Anda di halaman 1dari 3

Metode Mikroenkapsulasi

Metode mikroenkapsulasi dapat terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu


mikroenkapsulasi dengan proses fisik/mekanik (spray drying, spray chilling/cooling, extrusion,
and fluidized bed coating), dan proses kimia (coacervation, co-crystallization, molecular
inclusion, and interfacial or in-situ polymerization).Teknologi mikroenkapsulasi yang dapat
digunakan dalam melindungi lemak dan protein antara lain freeze drying, spray drying, spray
chilling/cooling, fluidized bed coating, coacervation, dan liposom entrapment
a. Freeze Drying
Merupakan metode mikroenkapsulasi yang digunakan dalam proses pengeringan pada
hampir semua bahan yang sensitif terhadap panas dan aroma. Dapat digunakan untuk
mengkapsul essence yang larut dalam air dan aroma alami. Pada tahap pertama, sampel
dibekukan dalam suhu antara −90 dan −40° C, kemudian pengeringan dengan sublimasi
langsung dibawah tekanan rendah sehingga suhunya menurun antara −90 dan −20°C. Setelah
pengeringan sampel yang terbentuk dapat dihancurkan dalam bentuk yang lebih kecil, apabila
perlu dapat melakukan proses penghancuran melalui grinding. Kerugian utama metode freeze
drying adalah penggunaan energi yang tinggi, prosesnya yang lama dan struktur pori yang
terbuka yang mana secara umum kurang bagusnya ikatan yang mengelilingi bahan aktif.
Dibandingkan dengan spray drying, metode freeze drying 30–50 kali lebih mahal.
b. Spray Drying
Merupakan metode yang umum digunakan dalam mengeringkan bahan pakan dalam
bentuk cairan melewati gas panas. Pakan dalam bentuk cair dipompa melalui alat-alat atomizer
yang menghasilkan tetesan halus (bubuk dengan ukuran 1 μm sampai 150 μm). Gas panas adalah
udara, dimana biasanya udara yang digunakkan adalah gas O2, tetapi ketika bahan aktifnya
sensitif maka pengeringannya menggunakan gas N2. Bagian utama peralatan spray drying terdiri
dari bagian inlet (suhu 150–220°C) dan outlet (suhu 50–80°C) yang diatur untuk menghasilkan
bubuk dengan temperatur kurang dari 100°C. Keuntungan dari proses ini adalah biayanya relatif
rendah, kemudahan dalam scale up (dari skala laboratorium ke skala industri), kapsul memiliki
kualitas tinggi, ukurannya kecil dan stabilitasnya tinggi. Kemudahan bahan inti untuk lepas tanpa
adanya sisa-sisa pelapis, terutama pelapis yang terbuat dari bahan dengan kelarutan air yang
tinggi. Keterbatasan dari proses spray drying ini adalah terbatasnya bahan-bahan yang cocok
digunakan sebagai pelapis, pelarut organik (khawatir mudah terbakar dan toksik).
c. Spray Chilling/ Spray Cooling
Merupakan metode yang tidak terlalu mahal, prosesnya mirip dengan spray drying yang
mana bahan aktif tersebar dalam bahan pelapis dan ada proses atomisasi. Tujuan dari metode ini
adalah meningkatkan stabilitas panas, memperlambat pelepasan pelapis pada lingkungan yang
basah dan mengkonversi cairan kedalam bentuk bubuk. Secara umum tidak ada proses evaporasi
air. Emulsi yang terbentuk dari bahan aktif dan pelapis dispray (atomisasi) sehingga terbentuk
tetesan kemudian dicampur dalam media (camber) pendingin sehingga terbentuk bubuk.
Kerugian penggunaan metode ini adalah memerlukan penanganan dan kondisi penyimpanan
yang spesial (tidak mudah dan sembarangan dilakukan).
d. Fluidized bed coating
Merupakan teknik yang digunakan dalam mengkapsul bubuk dengan peralatan yang diset
dalam proses kontinyu atau tidak. Bubuk dibentuk oleh udara yang ekstrim dengan temperatur
