Packing acrylic adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.
Yang mempunyai dua metode yaitu:
a.
b.
Dry method ialah cara mencampur monomer dan polimer langsung didalam mold.
Wet method ialah cara mencampur monomer dan polimer di luar mold dan bila
2.
3.
3. Stringy/sticky stage: adonan apabila disentuh dengan jari/alat bersifat lekat, apabila
ditarik membentuk serat. Butir-butir polimer mulai larut, monomer bebas meresap ke
dalam polimer.
4.
Dough/packing stage: adonan bersifat plastis. Pada tahap ini sifat lekat hilang dan
hatu-
hati gigi jangan sampai lepas, dengan jari yang dibungkus kertas selopan.
4) Sisa adonan diletakkan didalam mold lalu ratakan kedalam tepi, tutup dengan
kertas selopan yang demek tak berair lalu pasang flask atas dengan tutupnya,
kemudian press,
5) Pekerjaan selanjutnya sama.
b. Pulling the casting, dalam hal ini gigi berada di flask bagian atas sehingga meletakkan
adonan akrilik agak berbeda. Adonan akrilik dibagi 2, sebagian besar diletakkan pada
mold di flask bawah dan sisanya diletakkan di atas gigi-gigi yang berada di flask atas atau
flask ditutup dengan diberi kertas selopan diantaranya, lalu di press. Pekerjaan
selanjutnya sama.
Prosedur kerja packing:
a.
Pencampuran resin akrilik. tuang monomer kedalam mixing jar porselen yang bersih
dan masukkan polimer sampai semua cairan terserap dalam bubuk (polimer:monomer,
3:1),
b.
Aduk campuran dengan spatula stainless steal sampai monomer dan polimer
c. Pasang tutup mixing jar untuk mencegah menguapnya monomer saat polimerisasi dan
diamkan selama waktu yang dianjurkan pabrik,
d. Jar dibuka dan bahan di tes dengan spatula, jika sudah lunak dan tidak lengket (dough
stage), adonan siap dimasukkan kedalam mold,
e. Packing resin akrilik yang sudah dough stage kedalam mold dengan jari telunjuk yang
terbungkus kertas selopan. Adonan dipacking satu arah untuk menghindari terjebaknya
hawa udara antar resin akrilik dan mold,
f. Letakkan kertas selopan diatas resin akrilik, dan pasang kuvet antagonis.
g. Press dan buang kelebihan sebanyak 2 kali, lepas kertas selopan, kemudian press dan
pasang baut.
Curing
Proses curing adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan
polimernya bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya.
Polimerisasi ada 2 cara yaitu,
1. Secara thermis yang disebut heat curing
2. Secara khemis (zat kimianya sudah ditambah dengan monomer) yang disebut dengan
cold/self curing.
Pemberian panas dapat secara :
1.
2.
3.
Water heat : dipanaskan dengan air panas yang biasa digunakan di laboratorium
Pemberian panas ini harus teratur karena reaksi kimia antara monomer dan
polimer itu sendiri bersifat exsothermis. Bila polimerisasi telah dimulai maka temperature
resin akrilik akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomernya akan mendidih pada
temperature 1000C. Oleh karena itu, pada tahap permulaan polimerisasi, temperature air
harus dijaga jangan terlalu tinggi. Dengan demikian panas yang timbul dari reaksi
polimerisasi dapat dialihkan ke bahan investingnya, dan pemanasan yang berlebihan
sehingga monomer mendidih akan mengakibatkan terjadinya porositas pada hasil curing.
Porositas dapat juga disebabkan oleh mold yang kurang terisi atau selama curing kurang
di press sehingga terjadi shrinkage porosity.
dengan memungkinkan
cold
keuntungan
2.
Timer
3.
Air
Masukkan kuvet dan air di dalam panci (air yang masih dingin)
2.
3.
4.
5.
Bersihkan sisa gips yang masih melekat pada gigi tiruan akrilik.