Anda di halaman 1dari 6

Nama Asisten : Laksmi Putri

Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021


Tanggal Pengumpulan: 1 Februari 2021

ANALISIS KADAR VITAMIN C


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Silvano Jovan (240210180093)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: silvano18001@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT

Vitamin C is an organic component with little quantity in human body that’s very
important to maintain human health, and increase endurance. This experiment aims to measure
vitamin C content in tomato samples with iodometry method. The result is that sample F2M0(1)
code E1(A) and E1(B) have the same vitamin C content of 46,4 mg/100g. Samples F2M1(1) code
F1(A) and F2(B) also have the same vitamin C content of 37,25 mg/100g. Sample F3M1(1) code
H1(a) have 68,81mg/100g of vitamin C and code H1(B) have 70,27 mg/100g of vitamin C. The
result of this experiment is different with SNI 3162-1992, which can be done because various
reasons.

Keywords: Iodometry, Tomato, Vitamin C

PENDAHULUAN tubuh dan menambah daya tahan tubuh.


Vitamin C bisa menambah imunitas tubuh
Vitamin C atau asam askorbat adalah terhadap serangan penyakit dan toksin, dapat
senyawa organic derivate heksosa yanglarut membantu penurunan kadar kolestrol, dan
dalam air. Struktur dari vitamin C ini mirip berperan juga dalam pembentukan tulang
monosakarida, secara formal diturunkan dari (sintesis kolagen), pembentukan carnitine,
L-glukosa, suatu aldoheksosa. Senyawa ini dan pembentukan neurotransmitter
dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat norepinefrin (Soediaoetomo, 1987). Menrurt
dan asam L-dehidroaskorbat, keduanya Triana (2006), orang yang kekurangan kadar
memiliki kereaktifan sebagai vitamin C vitamin C akan mengalami kesulitan dalam
(Coultate, 1989). Vitamin C juga mudah penyembuhan luka, gangguan pembentukan
teroksidasi dalam keadaan larutan terutama gigi, dan pevahnya apiler yang bisa
dalam kondisi basa, sinar, dan suhu tinggi, menyebabkan echimosis. Selain itu vitamin
tetapi stabil pada suhu yang asam (Thamrin, C juga merupakan senyawa antioksidan
2012). Vitamin C ini tidak di produksi secara alami yang terdapat di alam yang bisa
alami oleh tubuh manusia, oleh karena itu menangkal radikal bebas yang bisa
vitamin C perlu didapatkan dari bahan menyebabkan berbagai penyakit yang
pangan lain seperti buah dan sayuran. membahayakan kesehatan tubuh.
Karena hal ini jumlah vitamin C pada tubuh Karena vitamin C sangat bermanfaat
tidak terlalu banyak (Khomsan, 2010). bagi tubuh dan hanya bisa di dapatkan dari
Manusia tidak dapat mensintesis asam makanan, perlu dilakukan analisis kadar
askorbat dalam tubuhnya karena tidak vitamin C pada bahan pangan untuk
mempunyai enzim untuk mengubah glukosa mengetahui kadar vitamin C pangan
atau galaktosa menjadi asam askorbat, tersebut. Hasil Analisa kadar vitamin C bisa
sehingga harus disuplai dari makanan membantu orang menentukan makanan yang
(Andarwulan dan Sutrisno, 1992). memiliki kandungan gizi sesuai dengan
Meskipun jumlahnya sedikit, vitamin kebutuhan masing- masing. Analisa vitamin
C memiliki peran yang penting bagi tubuh C bisa dilakukan dengan beberapa metode.
manusia yaitu untuk memelihara kesehatan Metode penentuan kadar vitamin C antara
Nama Asisten : Laksmi Putri
Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021
Tanggal Pengumpulan: 1 Februari 2021

