Anda di halaman 1dari 7

KULIAH 7

A. Sistem Konstitusi Negara Indonesia


Dalam organisasi suatu negara ada naskah dasar atau naskah awal
yang disebut sebagai kaidah fundamental negara yaitu konstitusi.
Konstitusi negara dianggap sebagai kesatuan yang mencakup semua
bangunan hukum dan semua organisasi yang ada dalam negara.
Konstitusi berisikan aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum untuk mengatur fungsi dan seluruh lembaga negara termasuk dasar
hubungan kerja antara negara dan masyarakat yang merupakan refleksi
nilai-nilai dasar.
D.1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan naskah dasar sebagai kaidah fundamental
negara. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis constituer yang berarti
membentuk, yaitu membentuk, menyusun, atau menyatakan suatu negara,
konstitusi diartikan peraturan dasar tentang pembentukan suatu negara,
atau Undang-Undang Dasar.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia istilah konstitusi: Segala ketentuan
dan aturan mengenai ketatanegaraan atau berarti juga undang-undang
dasar suatu negara. Dalam bahasa Belanda istilah konstitusi dikenal
dengan grondwet (grond=dasar, wet=undang-undang) yang berarti undang-
undang dasar.
Dalam Bahasa Inggris dikenal istilah constitution yang diartikan
sebagai undang-undang dasar yaitu seluruh peraturan yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur masyarakat dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Secara terminologi Konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-
ketentuan dan aturan-aturan dasar yang dibentuk untuk mengatur fungsi
dan struktur lembaga pemerintahan termasuk juga dasar hubungan antara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara negara dan rakyat

D.2. Tujuan Konstitusi


Tujuan konstitusi secara umum dapat kita bagi dalam 3 bagian yakni
sebagai berikut:
1. Konstitusi itu memiliki tujuan dalam memberikan suatu pembatasan yang
sekaligus digunakan sebagai pengawasan atas kekuasaan politik dari
pemerintahan.
2. Konstitusi juga bertujuan dalam melepaskan kendali kekuasaan atas
hadirnya penguasaan sendiri atau absolut.
3. Konstitusi juga memiliki tujuan untuk memberikan sebuah batasan-
batasan berupa ketetapan pada setiap penguasa didalam melaksanakan
kekuasaannya.
D.3. Fungsi Konstitusi
Kontitusi mempunyai fungsi yang memiliki peranan didalam suatu negara.
Adapun fungsi konstitusi yakni sebagai berikut…
1. Konstitusi memiliki fungsi dalam membatasi kekuasaan dari pemerintah
supaya tak terjadi penyalahgunaan wewenang yang dijalankan oleh
pemerintah supaya hak-hak yang dimiliki warga negara bisa tersalurkan
dan terlindungi (Konstitusionalisme).
2. Konstitusi juga berfungsi menjadi suatu piagam kelahiran dari suatu negara
( a birth certificate of new state).
3. Konstitusi juga berfungsi menjadi sumber hukum yang tertinggi.
4. Konstitusi juga berfungsi menjadi suatu alat yang dapat membatasi
kekuasaan.
5. Konstitusi juga memiliki fungsi menjadi lambang dan identitas nasional.
6. Konstitusi juga mempunya fungsi menjadi suatu kebebasan warga suatu
negara dan hak asasi manusia.
D.4. Macam macam Konstitusi.
Untuk memahami mengenai macam macam konstitusi, yaitu :
1. Konstitusi tidak tertulis: Pengertian konstitusi yang tak tertulis atau non
documentary contitution merupakan sebuah peraturan yang tak diterangkan
didalam suatu dokumen tertentu yang secara terpelihara didalam
ketatanegaran pada suatu negara.
2. Konstitusi tertulis: Pengertian konstitusi yang tertulis atau documentary
contitution / writen contitution ialah sebuah peraturan yang tertuang pada
suatu dokumen khusus.

