Anda di halaman 1dari 4

Packing Acrylic

Packing acrylic adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.
Yang mempunyai dua metode yaitu:
a.
b.

Dry method ialah cara mencampur monomer dan polimer langsung didalam mold.
Wet method ialah cara mencampur monomer dan polimer di luar mold dan bila

sudah mencapai dough stage baru dimasukkan ke dalam mold.


Resin akrilik adalah suatu polimer yang berbentuk bubuk dan monomer yang
berbentuk cair. Penggunaannya adalah dengan mencampur kedua kemasan tersebut
sampai didapatkan massa yang plastis agar dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan.
Nama acrylic berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti bau tajam.
Bahan ini berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehida.
Macam-macam bahan akrilik adalah:
1.

Bahan akrilik heat cured

2.

Bahan akrilik self cured

3.

Bahan akrilik light cured

Komposisi dari bahan polimerisasi:


1. Powder: polimer, polimetil metakrilat baik serbuk yang diperoleh dari polimerisasi
metal metakrilat dalam air maupun partikel yang tidak teratur bentukannya yang
diperoleh dengan cara menggerinda batangan polimer.
2.

Cairan: monomer yaitu metil metakrilat. Stabiliser sekitar 0,006% hydroquinone

untuk mencegah berlangsungnya polimerisasi selama penyimpanan. Initiator peroksida


berupa 0,2-0,5% benzoyl peroksida Pigmen, sekitar 1% tercampur dalam partikel
polimer.
Proses pencampuran monomer dan polimer mengalami 6 stadium:
1. Wet sand/sandy stage: adoan seperti pasir
2.

Puddled sand: adonan seperti lumpur basah

3. Stringy/sticky stage: adonan apabila disentuh dengan jari/alat bersifat lekat, apabila
ditarik membentuk serat. Butir-butir polimer mulai larut, monomer bebas meresap ke

dalam polimer.
4.

Dough/packing stage: adonan bersifat plastis. Pada tahap ini sifat lekat hilang dan

adonan mudah dibentuk sesuai dengan bentuk yang kita inginkan.


5. Rubbery stage: kenyal seperti karet. Pada tahap ini telah banyak monomer yang
menguap, terutama pada permukaannya sehingga terjadi permukaan yang kasar.
6. Rigid stage: kaku dan keras. Pada tahap ini adonan telah menjadi keras dan getas pada
permukaannya, sedang keadaan dibagian dalam adukan masih kenyal.
Dua metode flasking yaitu:
a.

Holding the casting:


1) Polimer dicampurkan kedalam monomer dalam mixing jar, lalu aduk
perlahan-lahan sebentar,
2) Lalu mixig jar ditutup rapat-rapat, tunggu sampai akrilik mencapai dough stage,
3) Ambil sedikit akrlik, lalu tekankan perlahan-lahan masuk kedalam sayap,

hatu-

hati gigi jangan sampai lepas, dengan jari yang dibungkus kertas selopan.
4) Sisa adonan diletakkan didalam mold lalu ratakan kedalam tepi, tutup dengan
kertas selopan yang demek tak berair lalu pasang flask atas dengan tutupnya,
kemudian press,
5) Pekerjaan selanjutnya sama.
b. Pulling the casting, dalam hal ini gigi berada di flask bagian atas sehingga meletakkan
adonan akrilik agak berbeda. Adonan akrilik dibagi 2, sebagian besar diletakkan pada
mold di flask bawah dan sisanya diletakkan di atas gigi-gigi yang berada di flask atas atau
flask ditutup dengan diberi kertas selopan diantaranya, lalu di press. Pekerjaan
selanjutnya sama.
Prosedur kerja packing:
a.

Pencampuran resin akrilik. tuang monomer kedalam mixing jar porselen yang bersih

dan masukkan polimer sampai semua cairan terserap dalam bubuk (polimer:monomer,
3:1),
b.

