menghomiati dalam beragama. indonesia
bukan negara ateis, dan juga bukan negara. teokrasi, tetapi negara
“Theis Demokratis” yakni:
Negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
semna agama, sikap terhadap agama melindungi dan menjamin agama-
agama yang diberi kesempatan yang sama. Sifat-sifat pelaksanaannya
negara yang demikian ini adalah:
a. Negara mewajibkan warga negara untuk mengikuti pelajaran
ketuhanan Yang Maha Esa yang pelaksanaannya dalam ajaran-ajaran
agama.
b. Negara menjamin kemerdekaan kepada warganegaranya dalam hal
memeluk agama dan beribadat menurut keyakinannya masing-
masing.
c. Negara mempersilakan agama untuk menentukan syari’atnya sendiri,
sejauh tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan tidak
mewajibkan dengan hukum negara.
Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan
kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu sama lain. Sikap saling
menghormati dan menghargai perbedaan memungkinkan penganut
agama-agama yang berbeda bersaina-sama berjuang demi pembangunan
yang sesuai dengan martabat yang diterima manusia dan Tuhan.
c. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan
serta pengajarannya dan yang menjadi pedoman tingkah laku dan amal
perbuatan. Pedoman ini merupakan norma dasar yang harus diikuti oleh
masing-masing suku bangsa Indonesia yang mendiami wilayah
Nusantara sebagai kebudayaan daerah yang akhirnya menjadi
kebudayaan nasional. Norma dasar telah lama saling berkomunjkasj dan
berinteraksi, serta saling berintegrasi dalam kebudayaan masing-masing
suku bangsa dari dengan kebudayaan luar, yaita proses penyesuaian
antara unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu
keserasian fungsi di kehidupan masyarakat.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dapat dikatakan
bahwa kebudayaan daerah merupakan kerangka dasar yang saling
berintegrasi menuju ke kesatuan kebudayaan bangsa atau kebudayaan
nasional. Dengan demikian perkembangan kebudayaan bangsa atau
kebudayaan nasional tidak akan terlepas dan perkembangan
kebudayaan daerah.
Integrasi kebudayaan merupakan kerangka dasar untuk
rnewujudkan integrasi bangsa atau integrasi nasional yang kukuh dan
tangguh. Integrasi nasional yang dimaksudkan adalah proses penyatuan
berbagai kelompok sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan suatu identitas nasional.
Kebudayaan nasional juga merupakan hash interaksi dan integrasi
dan nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar (asing), yang
kemudian juga diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa Indonesia.
Hal yang penting adalah bahwa interaksi dan integrasi budaya tersebut
harus berjalan secara wajar dan alamiah, tanpa unsur pemaksaan dan
dominasi budaya satu daerah tertentu terhadap budaya daerah lainnya.
Dengan demikian kebudayaan nasional tumbuh dun berkembang sejalan
dengan tumbuh dan berkembangnya budaya daerah, demikian juga
majunva budaya daerah berarti majunya kebudayaan nasional, dan
majunya kebudayaan nasional karena majunya budaya daerah.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi
kebanggaan Indonesia. Bangsa Indonesia telab sepakat menggunakan
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia, sehingga nilal-nilal
yang terkandung di dalam Pancasila yaitu nilai ketuhanan atau religius,
nilai kemanusiaan atau hak asasi manusia, nilai persatuan atau nilai
nasionalisme, nilai kerakyatan atau demokrasi, serta nilai keadilan
sosial, akan menjadi tuntunan dasar dan segenap sikap, perilaku, dan
gaya hidup bangsa Indonesia dalam hermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian Pancasila sebagai dasar tindakan atau jiwa
bangsa Indonesia.
d. Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang yang bersifat sewenang-wenang
dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Di
Nusantara banyak terdapat ragam bahasa daerah sebagai sarana
interaksi antar manusia yang mewakili banyaknya suku bangsa atau
etnis. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
Di antara banyaknya bahasa, yang paling banyak digunakan
sebagai alat komunikasi antarsuku adalah bahasa Melayu yang
merupakan bahasa penghubung berbagai etnis yang mendiami
kepulauan Nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi di antara
suku-suku di Nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa
transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan Nusantara
yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para
pedagang asing.
Kemudian pada 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan
yang luar biasa, dengan nama bahasa Indonesia, melalui peristiwa
Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dan berbagai latar
belakang suku dan kebudayaan menetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia, dan setelah kemerdekaan
ditetapkan menjadi bahasa nasional.

B. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasienal.


Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dan masyarakat
Internasional memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang
berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia
berkembang menuju fase nasionalisme modem, djletajçkanlah pninsip-
prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Para pendiri negara menyadari akan pentingnya dasar filsalat
ini, kemudian melakukan suatu penyelidikan yang dilakukan oleh badan
yang akan meletakkan dasar filsafat bangsa dan negara yaitu BPUPKI.
Prinsipprinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa tersebut
yang diangkat dan filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar
flisafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan
negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada
kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat
bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilal
nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila itu bukan muncuf secara
tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan
melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila sebelum
dirumuskan secara formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia, dalam keflidupan sehari-hani sebagai suatu pandangan
hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak
lain adalah dan bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini,
menurut Notonagoro bangsa Indonesia adalah sebagai causa materialis
Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secam
formal oleh pam pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Proses perumusan mateni Pancasila secara formal
tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang
“Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhimya di syahkan secara
formal yunidis sebagai dasar filsafat negara Republik indonesia.
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang. Berdasarkan kenyataan objektif tersebut maka untuk
memahami jati diri bangsa Indonesia serta identitas nasional Indonesia
maka tidak dapat dilepaskan dengan akar-akar budaya yang mendasar
identitas nasional Indonesia. Kepnibadian, jati din, serta identitas
nasional Indonesia yang terumuskan dalam filsafat Pancasila harus
dilacak dan dipahami melalui sejarah terbentuknya bangsa Indonesia
sejak zaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit serta kerajaan lainnya
sebelum penjajahan bangsa asing di Indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yatu
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam
kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indones sejak
zaman dahulu kala sebelum mendinikan negara. Proses terbentuknya
bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejanafi yang cukup
panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, Ke V
kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia elah mulai nampak pada
abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sniwijaya dibawah wangsa
Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Ainlangga dan Majapahit di
Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Proses terbentuknya
nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut Yamin dinintis
diistilahkan sebagai fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh
karena itu secara objektif sebagai dasar identitas nasonalisme Indonesia.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menunit Yamin
dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang
dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun
1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Akhimya titik kulminasi sejanah perjuangan bangsa Indonesia untuk
menemukan identitas nasionalnya sendini, mementuk suatu bangsa dan
negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian
diprokiamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang
berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-
unsur identitas nasional, yaltu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai