0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan3 halaman
Tabel 1 menyajikan perbandingan enam teknik mikroenkapsulasi, yaitu freeze drying, spray drying, spray chilling, fluidized bed coating, coacervation, dan liposome entrapment. Setiap teknik memiliki alur proses, bentuk hasil akhir, kandungan muatan, dan ukuran partikel yang berbeda-beda. Coacervation mampu menghasilkan muatan tertinggi hingga 90% tetapi biayanya tinggi, sementara freeze drying memiliki biaya operasi paling mahal.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
TEKNIK MIKROENKAPSULASI SERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA
Tabel 1 menyajikan perbandingan enam teknik mikroenkapsulasi, yaitu freeze drying, spray drying, spray chilling, fluidized bed coating, coacervation, dan liposome entrapment. Setiap teknik memiliki alur proses, bentuk hasil akhir, kandungan muatan, dan ukuran partikel yang berbeda-beda. Coacervation mampu menghasilkan muatan tertinggi hingga 90% tetapi biayanya tinggi, sementara freeze drying memiliki biaya operasi paling mahal.
Tabel 1 menyajikan perbandingan enam teknik mikroenkapsulasi, yaitu freeze drying, spray drying, spray chilling, fluidized bed coating, coacervation, dan liposome entrapment. Setiap teknik memiliki alur proses, bentuk hasil akhir, kandungan muatan, dan ukuran partikel yang berbeda-beda. Coacervation mampu menghasilkan muatan tertinggi hingga 90% tetapi biayanya tinggi, sementara freeze drying memiliki biaya operasi paling mahal.
Metode mikroenkapsulasi dapat terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu
mikroenkapsulasi dengan proses fisik/mekanik (spray drying, spray chilling/cooling, extrusion, and fluidized bed coating), dan proses kimia (coacervation, co-crystallization, molecular inclusion, and interfacial or in-situ polymerization).Teknologi mikroenkapsulasi yang dapat digunakan dalam melindungi lemak dan protein antara lain freeze drying, spray drying, spray chilling/cooling, fluidized bed coating, coacervation, dan liposom entrapment a. Freeze Drying Merupakan metode mikroenkapsulasi yang digunakan dalam proses pengeringan pada hampir semua bahan yang sensitif terhadap panas dan aroma. Dapat digunakan untuk mengkapsul essence yang larut dalam air dan aroma alami. Pada tahap pertama, sampel dibekukan dalam suhu antara −90 dan −40° C, kemudian pengeringan dengan sublimasi langsung dibawah tekanan rendah sehingga suhunya menurun antara −90 dan −20°C. Setelah pengeringan sampel yang terbentuk dapat dihancurkan dalam bentuk yang lebih kecil, apabila perlu dapat melakukan proses penghancuran melalui grinding. Kerugian utama metode freeze drying adalah penggunaan energi yang tinggi, prosesnya yang lama dan struktur pori yang terbuka yang mana secara umum kurang bagusnya ikatan yang mengelilingi bahan aktif. Dibandingkan dengan spray drying, metode freeze drying 30–50 kali lebih mahal. b. Spray Drying Merupakan metode yang umum digunakan dalam mengeringkan bahan pakan dalam bentuk cairan melewati gas panas. Pakan dalam bentuk cair dipompa melalui alat-alat atomizer yang menghasilkan tetesan halus (bubuk dengan ukuran 1 μm sampai 150 μm). Gas panas adalah udara, dimana biasanya udara yang digunakkan adalah gas O2, tetapi ketika bahan aktifnya sensitif maka pengeringannya menggunakan gas N2. Bagian utama peralatan spray drying terdiri dari bagian inlet (suhu 150–220°C) dan outlet (suhu 50–80°C) yang diatur untuk menghasilkan bubuk dengan temperatur kurang dari 100°C. Keuntungan dari proses ini adalah biayanya relatif rendah, kemudahan dalam scale up (dari skala laboratorium ke skala industri), kapsul memiliki kualitas tinggi, ukurannya kecil dan stabilitasnya tinggi. Kemudahan bahan inti untuk lepas tanpa adanya sisa-sisa pelapis, terutama pelapis yang terbuat dari bahan dengan kelarutan air yang tinggi. Keterbatasan dari proses spray drying ini adalah terbatasnya bahan-bahan yang cocok digunakan sebagai pelapis, pelarut organik (khawatir mudah terbakar dan toksik). c. Spray Chilling/ Spray Cooling Merupakan metode yang tidak terlalu mahal, prosesnya mirip dengan spray drying yang mana bahan aktif tersebar dalam bahan pelapis dan ada proses atomisasi. Tujuan dari metode ini adalah meningkatkan stabilitas panas, memperlambat pelepasan pelapis pada lingkungan yang basah dan mengkonversi cairan kedalam bentuk bubuk. Secara umum tidak ada proses evaporasi air. Emulsi yang terbentuk dari bahan aktif dan pelapis dispray (atomisasi) sehingga terbentuk tetesan kemudian dicampur dalam media (camber) pendingin sehingga terbentuk bubuk. Kerugian penggunaan metode ini adalah memerlukan penanganan dan kondisi penyimpanan yang spesial (tidak mudah dan sembarangan dilakukan). d. Fluidized bed coating Merupakan teknik yang digunakan dalam mengkapsul bubuk dengan peralatan yang diset dalam proses kontinyu atau tidak. Bubuk dibentuk oleh udara yang ekstrim dengan temperatur yang spesifik kemudian dispray dengan atomisasi untuk membuat bahan pelapis. Sehingga secara berangsur-angsur bahan aktif akan tertutup oleh pelapis pada saat dispray. Bahan pelapis harus memiliki sifat viskositas cocok sehingga dapat dipompa dan diatomisasi, harus stabil dalam kondisi panas dan seharusnya dapat membentuk lapisan film sebagai bahan pelapis. Keterbatasan penggunaan teknologi ini adalah hanya dapat digunakan untuk mengkapsul partikel padat dan ukuran produk yang terbentuk tidak dapat kurang dari 10 μm. e. Coacervation Merupakan proses pemisahan yang melibatkan 2 fase cairan dalam sebuah sistem koloid. Langkah pertama yaitu pemecahan koloid cair dalam pelarut yang tepat, termasuk koloid alami. Ketika kondisi lingkungan berubah seperti pH berubah, kelarutan koloid mengalami penurunan dan sebagian besar koloid dapat dipisahkan ke dalam fase baru. Sehingga fase asli yang awalnya safu fase menjadi dua fase, dimana fase yang lebih banyak mengandung koloid kelihatan sebagai tetesan cairan amorphous yang disebut tetesan coacervate, yang mana dinding pelapis berupa kapsul. Proses coacervation ada tiga tahap yaitu : pembentukan tetesan, dinding coacervative, dan isolasi kapsul. Coacervative merupakan teknik mikroenkapsulasi yang sebenarnya dimana bahan inti diselimuti secara sepenuhnya oleh bahan pelapis. Kelebihan dari metode ini adalah memiliki payload yang sangat tinggi yaitu > 99% dan kemudahan dalam mengontrol lepasnya bahan inti dari pelapis. Kelemahannya yaitu biaya proses produksi yang tinggi dan pembatasan yang komplek apabila ingin digunakan secara komersial f. Liposom Entrapment Liposom terbentuk dari dua lapis membran yang mana terdiri dari molekul lipid seperti fospolipid (lecithin) dan kolesterol. Mereka terbentuk ketika lipid terpisah pada media cair dan terekspos sebagai potongan yang menggunakan microfluidization atau penggilingan koloid. Mekanisme utama dalam pembentukan liposom adalah interaksi hidrofilik dan hidrofobik antara fospolipid dan molekul air. Bahan aktif dapat ditangkap dengan bahan cair dari liposom atau dengan menangkap dengan membran. Ukuran partikel antara 30 nm atau beberapa dalam bentuk mikron. Penyimpanan menyebabkan ukuran menjadi lebih besar sehingga perlu dijaga dengan electrostatic repulsion (seperti dengan penambahan lipid pada membran pelapis. Kerugian metode ini adalah kestabilannya hanya dalam waktu yang pendek, susah dalam proses scale up dan susah dalam proses kapsul karena bahan membutuhkan kondisi kering
Tabel 1. Proses Mikroenkapsulasi
Teknologi Alur proses Bentuk Muatan (%) Partikel (μm) Freeze Drying 1. Penyebaran bahan aktif Matrix Berbagai 20-5.000 dengan bahan pelapis pada air macam 2. Pembekuan sampel 3. Pengeringan dalam temperatur yang rendah 4. Proses pengecilan produk Spray drying 1. Penyebaran bahan aktif Matrix 5-50 10-400 pada pelapis cair 2. Atomisasi 3. Pengeringan Spray- 1. Penyebaran bahan aktif Matrix 10-20 20-200 chilling/Cooling pada pelapis lipis 2. Atomisasi 3. Pendinginan Fluid bed coating 1. Pembentukan bubuk aktif Reservoir 5-50 5-5.000 2. Pelapisan secara semprot 3. Pengeringan atau pendinginan Coacervation 1. Mempersiapkan Reservoir 40-90 10-800 pencampuran bahan aktif pada fase cair 2. Pencampuran dengan menggunakan turbulen 3. Pendinginan Liposome 1. Penyebaran bahan aktif Berbagai 5-50 10-1.000 entrapment pada lemak macam 2. Pengurangan ukuran