Aduk campuran dengan spatula stainless steal sampai monomer dan polimer

tercampur dengan baik,

c. Pasang tutup mixing jar untuk mencegah menguapnya monomer saat polimerisasi dan
diamkan selama waktu yang dianjurkan pabrik,
d. Jar dibuka dan bahan di tes dengan spatula, jika sudah lunak dan tidak lengket (dough
stage), adonan siap dimasukkan kedalam mold,
e. Packing resin akrilik yang sudah dough stage kedalam mold dengan jari telunjuk yang
terbungkus kertas selopan. Adonan dipacking satu arah untuk menghindari terjebaknya
hawa udara antar resin akrilik dan mold,
f. Letakkan kertas selopan diatas resin akrilik, dan pasang kuvet antagonis.
g. Press dan buang kelebihan sebanyak 2 kali, lepas kertas selopan, kemudian press dan
pasang baut.
Curing
Proses curing adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan
polimernya bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya.
Polimerisasi ada 2 cara yaitu,
1. Secara thermis yang disebut heat curing
2. Secara khemis (zat kimianya sudah ditambah dengan monomer) yang disebut dengan
cold/self curing.
Pemberian panas dapat secara :
1.

Dry heat : dipanaskan dengan udara kering

2.

Vapour heat : dipanaskan dengan uap panas

3.

Water heat : dipanaskan dengan air panas yang biasa digunakan di laboratorium
Pemberian panas ini harus teratur karena reaksi kimia antara monomer dan

polimer itu sendiri bersifat exsothermis. Bila polimerisasi telah dimulai maka temperature
resin akrilik akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomernya akan mendidih pada
temperature 1000C. Oleh karena itu, pada tahap permulaan polimerisasi, temperature air
harus dijaga jangan terlalu tinggi. Dengan demikian panas yang timbul dari reaksi
polimerisasi dapat dialihkan ke bahan investingnya, dan pemanasan yang berlebihan
sehingga monomer mendidih akan mengakibatkan terjadinya porositas pada hasil curing.
Porositas dapat juga disebabkan oleh mold yang kurang terisi atau selama curing kurang
di press sehingga terjadi shrinkage porosity.

Komposit pertama yang dikeraskan oleh proses polimerisasi teraktivasi kimia,


kadang kadang disebut sebagai cold curing. Cold curing diawali dengan pengadukan
kedua pasta. Selama proses pengadukan, hampir tidak mungkin mencegah masuknya
gelembung udara kedalam adukan. Gelembung udara ini mengandng oksigen yang
menyebabkan penghambatan oksigen selama polimerisasi. Masalah lain dengan cold
curing adalah bahwa operator tidak memiliki pengendalian waktu kerja setelah bahan
diaduk. Jadi, memasukkan bahan dan pembentukan bahan pembentukan kontur restorasi
harus diselesaikan begitu tahap inisiasi selesai. Jadi, proses polimerisasi terus menerus
terganggu sampai operator telah menyelesaikan proses pembentukan kontur restorasi.
Untuk mengatasi masalah ini, bahan-bahan yang tidak memerlukan pengadukan
mulai dikembangkan. Tujuan ini dicapai dengan menggunakan sumber sinar untuk
mengaktifkan system inisiator. Dengan mempertimbangkan kekurangan resin
curing, adalah

bahwa bahan-bahan dengan pengerasan sinar memiliki

dengan memungkinkan

cold

keuntungan

operator menyelesaikan baik pemasukan bahan dan

pembentukan kontur restorasi sebelum pengerasan dimulai.


Alat dan bahan curing:
1.

Alat perebus cuvet (panci dan kompor)

2.

Timer

3.

Air

Prosedur kerja curing:


1.

Masukkan kuvet dan air di dalam panci (air yang masih dingin)

2.

Panaskan kuvet hingga air mendidih dan pertahankan selama 15 menit.

3.

Matikan api dan biarkan kuvet dalam panci sampai dingin.

4.

Setelah kuvet dingin, buka dan lepaskan model dari kuvet.

5.

Bersihkan sisa gips yang masih melekat pada gigi tiruan akrilik.

Anda mungkin juga menyukai