√ π a0
Fungsi gelombang keadaan dasar pada Ψ1 (r) dan Ψ2 (r) untuk kedua atom yang membentuk
suatu ikatan kovalen.
Gambar a Dua atom hydrogen yang hidroden yang terpisah jauh, fungsi gelombangnya
sedikit bersinggungan dari gari fungsi gelombang Ψ1 (r) untuk atom 1 yang berada di r = 0 ,
dengan Ψ2 (r) untuk atom 2 yang berada dijarak tertentu.
Gambit b Atom – atomnya berdekatan, fungsi gelombang keduanya bersinggungan dan
membentuk suatu fungsi gelombang gabungan yaitu Ψ1 (r) + Ψ2 (r) untuk system.
3. Ikatan van der waals
Gaya van der waals merupakan gaya tarik antar – molekul yang sangat lemah. Atom – atom
yang tidak membentuk ikatan ion atau ikatan kovalen saling tertarik oleh gaya van der
waals. Ikatan ion dan kovalen terjadi antara atom – atom yang membentuk molekul atau
padatan ion atomic sehingga bias dikatakan sebagai ikatan didalam molekul. Terdapat tiga
jenis gaya van der waals yaitu :
a. Gaya dipol –dipol merupakan interaksi antara dua molekul yang masing – masing
memiliki momen dipol listrik permanen. Interaksi yang terjadi pada senyawa polar
seperti HCl dan HBr memiliki momen dipol listrik permanen yang menari molekul –
molekul polar lainnya.
b. Gaya dipol –dipol terinduksi terjadi jika sebuah molekul polar yang memiliki momen
dipol listrik permanen mengingduksi suatu momen dipol dalam sbuah molekul nonpolar.
Diman medan listrik dari molekul polar menciptakan momen dipol dalam molekul
nonpolar sehingga menghasilkan gaya tarik – menarik antara kedua molekul. Seperti
molekul H2O (air ) yang bersifat polar dapat menginduksi molekul O2 (oksigen) yang
bersifat nonpolar. Dipo terinduksi inilah yang mengakibatkan gas oksigen larut dalam
air.
c. Gaya disperse yaitu suatu gaya tarik - menrik yang terjadi antar dua molekul nopolar.
Interaksinya terjadi karena momen dipol rata – rata dari sebuah molekul nonpolar adalah
nol, rata – rata kuadrat dari momen dipol tidak nol akibat fluktuasi muatan.
4. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan anarmolekul yang terjadi pada molekul – molekul yang
sangat polar dan mengandung atom hidrogen. Ikatan hidrogen disebabkan oleh gaya tarik -
menarik antara atom hydrogen dari molekul yang satu dengan atom molekul lainnya yang
sangat elekrtonegatif. Contoh senyawa yang mempunyai ikatan hydrogen yaitu H 2O, NH3,
dan HF. Dalam molekul air, atom O bersifat sangat elektronegatif sehingga pasangan
elektron ikatan O dengan H lebih tertarik kearah atom O. Hal ini atom H bersifat parsial
positif. Ikatan hydrogen relative lemah dibandingkan dengan ikatan – ikatan kimia lainnya
dengan energi sekitar 0,1 eV. Oleh karena itu es mencair pada suhu rendah yaitu 0℃ . akan
tetapi, meakipun sangat lemah. Ikatan hydrogen merupakan mekanisme penting yang
bertanggung jawab dalam menghubungkan moleku – molekul biologis dengan molekul –
molekul polimer. Contohnya dalam molekul DNA (asam deoksiribonukleat), yang memiliki
heliks ganda, ikatan yang terbentuk oleh penggunaan bersamaan sebuah proton antar dua
atom menciptakan hubungan antara setiap putaran heliks.
Pada persamaan tersebut I adalah inersia dari molekul yang dinyatakan oleh
I= ( mm11+mm22 ) r 2
(43.3)
I =μ r 2
Dimana m1 dan m2 adalah massa atom yang membentuk molekul, r adalah jarak pemisah
atom, dan μ adalah massa tereduksi dari molekul
m1 m2
μ= ( m1+m 2)
(43.4)
Besar momen sudut adalah L = Iω, yang pada dasarnya dapat bernilai berapa pun. Meskipin
demikian mekanika kuantum membatasi molekul pada frekuensi rotasi terkuantitasi tertentu
sehingga momen sudut bernilai
√ J ( J +1 ) h J = 0, 1, 2, 3, ………. (43.5)
Diman J adalah bilanhan bulat yang disebut bilangan kuantum rotasi. Dengan
menggabungkan 43.5 dan 43.2 diperoleh persamaan untuk nilai energy kinetic rotasi
molekul
1 1 L2 ( √ J ( J +1 ) h )
Erot = I ω2= ( I ω2 ) = =
2 2I 2I 2I
L2 (
Erot = J J +1 ) J =0 , 1 ,2 , 3 , … … . (43.6)
2I
Translasi antar tingkat – timgkat energy rotasi yang berdekatan menghasilkan radiasi yang
11
berada dalam daerah frekuensi gelombang mikro (f – 10 Hz). Translasi rotasi molekul –
molekul liniear yang diizinkandiatur oleh seleksi ∆ J =±1, semua garis dalam spectrum
molekul linier bersesuai dengan energy pemisah yang sama dengan E J – EJ-1, dimana J = 1,
2, 3, ……… dari persamaan 43.6 bahwa energy dari translasi dinyatakan oleh kondisi
L2 (
∆ E=E J −E J−1= | 2I
J J +1 )−( J −1 ) J |
h2 h2
∆ E= J= 2 J J =1 ,2 , 3 , … … . (43.7)
I 4π
Dimana J adalah bilangan kuantumrotasi untuk keadaan energy yang lebih tinggi. Oleh
karena itu ∆ E=h ,diaman f adalah frekuensi poton yang diserap, frekuensi untuk transisi J =
0 ke J = 1 adalah f1 = h / 4π 2I. frekuensi untuk transisi J = 1 ke J = 2f1 dan seterusnya
Gerak Vibrasi Molekul
Molekul sebagai suatu struktur yang fleksibel diman atom – atom terkait oleh “pegas efektif”
Gambar a molekul sebagai sebagai osilator harmonis sederhana selama atom - atom dalam
molekul tersebut berada titik terlalu jauh dari keadaan seimbangnya.