yang spesifik kemudian dispray dengan atomisasi untuk membuat bahan pelapis. Sehingga
secara berangsur-angsur bahan aktif akan tertutup oleh pelapis pada saat dispray. Bahan pelapis
harus memiliki sifat viskositas cocok sehingga dapat dipompa dan diatomisasi, harus stabil
dalam kondisi panas dan seharusnya dapat membentuk lapisan film sebagai bahan pelapis.
Keterbatasan penggunaan teknologi ini adalah hanya dapat digunakan untuk mengkapsul partikel
padat dan ukuran produk yang terbentuk tidak dapat kurang dari 10 μm.
e. Coacervation
Merupakan proses pemisahan yang melibatkan 2 fase cairan dalam sebuah sistem koloid.
Langkah pertama yaitu pemecahan koloid cair dalam pelarut yang tepat, termasuk koloid alami.
Ketika kondisi lingkungan berubah seperti pH berubah, kelarutan koloid mengalami penurunan
dan sebagian besar koloid dapat dipisahkan ke dalam fase baru. Sehingga fase asli yang awalnya
safu fase menjadi dua fase, dimana fase yang lebih banyak mengandung koloid kelihatan sebagai
tetesan cairan amorphous yang disebut tetesan coacervate, yang mana dinding pelapis berupa
kapsul. Proses coacervation ada tiga tahap yaitu : pembentukan tetesan, dinding coacervative,
dan isolasi kapsul. Coacervative merupakan teknik mikroenkapsulasi yang sebenarnya dimana
bahan inti diselimuti secara sepenuhnya oleh bahan pelapis. Kelebihan dari metode ini adalah
memiliki payload yang sangat tinggi yaitu > 99% dan kemudahan dalam mengontrol lepasnya
bahan inti dari pelapis. Kelemahannya yaitu biaya proses produksi yang tinggi dan pembatasan
yang komplek apabila ingin digunakan secara komersial
f. Liposom Entrapment
Liposom terbentuk dari dua lapis membran yang mana terdiri dari molekul lipid seperti
fospolipid (lecithin) dan kolesterol. Mereka terbentuk ketika lipid terpisah pada media cair dan
terekspos sebagai potongan yang menggunakan microfluidization atau penggilingan koloid.
Mekanisme utama dalam pembentukan liposom adalah interaksi hidrofilik dan hidrofobik antara
fospolipid dan molekul air. Bahan aktif dapat ditangkap dengan bahan cair dari liposom atau
dengan menangkap dengan membran. Ukuran partikel antara 30 nm atau beberapa dalam bentuk
mikron. Penyimpanan menyebabkan ukuran menjadi lebih besar sehingga perlu dijaga dengan
electrostatic repulsion (seperti dengan penambahan lipid pada membran pelapis. Kerugian
metode ini adalah kestabilannya hanya dalam waktu yang pendek, susah dalam proses scale up
dan susah dalam proses kapsul karena bahan membutuhkan kondisi kering

Tabel 1. Proses Mikroenkapsulasi


Teknologi Alur proses Bentuk Muatan (%) Partikel
(μm)
Freeze Drying 1. Penyebaran bahan aktif Matrix Berbagai 20-5.000
dengan bahan pelapis pada air macam
2. Pembekuan sampel
3. Pengeringan dalam
temperatur yang rendah
4. Proses pengecilan produk
Spray drying 1. Penyebaran bahan aktif Matrix 5-50 10-400
pada pelapis cair
2. Atomisasi
3. Pengeringan
Spray- 1. Penyebaran bahan aktif Matrix 10-20 20-200
chilling/Cooling pada pelapis lipis
2. Atomisasi
3. Pendinginan
Fluid bed coating 1. Pembentukan bubuk aktif Reservoir 5-50 5-5.000
2. Pelapisan secara semprot
3. Pengeringan atau
pendinginan
Coacervation 1. Mempersiapkan Reservoir 40-90 10-800
pencampuran bahan aktif pada
fase cair
2. Pencampuran dengan
menggunakan turbulen
3. Pendinginan
Liposome 1. Penyebaran bahan aktif Berbagai 5-50 10-1.000
entrapment pada lemak macam
2. Pengurangan ukuran

Anda mungkin juga menyukai