lain dengan metode titrasi, metode ditepatkan pada garis di labu ukur. Di pipet
spektrofotometri, metode titrasi iodium, dan sampel dan ditambahkan indicator amilum.
metode DPPH (Basset, 1994). Metode yang Sampel kemudian di titrasi menggunakan
digunakan pada praktikum ini adalah larutan I2 standar hingga warnanya tepat
metode titrasi. Titrasi sendiri adalah suatu berubah menjadi warna biru. Volume yang
metode penentuan kuantitatif substansi yang digunakan untuk merubah warna saat titrasi
spesifik terhadap sampel tertentu. Dalam ini dicatat dan dihitung kadar vitamin C
penentuan kadar vitamin C titrasi yang menggunakan rumus, yaitu
digunakan adalah titrasi iodometri. Pada 𝑚𝑔
𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡. 𝐶
titrasi iodometri, digunakan larutan standar 𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
I2 sebagai titran dalam suasana netral [𝐼2]
= 𝑥𝑓𝑝 𝑥 0,88
maupun sedikit asam secara langsung. [𝐼2 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟]
Reaksi yang terjadi dari titrasi ini adalah
Reduktor + I₂  Oksidator + I₂ Kadar vit.C (mg/100g)
(Soediaoetama, 1987) 100
= Mg vit.C x 𝑤 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
Tujuan dari praktikum analisis kadar
vitamin C ini adalah untuk mengetahui kadar Keterangan:
vitamin C pada suatu bahan pangan, yaitu V I2 = Volume titrasi iodin terhadap sampel
buah tomat N I2 = Normalitas iodin terstandarisasi
fp = faktor pengenceran
METODOLOGI 0,88 = nilai konversi setiap 1 ml iodin 0,01N
Alat dan bahan WS = berat sampel (g)
Alat yang digunakan pada praktikum
analisis kadar vitamin C ini adalah buret 50 HASIL DAN PEMBAHASAN
ml, pipet gondok 10 ml dan 25 ml, labu ukur Pada praktikum analisis kadar
250 ml, corong, kertas saring, gelas kimia, vitamin C ini digunakan sampel tomat.
gelas ukur, klem dan statif, spatula, Metode yang digunakan untuk melakukan
magnetic stirrer, dan neraca analitik hal ini adalah titrasi iodometri. Pada metode
Bahan yang digunakan pada ini terjadi reaksi iodometri. Pada reaksi yang
praktikum analisis kadar vitamin C ini terjadi dari metode ini adalah prinsip
adalah larutan I2 0,01 N, larutan amilum 1%, utamanya adalah semakin tinggi penyerapan
larutan Na2S2O3, akuades, kristal KI, dan iodin, maka semakin kompleks iodide dari
sampel tomat triodida. Larutan yang digunakan adalah I2
yang bereaksi dengan sampel sehingga bisa
Prosedur terjadi reaksi antara sampel dan ion iodide.
Titrasi Iodometri Dari sini bisa dilihat bahwa I2 berperan
Langkah pertama yang dilakukan sebagai titran (Marbun, 2018). Prinsip utama
pada praktikum ini adalah dilakukan reaksi iodometri adalah prinsip redoks
standarisasi larutan Na2S2O3 untuk (reduksi dan oksidasi) atau penyetaraan
pembakuan larutan iodin. Pembuatan larutan bilangan oksidasi dari dua larutan yang di
amilum kemudian dilakukan dengan reaksi kan.
dilarutkan padatan amilum segar Titrasi Iodimetri dalam analisis
menggunakan akuades dan di panaskan kadar vitamin C menggunakan indikator
hingga warna menjadi bening. Dibakukan berupa amilum. Amilum digunakan akibat
larutan Na2S2O3 pada konsentrasi kecil dan kemampuannya untuk membentuk
di titrasi hingga warnanya berubah menjadi kompleks iod amilum berwarna biru tua
warna hijau pucat. Dilarutkan kristal kalium walaupun konsentrasi I2 sangat kecil dan
iodide dengan akuades untuk meningkatkan molekul iod terikat kuat pada permukaan
kelarutan. Dipindahkan larutan iodin ke beta amilosa seperti amilum. Indikator
dalam botol gelap. Sampel ditimbang amilum umumnya dipanaskan terlebih
dengan neraca analitik dan dilarutkan juga dahulu agar hasil titrasi yang didapatkan
menggunakan akuades. Setelah itu, sampel dapat lebih maksimal, namun pemanasan
dipindahan ke dalam labu ukur dan tidak boleh dilakukan secara berlebih karena
Nama Asisten : Laksmi Putri
Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021
Tanggal Pengumpulan: 1 Februari 2021

akan menyebabkan tekstur amilum yang menimbulkan kesulitan saat proses


menjadi encer. perhitungan. Iodium merupakan oksidator
Langkah pertama pada praktikum yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-
ini adalah pembakuan larutan iodium yang zat yang merupakan Vitamin C dengan iod
dilakukan dengan standarasisai Na2S2O3. Hal akan membentuk ikatan dengan atom C
ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap
larutan secara pasti sehingga bisa digunakan hilang (Harjadi, 1990). Reaksi spesifik yang
sebagai larutan baku sekunder. Selain itu terjadi adalah sebagai berikut.
penggunaan Na2S2O3 juga berfunsi sebagai C6H8O6 + I3- + H2O → C6H6O6 + 3I- + 2H+
(Vit. C) (Asam dehidroaskorbat)
penjaga tingkat keasaman pada sampel
sehingga rekasi yang terjadi saat titrasi juga Selama proses titrasi, akan terjadi
dapat berjalan dengan baik. perubahan warna sampel menjadi biru tua.
Langkah berikutnya adalah Warna ini menjadi tanda berakhirnya titrasi
dilakukan pembuatan larutan amilum yang atau titik akhir titrasi. Warna biru harus bisa
dilakukan dengan melarutkan amilum padat bertahan selama 30 detik setelah berubah.
yang masih segar dengan akuades dan Hal ini dikarenakan, jika tidak demikian,
dipanaskan sampai menjadi bening. Perlu berarti vitamin C belum sepenuhnya selesai
digunakan anlium yang masih segar agar bereaksi dengan larutan iodium. Warna bru
kandungan amilum masih baik dan bisa yang terbentuk dikarekan adanya ikatan
bereaksi dengan baik pula. Selanjutnya, pada unit glukosa laruyan amilum dan
larutan Na2S2O3 dibakukan pada konsentrasi membentuk rantai heliks. Ikatan inilah yang
kecil dan dilakukan titrasi hingga warnanya membuat kompleks iodium pada pati dan
berubah menjadi hijau pucat. Setelah itu, menghasilkan warna biru (Arinda et al,
kristal kalium iodida dilarutkan 2020). Reaksi yang terjadi antara iodium dan
menggunakan akuades. Larutan iodin vitamin C yaitu
kemudian dipindahkan ke dalam botol gelap I2 (aq) + 2S2O32– (aq) → S4O62– (aq) + 2I– (aq)
untuk menghindari kontak dengan cahaya Setelah didapatkan volume yang diperlukan
dan menghindari terjadinya oksidasi. Hal ini untuk mengubah warna sampel menjadi biru
dilakukan sebagai persiapan pengujian kadar bisa dihitung kadar vitamin C dengan rumus
vitamin C pada sampel yang sudah tertera. Hasil dari pengujian bisa
Setelah prosedur pembakuan larutan dilihat pada lampiran. Dilakukan
iodium selesai dilakukan, langkah perhitungan secara duplo untuk
berikutnya adalah menyiapkan sampel. meningkatkan ketelitian hasil Analisa.
Sampel tomat ditimbang sebanyak 5 gram Sampel tomat yang digunakan
lalu dihaluskan. Sampel kemudian adalah salah satu komoditas hortikultura
dimasukan ke dalam labu ukur dan yang mengandung zat- zat penting bagi
ditepatkan sesuai garis yang terdapat di labu tubuh, salah satunya adalah vitamin A,
ukur dengan akuades. Hal ini dilakukan vitamin C, dan mineral (Yanti Indrawati, dan
karena vitamin C adalah senyawa yang larut Refida, 2013). Hasil sampel yang memiliki
dalam air sehingga vitamin C larut dan kadari vitamin C tertinggi adalah F3M1(1)
menjadi bentuk cair. Dengan begitu, bisa dengan kodeH1(B) yaitu 70,27 mg/100g dan
dilakukan titrasi di tahap selanjutnya. H1(A) yaitu 68,81 mg/100g. Selanjutnya
Setelah itu diambil filtrat sebanyak 10 ml adalah sampel F2M0(1) dengan kode E1(A)
menggunakan pipet dan dipindahkan ke dan E1(B) dengan kadar vitamin C 46,40
Erlenmeyer. Setelah itu filtrat ditambahan mg/100g, dan hasil terendah ada pada
indicator amilum supaya bisa membentuk sampel F2M1(1) dengan kode F1(A) dan
iod kompleks amilum antara amilum dan F1(B) dengan kadar vitamin C 37,25
iodium. mg/100g. Perbedaan hasil ini bisa
Selanjutnya dilakukan proses titrasi dengan disebabkan karena adanya perbedaan
iodium 0,01 N. Digunakan 0,01 N karena varietas tomat yang digunakan sehingga
jika konsentrasi terlalu besar maka reaksi kandungan gizi nya pun berbeda. Faktor lain
akan sangat cepat terjadi dam volume titrasi perbedaan ini bisa disebabkan dari
yang didaptkan menjadi sedikit. Hal ini akan penyimpanan sampel. Vitamin C adalah
Nama Asisten : Laksmi Putri
Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021
Tanggal Pengumpulan: 1 Februari 2021

senyawa yang mudah teroksidasi sehingga Badan Standarisasi Nasional. 1992. Tomat
bisa menyebabkan vitamin C berkurang. Segar. Standar Mutu SNI 01-3162-
Kemungkinan lain adalah kurang 1992. Jakarta.
konsistennya praktikan dalam melakukan Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J.
titrasi. Dalam titrasi diperluan ketelitian Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel
tinggi, karena jika salah sedikit saja bisa Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik.
merubah hasil perhitungan. Jakarta: EGC.
Berdasarkan SNI 3162-1992 Coultate, T.P. 1989. Food: The Chemistry of
mengenai tomat segar, kadar vitamin C pada Its Components. Cambridge: Royal
tobat yaitu sebesar 50,75-58,33 mg/100g. Society of Chemistry, England.
Jika dibandingkan dengan hasil percobaan Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik
tidak ada sampel yang sesuai dengan SNI. Dasar. Penerbit PT Gramedia.
Pada sampel F2M1(1), dan F2M0(1) Jakarta.
kurangnya kadar vitamin C bisa disebabkan Khomsan, Ali. 2010. Pangan Dan Gizi
karena oksidasi vitamin C karena Untuk Kesehatan. Jakarta : PT.
penyimpanan yang kurang baik, sedangkan Raja Grafindo Persada.
pada sampel F3M1(1) kadar vitamin C Marbun, Cristiando. 2018. Karya Tulis
berlebih bisa dibebabkan karena varietas Ilmiah Penetapan Kadar Vitamin C
yang digunakan untuk pengujian berbeda Dalam Bayam Merah (Amaranthus
dengan varietas tomat yang dinilai dengan tricolor L) Secara Titrasi Iodimetri.
standar SNI. Sediaoetama, A. D. 1987. Ilmu Gizi untuk
Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Dian
KESIMPULAN Rakyat, Jakarta.
Thamrin, Husni, dkk. 2012. Penuntun
Berdasarkan hasil pembahasan Praktikum Kimia Pangan. Padang:
laporan ini, dapat disimpulkan bahwa Poltekkes Kemenkes.
vitamin C dapat memberi banyak manfaat Triana, Vivi. 2006. “Macam-Macam
bagi kesehatan tubuh. Hasil analisis kadar Vitamin dan Fungsinya dalam
vitamin C pada praktikum ini yaitu sampel Tubhuh Manusia.” Jurnal Kesehatan
F2M0(1) dengan kode E1(A) dan E1(B) Masyarakat 1(1):40–47.
memiliki kadar vitamin C yang sama yaitu Yanti,Y, A., Indrawati dan Refilda. 2013.
46,4 mg/ 100g. Sampel F2M1 (1) dengan Penentuan Kandungan Unsur Hara
kode F1 (A) dan F1 (B) memiliki kadar Mikro (Zn, Cu, dan Pb) didalam
vitamin C yang sama pula yaitu 37,25 Kompos yang Dibuat dari Sampah
mg/100g. Sampel F3M1(1) dengan kode Tanaman Pekarangan dan
H1(A) memiliki kadar vitamin C 68,81 Aplikasinya pada Tanaman Tomat.
mg/110gm dan kode H1(B) memiliki kadar Jurnal Kimia Unand. 2(1): 34-40.
vitamin C 70,27 mg/100g. Hasil analisis ini
dibandingkan dengan SNI dan hasilnya tidak
sesuai dengan standar SNI yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N dan Sutrisno Kaswari. 1992.