Gambar b grafik energy potensial molekul diatomik terhadap jarak pemisah atom, diama r 0
adalah jarak pemisahan keseimbangan dari atom – atom.
Menurut mekanika klasik, frekuensi getaran untuk system yang ditunjukkan pada gambar b
dinyatakan oleh persamaan
1 k
f=
2π √ μ
(43.8)
Energi vibrasi
( 12 ) hf v=0 , 1 ,2 , …
E vib= v + (43.9)
Dimana v adalah bilang bulat yang disebut bilangan kuantum vibrasi. Jika system berada pada
keadaan vibrasi paling rendah diman v = 0 maka energy keadaan dasarnya adalah 1/2hf. Pada
keadaan tereksitasi pertama v = 1, energy vibrasinya adalah 3/2hf. Dengan menyubstuusikan
persamaan 43.8 ke dalam persamaan 43.9 diperoleh energi – energy vibrasi
( 12 ) 2hπ √ kμ v=0 , 1 , 2, …
E vib= v + (43.10)
Aturan seleksi untuk transisi vibrasi adalah ∆ v=± 1. Dari persamaan 43.10 selisih energy antara
dua tingkat vibrasi yang berurut adalah
h k
E vib=
2π √ μ
=hf (43.10)
Spektrum Molekul
Sebuah molekul bergetar dan berotasi pada saat bersamaan. Sampai aproksimasi pertma kedua
gerak tersebut tidak saling mempengaruhi sehingga energy total molekul untuk kedua gerakan
adalah didapatkan dari persamaan 43.6 dan 43.9
1 h2
( )
E vib= v +
2
hf + J (J +1)
2I
(43.12)
h2 (
∆ E=hf + J +1 ) J =0 ,1 , 2, … .(∆ J =+1) (43.13)
2I
Gambar spectrum dari molekul HCl. Setiap garis terbagi menjadi double karena sempelnya
mengandung dua isotope klorin yang memiliki massa yang berbedasehingga momen inersianya
berbeda.
h2
∆ E=hf − J J =0 , 1 ,2 , … .¿ (43.14)
2I
Dimana J adalah bilangan kuantum rotasi keadaan awal. Persamaan 14.13 menghasilkan
serangkaian garis – garis berjarak sama yang lebih tinggi dari pada frekuensi f, segangkan
Persamaan 14.14 menghasilkan serangkaian garis – garis berjarak sama yang lebih rendah dari
pada frekuensi tersebut.
Gamabar a bahwa f (E) = 1 utuk E < E F dan f (E) = 0 untuk E > E F , artinya pada suhu 0
K semua keadan yang memiliki energy lebih kecil dari energy Fermi telah terisi,
sedangkan semua keadaan yang memiliki energy lebih besar dari energy Fermi adalah
kosong.
Gambar b menunjukkan bahwa pada saat T meningkat, distribusinya sedikit membulat,
dengan keadaan dibawah di dekat EF kehilangan populasinya dan keadaan diatas didekat
EF mendapatkan populasi akibat adanya eksitasi panas. Energi Fermi E F bergantung pada
suhu, tetapi untuk logam, ketergantungan tersebut bersifat lemah.
Partikel dalam sebuah kotak dan memperluas hasil – hasilnya ke dalam kasus
kotak tiga dimensi yang ada pada Bab 41. Jiak sebuah partikel bermasa m dibatasi untuk
bergerak kedalam sebuah kotak satu dimensi dengan panjang L, keadaan – keadaan yang
dimiliki tingkat – tingkat energy terkuantisasi yang dinyatakan oleh persamaan 41.12
h2 2
En = 2
n n=1 , 2 ,3 , …
8m L
Untuk sebuah logam pada kestimbangan termal, jumlah elektron per unit volume
N(E) dE yang memiliki energy antara E dan E + dE sama dengan hasil kali jumlah
keadaan yang diizinkan dengan probabilitas bahwa semua keadaan telah terisi yaitu N(E)
dE = f (E) g (E) dE;
3
N ( E ) dE=8
√ 2 π me 2 E 1/ 2 dE (43.16)
h3
Grafik dari N (E) terhadap E untuk dua suhu ditunjukkan pada gambar
Pada saat T = 0, fungsi distribusi Fermi – Dirac f (E) = 1 untuk E < E F dan f (E) = 0
untuk E > EF , pada T = 0, persamaan 43.17 menjadi
3 3
EF
8 √ 2 π me 2 1/ 2 2 8 √2 π me
2
(43.18)
n e= ∫ E dE=¿ E F3 /2 ¿
h 3
0 3 h 3