D.5. Konstitusi Negura Indonesia


Pengertian konstitusi dalam praktik ketatanegaraan ada dua arti,
pertama dalam arti umum adalah segala sesuatu dan aturan mengenai
ketatanegaraan, kedua dalam anti khusus adalah undang-undang dasar
suatu negara. Undang Undang Dasas Negara Indonesia yang saat ini
berlaku adalah Undang-Undang Dasar 1945 beserta amandemennya.
Pengertian pokok tentang Undang-Undang Dasar 1945 yang
dimaksudkannya adalah keseluruhan naskah, terdiri atas tiga hal:
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
2. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945;
3. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-Undang Dasar 1945 sejak Ketetapan MPR nomor
IX/MPR/1999, merupakan amandemen pertama, dan sampai sekarang
mengalami empat kali amandemen
1. Amandemen pertama disahkan 19 Oktober 1999.
2. Amandemen kedua disahkan 18 Agustus 2000.
3. Amandemen ketiga disahkan 10 November 2001.
4. Amandemen keempat disahkan 10 Agustus 2002.
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sebagian dari hukum dasar,
yaitu khusus hukum dasar tertulis, yang di sampingnya masih ada hukum
dasar tidak tertulis, yaitu “aturan-aturun dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis” yang
disebut “konvensi”. sedangkan hukum dasar tertulis merupakan konstitusi.
Hukum Dasar tertulis ini terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh
dan Penjelasan, sebagai satu kesatuan organik yang masing-masing
mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri.
Hukum dasar tertulis mempunyai syarat-syarat tertentu yang sering
dinyatakan juga sebagai sifat-sifatnya, yaitu :
1. Merupakan hukum yang mengikat pemerintah sebagai
penyelenggara negara, maupun rakyat warga negara.
2. Berisi norma-norma, aturan atau ketentuan-ketentuan yang
dapat dan harus dilaksanakan.
3. Merupakan perundang-undangan yang tertinggi berfungsi
sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum yang Iebih
rendah.
4. Memuat aturan-aturan pokok yang bersifat singkat dan
supel serta memuat hak asasi manusia, sehingga dapat memenuhi
tuntutan zaman.
Hukum dasar tidak tertulis disebut dengan istilah konvensi,
mempunyai syarat-syarat yang disebut dengan ciri-cirinya, yaitu :
1. Kebiasaan yang terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara.
2. Berjalan sejajar dengan Undang-Undang Dasar, sehingga tidak
bertentangan dengannya.
3. Merupakan aturan-aturan dasar sebagai pelengkap yang tidak
terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
4. Diterima oleh rakyat, sehingga tidak bertentangan dengan kehendak
rakyat.
Hukum dasar tidak tertulis dapat dijelaskan dengan memberikan
contoh-contoh yang terdapat dalam praktik-praktik penyelenggaraan negara
selama ini, yaitu:
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Menurut pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, segala
keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak. Akan tetapi,
sistem ini dirasa kurang sesuai dengan jiwa kekeluargaan sebagai
kepribadian bangsa. Karena itu, dalam praktik-praktik
penyelenggaraan negara selama ini selalu diusahakan untuk
mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan
ternyata hampir selalu berhasil.
2. Praktik-praktik penyelenggaraan negara yang sudah menjadi hukum
dasar tidak tertulis:
3. Pidato kenegaraan Presiden di depan sidang DPR setiap tanggal 16
Agustus.
4. Penyampaian pertanggungjawaban Presiden kepada Rakyat
dilaksanakan di depan MPR.
Dua hal di atas merupakan perwujudan dan pokok pikiran Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung
konsekuensi logis mewajibkan bagi pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur sebagai sarana untuk
mewujudkan ketertiban dan keadilan.
Undang-Undang Dasar 1945 yang singkat, mengandung semangat
dan merupakan perwujudan dan pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945, juga merupakan rangkaian kesatuan pasal-
pasal yang bulat dan terpadu.
B. Sistem Pemerintahan Indonesia dari Masa Ke
Masa
E.1. Sistem Pemerintahan Tahun 1945 – 1949
Sistem pemerintahan : Presidensial
Bentuk Pemerintahan : Republik
Konstitusi : UUD 1945
Pada awalnya sistem pemerintahan presidensial ini digunakan setelah
kemerdekaan Indonesia. Namun karena kedatangan sekutu pada Agresi Militer,
berdasarkan Maklumat Presiden no X pada tanggal 16 November 1945 terjadi
pembagian kekuasaan. Kekuasaan tersebut dipegang oleh perdana menteri
sehingga sistem pemerintahan Indonesia berganti menjadi sistem pemerintahan
parlementer.
Sistem Pemerintahan Tahun 1949 – 1950
Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Quasi Parlementer/Parlementer Semu
Konstitusi : Konstitusi RIS
Bentuk pemerintahan ini merupakan serikat dengan konstitusi dengan RIS,
sehingga sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun
karena sistem yang diterapkan tidak secara keseluruhan atau bersifat semu maka
sistem pemerintahan pada saat itu disebut dengan Quasi Parlementer.
Sistem Pemerintahan Tahun 1950 – 1959
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950
UUDS 1950 merupakan konsitutsi yang berlaku di negara Indonesia sejak
17 Agustus 1950 sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
Presideng Soekarno mengeluarkan Dekrit tersebut yang diumumkan dalam sebuah
upacara resmi di Istana Merdeka.
Sistem Pemerintahan Tahun 1959 – 1966 (Orde lama)
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang berisi:
Tidak berlakunya UUDS (Undang-Undang Dasar Serikat) 1950
dan berlakunya kembali UUD 1945.
Pembubaran Badan Konstitusional.
Membentuk MPR sementara dan DPA sementara.
Sistem Pemerintahan Tahun 1966 – 1998 (Orde Baru)
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Sistem Pemerintahan Tahun 1998 – Sekarang
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
E.2. Pokok-pokok Sistem Pemerintahan
Sebelum Amandemen UUD 1945
Terdapat 7 kunci pokok pada sistem pemerintahan negara tersebut.
1. Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan tertinggi negata ada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
4. Presiden merupakan penyelenggara pemerintah negara yang paling tinggi di
bawah naungan MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab atas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
6. Menteri negara merupakan pembantu presiden dan menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan kepala negara memiliki batasan.
Pemerintahan orde baru dengan menggunakan tujuh kunci pokok yang di
atas memberikan efek stabilnya pemerintahan dan kuat. Pemerintahanpun
memiliki sebuah kekuasaan yang besar. Walaupun terdapat kelemahan pada
sistem ini yaitu pengawasan yang lemah dari DPR. Tetapi kondisi
pemerintahannya lebih stabil.
E.3. Sistem Pemerintahan Setelah Amandemen
1. Bentuk negara kesatuan memiliki prinsip otonomi daerah yang luas.
Wilayah-wilayahnya terbagi menjadi beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahannya adalah republik konstitusional, sementara sistem
pemerintahannya adalah presidensial.
3. Presiden merupakan kepala negara dan sekaligus merupakan kepala
pemerintahan. Presiden beserta wakilnya dipilih melalui pemilihan umum
(pemilu) yang dipilih oleh rakyat langsung dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri yang sudah diangkat oleh presiden bertanggung jawab
kepada presiden.
5. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
6. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah
sebagai berikut;
7. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR.
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara
tidak langsung.
8. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
9. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
10. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-
undang dan hak budget (anggaran).

Anda mungkin juga menyukai