Kimia Vitamin Edisi Pertama.
Rajawali Press. Jakarta
Arinda, Yolla, Nur Fitriana, Ardhista
Shabrina Fitri, dan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. 2020.
“Analisis Kadar Vitamin C pada
Buah Jeruk Menggunakan Metode
Titrasi Iodometri.” 17(1):27–32.
Nama Asisten : Laksmi Putri
Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021
Tanggal Pengumpulan: 1 Februari 2021

LAMPIRAN
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Vitamin C pada Tomat
Berat Mg Vit. C Kadar Vit. Kadar
Volume
Sampel Kode Sampel FP [I2] (Mg/Ml C (Mg/100 Vit. C
(ml)
(g) Sampel) g) (%)
E1 A 10,1421 10 0,000955 5,60 4,70 46,40 0,04
F2M0(1)
E1 B 10,1421 10 0,000955 5,60 4,70 46,40 0,04
F1 A 10,1522 10 0,000955 4,50 3,78 37,25 0,03
F2M1(1)
F1 B 10,1522 10 0,000955 4,50 3,78 37,25 0,03
H1 A 5,6205 10 0,000955 4,70 3,87 68,86 0,07
F3M1(1)
H1 B 5,6205 10 0,000955 4,80 3,95 70,27 0,07
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Perhitungan Analisis Kadar Vitamin 0,000955


C 4,50 𝑥 𝑥10 𝑥 0,88
0,01
= 3,78 𝑀𝑔
1. Sanpel F2M0 (1) /𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
• Kode E1 A
• Mg Vit. C • Kadar Vit. C
0,000955 3,7818
5,60 𝑥 𝑥10 𝑥 0,88 𝑥 100%
0,01 10152,2
= 4,70 𝑀𝑔 = 0,0372%
/𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 → 37,25 𝑀𝑔/100𝑔

• Kadar Vit. C • Kode F1 B


4,70624 • Mg Vit. C
𝑥 100%
10142,1 0,000955
= 0,0464% 4,50 𝑥 𝑥10 𝑥 0,88
0,01
→ 46,40 𝑀𝑔/100𝑔 = 3,78 𝑀𝑔
/𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
• Kode E1 B
• Mg Vit. C • Kadar Vit. C
0,000955
5,60 𝑥 𝑥10 𝑥 0,88 3,7818
0,01
𝑥 100%
= 4,70 𝑀𝑔 10152,2
/𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 0,0372%
→ 37,25 𝑀𝑔/100𝑔
• Kadar Vit. C
4,70624 3. Sampel F3M1 (1)
𝑥 100%
10142,1 • Kode H1 A
= 0,0464% • Mg Vit. C
→ 46,40 𝑀𝑔/100𝑔 0,000955
4,70 𝑥 𝑥10 𝑥 0,88
0,01
= 3,87 𝑀𝑔
2. Sampel F2M1 (1) /𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
• Kode F1 A
• Mg Vit. C • Kadar Vit. C
Nama Asisten : Laksmi Putri
Tanggal Praktikum : 25 Januari 2021
Tanggal Pengumpulan: 1 Februari 2021

3,8672
𝑥 100%
5620,5 • Kadar Vit. C
= 0,0688%
→ 68,81 𝑀𝑔/100𝑔 3,9494
𝑥 100%
5620,5
• Kode H1 B = 0,0702%
• Mg Vit. C → 70,27 𝑀𝑔/100𝑔
0,000955
4,80 𝑥 𝑥10 𝑥 0,88
0,01
= 3,95 𝑀𝑔
/𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Anda mungkin juga menyukai